Share

Ch. 107 Hangat

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Jangan turun dulu! Tunggu, ya?" Pesan kelvin sebelum turun dari mobil.

Agatha hanya mengangguk pelan. Ia membiarkan Kelvin turun dari mobil dan menuruti kata suaminya itu untuk diam-diam saja di dalam mobil.

Tak butuh waktu lama, pintu mobil dibuka. Kelvin datang dengan dua orang perawat plus brankar yang mereka dorong. Kelvin segera melepas seat belt Agatha, lalu mengangkat perlahan tubuh Agatha dan membaringkan tubuh itu ke atas brankar.

"Biasanya kontrol sama siapa, Dok?" Tanya satu perawat sambil mendorong bed itu masuk IGD.

"Sama dokter Nico, Mbak Na. Tolong hubungi beliau dong. Nggak lagi cuti, kan?" Tanya Kelvin masih dengan mode panik.

"Nggak, Dok. Biar aku hubungin dulu. Istrinya biar dianamnesa Retno dulu, ya?"

Agatha hanya memejamkan mata, tidak heran kalau perawat IGD itu begitu akrab dengan Kelvin, ini rumah sakit tempat dia menjalani pendidikan spesialis. Rumah sakit ke dua tempat dokter Nico praktek selain klinik yang biasa Agatha kunjungi untuk kontrol rutin.

Aga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Yosefa Wahyu
makasih upnya thor...dikasih jalan ama cadebay ini bapaknya gk boleh jauh²
goodnovel comment avatar
Rika Rusniani
semangat Thor...up yg banyak
goodnovel comment avatar
Ulum
alon"wae om
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 108 Bimbang

    "Ah, kenapa lama banget?"Agatha berbaring di atas bednya dengan wajah gelisah. Kelvin sudah pergi sejak tadi dan belum kembali sampai sekarang, membuat Agatha sedikit resah dan berharap lelaki itu lekas kembali. "Apa gini rasanya ketika nanti aku nggak punya siapa-siapa lagi?" Sulit bagi Agatha untuk tetap tenang, pikirannya terlanjur kemana-mana. Mungkin Handira masih ada di Jakarta sekarang, namun ia sudah membayangkan seolah-olah dia harus kehilangan sosok itu untuk selamanya. Dia akan seorang diri, hanya bersama janin dalam rahimnya. Bayangan seram yang entah mengapa sirna begitu saja ketika Kelvin ada di sisinya. Segala macam kemarahan dan kebencian Agatha lenyap. Digantikan sebuah perasaan hangat, nyaman dan terasa dilindungi ketika Kelvin berada di sisi Agatha. Apakah ini artinya ..."Lama nunggunya, ya?"Agatha tersentak, entah sejak kapan, Kelvin mendadak sudah berdiri di dekat bed dengan koper pink milik Agatha, benda yang langsung membuat Agatha membelalak seketika. "O

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 109 Sepakat

    "Istri kenapa, Vin? Dari anak obsgyn bilang opname, ya?" Kejar Widi ketika Kelvin muncul dari pintu masuk. "Hooh, bleeding parah tadi. Cuma untung nggak apa-apa. Disuruh bedrest, daripada aku pikiran yaudah aku suruh aja dokter Nico rawat, mertua sama mama aku pas ke Thailand soalnya." Jelas Kelvin panjang-lebar. Widi hanya mengangguk-angguk, ia tak lagi banyak bertanya terlebih begitu duduk di kursi, Kelvin segera membuka laptop dan nampak begitu serius. Meskipun di satu rumah sakit yang sama dan Kelvin bisa sewaktu-waktu berkunjung, namun mau bagaimana pun dia tetap tidak tenang. Rasanya ingin Kelvin terus berada di sisi Agatha, terlebih Agatha sudah menunjukkan sikap yang berbeda, ia sudah kembali menjadi Agatha-nya yang dulu! Mendadak Kelvin teringat sesuatu, ia meraih ponsel yang dia taruh di meja. Satu persatu riwayat panggilan dia cek, sampai kemudian dia menemukan kontak itu. Kelvin segera menekan nomor itu, berharap bisa meminta bantuan untuk sedikit mengurangi rasa khawa

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 110 Awal Baru

    "Welcome home, Sayang!"Kelvin membuka pintu apartemen mereka lebar-lebar, mempersilahkan istrinya masuk ke dalam. Kelvin bergegas menutup pintu dan membawa koper mereka masuk. "Untung cuma empat hari doang udah boleh balik. Nggak bisa bayangin kalo beneran harus seminggu." Gumam Agatha lalu masuk ke dalam kamar. "Iya, aku juga nggak bisa bayangin harus jadi joki konsulen di IGD nggak kenal waktu." Cibir Kelvin dengan wajah masam. Agatha terkekeh, ia duduk di tepi ranjang sambil melepas tas selempang yang dia gunakan untuk menyimpan ponsel. "Nggak apa-apa, mayan kan banyak bahan belajar." Komentar Agatha berusaha menghibur suaminya. "Iya sih, cuma enakan mereka dong. Aku yang kerja, mereka yang gajian." Kelvin merebahkan tubuh ke atas kasur."Makanya semangat, biar cepet lulus dan gajian juga."Mendengar itu mata Kelvin langsung terbuka. Ia tersenyum melihat Agatha memperhatikan dirinya sambil tersenyum manis. Seketika Kelvin bangkit, beringsut mendekati Agatha dan mencondongkan

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 111 Manis

    "Pengen makan apa?"Kelvin menghampiri Agatha yang tengah main game di meja makan, ia memeluk istrinya itu dari belakang sambil menjatuhkan kecupan di puncak kepala. Agatha mendongak, ia tersenyum lalu meletakkan ponsel, balas memeluk tubuh itu dengan kedua tangan. Hati Kelvin rasanya begitu bahagia. Bisa sedekat dan semesra ini dengan Agatha. Ia harus ingat betul bahwa kesalahan fatal yang kemarin tidak akan pernah dia ulangi lagi. "Kamu yang masakin, ya?" Tanyanya manja. "Oh ya jelas dong! Bilang mau makan apa, aku masakin!"Agatha tertawa lirih, ia nampak berpikir sejenak lalu kembali menoleh dan membalas tatapan Kelvin yang begitu hangat dan penuh cinta itu. "Pengen salad buah, pengen ayam bakar sambel tomat sama pe--.""Makan di luar aja yuk, Yang!" Ajak Kelvin tiba-tiba, ia melepaskan pelukan lalu menarik tangan Agatha agar bangkit dari tempat duduk. "Eh! Gimana sih? Katanya mau masakin?" Protes Agatha menolak diajak bangkit dari kursi meja makan. "Kayaknya enak kita makan

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 112 Alasannya

    "Mama balik kapan, Yang?"Kelvin menjatuhkan tubuh di sebelah Agatha, nampak Agatha tengah asyik menonton drakor kesukaanya. Sudah hari kedua belas sejak para mama itu pergi ke Thailand. Dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda hendak pulang. Penggunaan ponsel di batasi di sana. Seminim mungkin menghindari radiasi dari ponsel selama program detox berlangsung, jadi sedikit sulit untuk berkomunikasi dengan mereka. "Entah, harusnya sih kelar kemarin, Mas. Nggak tau juga kalau mau jalan-jalan dulu." Jawab Agatha tanpa memalingkan wajah dari layar televisi. Kelvin tersenyum, ia bersandar lalu mendaratkan kepalanya di bahu sang istri. Agatha hanya melirik sekilas, bibirnya menggerucut tanda tak suka dengan apa yang Kelvin lakukan barusan. "Mas berat tau!" Desisnya berusaha mendorong kepala Kelvin agar pergi dari bahunya. "Nggak ah! Berat apa? Ini cuma kepala. Biasanya kutindih sebadan-badan juga kamu malah kegirangan."Kontan mata Agatha membelalak. Ia menoleh dan mencubit perut Kelvi

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 113 Pasangan Bucin

    "Nggak di sini!" Agatha mendorong wajah Kelvin menjauh, ia tahu betul arti di balik deru napas memburu suaminya itu. "Kenapa? Kita sering loh main di sini, Yang." Kelvin sama sekali tidak ingin ditolak. Apa perlu dia perjelas sudah berapa lama puasa? "Kamar aja ah!" Agatha balas menatap sorot mata berkabut itu. Kelvin menghela napas panjang. Ia menarik diri dari depan wajah Agatha, mengangguk pelan sambil mengulurkan tangan guna membantu Agatha berdiri. Agatha segera menyambut tangan itu, ia bangkit, pasrah dirangkul lelaki itu dan dibawa masuk ke dalam kamar. Jangan tanya apa yang mereka lakukan begitu masuk ke dalam, Kelvin tanpa buang-buang banyak waktu segera menarik daster istrinya dan melemparkan benda itu secara sembarang. Matanya nampak buas memperhatikan tubuh istrinya. "Sumpah, Yang ... Kangen banget sama kamu, aku!" Bisik Kelvin seraya memeluk tubuh itu. Agatha tersenyum, entah mengapa kalimat itu terdengar begitu indah di telinganya. Kemana semua kebencian yang kemar

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 114 Power Of ...

    "Kok mama pulang nggak kasih kabar sih, Ma?"Agatha sudah mandi bersih. Keramas bahkan scrubing seluruh tubuh pun dia lakukan tadi. Kini ia sudah berganti pakaian, masih dengan rambut terbungkus handuk, ia bergabung di meja makan. Jangan tanyakan kemana Kelvin karena lelaki itu kini tengah membersihkan diri setelah pergumulan panas dan bergairah yang baru saja mereka lakukan. "Ya rencana sih biar surprise. Eh malah kitanya yang dapat surprise." Jawab Handira sambil mengunyah saladnya. Kembali wajah Agatha memerah. Kenapa bisa kebetulan begini? Untung saja dia tadi ngotot minta Kelvin melakukannya di kamar. Bisa dibayangkan kalau mereka melakukan itu di depan televisi dan kedua calon nenek ini masuk. Mau ditaruh di mana muka mereka? "Mama tau-tau muncul tadi juga surprise kali, Ma!" Balas Agatha masih dengan wajah memerah. "Oh ya? Eh tapi kalian udah selesai, kan, tadi? Apa masih setengah keganggu sama mama?" Tanya Handira yang membuat Agatha rasanya ingin menghilang saja dari mej

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 115 H-1

    "Gimana? Udah ada tanda-tanda?"Kelvin mengelus perut membukit Agatha, wajahnya nampak sangat khawatir. Bagaimana tidak, besok adalah pas HPL dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda melahirkan sama sekali. "Konpal doang, Mas." Jawab Agatha nampak ikut khawatir. Kelvin menghela napas panjang, ia memaksakan diri tersenyum, meraih tangan Agatha dan meremasnya dengan lembut. "Yaudah nggak apa-apa. Besok ke dokter Nico, ya? Biar dicek ketuban sama plasentanya." Ujar Kevin berusaha menenangkan hati Agatha, tak peduli hatinya sendiri sedang berkecamuk, khawatir setengah mati pada anak dan istrinya. "Kamu nggak ada niat bantuin aku gitu?" Agatha tak menanggapi, ia malah mengajukan pertanyaan lain. Kening Kelvin berkerut, ia membalas tatapan sang istri dengan wajah tak mengerti. Melihat tatapan Kelvin, Agatha hanya menghela napas panjang. Ia melepaskan genggaman tangan Kelvin dan balas mencubit perut lelaki itu dengan gemas. "Calon dokter spesialis, gini aja nggak paham!" Gerutu Agatha

Bab terbaru

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 125 Closing

    Lima tahun kemudian .... "Ziel, ayolah Sayang, kita harus berangkat sekarang!" Namira berteriak, ia memulas lisptick dengan terburu lalu meraih tas dan kunci mobil yang tergeletak di atas meja. Dengan tergesa-gesa ia melangkah keluar kamar, hendak berbelok ke kamar Ziel ketika bocah itu sudah lebih dulu muncul dengan seragam biru-putih dan dasi kupu-kupu. "Siap hari pertama sekolah?" Tanya Namira dengan bersemangat. "Siap dong, Ma! Berangkat sekarang, kan?" Senyum Ziel merekah, senyum yang merupakan warisan dari Dimas ada di wajah itu. Namira mengangguk pelan, ia meraih tangan Ziel dan melangkah bersama keluar dari rumah. Nampak wajah mereka berbinar cerah. Hari ini hari pertama Nazriel Dewangga Putra bersekolah. Tentu bocah lima tahun itu sangat excited sekali, terlebih sang mama sampai menukar shift jaga hanya demi mengantar dan menunggui Ziel di hari pertamanya sekolah. "Nanti pulangnya makan steak ya, Ma?" Ocehnya sambil naik ke atas mobil. "Boleh, yang deket tempat kerja p

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 124 Extra Part Namira

    Namira melangkah keluar kamar, ia hendak ke kamar mandi ketika lamat-lamat bayangan tubuh itu mencuri atensinya. Langkah Namira terhenti, ia menoleh dan mendapati di teras rumah, Dimas, lelaki yang kini berstatus suaminya itu, tengah menjemur cucian di sana. Alis Namira berkerut, bukankah Dimas baru pulang jaga? Namira pikir dia tengah membersihkan diri dan makan di meja makan, rupanya ... Namira melangkah mendekat, ia baru saja hendak memanggil Dimas ketika suaminya itu lantas menoleh lebih dulu. "Loh, kamu bangun? Ziel bobok?" Tanya Dimas sambil tetap melanjutkan pekerjaannya. "Mau pipis tadi. Aku pikir kamu mandi apa makan gitu. Kenapa malah jadi nyuci?" Tanya Namira lalu membungkuk dan hendak membantu sang suami menjemuri pakaian-pakaian bayi itu. "Et!" Dimas mencekal tangan Namira. "Tadi mau pipis, kan? Sana pipis dulu! Nggak bagus nahan pipis."Namira tersenyum, ia urung membantu suaminya dan segera melangkah masuk kedalam rumah setelah mencubit gemas perut Dimas. Ia berge

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 123 Hidden Scene (Permintaan Terkahir)

    "Kenapa ini?"Handira meletakkan pulpen di meja, ia segera menjawab panggilan yang Dimas layangkan padanya. "Kenapa, Dim? Ada masalah?"Handira hendak kembali serius dengan jurnal yang tengah dia baca ketika kemudian Dimas bersuara dengan nada yang cukup serius. "Saya berubah pikiran, Dok."DEG!Jantung Handira seperti hendak meloncat dari tempatnya. Ketakutan itu mendadak menyergap hati Handira dengan begitu kuat. Ada apa ini? Kenapa Dimas tiba-tiba berubah pikiran? "Berubah pikiran yang bagaimana?" Tanya Handira dengan nada panik. Jangan bilang kalau .... "Saya berubah pikiran, Dok. Saya mau izin sama Dokter bahwa saya mengundurkan diri dari misi ini. Kalaupun nanti menantu Dokter dan Namira berpisah, itu bukan karena saya membantu Dokter, tetapi karena saya benar ingin serius dengannya dan menarik dia dari belengu yang dibuat oleh menantu Dokter sendiri."Hening! Handira mengerjapkan matanya, ia tidak salah dengar, kan? Apa yang tadi Dimas katakan? Dia bilang bahwa .... "Ka-k

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 122 Hidden Scene (Bonus)

    Handira tertegun, ia meletakkan ponsel di atas meja. Matanya memerah. Ingin dia meledakkan tantis saat ini juga. Namun tidak di tempat ini. Info yang masuk ke dalam ponsel dan emailnya adalah valid! Semua data dan infromasi yang dia terima juga bukan dari orang sembarangan. Handira harus segera bergerak, sebelum semuanya hancur berantakan! "Ya ampun, Gusti!" Handira mendesis perlahan. Segala macam rasa sedih, marah dan kecewa menyeruak dalam hatinya. Belum lagi perasaan bersalah itu ... Semua bergumul menjadi satu dan menghajar Handira dengan begitu luar biasa. Tidak! Ini bukan tentang penyakit mematikan yang dia derita! Tetapi ini tentang Agatha. Putri semata wayang yang begitu dia cintai. Bayangan senyum manis dan gelak tawa wajah itu terbayang di dalam pikiran Handira, hanya beberapa detik karena kemudian bayangan itu digantikan oleh bayangan wajah berurai air mata dengan tangis yang menyayat hati Handira. Handira menarik selembar tisu, ia menyeka air mata yang tak kuasa ia b

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 121 Happy Ending

    "Welcome home, Adel!"Kelvin membuka pintu kamar mereka lebar-lebar, mempersilahkan Agatha yang tengah menggedong Adel masuk terlebih dahulu ke dalam. Koper yang dibawa Handira sudah berpindah ke dalam ruang laundry, kini ia menyusul Agatha dan cucunya masuk ke dalam kamar. "Bobo sini, ya?" Dengan perlahan Agatha menurunkan Adel dari gendongan, membaringkan bayi menggemaskan itu ke dalam boknya. Sebuah bok yang Kelvin beli dan rakit sendiri beberapa minggu yang lalu. Saksi bahwa Kelvin sangat antusias sekali menyiapkan segala macam keperluan untuk menyambut gadis kecilnya yang cantik dan menggemaskan. "Lepas aja itu bedongnya, gerah siang-siang begini dibedong." Handira menatap Adel dari sisi kiri, nampak rona bahagia itu abadi di wajahnya. "Iya-iya, Ma. Ini Thata lepas." Agatha segera menuruti perintah mamanya, dengan lembut dan perlahan bedong itu dia lepas. Handira tersenyum, ia menarik kain bedong itu dan membawanya dipundak. Matanya belum mau lepas menatap wajah cantik dan

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 120 Wejangan dari Ahmad

    "Aduh-aduh si Gemoy!"Ruang inap Agatha jadi riuh. Sore hari, Dewi dan Ahmad benar-benar datang. Bahkan papa mertuanya itu masih sangat rapi karena pulang mengisi simposium langsung terbang demi melihat cucunya. "Adel, Ma. Namanya Adel!" Desis Kelvin merevisi, Kelvin sendiri sudah dengan setelan scrub, ia izin sebentar pada chief residennya untuk menemui Ahmad dan Dewi yang baru datang. "Biarin ih! Panggilan kesayangan kok." Balas Dewi tak mengindahkan. Kelvin mencebik, ia malah jadi macam kambing congek. Tidak ada yang peduli padanya. Semua perhatian tertuju pada Adel! Dia bintangnya sekarang. "Gimana, Tha? Ada keluhan?" Ahmad duduk di kursi yang ada di sebelah bed Agatha, Agatha sendiri duduk di tepi ranjang, tengah memperhatikan bagaimana para nenek itu sedang heboh menggendong cucunya. "Biasalah, Pa. Bekas jahitannya ini." Jawab Agatha sambil tersenyum getir, meskipun tidak sesakit kontraksi atau pas melahirkan, namun tetap saja rasa perih itu sangat menganggu dan membuatnya

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 119 Bahagia

    "Kenapa?"Agatha menatap heran Kelvin yang duduk sambil terus tersenyum ke arahnya. Ia tengah menyusui Adel saat ini, membuat Agatha malah berpikiran yang tidak-tidak pada suaminya itu. "Mas, kenapa sih?" Kembali Agatha bertanya, setelah pertanyaannya tadi diabaikan oleh Kelvin. Ia masih duduk dengan senyum lebar di sisi Agatha. Kelvin tidak langsung menjawab, ia malah meraih tangan Agatha, meremas tangan itu dengan lembut lalu menciuminya berkali-kali. Setelah puas Kelvin kembali mengangkat wajahnya, kini ia menatap Agatha dengan mata memerah. "Kamu kenapa?" Sekali lagi Agatha bertanya, ia benar-benar heran, kenapa dengan suaminya ini? "Aku bahagia banget hari ini, Yang. Sumpah ini hari paling membahagiakan dalam seumur hidup aku!" Ucapnya kemudian dengan air mata menitik. Agatha tertegun sejenak, ia menatap Kelvin dengan saksama. Bulir-bulir air mata itu terlihat menetes dari pelupuk mata Kelvin, Agatha belum sempat bersuara, Kelvin kemudian lebih dulu menyambung kalimatnya. "

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 118 Member Baru

    "I-ini ....." Agatha tercekat ketika bayi berselimut biru itu diletakkan Handira di dadanya. Air matanya menitik. Tangis Agatha pecah. Semua lelah dan rasa sakitnya mendadak sirna tak berbekas. Dengan tangan bergetar, Agatha perlahan-lahan menyentuh tangan kecil yang sudah memakai gelang identitas itu. Sangat lembut dan rapuh! Agatha meraung, ini benar anaknya? Yang selama ini hidup dan tumbuh dalam rahimnya? Agatha terisak, matanya terpejam sambil memeluk makhluk kecil dan lemah yang berada di atas dadanya. Ia terkejut ketika ada isak tangis lain dan kecupan yang bertubi-tubi mendarat di dahi dan pipinya. "Makasih banyak, Sayang!" Bisik Kelvin di sela-sela tangisnya. Agatha tidak merespon, ia tengah sibuk mengekspresikan perasaannya lewat isak tangisnya sendiri. Jadi begini rasanya menjadi seorang ibu? Sebahagia ini? Agatha mengelus lembut kepala kecil itu sampai kemudian Handira mendekat dan ikut mengelus tubuh kecil itu perlahan-lahan. "Yuk buka dulu bajunya, Tha. Si cantik

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 117 Dorong!

    "Udah lima, Dok!"Kelvin menghela napas panjang. Mereka sudah sampai VK saat ini, Agatha sudah berbaring di atas bed dengan wajah pucat pasi. "Yaudah ditunggu dulu. Aman kok, nggak ada penyulit, hasil tes lab terakhir bagus semua. Yuk bisa yuk pervaginam." Dokter Nico yang seharusnya masih tidur di kamar bersama istrinya pun sudah stand by meskipun dengan wajah setengah mengantuk. "Mohon bantuannya ya, Dok!" Mohon Handira yang sama pucatnya dengan Agatha. "Oo, jangan khawatir, Dok. Sudah jadi tugas saya itu." Dokter Nico tersenyum, mengangguk pelan lalu menoleh ke arah Kelvin. "Vin saya ke ruang jaga dulu. Nanti langsung telpon aja ya ke saya, atau lewat perawat jaga juga boleh deh."Kelvin hanya mengangguk patuh. Ia sama sekali tidak menyingkir barang sedikitpun dari sisi Agatha. Begitu dokter Nico melangkah keluar, Kelvin menjatuhkan kecupan di puncak kepala istrinya cukup lama. Tangan Kelvin masih menggenggam dan meremas-remas lembut tangan Agatha sejak tadi. "Semangat, ya? A

DMCA.com Protection Status