Share

Ch. 103 Rencana-Rencana

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Mau apa ke sini?" Tanya Agatha ketus ketika ia sudah sampai di dekat mobil.

Kelvin menoleh, senyumnya merekah sempurna. Kelvin segera melangkah mendekati Agatha, sementara Agatha, semakin Kelvin mendekatinya, sorot matanya makin menjadi tajam.

"Aku jemput istriku pulang kuliah, Sayang. Yuk pulang! Sini, biar aku yang nyetir!" Kelvin meraih tangan Agatha, membawanya menuju ke sisi lain mobil dan membuka pintunya untuk Agatha.

"Ka-kamu?" Agatha nampak terkejut, Kelvin terkekeh, membantu istrinya masuk ke dalam lalu memakaikan sekalian sabuk pengamannya.

"Maaf kalau nggak izin kamu dulu, Sayang. Aku ambil duplikatnya tadi. Mama khawatir terus sama kamu." Gumam Kelvin menjelaskan.

"Oh jemput aku karena disuruh sama mama ternyata?" Tanya Agatha dengan nada ketus.

Kelvin yang hendak menutup pintu mobil kontan membelalak, tawanya seketika pecah. Kelvin mengulurkan tangan, mencubit gemas pipi Agatha yang seketika dibalas pukulan oleh Agatha.

"Nggak lah! Aku emang udah niat mau jemput
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rheia
2hr ga update thor
goodnovel comment avatar
Rheia
ku menunggu thor
goodnovel comment avatar
Rheia
up dong thor, jgn lama penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 104 Kegigihan Kelvin

    "Kira-kira mama dibelikan apa, Yang?" Tanya Kelvin ketika mereka sudah kembali masuk ke dalam mobil. Agatha melirik sekilas, ia menghela napas panjang sambil memangku sebucket bunga tulip pemberian suaminya. "Perlu aku ingatkan, mama tidak lagi konsumsi makanan gluten, makanan dengan kandungan gula, garam dan pengawet, stop konsumsi daging merah dan tidak makan makanan instan." Jelas Agatha yang sepertinya sia-sia sebenarnya. Kelvin mahasiswa pendidikan spesialis, meskipun spesialis yang dia ambil adalah kesehatan anak, tapi secara garis besar Kelvin tentu lebih paham dari Agatha yang baru mahasiswi pre klinik. "I see, Sayang. Oh aku tahu!" Desis Kelvin kemudian. Agatha mengerutkan kening, ia menoleh sekilas dan menatap wajah itu dari tempatnya duduk. Ada secercah perasaan rindu dalam hatinya, mengingat ia pernah menghabiskan momen-momen manis bersama lelaki ini. Momen indah yang berujung dengan luapan gairah yang memabukkan itu sekarang sudah tinggal kenangan. Meskipun belum per

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 105 Ke Thailand?

    "Hah? Ke Thailand, Ma?"Agatha memekik, ia menjatuhkan sendok ke piring dengan reflek spontan. Matanya tak lepas dari Handira yang malam ini makan berdua bersama Agatha. Handira mengangguk pelan, ia segera meraih gelas berisi air putih dan meneguknya perlahan. Setelah memastikan mulutnya kosong, Handira kembali menjelaskan niat dan tujuannya pergi ke negara Gajah Putih itu. "Ikhtiar nggak ada salahnya, kan? Nanti mama mertua kamu ikut sama mama. Kita bakalan berdua perginya. Jangan khawatir.""Bentar!" Kini gantian Agatha yang meneguk air putih, "Mama yakin? Ada kontradiksi sama pengobatan medis yang mama lakukan nggak? Terus manfaatnya, apakah bisa membantu mama menekan atau bahkan membunuh sel-sel itu dalam waktu sebelas hari? Atau--.""Tha ... Pelan-pelan, Sayang!" Potong Handira lembut. "Jadi begini, mereka itu sebenarnya tidak bisa dikatakan pengobatan. Kalau untuk berobat, mereka tidak bisa jamin karena tiap kasus penyakit kan sendiri-sendiri, Tha. Dan ini semi spiritual juga.

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 106 Bleeding

    "Mama yakin terbang sendiri?" Agatha mengenggam tangan Handira ketika ia dan Kelvin mengantarkan Handira pergi ke bandara. "Siapa bilang mama sendiri? Dewi udah nungguin di Jakarta, nanti kami terbang sama-sama, Sayang." Handira melepaskan tangan Agatha, mengelus lembut pipi anak semata wayangnya itu dengan mata berkaca-kaca. "Ini mustahil di ilmu yang kita dalami, Ma. Tapi aku harap mama bisa benar-benar sembuh dengan cara ini." Desis Agatha menahan tangis. "Tidak mustahil juga sebenarnya. Kamu tahu apa makanan paling disukai sel kanker? Di sana semua di stop, benar-benar stop. Kamu tahu apa yang terjadi kalau sel kanker itu kelaparan, Tha?""Jika mereka kelaparan, beberapa akan memakan sesamanya sendiri dan lama-lama mereka lenyap dari tubuh." Sambung Kelvin yang sontak membuat Handira dan Agatha kompak menoleh. "Nah itu teori simpelnya, untuk lebih lanjut nanti mau mama Dewi teliti, Tha. Kita bisa bahas sama-sama nanti sekeluarga kalau mama pulang, sambil kita bandingkan nantin

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 107 Hangat

    "Jangan turun dulu! Tunggu, ya?" Pesan kelvin sebelum turun dari mobil. Agatha hanya mengangguk pelan. Ia membiarkan Kelvin turun dari mobil dan menuruti kata suaminya itu untuk diam-diam saja di dalam mobil. Tak butuh waktu lama, pintu mobil dibuka. Kelvin datang dengan dua orang perawat plus brankar yang mereka dorong. Kelvin segera melepas seat belt Agatha, lalu mengangkat perlahan tubuh Agatha dan membaringkan tubuh itu ke atas brankar. "Biasanya kontrol sama siapa, Dok?" Tanya satu perawat sambil mendorong bed itu masuk IGD."Sama dokter Nico, Mbak Na. Tolong hubungi beliau dong. Nggak lagi cuti, kan?" Tanya Kelvin masih dengan mode panik. "Nggak, Dok. Biar aku hubungin dulu. Istrinya biar dianamnesa Retno dulu, ya?"Agatha hanya memejamkan mata, tidak heran kalau perawat IGD itu begitu akrab dengan Kelvin, ini rumah sakit tempat dia menjalani pendidikan spesialis. Rumah sakit ke dua tempat dokter Nico praktek selain klinik yang biasa Agatha kunjungi untuk kontrol rutin. Aga

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 108 Bimbang

    "Ah, kenapa lama banget?"Agatha berbaring di atas bednya dengan wajah gelisah. Kelvin sudah pergi sejak tadi dan belum kembali sampai sekarang, membuat Agatha sedikit resah dan berharap lelaki itu lekas kembali. "Apa gini rasanya ketika nanti aku nggak punya siapa-siapa lagi?" Sulit bagi Agatha untuk tetap tenang, pikirannya terlanjur kemana-mana. Mungkin Handira masih ada di Jakarta sekarang, namun ia sudah membayangkan seolah-olah dia harus kehilangan sosok itu untuk selamanya. Dia akan seorang diri, hanya bersama janin dalam rahimnya. Bayangan seram yang entah mengapa sirna begitu saja ketika Kelvin ada di sisinya. Segala macam kemarahan dan kebencian Agatha lenyap. Digantikan sebuah perasaan hangat, nyaman dan terasa dilindungi ketika Kelvin berada di sisi Agatha. Apakah ini artinya ..."Lama nunggunya, ya?"Agatha tersentak, entah sejak kapan, Kelvin mendadak sudah berdiri di dekat bed dengan koper pink milik Agatha, benda yang langsung membuat Agatha membelalak seketika. "O

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 109 Sepakat

    "Istri kenapa, Vin? Dari anak obsgyn bilang opname, ya?" Kejar Widi ketika Kelvin muncul dari pintu masuk. "Hooh, bleeding parah tadi. Cuma untung nggak apa-apa. Disuruh bedrest, daripada aku pikiran yaudah aku suruh aja dokter Nico rawat, mertua sama mama aku pas ke Thailand soalnya." Jelas Kelvin panjang-lebar. Widi hanya mengangguk-angguk, ia tak lagi banyak bertanya terlebih begitu duduk di kursi, Kelvin segera membuka laptop dan nampak begitu serius. Meskipun di satu rumah sakit yang sama dan Kelvin bisa sewaktu-waktu berkunjung, namun mau bagaimana pun dia tetap tidak tenang. Rasanya ingin Kelvin terus berada di sisi Agatha, terlebih Agatha sudah menunjukkan sikap yang berbeda, ia sudah kembali menjadi Agatha-nya yang dulu! Mendadak Kelvin teringat sesuatu, ia meraih ponsel yang dia taruh di meja. Satu persatu riwayat panggilan dia cek, sampai kemudian dia menemukan kontak itu. Kelvin segera menekan nomor itu, berharap bisa meminta bantuan untuk sedikit mengurangi rasa khawa

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 110 Awal Baru

    "Welcome home, Sayang!"Kelvin membuka pintu apartemen mereka lebar-lebar, mempersilahkan istrinya masuk ke dalam. Kelvin bergegas menutup pintu dan membawa koper mereka masuk. "Untung cuma empat hari doang udah boleh balik. Nggak bisa bayangin kalo beneran harus seminggu." Gumam Agatha lalu masuk ke dalam kamar. "Iya, aku juga nggak bisa bayangin harus jadi joki konsulen di IGD nggak kenal waktu." Cibir Kelvin dengan wajah masam. Agatha terkekeh, ia duduk di tepi ranjang sambil melepas tas selempang yang dia gunakan untuk menyimpan ponsel. "Nggak apa-apa, mayan kan banyak bahan belajar." Komentar Agatha berusaha menghibur suaminya. "Iya sih, cuma enakan mereka dong. Aku yang kerja, mereka yang gajian." Kelvin merebahkan tubuh ke atas kasur."Makanya semangat, biar cepet lulus dan gajian juga."Mendengar itu mata Kelvin langsung terbuka. Ia tersenyum melihat Agatha memperhatikan dirinya sambil tersenyum manis. Seketika Kelvin bangkit, beringsut mendekati Agatha dan mencondongkan

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 111 Manis

    "Pengen makan apa?"Kelvin menghampiri Agatha yang tengah main game di meja makan, ia memeluk istrinya itu dari belakang sambil menjatuhkan kecupan di puncak kepala. Agatha mendongak, ia tersenyum lalu meletakkan ponsel, balas memeluk tubuh itu dengan kedua tangan. Hati Kelvin rasanya begitu bahagia. Bisa sedekat dan semesra ini dengan Agatha. Ia harus ingat betul bahwa kesalahan fatal yang kemarin tidak akan pernah dia ulangi lagi. "Kamu yang masakin, ya?" Tanyanya manja. "Oh ya jelas dong! Bilang mau makan apa, aku masakin!"Agatha tertawa lirih, ia nampak berpikir sejenak lalu kembali menoleh dan membalas tatapan Kelvin yang begitu hangat dan penuh cinta itu. "Pengen salad buah, pengen ayam bakar sambel tomat sama pe--.""Makan di luar aja yuk, Yang!" Ajak Kelvin tiba-tiba, ia melepaskan pelukan lalu menarik tangan Agatha agar bangkit dari tempat duduk. "Eh! Gimana sih? Katanya mau masakin?" Protes Agatha menolak diajak bangkit dari kursi meja makan. "Kayaknya enak kita makan

Bab terbaru

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 125 Closing

    Lima tahun kemudian .... "Ziel, ayolah Sayang, kita harus berangkat sekarang!" Namira berteriak, ia memulas lisptick dengan terburu lalu meraih tas dan kunci mobil yang tergeletak di atas meja. Dengan tergesa-gesa ia melangkah keluar kamar, hendak berbelok ke kamar Ziel ketika bocah itu sudah lebih dulu muncul dengan seragam biru-putih dan dasi kupu-kupu. "Siap hari pertama sekolah?" Tanya Namira dengan bersemangat. "Siap dong, Ma! Berangkat sekarang, kan?" Senyum Ziel merekah, senyum yang merupakan warisan dari Dimas ada di wajah itu. Namira mengangguk pelan, ia meraih tangan Ziel dan melangkah bersama keluar dari rumah. Nampak wajah mereka berbinar cerah. Hari ini hari pertama Nazriel Dewangga Putra bersekolah. Tentu bocah lima tahun itu sangat excited sekali, terlebih sang mama sampai menukar shift jaga hanya demi mengantar dan menunggui Ziel di hari pertamanya sekolah. "Nanti pulangnya makan steak ya, Ma?" Ocehnya sambil naik ke atas mobil. "Boleh, yang deket tempat kerja p

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 124 Extra Part Namira

    Namira melangkah keluar kamar, ia hendak ke kamar mandi ketika lamat-lamat bayangan tubuh itu mencuri atensinya. Langkah Namira terhenti, ia menoleh dan mendapati di teras rumah, Dimas, lelaki yang kini berstatus suaminya itu, tengah menjemur cucian di sana. Alis Namira berkerut, bukankah Dimas baru pulang jaga? Namira pikir dia tengah membersihkan diri dan makan di meja makan, rupanya ... Namira melangkah mendekat, ia baru saja hendak memanggil Dimas ketika suaminya itu lantas menoleh lebih dulu. "Loh, kamu bangun? Ziel bobok?" Tanya Dimas sambil tetap melanjutkan pekerjaannya. "Mau pipis tadi. Aku pikir kamu mandi apa makan gitu. Kenapa malah jadi nyuci?" Tanya Namira lalu membungkuk dan hendak membantu sang suami menjemuri pakaian-pakaian bayi itu. "Et!" Dimas mencekal tangan Namira. "Tadi mau pipis, kan? Sana pipis dulu! Nggak bagus nahan pipis."Namira tersenyum, ia urung membantu suaminya dan segera melangkah masuk kedalam rumah setelah mencubit gemas perut Dimas. Ia berge

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 123 Hidden Scene (Permintaan Terkahir)

    "Kenapa ini?"Handira meletakkan pulpen di meja, ia segera menjawab panggilan yang Dimas layangkan padanya. "Kenapa, Dim? Ada masalah?"Handira hendak kembali serius dengan jurnal yang tengah dia baca ketika kemudian Dimas bersuara dengan nada yang cukup serius. "Saya berubah pikiran, Dok."DEG!Jantung Handira seperti hendak meloncat dari tempatnya. Ketakutan itu mendadak menyergap hati Handira dengan begitu kuat. Ada apa ini? Kenapa Dimas tiba-tiba berubah pikiran? "Berubah pikiran yang bagaimana?" Tanya Handira dengan nada panik. Jangan bilang kalau .... "Saya berubah pikiran, Dok. Saya mau izin sama Dokter bahwa saya mengundurkan diri dari misi ini. Kalaupun nanti menantu Dokter dan Namira berpisah, itu bukan karena saya membantu Dokter, tetapi karena saya benar ingin serius dengannya dan menarik dia dari belengu yang dibuat oleh menantu Dokter sendiri."Hening! Handira mengerjapkan matanya, ia tidak salah dengar, kan? Apa yang tadi Dimas katakan? Dia bilang bahwa .... "Ka-k

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 122 Hidden Scene (Bonus)

    Handira tertegun, ia meletakkan ponsel di atas meja. Matanya memerah. Ingin dia meledakkan tantis saat ini juga. Namun tidak di tempat ini. Info yang masuk ke dalam ponsel dan emailnya adalah valid! Semua data dan infromasi yang dia terima juga bukan dari orang sembarangan. Handira harus segera bergerak, sebelum semuanya hancur berantakan! "Ya ampun, Gusti!" Handira mendesis perlahan. Segala macam rasa sedih, marah dan kecewa menyeruak dalam hatinya. Belum lagi perasaan bersalah itu ... Semua bergumul menjadi satu dan menghajar Handira dengan begitu luar biasa. Tidak! Ini bukan tentang penyakit mematikan yang dia derita! Tetapi ini tentang Agatha. Putri semata wayang yang begitu dia cintai. Bayangan senyum manis dan gelak tawa wajah itu terbayang di dalam pikiran Handira, hanya beberapa detik karena kemudian bayangan itu digantikan oleh bayangan wajah berurai air mata dengan tangis yang menyayat hati Handira. Handira menarik selembar tisu, ia menyeka air mata yang tak kuasa ia b

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 121 Happy Ending

    "Welcome home, Adel!"Kelvin membuka pintu kamar mereka lebar-lebar, mempersilahkan Agatha yang tengah menggedong Adel masuk terlebih dahulu ke dalam. Koper yang dibawa Handira sudah berpindah ke dalam ruang laundry, kini ia menyusul Agatha dan cucunya masuk ke dalam kamar. "Bobo sini, ya?" Dengan perlahan Agatha menurunkan Adel dari gendongan, membaringkan bayi menggemaskan itu ke dalam boknya. Sebuah bok yang Kelvin beli dan rakit sendiri beberapa minggu yang lalu. Saksi bahwa Kelvin sangat antusias sekali menyiapkan segala macam keperluan untuk menyambut gadis kecilnya yang cantik dan menggemaskan. "Lepas aja itu bedongnya, gerah siang-siang begini dibedong." Handira menatap Adel dari sisi kiri, nampak rona bahagia itu abadi di wajahnya. "Iya-iya, Ma. Ini Thata lepas." Agatha segera menuruti perintah mamanya, dengan lembut dan perlahan bedong itu dia lepas. Handira tersenyum, ia menarik kain bedong itu dan membawanya dipundak. Matanya belum mau lepas menatap wajah cantik dan

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 120 Wejangan dari Ahmad

    "Aduh-aduh si Gemoy!"Ruang inap Agatha jadi riuh. Sore hari, Dewi dan Ahmad benar-benar datang. Bahkan papa mertuanya itu masih sangat rapi karena pulang mengisi simposium langsung terbang demi melihat cucunya. "Adel, Ma. Namanya Adel!" Desis Kelvin merevisi, Kelvin sendiri sudah dengan setelan scrub, ia izin sebentar pada chief residennya untuk menemui Ahmad dan Dewi yang baru datang. "Biarin ih! Panggilan kesayangan kok." Balas Dewi tak mengindahkan. Kelvin mencebik, ia malah jadi macam kambing congek. Tidak ada yang peduli padanya. Semua perhatian tertuju pada Adel! Dia bintangnya sekarang. "Gimana, Tha? Ada keluhan?" Ahmad duduk di kursi yang ada di sebelah bed Agatha, Agatha sendiri duduk di tepi ranjang, tengah memperhatikan bagaimana para nenek itu sedang heboh menggendong cucunya. "Biasalah, Pa. Bekas jahitannya ini." Jawab Agatha sambil tersenyum getir, meskipun tidak sesakit kontraksi atau pas melahirkan, namun tetap saja rasa perih itu sangat menganggu dan membuatnya

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 119 Bahagia

    "Kenapa?"Agatha menatap heran Kelvin yang duduk sambil terus tersenyum ke arahnya. Ia tengah menyusui Adel saat ini, membuat Agatha malah berpikiran yang tidak-tidak pada suaminya itu. "Mas, kenapa sih?" Kembali Agatha bertanya, setelah pertanyaannya tadi diabaikan oleh Kelvin. Ia masih duduk dengan senyum lebar di sisi Agatha. Kelvin tidak langsung menjawab, ia malah meraih tangan Agatha, meremas tangan itu dengan lembut lalu menciuminya berkali-kali. Setelah puas Kelvin kembali mengangkat wajahnya, kini ia menatap Agatha dengan mata memerah. "Kamu kenapa?" Sekali lagi Agatha bertanya, ia benar-benar heran, kenapa dengan suaminya ini? "Aku bahagia banget hari ini, Yang. Sumpah ini hari paling membahagiakan dalam seumur hidup aku!" Ucapnya kemudian dengan air mata menitik. Agatha tertegun sejenak, ia menatap Kelvin dengan saksama. Bulir-bulir air mata itu terlihat menetes dari pelupuk mata Kelvin, Agatha belum sempat bersuara, Kelvin kemudian lebih dulu menyambung kalimatnya. "

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 118 Member Baru

    "I-ini ....." Agatha tercekat ketika bayi berselimut biru itu diletakkan Handira di dadanya. Air matanya menitik. Tangis Agatha pecah. Semua lelah dan rasa sakitnya mendadak sirna tak berbekas. Dengan tangan bergetar, Agatha perlahan-lahan menyentuh tangan kecil yang sudah memakai gelang identitas itu. Sangat lembut dan rapuh! Agatha meraung, ini benar anaknya? Yang selama ini hidup dan tumbuh dalam rahimnya? Agatha terisak, matanya terpejam sambil memeluk makhluk kecil dan lemah yang berada di atas dadanya. Ia terkejut ketika ada isak tangis lain dan kecupan yang bertubi-tubi mendarat di dahi dan pipinya. "Makasih banyak, Sayang!" Bisik Kelvin di sela-sela tangisnya. Agatha tidak merespon, ia tengah sibuk mengekspresikan perasaannya lewat isak tangisnya sendiri. Jadi begini rasanya menjadi seorang ibu? Sebahagia ini? Agatha mengelus lembut kepala kecil itu sampai kemudian Handira mendekat dan ikut mengelus tubuh kecil itu perlahan-lahan. "Yuk buka dulu bajunya, Tha. Si cantik

  • Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan   Ch. 117 Dorong!

    "Udah lima, Dok!"Kelvin menghela napas panjang. Mereka sudah sampai VK saat ini, Agatha sudah berbaring di atas bed dengan wajah pucat pasi. "Yaudah ditunggu dulu. Aman kok, nggak ada penyulit, hasil tes lab terakhir bagus semua. Yuk bisa yuk pervaginam." Dokter Nico yang seharusnya masih tidur di kamar bersama istrinya pun sudah stand by meskipun dengan wajah setengah mengantuk. "Mohon bantuannya ya, Dok!" Mohon Handira yang sama pucatnya dengan Agatha. "Oo, jangan khawatir, Dok. Sudah jadi tugas saya itu." Dokter Nico tersenyum, mengangguk pelan lalu menoleh ke arah Kelvin. "Vin saya ke ruang jaga dulu. Nanti langsung telpon aja ya ke saya, atau lewat perawat jaga juga boleh deh."Kelvin hanya mengangguk patuh. Ia sama sekali tidak menyingkir barang sedikitpun dari sisi Agatha. Begitu dokter Nico melangkah keluar, Kelvin menjatuhkan kecupan di puncak kepala istrinya cukup lama. Tangan Kelvin masih menggenggam dan meremas-remas lembut tangan Agatha sejak tadi. "Semangat, ya? A

DMCA.com Protection Status