Share

5. Rumor

Author: NunaKoo
last update Last Updated: 2024-01-05 15:05:08

Moonlite, 08.00

"Bagus sekali. Darimana tuan putri kita ini? Kenapa baru kembali pagi-pagi begini?"

Raut wajah Madam sudah tidak enak untuk di lihat. Apalagi dengan suaranya yang selalu terdengar tinggi. Jane hanya menghela lelah. Dia langsung menuju ke ruangan Madam setelah dia kembali dari hotel. Tubuhnya lelah, sakit semua dan tidak bertenaga. Menghadapi pria polos seperti Regan ternyata menghabiskan banyak tenaganya.

"Ada masalah."

"Iya. Masalahnya itu kau, Jane. Kau gila! Aku sungguh masih tidak percaya kau menolak berhubungan dengan Tuan Austin."

Sudah Jane duga. Saat menginjakkan kakinya pulang, Madam pasti akan langsung mencecarnya. Tidak akan menunggu besok atau lusa.

"Dia mendadak seperti orang gila. Dia menggunakan mainan seks untuk mempermainkan ku, Madam. Kau tahu sendiri kalau aku sangat membenci semua hal itu."

"Kenapa kau bersikap seolah mempunyai harga diri?" tanya Madam sinis. Jane amat terkejut dengan pertanyaan itu.

"Apa?"

"Seharusnya kau menuruti semua yang dia katakan. Bukannya menolak lalu kabur. Aku dengar kalau dia juga di tendang seorang pria. Apa kau mengenalnya? Apa dia kekasihmu?"

"Dia hanya pria yang kebetulan lewat."

"Padahal tidak saling kenal, tapi sok menolong seperti pahlawan. Ingat perkataanku, Jane. Kau di sini dan bisa merasakan semua yang kau pakai sekarang adalah berkatku. Jadi lain kali, kalau ada permintaan seperti yang Tuan Austin lakukan, Kau tidak boleh menolaknya."

Memang percuma bicara panjang lebar dengan Madam. Jane mengira dia akan mengerti, ternyata tidak sama sekali.

Jane bermaksud pergi. Dia sudah berdiri dan berjalan di ambang pintu, namun kakinya berhenti dan berkata sambil masih membelakanginya,"Apa yang aku pakai sekarang, semua barang mewah yang aku miliki, bukan berkatmu. Aku mendapatkan semua ini karena usahaku menjual kegadisanku, dan berakhir di tempatmu. Apa kau tahu Madam? Kau bisa pindah ke tempat bagus ini, menjadikan tempat ini terkenal, semua karena usahaku. Kalau kau tidak terima dengan ucapanku, kau bisa mengeluarkanku dari tempat ini. Begitu saja. Aku pergi." Jane keluar ruangan Madam dan menutup pintu dengan sedikit membantingnya.

"Apa katamu?! Hei! Dasar anak tidak tahu diri!" Teriak Madam.

Yah, tentu saja Madam tidak berani mengusirnya. Karena berlian ditempat itu memanglah Jane orangnya. Tidak ada satupun pelacur disana yang bisa mengalahkan pelayanannya. Apalagi semua yang dikatakan Jane adalah kebenaran. Tempat itu jadi terkenal karena Jane. Madam bisa pindah ke tempat besar dan menjadi terkenal, semua berkat Jane.

.

.

Di tempat lain.

"Berita sampah!"

Teriakan sang pemilik perusahaan yaitu Abraham Foster, Presiden Direktur atau CEO MH Grup terdengar sampai luar ruangan. Beberapa pegawai yang saat itu tidak sengaja lewat di depan ruangan bahkan menghindar cepat, kala suara lantang seperti petir yang menyambar terdengar sampai luar. Pak Sim, selaku sekretaris yang kini berdiri tak jauh di sana hanya bisa tertunduk takut saat sebuah Ipad sudah remuk tak berbentuk teronggok di lantai.

"Darimana kau mendapatkan berita sialan ini, Sekretaris Sim?" tanya Pak Abraham.

Terlihat sekali dia menahan segala amarah pada ekspresi wajahnya yang memerah. Sedangkan sekretarisnya masih menunduk takut di iringi dengan wajah memucat serta tubuh yang gemetar.

"Dari salah satu laman internet yang saat ini menjadi trending nomer 1, Pak Direktur. Berita ini beredar dari satu akun ke akun yang lain. Namun saya tidak menemukan akun anonim yang menjadi sumber dari segala gosip ini beredar."

Pria berusia 70 tahun itu memejam untuk sesaat. Dia teramat marah dan geram karena pagi-pagi dia sudah di kejutkan dengan beredarnya rumor kalau putranya yaitu Regan Foster menyukai sesama jenis. Dia di cap Gay karena tidak pernah sekalipun terlihat mempunyai seorang kekasih. Apalagi Regan, putra keduanya itu adalah wajah dari MH Grup yang kini menjadi perusahaan nomer 2 terbesar di luar negeri.

"Hapus semua berita sampah itu. Cari sumber beritanya dan panggil Regan kemari."

Dengan terburu-buru Sekretaris Sim keluar ruangan. Dia menuju tempat dimana Regan berada, yaitu di ruangan Direktur Utama.

Regan baru saja datang. Untuk bekerja di hari ini saja dia harus berpikir berulang kali. Dan tentu saja Regan enggan bertemu dengan ayahnya. Namun seperti yang Jane katakan, Dia tidak mau di cap sebagai pria pengecut. Walau dia sedang bermasalah dengan ayahnya perkara klien, Dia tetap datang bekerja.

Pun, dengan masih termenung, Dia menimang kartu nama Jane yang di temukan di nakas. Kartu berwarna emas yang berarti VVIP khusus jika Jane menginginkan Regan kembali atau jika Jane ingin berhubungan lagi dengannya.

Regan mana tahu itu. Dia hanya berpikir kalau wanita itu meninggalkan kartu nama beserta nomer telfon, serta alamat tempatnya bekerja.

"Masih tidak bisa ku percaya aku berhubungan dengannya. Semua cairan itu_Argh! Bagaimana bisa?" gumamnya.

Ketukan pelan tiba-tiba terdengar dari arah luar."Iya?" Jawab Regan terkejut di susul Sekretaris Sim masuk ke dalam ruangan Regan.

"Selamat pagi, Tuan Regan?"

Regan menyimpan kartu nama Jane di dompetnya."Hem. Ada apa kau kesini?"

"Maaf, Tuan Regan. Presiden Direktur memanggil anda."

Dahi Regan berkerut. Ah malas sekali rasanya jika sepagi ini harus bertemu ayahnya."Ada apa ayah memanggilku? Biasanya dia menelfonku langsung."

"Saya juga tidak tahu, Tuan. Sepertinya ada sedikit masalah yang membuat beliau marah."

Reflek Regan menghentikan aktifitasnya. Pandangannya menengadah menatap pria paruh baya yang ada di depannya kini."Apa? Ayah marah? Masih pagi, kenapa dia sudah marah-marah?"

Sekretaris Sim bingung harus menjawab apa. Dia tidak berani mengungkap segala alasan yang menjadi pemicu kemarahan ayah Regan."Saya juga tidak tahu, Tuan. Saya hanya di suruh untuk memanggil anda."

Regan menghela napas. Lantas berjalan pergi di ikuti sekretaris ayahnya itu. Asal tahu saja. Sekretaris Sim adalah orang yang paling di percaya oleh Abraham Foster. Dia menjadi sekretaris keluarga sejak sebelum Regan menjabat sebagai Direktur Utama di MH Grup. Bukan hanya masalah perusahaan, Sekretaris Sim juga menghandle masalah yang terjadi di rumah keluarga Foster. Termasuk masalah yang di timbulkan dua putra Abharam Foster yang lain.

Setelah mengetuk pintu ruang ayahnya lantas mendapat jawaban dari dalam, Sekretaris Sim membukakan pintu untuk Regan, dan pamit undur diri.

"Ayah memanggilku?"

"Wajahmu terlalu santai untuk orang yang baru mendapatkan masalah besar. Dan lagi, kenapa kau tidak pulang ke rumah selama dua hari? Kemana saja kau ini?"

"Aku hanya pergi berlibur ke beberapa tempat. Setiap hari bekerja, membuat kepalaku sakit. Sekarang bisa ayah jelaskan masalah besar apa yang sedang ayah bicarakan?"

Kenyataannya, Regan memang tidak tahu sama sekali tentang kabar yang tengah beredar pagi ini. Dia tidak menyadari saat setelah dia datang pagi ini, pandangan aneh karyawannya juga saling membisiknya mereka di belakangnya membicarakan gosip yang sedang menerpa. Karena watak cuek juga dinginnya, sekretarisnya sendiripun tidak berani untuk menyampaikan berita ini padanya.

"Jadi kau sungguh tidak tahu apa-apa?!" tekan ayahnya.

Regan makin bingung."Aku rasa semua urusan perusahaan berjalan normal sesuai apa yang ayah inginkan. Apa ini tentang masalah dengan klien yang waktu itu?"

Tuan Abraham menghela napas,"Jadi kau sama sekali tidak tahu rumor panas yang menjadi trending nomor satu di sosial media?"

"Apa? Rumor?"

"Buka ponselmu. Dan jelaskan padaku sekarang juga!"

Di suruh begitu, reflek Regan merogoh ponsel yang berada di dalam jasnya. Dia amat terkejut setelah banyak dari keluarga jauhnya seperti sepupu juga keponakannya mengirimkan beberapa pesan. Bahkan ada Juan, adiknya juga mengirimkan pesan padanya. Dia memilih membuka pesan dari adiknya terlebih dulu.

"Brother, Kau baik-baik saja, kan? Ayolah, Aku sedang menertawakanmu dengan kak Yohan sekarang. Kau serius tidak menginginkan wanita sebagai pasanganmu?"

Begitu isi dari chat adiknya.

"Brengsek, bicara apa dia?" gumam Regan. Dan yah segalanya pasti ada alasannya. Regan membuka salah satu situs di internet. Dan matanya terbelalak menatap artikel yang tertulis di sana.

'Terlihat masih ingin sendiri, Regan Foster terlihat beberapa kali bersama pria yang sama masuk ke dalam discotik. Masyarakat mempertanyakan status Direktur muda MH Grup dan alasan kesendiriannya hingga sekarang. Apakah benar dia memang ingin sendiri? Ataukah dia penyuka sesama jenis?'

Itulah cuplikan dari berita yang Regan baca sekarang. Dia melongo, syok berat hingga ingin membuang ponselnya."Berita sampah macam apa ini?"

"Itulah yang ingin ayah tanyakan. Apakah kau sungguh penyuka sesama jenis?" tanya ayahnya semakin membuat Regan tidak percaya.

"Ayah, kenapa ayah bicara seperti itu?"

"Kalau kau normal, kenapa berita semacam itu mendadak muncul di media?"

"Aku tidak tahu. Kalau aku tahu, tidak mungkin aku bingung seperti ayah. Siapa orang brengsek yang membuat lelucon semacam ini denganku?" gumamnya di akhir kalimat.

Tatapan ayahnya menyipit,"Jawab ayah, Regan. Kau masih normal, kan?"

Sungguh pertanyaan konyol kalau Regan pikir. Ayahnya sendiri bahkan meragukan dirinya."Aku memang beberapa kali ke discotik bersama temanku. Bukan berarti aku menjalin hubungan dengannya. Ayah pasti tahu alasanku masih ingin sendiri, kan? Aku sibuk dan tidak ada waktu untuk melakukan hal sia-sia semacam itu."

"Itu pikirmu. Tapi kau lupa kalau kau itu wajah dari MH Grup. Sebentar lagi kita akan menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan penting dari Paris. Kau kira rumor ini tidak akan mempengaruhi citra perusahaan?"

Regan terdiam. Ayahnya melanjutkan,"Kau adalah satu-satunya putra yang aku andalkan. Jangan sampai kau menjadi tidak berguna seperti kakakmu. Dia aib di keluarga Foster. Apa kau akan mengecewakanku seperti Yohan?!" Suara ayahnya meninggi. Regan menunduk takut menyadari perubahan ekspresi yang tidak biasa dari ayahnya jika membicarakan tentang kakaknya, Yohan.

"Tidak, Ayah. Aku akan menyelesaikan semua."

Ayahnya terlihat tenang. Regan masih menunduk belum berani menaikkan tatapannya."Kalau begitu, selesaikan sendiri masalahmu dan buktikan kalau apa yang mereka katakan itu tidak benar."

Terdiam untuk sesaat, lebih tepatnya Regan tidak tahu harus menjawab apa.

"Kau tidak menjawab ayah?!" sentak ayahnya membuat Regan terkejut.

"Baik, Ayah."

"Kau tidak memiliki banyak waktu. Bersihkan rumor sampah itu segera."

"Baik."

Related chapters

  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   6. Rencana gila

    Begitu banyak kesialan akhir-akhir ini. Memang semua bisnis berjalan lancar, namun tidak dengan yang lain. Tekanan dari sang ayah yang mengharuskan Regan menjadi sosok sempurna. Wajah dari perusahaan terkenal di bidang teknologi. Tidak memperbolehkan dia cacat dalam penampilan juga sikap di depan media maupun masyarakat. Di usianya yang menginjak 27 tahun, Regan tidak sekalipun merasakan apa itu kebebasan. Kalau ke discotik, yah sesekali ia ke sana untuk mencairkan suasana hatinya yang memburuk. Besoknya, Dia pasti kembali menjadi sosok kaku yang dingin dan terlihat cuek di mata semua pegawainya. Mau bagaimana lagi? Regan satu-satunya putra dari Abraham Foster yang sangat di andalkan. Mengingat putra pertama yaitu Yohan Foster yang kini berusia 28 tahun namun memilih bidang lain yang bertentangan dengan keinginan ayahnya. Iya. Yohan tidak tertarik sedikitpun dengan dunia bisnis. Aroma kantor membuatnya mual. Dia memilih menjalani hidup sebagai seorang musisi. Menciptakan nada yang

    Last Updated : 2024-03-08
  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   7. Tiga bersaudara Foster

    Mendengar Mike mengucapkan ide gila itu, Regan terhenyak untuk sesaat. Mau protes, tapi seperti apa yang Mike katakan, tidak ada jalan lain lagi untuk lari dari masalah ini. Bukannya mendapatkan jalan keluar, Regan khawatir kalau ayahnya akan menjodohkan dirinya dengan wanita pilihannya."Dimana kita akan mencari wanita yang mau di bayar untuk menjadi kekasihku? Dan lagi, dia tidak mempunyai siapa-siapa katamu?"Mike tersenyum, lantas meraih kembali wiski sisa yang tadinya Regan minum."Percayalah padaku. Kita akan segera menemukannya." Di dasari rasa percaya terhadap teman baiknya, Regan akhirnya pulang dan urung kembali ke perusahaan. Masa bodoh kalau ayahnya mencarinya. Dia enggan untuk bertemu dengan siapapun kali ini. Dan yah, Regan akhirnya memilih pulang saja. Menuju tempat singgahnya yang dia sebut sebagai tempat persaingan daripada rumah. Mau bagaimana lagi? Dia tinggal di satu atap bersama kakak serta adiknya. Tiga bersaudara, Laki-laki semua, kalau bukan tempat persaingan l

    Last Updated : 2024-03-09
  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   8. Bertemu kembali

    Besoknya... Beberapa kali Regan membenahi penampilannya dengan berkutat di depan cermin sejak setengah jam yang lalu. Kemeja hitam yang ia padukan dengan celana bahan sutra mungkin saja terlalu resmi kalau Mike bilang. Namun kebiasaannya berpenampilan rapi, membuatnya tidak nyaman jika harus berpakaian biasa kalau kemana-mana. Wajah tampan sekaligus mempesona, rahangnya yang tegas serta tinggi 180 cm membuat visual yang di milikinya tidak main-main. Kalau saja dia tidak menjadi Direktur di perusahaan ayahnya, kemungkinan besar dia akan melamar sebagai model atau bisa juga menjadi aktor. Yah tapi mau bagaimana lagi. Kewajiban tetaplah menjadi yang utama. Dia tetaplah seorang putra yang tidak ingin mengecewakan sang ayah. Mercedes-benz berwarna hitam ia kendarai memecah jalanan malam itu. Rintikan hujan yang semakin lama kian menderas tidak menjadi penghalang untuk Regan memenuhi niatnya di satu tujuan. Dia harus mendapatkan seorang wanita malam ini. Dia akan membayar sebesar apa yan

    Last Updated : 2024-03-10
  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   9. Ketertarikan Regan

    "Tuan? Apa yang tuan lakukan di sini?" Jane berbalik tanya. Merasa kebingungan juga melihat Regan ada di restoran yang sama dengannya."Aku ada janji bertemu dengan seseorang. Tunggu. Apakah Mike yang mengirimkanmu ke sini?" tebaknya dan menganggap Jane adalah salah satu wanita kenalan Mike yang dia kirimkan padanya. "Mike? Siapa Mike? Saya juga ada janji dengan seseorang. Saya kira ruangannya di sini. Ternyata salah. Karena kita sudah terlanjur bertemu, bolehkah saya duduk di sini sebentar?" pinta Jane dengan mata berbinar. Apalagi saat melihat hidangan mewah yang kini ada di depannya."Ya. Boleh saja." Jane tersenyum."Saya sedikit lapar. Melihat piring anda masih bersih, sepertinya anda belum makan sama sekali. Karena saya baik, Saya akan membantu anda untuk menghabiskan semua makanan ini." Regan melongo saja saat Jane mengambil sumpit dan mulai mencicipi makanan yang masih utuh di depannya."Jangan pelit. Kapan hari saya sudah mentraktir anda dengan minuman mahal. Memberi sediki

    Last Updated : 2024-03-11
  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   10. Rahasia Regan

    "Kana?" Nama itulah yang keluar dari bibir Regan. Merasa tidak asing dengan wajah polos tanpa make up yang kini dia pandang dengan teliti. Kenapa Regan tahu dengan gadis bernama Kana? Siapa yang menduga kalau pria yang memakaikan Jane mantel dan sepatu beberapa tahun yang lalu adalah Regan? Saat itu memang gelap. Salju turun dengan lebat. Namun Regan tidak pernah lupa dengan gadis tak bersepatu waktu itu. Wajahnya pucat, dan tubuhnya terlihat kurus. Karena make up tebal yang Jane pakai sekarang, juga perawakan Jane yang berubah drastis, Regan tidak mengenalinya lagi setelah beberapa tahun berlalu. Tapi setelah dia lihat-lihat, ternyata benar mereka mirip. "Setelah beberapa kali bertemu, tidak kusangka kau adalah gadis musim dingin itu. Kau bahkan mengganti namamu menjadi Jane," gumam Regan meletakkan kembali foto yang sempat dia ambil. Takdir macam apa yang mempertemukan mereka kembali setelah lamanya tak bertemu sekian tahun? Bahkan Jane menjadi seorang wanita penghibur di ru

    Last Updated : 2024-03-12
  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   11. Kontrak 90 hari

    Mendengar persetujuan Jane, tentulah Regan merasa senang. Semua rencananya akan berjalan lancar, Jane juga pasti akan membantunya untuk menjadi normal. Walau di katakan dia memang normal seperti halnya pria lain, tapi Regan selalu merasa dirinya tidak normal.Tapi Jane berkata jangan senang dulu, karena cobaan pertama Regan kini ada pada Madam. Dia harus mendapatkan persetujuan wanita itu juga kalau Regan tidak ingin mendapatkan masalah. Dengan rasa percaya diri Regan berkata,"Aku bisa memastikan kalau Madam tidak akan menolak permintaanku."Well, keduanya kini berjalan menuju ke ruang madam yang berada di lantai dua. Di depan pintu, di jaga dua pria berwajah sangar dan berbadan kekar. "Madam di dalam?" tanya Jane pada salah satu pria itu."Iya."Jane membuka saja pintu yang tertutup itu dan mengajak Regan masuk dengan menggandengnya. Saat sudah berada di dalam, Mereka berdua di hadapkan dengan seorang wanita bermake up tebal dengan baju yang nampak berlebihan. Yah, seperti penampil

    Last Updated : 2024-03-13
  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   12. Menuju tempat singgah

    Dengan membawa barang apa adanya seperti yang Regan suruh, Akhirnya Jane hanya membawa pakaian yang menurutnya sopan dan sesuatu yang sekiranya penting seperti foto saat masih remaja yang ia letakkan di nakas. Tidak pernah Jane kira akan merasakan hal yang tidak pernah dia sangka sebelumnya. Berhubungan dengan Regan bisa membuat dia keluar dari neraka itu walau hanya sebentar. Saat di dalam mobil, senyum senang tidak pernah luntur dari bibirnya. Dia memang sebahagia itu sekarang. "Aku akan membuatmu layak sebelum akhirnya ku perkenalkan pada semua orang." Regan memecah keheningan."Maksud anda?""Etika, sopan santun saat berbicara. Kau harus mempelajari itu sebelum bertemu dengan ayahku.""Baiklah. Oh ya, selama di sana, apakah saya boleh keluar untuk bermain?" "Boleh. Hanya saat bersamaku. Itupun harus di malam hari. Aku tidak ingin anak buah ayahku memergoki kita."Jane mengangguk paham. Protes pun juga percuma. Hidupnya kini berada di tangan Regan. Uang yang di bayarkan di awal

    Last Updated : 2024-03-14
  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   13. Pertemuan dengan dua saudara Foster

    "Siapa kau?"Jane terkesiap. Lidahnya kelu menatap dua bola mata tajam seakan ingin menerkamnya. Kedua lengannya bahkan pria itu cekal kuat. Siapa lagi yang bersikap seperti itu selain Yohan. "Saya? Jane."Rasa takut Jane seakan menghilang entah kemana. Dibandingkan dengan pria hidung belang di luar sana, Yohan tidak ada apa-apanya. "Jane? Siapa Jane ?" Yohan mengerutkan dahinya. Baru pertama kali dia mendengar nama itu. Apakah gadis ini pelayan baru?"Kau pelayan baru? Bagaimana seorang pelayan bisa selancang ini masuk ke dalam kamarku?" Lanjutnya.Yohan berdiri, Jane reflek juga ikut berdiri."Maaf, Tuan. Saya mengira kamar ini adalah kamar Tuan Regan. Apakah anda saudara Tuan Regan?" Yohan diam saja. Tanpa ekspresi dia menatap Jane dari atas sampai bawah. Dia merasa ada yang janggal. Wanita di depannya memakai pakaian handuk, bahkan tali bra-nya kelihatan saat baju di pundaknya turun. Dia tidak merasa malu, bahkan tidak ada rasa sungkan sama sekali. Padanya di hadapannya adalah

    Last Updated : 2024-03-16

Latest chapter

  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   109. Akhir dari perjalanan (Tamat)

    Tiga tahun kemudian~ Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Waktu berlalu begitu cepat. Kehidupan berjalan seperti biasanya, kebiasaan juga tetap terjadi di setiap harinya. Setelah mengetahui Jane hamil saat itu, keluarga Foster seakan si beri sebuah berkah tak terduga. Di samping saham MH meroket naik, nama Regan pun ikutan naik kembali. Berbanding terbalik dengan MH, E & A jatuh sesuai apa yang Regan katakan. Sahamnya anjlok, nama E & A pun juga ikut jelek. Banyak dari staf keluar dan tidak pernah kembali. Memilih masuk ke MH yang saat itu tengah membuka lowongan kerja. Tuan Easter di jatuhi hukuman tiga tahun penjara, tapi entah kenapa dia juga mengaku kalau dia adalah pelaku yang meneror Jane saat itu sehingga hukumannya menjadi lima tahun. Sengaja dia melakukannya karena sadar jika Regan mempunyai bukti lagi atas teror yang saat itu terjadi, bisa di pastikan kalau Alice akan di penjara juga. Mendapati ayahnya masuk penjara untuknya, Alice memilih p

  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   108. Kembali pulang

    Setelah sekian lamanya, kaki Jane menapak kembali ke rumah besar bercat putih yang dia tinggalkan dengan sengaja. Bujukan Regan kemarin yang menceritakan soal kesehatan ayah mertuanya membuat hati Jane tergerak. Tujuan utama dia pergi, di karenakan dia ingin Tuan Abraham bisa memulihkan kesehatannya. Namun, setelah mendengar kalau dia tidak baik-baik saja, tidak mungkin Jane membiarkannya. Dia pulang, ingin memastikan keadaannya seperti apa yang Regan katakan. Saat kakinya sudah di ambang pintu, Dia berhenti melangkah. Regan yang berada di dekatnya sampai heran,"Ada apa?" Tanyanya. "Tidak. Hanya saja aku merasa takut jika ayah masih marah padaku." Regan tersenyum tipis, menggenggam jemari Jane yang menggantung lantas mengecupnya."Percayalah padaku. Dia sudah sangat mengharapkanmu kembali. Bukan hanya aku, Juan, Yohan, apalagi ayah, merindukan dirimu, Jane." Jane menoleh kebelakangnya. Di sana berdiri Juan dan juga Emely yang kini tersenyum lebar. Bahkan Emely terlihat ingin

  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   107. Bertemu kembali

    "Dia sedang mengandung. Jane, hamil anakmu, Kak Regan." Regan membisu, tubuhnya membeku. Dia terduduk kembali dengan badan yang gemetar hebat."Dia hamil? Kau yakin mendengar itu?" "Aku sangat yakin." "Istriku sedang hamil," ucapnya menutup mukanya. Regan menangis, tapi tidak dengan tangisan kesedihan. Namun dia sangat bahagia karena mendengar kabar baik itu. Walau di sisi lain dia sangat menyesali perbuatannya karena tidak segera mencarinya, tapi setelah mengetahui tempatnya sekarang, Dia lega. Pun, saat itu juga Regan langsung memesan dua tiket ke Virginia, untuknya dan untuk Juan. Sengaja Yohan tidak dia ajak karena sejak masalah terakhir itu, kesehatan ayahnya sedikit terganggu. Tuan Abraham berada di rumah dan Yohan berada di sana untuk menjaganya. Butuh waktu tidak begitu lama untuk sampai ke Virginia, apalagi lewat jalur udara. Hanya butuh 1 jam dan hanya naik taksi sebentar yang akhirnya mereka sampai di alamat yang Emely berikan. Saat kedua pria itu turun tak

  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   106. Kabar baik 2

    "Nona, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Emely tapi Jane hanya diam saja masih tidak percaya dengan keadaan yang terjadi setelah kepergiannya. "Apa maksudmu?" Lirik Jane mengubah suasana menjadi tidak enak. Emely terkesiap mendengar nada yang berbeda. Jane terdengar tidak suka. "Em...maksud saya, masalah anda sepertinya sudah selesai, Nona. Tuan Regan sangat hebat membalikkan situasi ini. Apakah anda tidak ingin kembali?"Jane menghela napas panjang, menatap ke arah luar jendela lagi."Aku yakin Regan pasti bisa menyelesaikan masalah yang menerpa kami. Kabar soal Tuan Easterlah yang ternyata dalang di balik artikel itu, tentunya membuat ku sedih. Aku sangat menyayangkan sikapnya itu yang berusaha menghancurkan pernikahan kami. Tapi, daripada bertanya bagaimana sekarang, Aku lebih memikirkan keadaan ayah. Dia pasti syok karena di khianati teman baiknya sendiri."Emely menunduk, dia diam saja takut dan segan. "...Aku masih tidak bisa kembali, Emely. Walau masalahku selesai,

  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   105. Kabar baik

    "Alice, hubungi pengacara kita dan ceritakan apa yang terjadi padanya." Lanjutnya lantas pergi dari sana di dampingi oleh dua polisi. "Ayah! Tidak! Jangan pergi!" Teriaknya berusaha untuk memberontak dengan mencekal tangan ayahnya namun dengan cepat, Yohan menyahut lengannya dan menariknya kebelakang. Membuat cekalan tangan Alice pada ayahnya terlepas. "Jangan berbuat apapun atau kau akan menyesalinya," tekan Yohan menatap tajam Alice. Sedangkan Tuan Easter sudah turun lebih dulu. Regan hanya terdiam di tempatnya. Sama sekali enggan untuk bicara. Hanya menatap ke arah Alice dan Yohan yang saat ini sedang berseteru. Lagi-lagi Alice menghentakkan tangannya hingga terlepas."Kau yang akan menyesalinya karena berurusan denganku!" Balas Alice dengan mata merah dan sedikit bengkak. "Alice..." panggil Regan dan tatapan Alice teralihkan ke Regan."Aku memaafkanmu, dan berjanji akan menutup mulutku atas apa yang sudah kau lakukan pada Jane karena aku masih menganggapmu sebagai teman. Aku mo

  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   104. Penangkapan Tuan Easter

    "Maafkan saya, Nona. Tapi ada polisi di depan. Mereka mencari Presdir."Tuan Easter dan Alice kaget. Mereka saling berpandangan."Polisi?" Gumam mereka hampir bersamaan."Kau bilang apa barusan? Polisi?" Ulang Tuan Easter. "Iya, Presdir. Mereka mencari anda."Tuan Easter bingung sekaligus khawatir. Kenapa polisi datang mencari dirinya? Padahal dia tidak melakukan apa-apa.Begitu sekretarisnya keluar, dua orang polisi masuk ke dalam ruangan. Mereka berbadan tinggi tegap dan berpakaian biasa. "Tuan Easter?" Panggil salah satunya. "Iya. Saya Easter. Ada perlu apa kalian mencariku?""Bisakah anda ikut kami ke kantor polisi?""Apa? Kenapa aku harus ikut kalian kesana? Apa yang sudah aku lakukan?""Anda di laporkan atas tindakan pencemaran nama baik tanpa bukti. Silahkan ikut kami ke kantor polisi untuk di mintai keterangan."Alice terkejut bukan main, sedangkan Tuan Easter melotot tak percaya."Apa?! Siapa yang dengan lancang melaporkanku ke polisi, hah?! Dasar kurang ajar!" Teriaknya ma

  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   103. Memulai aksi

    Lusanya...Regan mengadakan jumpa pers setelah mempertimbangkan banyak hal. Dia sudah meminta izin pada ayahnya, dan Tuan Abraham pun tidak banyak berkomentar. Dia hanya diam namun tidak mencoba untuk melarang. Mungkin di dalam hatinya yang terdalam, Tuan Abraham tidak setuju dengan tindakan Regan yang akan mengungkap kejadian sebenarnya, tapi di sisi lain, Dia sudah terlanjur sakit hati dengan kelakuan teman dekatnya itu yang diam-diam ingin menikamnya dari belakang. Seakan baru saja mendapatkan berita besar, kala itu banyak wartawan yang hadir di sana. Bahkan tidak hanya Regan, ada Yohan dan Juan yang menemani. Regan tidak ragu sama sekali dan sangat yakin dengan tindakan yang akan dia lakukan. Pukul 12.30, semua sudah berkumpul. Sudah setengah jam yang lalu wartawan dari segala media sudah menunggu. Regan masuk di dampingi oleh seorang pengacara, juga Yohan di belakangnya. Melihat sosok Yohan, banyak wartawan saling bertatapan. Dia tak pernah melihat sosok asing yang kini menge

  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   102. Tawaran terakhir

    Pagi itu Regan tidak pergi bekerja. Dia sengaja meliburkan diri hanya untuk menemui Tuan Easter di perusahaan miliknya, yaitu E & A Grup.Dari awal datang, tak sekalipun Regan mengatakan apapun pada Alice. Niat ini juga tanpa sepengetahuan ayahnya. Namun dengan ucapannya semalam menunjukkan kalau ayahnya tidak akan melarang apa pun yang akan di lakukan oleh Regan. Entah itu masalah Jane, atau masalahnya dengan Tuan Easter.Melihat bagaimana ekspresi ayahnya semalam, Regan sangat yakin kalau dia sudah sangat kecewa pada temannya itu. Pun ayahnya tidak akan melarang jika seandainya dia tahu apa yang akan dilakukannya setelah ini."Apa Paman Easter ada di ruangannya?" Tanya Regan langsung saat dia berada di depan sekretaris. "Presdir ada di dalam, tapi sedang tidak bisa di ganggu. Kalau boleh tahu, anda siapa? Dan apa keperluan anda? Saya akan menjadwalkan pertemuan dengannya."Regan tidak menjawab, dia langsung saja melangkah ke arah ruangan Tuan Easter. "Anda mau kemana?! Tunggu, Tua

  • Kontrak Pengikat Pemuas Hasrat Tuan CEO   101. Pengakuan Regan yang sebenarnya

    Di lain tempat, Tuan Easter menutup pintu mobilnya keras, lebih tepatnya membanting pintunya keras. Dia kesal setengah mati mendengar semua ucapan itu dari mulut Regan dan berpikir bagaimana caranya dia tahu kalau dialah orang yang memberi informasi pada reporter itu.Alice nampak sangat tenang. Padahal ayahnya sedang kalut luar biasa. Mereka masuk ke dalam rumah. Tuan Easter melepaskan kancing bagian atas kemejanya lantas duduk di sofa ruang tamu. "Ayah terlihat sangat khawatir," ucap Alice ikut duduk di seberang ayahnya. Kedua kakinya ia silangkan. Dia tersenyum saat melihat ayahnya seperti itu."Tentu saja aku khawatir. Berani-beraninya Regan mengatakan semua itu di depan Abraham. Dan lagi, Reporter sialan itu sudah mengkhianatiku. Sialan! Aku akan memberi pelajaran padanya.""Ayah, bukankah dia sudah tak lagi berada di apartemennya?""Apa? Bagaimana bisa kau tahu?""Aku hanya menebaknya. Kalau Regan sudah menemuinya, kemungkinan besar dia akan menghilang. Seperti halnya ayah Jane

DMCA.com Protection Status