Lanjut besok ya ... 😵💫
Hati Elena berbunga-bunga sewaktu teringat akan percakapannya dengan Austin. Bisikan pria itu masih terngiang dalam benaknya, ‘Jason itu sebenarnya pria lugu. Dia dari kecil jarang sekali bergaul dengan orang dan hanya berteman denganku.’ ‘Sungguh? Itu tidak mungkin! Semua wanita di kantor saja terlihat genit padanya,’ sanggah Elena. ‘Kau pasti salah lihat, Nyonya. Di kantorku, semua karyawan memang suka bicara santai, tetapi tidak ada yang berani mendekati Jason seperti mereka mendekatiku. Jason pasti mengamuk kalau ada wanita yang berani menyentuhnya. Bukan karena marah, tetapi karena gugup. Karena itu, aku agak heran kenapa dia bisa bicara santai denganmu?’ Austin pun banyak menceritakan tentang Jason sebelum menikah dengan Elena. Di usia Jason yang satu tahun lagi menginjak kepala tiga, pria itu belum pernah sekali pun memiliki seorang kekasih. Bahkan, banyak yang mengira jika Jason dan Austin memiliki hubungan spesial. Karena itu, Austin mulai menunjukkan bahwa dirinya menyuka
“Tunggu sebentar … Dean meneleponku …. Dia pasti ingin bertanya masalah pekerjaan.” Elena mendorong Jason yang kulitnya seakan telah menyatu dengannya. Wajah pria itu terus-menerus menempel di punggung Elena meskipun dia berusaha menjauh. “Aku ingin membeli lem super kuat,” gumam Jason. Begitu Elena mengangkat teleponnya, tangan nakal Jason mulai berkeliaran di bagian tubuhnya sehingga wanita itu berusaha keras tak mengeluarkan suara desahan. “Jason, hentikan,” geram Elena seraya menjauhkan ponsel. ‘Elena, ada pekerjaan yang harus segera kita selesaikan bersama hari ini. Kau tidak masuk atau sedang pergi keluar bersama Tuan Presdir?” “Ahh … uhuk ….” Elena berlagak terbatuk-batuk. “Maaf, Dean, mintalah bantuan kepada Frank. Aku sedang tidak enak-” Elena menggigit bibirnya kala lidah Jason bermain di pangkal pahanya. Dia mendorong kepala Jason agar berhenti melakukan itu di saat dirinya masih bicara dengan Dean di telepon. ‘Kau sakit? Mau aku bawakan sesuatu?’ Suara di seberang tele
Elena menangkup kedua tangannya yang bergetar di atas paha. Jadi, William juga diberi obat yang sama dengannya? Suara-suara orang di sekitarnya, seakan semakin menjauh dan menghilang. Dadanya terasa sesak, kembali mengingat kejadian William pergi untuk selamanya. ‘Jangan-jangan, Papa meninggal bukan karena kecelakaan biasa ...,’ batin Elena gelisah. Lalu, sekarang Anna juga berusaha membunuh Jason. Apakah karena Elena mengubah jalan kehidupannya di masa ini? Sehingga Anna bergerak lebih cepat dari sebelumnya? Tapi, untuk apa dia meracuni Jason? Andaikan Jason mati pun, Johan maupun Edmund tak akan bisa mengambil alih perusahaan. “Lena ... Elena ... kau baik-baik saja?” Jason mengguncang pelan lengan Elena. Elena terkesiap dan tersadar kembali pada realitas. “Apa?” “Kau juga perlu minum vitamin setiap hari, Elena. Supaya kau bisa cepat mengandung.” Anna mengulang lagi ucapannya. “Baik.” ‘Tidak, ini tidak baik sama sekali!’ lanjut Elena dalam hati. Elena perlu memastikan, sudah
Jemari lentik Elena dengan cepat membalas pesan Xavier. [Bagaimana jika dikonsumsi setiap hari? Apakah bisa menimbulkan gejala penyakit tertentu?] Xavier pun langsung membalas pesannya. [Aman dikonsumsi setiap hari. Saya akan menjelaskan semua bahan tersebut secara langsung jika Anda berkenan. Semua berasal dari bahan herbal.] “Herbal? Bagaimana bisa?” “Ada apa? Siapa yang menghubungimu? Kau terlihat serius sekali ....” Jason mendekap Elena dari belakang untuk mengintip ponselnya. Kening Jason berkerut begitu membaca sebagian pesan obrolan tersebut. Dia tak tahu pemilik nomor tanpa nama yang membuat sang istri sibuk hingga mengabaikan dirinya. “Minggir, Jason! Aku sedang sibuk!” sergah Elena. Elena menyentak badan Jason hingga terlepas. Dia kemudian duduk di tepi ranjang, lalu kembali bertanya-tanya kepada Xavier. Xavier pun akhirnya menelepon Elena karena tak sabar mendapatkan penjelasan lengkap tentang bahan-bahan tersebut. Elena pergi ke balkon untuk bicara dengan Xavier sa
“Aduh! Nyonya!” Lengan kekar Logan sigap menutup wajah ketika Elena mengayunkan tas mahal berbahan kulit, yang sebenarnya tak begitu menyakitkan saat mengenai pria itu. “Kurang ajar sekali kau, Logan! Beraninya kau bicara tidak sopan padaku!” bentak Elena murka. Sekaligus meluapkan rasa marahnya kepada Jason. “Saya hanya menuruti perintah Tuan Jason, Nyonya! Tolong hentikan! Saya bisa cedera dan Anda bisa dituntut karena melakukan tindak kekerasan kepada pengawal!” Elena justru semakin marah mendengar Logan bicara. “Aku akan memecatmu kalau kau berani menuntutku, Logan! Kau tidak mungkin merasakan sakit dengan badan sebesar itu!” Hilang sudah ketakutan yang dulu pernah Elena rasakan menghadapi pengawal-pengawal garang Jason. “Tuan Jason yang menggaji saya, Nyonya.” Sebelum kena pukulan lain, Logan gegas berlari menuju mobil. “Mari saya antar ke kantor!” Dari kejauhan, Jason masih melihat adegan itu dari kaca spion. Dia tersenyum samar, menduga jika Logan sudah mengatakan pesannya
“Kenapa kau ada di sini, Elena?” Jason terkejut melihat Elena tiba-tiba muncul di kamarnya. Elena memukul badan Jason dengan kencang dan bertubi-tubi. “Kau tega berselingkuh dariku! Mana wanita itu!?” pekik Elena murka. Elena tak menyangka jika pernikahan kontrak pun akan ternoda oleh sebuah perselingkuhan. Betapa buruk nasibnya dengan para pria. Atau mungkin, memang pria Wright-lah yang bermasalah. Manik hazel yang menatap buram karena sedikit berair itu mengedar di sekeliling ruangan besar tersebut. Elena mengusap mata supaya bisa melihat dengan jelas karena tak menemukan ada seorang wanita di sana. “Di mana wanita jalang itu!?” jerit Elena murka. “Wanita ... siapa?” Jason hampir tak bisa bicara karena sangat kaget sekaligus bingung. Elena tiba-tiba menuduh dirinya sedang bersama wanita. ‘Apa mungkin karena aku dijemput Jennifer sebelumnya? Mungkinkah Elena mengikutiku?’ tebak Jason dalam hati. Sebelum Jennifer pergi tadi, wanita itu menyerahkan kartu nama sambil mengatakan, ‘
Setelah semua kemesraan yang mereka lakukan, Jason hanya menganggap Elena sebagai sekutu. Bahkan, Jason berniat meninggalkan dirinya.“Kau ... jauh lebih buruk dari Johan,” ujar Elena lirih.Jason menggertakkan gigi mendengar kalimat hinaan itu. Seburuk itu Elena menilai dirinya, yang hanya menuntut jawaban mudah.Jason telah melakukan semua yang dia bisa demi Elena. Namun, Elena menyamakan dirinya dengan Johan. Pria yang dengan teganya mengkhianati dan ikut andil membunuhnya.“Aku hanya minta sesuatu yang sangat mudah. Kau hanya perlu menjawabku, apa susahnya?”“Aku tidak bisa mengatakan padamu. Yang jelas, semua yang aku lakukan demi kebaikan semua orang,” balas Elena pelan.Elena masih terngiang kata ‘sekutu’ dalam benaknya. Hatinya perih karena Jason tak menganggap dirinya sebagai wanita istimewa.“Jadi, kau tidak memilihku ...,” ucapan yang seharusnya ada di dalam hati itu, meluncur lirih dari mulut Jason.“Ada privasi yang tidak seharusnya dilanggar oleh sekutu, yang je
“Kau kenapa?” Elena sedikit berharap jika Jason akan mengatakan kata-kata yang ingin dia dengarkan. Akan tetapi, hingga bermenit-menit menunggu, Jason tak juga melanjutkan ucapannya. Pria itu menunduk dan pegangan di lengan Elena kian mengencang. “Lepaskan aku kalau tidak ingin bicara!” Elena mengibaskan kedua lengan, tetapi Jason tetap tak mau melepaskan. ‘Tunggu sebentar ....’ Elena tiba-tiba teringat oleh cerita Austin tentang Jason. Pria pemalu dan tidak punya banyak pengalaman dengan wanita, itulah Jason Wright yang sebenarnya. Jika memang dirinya yang pertama, tak mungkin Jason tidak merasakan apa pun padanya. Walaupun sedikit, Jason pasti juga memiliki perasaan spesial untuknya. Tak mungkin seseorang akan biasa-biasa saja setelah memadu kasih hampir setiap hari dengan satu wanita jika bukan pria hidung belang. ‘Apa dia hanya malu?’ “Jason ... kau mau bilang apa? Kenapa kau tidak mau berpisah denganku?” Elena memutar kepala ke bawah wajah Jason supaya bisa melihatnya, teta
“Gemma! Kau ada di mana?” Elena sudah berkeliling di kediaman Wright untuk mencari keberadaan Gemma. Anak perempuan yang kini berusia enam tahun itu biasa bersembunyi saat Elena pulang dari kerja. Di belakang Elena, Jason membuntuti sang istri seperti biasa. Jason kini membuka kantor pribadi di kediamannya karena masih enggan menampakkan diri di JG Group jika bukan untuk menghadiri pertemuan penting. “Gemma pasti sedang bermain petak umpet bersama Brian, Elena. Biarkan saja ....” Elena menatap tajam sang suami. “Kenapa kau tidak mengawasi Gemma? Katanya, kau kerja di rumah karena selalu ingin bersama putrimu! Dan kenapa Brian ada di sini?” Jason menghentikan langkah Elena, lalu mengecup bibirnya yang tak berhenti mengomel. “Lucy sedang menghukum Brian sepertinya. Kau juga tahu, Lucy tidak suka saat Brian pulang terlambat walau satu menit.” Benar. Lima tahun lalu, Brian menikahi Lucy dan tinggal di Desa Redwood. Terkadang, Brian bosan dan jalan-jalan ke kota hingga lupa waktu. Keb
Setelah menghabiskan tiga hari bersama James, Vera pun tahu jika selama ini James hidup di rumah yang terletak di tengah-tengah hutan. Andaikan dirinya tak ke sana malam itu, mereka tak akan pernah bertemu. Vera tak berkutik melawan James Wright. Dia sudah seperti budak yang harus melayani James setiap saat. Meski Vera menginginkan wajah itu. Tetapi, sikap James jauh berbeda dari Jason. Nyaris tak ada kesamaan, selain wajah mereka.‘Dia gila … bagaimana caraku pergi darinya?’ “Ough, ya ampun … wanita di masa depan ternyata sangat pintar melayani pria. Bagus, Sayang, goyangkan tubuhmu lebih kencang.” Vera meliuk-meliuk di atas James sambil menggigit bibir. Dia tak bisa menikmati percintaan panas yang berulang setiap saat. ‘Orang ini benar-benar seperti binatang! Dia bahkan seratus kali lebih buruk dari Andrew,’ maki Vera dalam hati. Selesai menerima puncak kenikmatan, James mendorong Vera dengan kasar hingga tersungkur di lantai. “Ah, aku bosan. Saatnya aku keluar dari tempat meny
Mentari bersinar sangat terang seperti hari sebelum-sebelumnya. Di kota yang sangat sepi itu, Vera masih berusaha mencari keberadaan makhluk bernyawa selain dirinya. Sayang, bahkan serangga pun tak terlihat di tempat itu. Hanya ada dirinya yang mengulang waktu yang sama … setiap hari. Waktunya diam di tempat. Setiap pukul delapan malam, Vera akan mendengar dentuman keras di arah selatan tempat tinggalnya, dekat dengan tanah milik Keluarga Wright. Benar. Dirinya tinggal di kediaman Wright selama ini. Vera hidup di dunia dengan waktu yang sama dan berulang-ulang terus-menerus. Dia ingin melihat asal dentuman itu terjadi. Akan tetapi, ketika hari mulai gelap, Vera tak berani keluar dari rumah. Kota itu adalah kota yang sama, tetapi terasa asing karena memiliki pemandangan yang berbeda. Tak ada gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya. Tak ada pula lampu terang-benderang di setiap pinggiran jalan. Tempat tinggal keluarga Vera pun masih berupa tanah kosong dengan puluhan pohon-poho
Dokumen penting yang semula tertumpuk rapi itu jatuh berserakan di lantai saat Jason berlari keluar dari ruangan. Dengan wajah yang terlihat sangat panik, Jason gegas mengikuti Ruby ke kamar. “Elena!” seru Jason dengan napas terengah-engah. Tak seperti bayangan, Elena justru duduk tenang sambil mengelus perutnya meski keningnya berkeringat deras. “Jason, ada sedikit lendir bercampur darah keluar ... Bisakah kau membantuku berjalan sampai mobil? Kita ke rumah sakit sekarang.” Jason panik. Dia malah mondar-mandir sambil sesekali mengusap wajah. Bingung bagaimana caranya menggendong Elena. Bagaimana kalau bayi itu keluar di saat dia menggendong Elena dan lari ke mobil? “Bayiku bisa jatuh,” gumamnya. Tapi, jika dia tak segera membawa Elena ke rumah sakit, bagaimana cara Elena melahirkan? Jason sampai tak kepikiran memanggil dokter kandungan Elena ke rumah. “Tuan!” seru Ruby membangunkan lamunan Jason. “Bisakah Anda lebih cepat membopong Nyonya Elena!?” “Tapi, bagaimana-” “Elena!” W
“Apa benar dugaanku kalau Paman Andrew terkena pengaruh ramuan Vera?” tanya Elena begitu Logan pulang.“Betul, Nyonya. Tetapi, kadar ramuan yang ada di tubuh Tuan Andrew tidak begitu banyak,” terang Logan.Logan lantas mengatakan semua yang Tetua Michael pesankan saat dia meninggalkan Andrew. Tak sampai satu minggu, Logan akan menjemput dan memulangkan Andrew. Lalu, pembicaraan tentang Anna muncul saat Jason bertanya, “Bagaimana dengan dua wanita itu? Aku dengar, mereka akan pindah ke tempat lain lagi?”“Ini surat dari Nyonya Anna. Lebih baik Anda membacanya terlebih dulu.”Logan mengeluarkan sebuah amplop putih, lalu menyerahkan kepada Elena. Surat itu ditunjukkan untuk Elena dan William. William pun mendekat dan ikut membaca isinya.Surat itu berisi tentang penyesalan Anna, juga permohonan maaf atas semua yang sudah Anna dan Jenna rencanakan kepada William dan Elena. Karena pesan Brenda yang ingin supaya Anna menjaga suami dan putrinya jika terjadi sesuatu kepada dirinya, Anna jadi
Elena mengamati sikap Andrew, mulai dari gerakan tubuh, bibir, dan sorot matanya. Rose jelas mengatakan padanya jika Vera tak pernah memberikan ramuan atau mencuci otak Andrew. Tapi, kenapa Elena jadi meragukannya? Andrew terlihat seperti Rose sebelum mendapat pengobatan. Mata pria itu sedikit menggantung, seperti tak fokus bicara atau menatapnya.“Kenapa Paman ingin melihat perempuan itu lagi? Gara-gara Vera, Paman kehilangan perusahaan dan keluarga Paman,” pancing Elena. Kini, Andrew dengan jelas menunjukkan ekspresi yang menahan kemarahan. Sepertinya, Andrew tak suka mendengar Elena menyalahkan Vera. “Paman perlu melihat Vera sekarang.” Andrew masih bersikeras dengan keinginannya. Seolah semua yang telah terjadi tak berpengaruh apa pun padanya.“Tidak bisa, Paman. Maaf … sebaiknya Paman melupakan perempuan itu dan menata hidup Paman yang berantakan karena dirinya.” Saat mengatakan itu, Elena tiba-tiba memikirkan sesuatu. Andrew tak mungkin menyerah dan pasti akan terus mencari
“Jadi, sejak tadi Luna diam karena kau, Logan!?” Elena turut memukul punggung Logan dengan bantal. Logan masih meringkuk di kaki Luna selagi menutupi belakang kepala dengan kedua lengan. Dia takut menunjukkan wajahnya. Dua wanita itu menyerang Logan secara membabi-buta. ‘Aku lebih baik dikeroyok selusin berandalan daripada harus berada di situasi seperti ini!’ jerit Logan dalam hati. Ketika Logan melihat ke arah Jason, pria itu justru pura-pura tak melihatnya! Setelah kemarahan Elena dan Luna sedikit mereda, mereka pun duduk dengan tenang dan berhadap-hadapan. Luna melipat tangan di depan dada dan masih menatap Logan penuh amarah. “Sekarang, ceritakan padaku, Luna. Apa yang sudah Logan perbuat padamu? Kenapa kau minta kesucianmu lagi? Apa jangan-jangan, Logan sudah ….” Elena menggantung ucapannya selagi menatap tajam Logan. Dia akan menghukum Logan hingga merasakan penderitaan jika tebakannya benar. Elena pikir, Logan telah merudapaksa Luna sehingga membuat temannya itu sampai
Jason bersandar lemas di kursi dengan mulut sedikit terbuka. Dia tak menyangka jika Elena lebih cepat mengatasi masalah Vera dibanding dirinya.“Aku hanya beruntung karena Rose mau membantuku.” Elena tampaknya tahu apa yang dipikirkan sang suami.Jason merasa dirinya tak bisa melindungi Elena. Dia seharusnya bergerak cepat, tetapi malah berbaring di sembarang tempat selama beberapa hari ini.“Maaf, Elena, aku seharusnya sadar lebih cepat kalau Logan bergerak sendiri. Bagaimana kalau kau gagal dan perempuan itu membalas perbuatanmu?”Elena menyandarkan kepala di pundak Jason, lalu memeluk perutnya. “Yang penting, semua sudah berakhir sekarang. Dia tidak akan bisa mengganggu hidup kita lagi. Semua musibah yang terjadi juga disebabkan oleh Vera, bukan? Kita tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi sekarang, kecuali menanti kelahiran bayi kita.”Tak hanya Jason, William juga merasa tak bisa berbuat apa pun. “Lalu, bagaimana dengan perusahaan Andrew yang sekarang diambil alih oleh adik ipa
“Elena? Apa yang sudah Elena lakukan? Apa dia tahu aku ada di sini?” Jason tak pernah menduga kemungkinan itu lantaran dirinya pun baru mengetahui dari Logan beberapa jam sebelumnya. Akhir-akhir ini pun, Jason tak bisa berpikir apa-apa. Dia hanya fokus menikmati mual dan pusing yang selalu melanda di pagi hari dan ketika mencium aroma tertentu.“Benar. Elena yang membantuku untuk mendapatkan aset Andrew dengan mudah. Dia juga yang memintaku ke sini untuk membukakan jalan untukmu, Jason. Ayo, pulang sekarang! Bibi akan mengantar kalian sampai di kediaman Forbes.” Jason mengikuti Whitney masih dengan tampang kebingungan. Sementara itu, Logan menggendong Luna sampai masuk ke mobil Whitney. Dia meninggalkan mobil yang digunakan sebelumnya, yang merupakan milik pengawal Andrew. “Tunggu sebentar, Tuan. Ada yang perlu saya lakukan terlebih dulu,” ujar Logan tiba-tiba. “Kenapa lagi?” “Ada orang yang memukul saya dari belakang waktu itu.” Logan menyeringai ke arah Danny. Tanpa aba-aba, Lo