Share

Sahabat Sepupuku

Penulis: Faiqa Eiliyah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Karina berdiri mematung di emperan toko yang sama, saat pertama kali bertemu dengan pria asing pemilik jaket itu. Menunggu ojek yang akan mengantarnya ke rumah Tante Tiara. Papa Karina menyuruhnya merawat adik perempuan satu-satunya yang lagi sakit. Karena anak Tante Tiara cowok semua dan sudah pada kerja. Jadi tidak ada yang merawat dan menjaga saat beliau sakit begini. Beberapa menit kemudian, ojek membawa Karina melaju menuju rumah Idham.

Karina melangkah membuka gerbang rumah, berjalan ringan menuju pintu. 

"Assalamu alaikum!" serunya meski tak ada jawaban dari dalam. Karina memutar knop pintu, ternyata tidak terkunci. Ia melangkah masuk dan menutup kembali pintunya.

"Tante! Tante! Tante Tiara ...! Dham ...!" panggil Karina berulang kali, tapi tak mendapat jawaban. Tiba-tiba Karina kebelet pipis, dengan setengah berlari ia menuju kamar mandi di samping dapur.

Brugh!

Begi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Konspirasi Cinta Pertama   Terjebak Dalam Rasa

    Karina masih bermalas-malasan di kamar, setelah acara makan siang dan segala ritualnya selesai (berbenah dan cuci piring). Tantenya lanjut istirahat, usai ia minum obat dibantu oleh Karina.Sementara Idham dan Raka, mereka heboh berdua di ruang tengah. Karina terlihat suntuk sendiri di kamar, tapi gara-gara kejadian tadi, dia enggan untuk bergabung dengan mereka.Tok... Tok...Karina melengos malas ketika tiba-tiba pintu kamar diketuk dari luar, "Pasti si Idham, mau jahil lagi!" gerutunya, "apa!?" bentak Karina kesal."Ceila, jangan ngambekkan dong, Kak. Bercanda kita!" teriaknya dari luar."Bodo', Pergi sana! Aku mau tidur!""Kak ... entar nyesel, loh," godanya lagi, sambil mengetuk pintu menggunakan irama gendang dangdut. Membuat emosi Karina benar-benar merambat ke ubun-ubun, dia melangkah keluar tidak sabar menjitak kepala adik sepupunya itu.

  • Konspirasi Cinta Pertama   Calon Istriku

    "Kak ...! Kakak!" teriak Idham memenuhi seluruh ruangan rumah Mama Ina."Belum ketemu beberapa bulan, sudah serindu itu kamu sama kakak, Dham? Sampai suaramu harus menggelegar di seluruh penjuru?" sungut Karina kesal, menjitak pelan kepala adik sepupunya itu."Ini masalahnya genting, Kak!" Idham nampak panik."Ah, bisa aja loe, sok penting.""Serius, Kak!""Ya, tidak usah berbelit-belit kalau gitu, ngomong aja langsung kamu kenapa? Paling mau minjem uang," tuduh Karina."Emang Kakak punya uang, buat aku pinjam?" ejek Idham mulai jengkel."Makanya kamu ngomong aja langsung, kamu kenapa? Sampai genting kamu bawa-bawa." Idham duduk prustrasi di kursi sambil mengacak rambut sendiri, "Dimas kecelakaan!" ucapnya lemas."Innalillah, jadi bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Karina dengan raut wajah datar tanpa ekspresi.

  • Konspirasi Cinta Pertama   Be My Wife

    "Hal terindah dalam sebuah hubungan adalah ketika pelaminan telah menjadi muaranya."Faiqa EiliyahKarina menatap Raka dengan jantung mulai berdebar tak karuan. Saat tatapan mata pria di depannya serasa mampu menyelam masuk ke dasar hatinya."Be my wife!" pinta Raka menggenggam erat jemari Karina dan menatapnya lekat."Jangan gila deh, usiaku lebih tua dua tahun darimu, jangan ngasal kamu." Sergah Karina sambil mencoba menarik tangan dari genggaman pria tampan di depannya. Pria tampan yang kini tengah berusaha meruntuhkan keangkuhannya."Please!" pinta Raka masih dengan tatapan itu, tatapan yang membuat Karina lemah."Kamu bisa mendapatkan banyak wanita seusiamu di luar sana, bahkan yang jauh lebih muda darimu.""Apa yang seumuran denganku atau yang lebih muda dariku bisa menjamin aku bisa merasakan perasaan yang sama seperti yang kurasak

  • Konspirasi Cinta Pertama   Kamu Bawa Ke Mana Calon Istriku?

    Karina mengikuti Rani dengan berbagai pikiran yang lalu lalang di benaknya. "Nah, itu dia tempatnya!" tunjuknya dengan ekspresi wajah girang.Karina mengikuti arah telunjuk Rani, di mana di tempat itu berbaris macam-macam penjual jajanan. Seperti Bakso bakar, jagung bakar, kacang rebus, aneka gorengan, aneka kue dan aneka minuman."Apa yang akan kita lakukan di sini?" tanya Karina seperti orang bodoh."Aha ... ha ... ha ... menurut Kakak kita mau ngapain di tempat seperti ini?" tawa Rani pecah menertawakan kepolosan wanita di sampingnya."Ayo, Kak, kita makan besar!" serunya bersemangat. "Tenang, sebelum ke sini Kak Dimas memberiku uang yang cukup untuk kita makan sampai sesak!" sambunganya cekikikan."Kakak mau makan apa?" tanyanya masih dengan gaya bicaranya yang super cepat."Kamu duluan aja deh, nanti kalau kamu benar-benar sudah kenyang baru kakak bantu,

  • Konspirasi Cinta Pertama   Maaf Membuatmu Terluka

    "Bagaimana bisa ada luka di sini?" tanya Raka dengan nada overprotektif yang begitu kental dalam intonasi suaranya."Tadi aku terpeleset dan jatuh," jawab Karina bohong."Yakin, hanya terpeleset?" tanya Raka penuh selidik."Iya, yakin!" jawab Karina menarik tangan dari genggaman pria tampan di depannya."Kamu tidur di sini, di sampingku!" bisiknya. Karina mengangkat tangan menjitak kepala Raka."Lama-lama di dekatmu bisa-bisa otakku terkontaminasi hal-hal kotor," bisik Karina, berbalik dan beranjak pergi. Sekali lagi Raka menarik tangannya lembut."Jangan jauh-jauh!" bisiknya dengan senyum yang membuat Karina merasa nyaman."Aku mengantuk Raka, biarkan aku tidur di samping Rani.""Kenapa harus di samping Rani?" Raka bertanya dengan tatapan mata yang tajam pada Karina."Raka!" seru Karina setengah

  • Konspirasi Cinta Pertama   Rani Pratama Putri

    Sudah seminggu ini Karina mengurung diri di kamar rumah Tante Tiara. Sejak kejadian di rumah Mama Ina waktu itu, dia tak pernah merasa tenang. Di satu sisi dia ingin sekali menemuinya dan minta maaf. Namun, di lain sisi Karina tidak tau Raka tinggal di mana? Kadang dia kepikiran mau minta tolong dipertemukan sama Idham, tapi caranya memaki-maki Idham sepulang dari Rumah sakit waktu itu membuatnya malu untuk bertanya. Idham yang dulu selalu mengganggu dan mengajak perang, juga berubah. Iya, dia masih mengajak perang, tapi perang dingin kali ini. Padahal Karina butuh banget kabar tentang Raka. Sebulan ini mereka lost contact sama sekali."Mungkinkah, dia tak lagi perduli padaku, karena merasa telah diabaikan?" gumamnya lirih. Karina membolak-balik bantal di sekelilingnya, mencari posisi yang pas untuk tidur dan melupakan semua kerumitan.Tok ...tok ... tok ..."Ya, Tante, masuk!" Pintu kamar terbuka, Tante Tiara menyembul

  • Konspirasi Cinta Pertama   Nge-date Romantis

    Raka tak mengerti apa yang sudah adiknya perbuat pada wanita yang begitu dia cintai itu. Yang dia tau, Karina sepertinya begitu frustasi. Dia melambaikan tangan pada pelayan, mengeluarkan dua lembar uang biru, "Kita pulang!" titahnya, lalu beranjak meninggalkan Karina.Hati Karina menciut, takut kalau Raka meninggalkannya di sana? Karina akan tersesat karena tak tahu jalan pulang, Karina mengikuti langkah Raka terseok-seok. Kakinya benar-benar sudah tidak kuat diajak berjalan, belum lagi langkah Raka yang panjang-panjang dan cepat membuatnya tertinggal jauh di belakang.Ketika Raka semakin jauh dan menghilang di antara kerumunan orang-orang yang lalu lalang. Karina panik bukan main, dia tak pernah ke Kota sebelumnya."Andai aku tau di mana alamat Nadine!" jeritnya putus asa. Belum lagi betisnya yang benar-benar sudah kram dan ya, Raka juga sudah lama menghilang ditelan kerumunan itu.

  • Konspirasi Cinta Pertama   Cinta Dalam Amarah Raka

    Karina membuka mata pelan, kejadian semalam kembali berdansa di ruang ingatan. Ia membenamkan wajah ke dalam bantal guling, merasakan malu mengingat betapa bodoh dan rapuhnya dirinya semalam. Mulai dari ketidak sadarannya tengah di kerjain Rani dan si Idham, sampai pada raut frustasiku karena takut hilang di kota Daeng. Berhenti pada setiap detik-detik keintiman mereka di atas motor saat masih di tepi pantai."Ahh!" Rasa campur aduk nggak jelas itu membuat Karina ingin menghilang sekejap dari dunia ini. Mengingat bagaimana Idham rela menanti mereka berjam-jam di ujung gang rumahnya, karena takut Karina diomelin Tante Tiara.Flashback OnDi sela-sela suara deru motor yang melaju, Raka menoleh pada Karina, "Yang di depan itu, Idham bukan?"Karina menatap ke depan dan benar, seperti yang dikatakan Raka. Idham ada di depan mennati mereka."Idham ... ngapain, loe di sini?" tanya

Bab terbaru

  • Konspirasi Cinta Pertama   Kembali Pada Cinta Yang Halal

    Karina duduk di sisi taman menerawang jauh ke masa lalu, masa di mana ketika dia masih berjuang. Bergelut dengan kehidupan, mencari makna dan kemana arah langkah yang akan ditempuh.Tak jauh dari tempatnya duduk, Raka dan Ayub terus berlari memperebutkan bola ke sana ke mari seolah tak pernah lelah. Mereka tertawa lepas, seolah duka tak pernah singgah pada raut wajah itu.Wajah-wajah yang pernah disinggahi rindu yang sangat menyiksa. Mata yang pernah dibanjiri oleh air mata kekecewaan dan penyesalan. Itulah hidup, sejatinya tak ada yang mudah. Semua butuh pengorbanan, perjuangan, dan kesabaran.Tak ada seorang pun manusia yang dilahirkan, bisa memilih jalan dan akhir dari hidupnya sendiri. Karena takdir selalu melenggang mengikuti kehendak SANG Pencipta. Sedang manusia hanya bisa berusaha semampu, sebisa mereka. Karena pinish-nya tetap urusan Allah.Karina pernah begitu mencintai Adnan. Pernah

  • Konspirasi Cinta Pertama   Badai Akhirnya Usai

    Raka dan Ayub tengah tertidur dengan saling memeluk satu sama lain. Mereka begitu damai dalam lelap mereka. Seulas senyum merekah di sudut bibir Karina menatap kedua prianya.'Makasih Tuhan, telah membuka mataku untuk dapat melihat semua kebenarannya sebelum terlambat. Jika tidak, mungkin aku akan jadi manusia yang paling menyesal karena telah salah menilai Kak Raka.' bisik hati Karina. Dia menutup mata merafal syukur pada Sang Pemilik segala dalam hati.Ponsel-nyq berdering, tepat saat akan merebahkan tubuh di samping sang suami. Dia membatalkan niat untuk tidur dan segera beranjak menjauh dari kedua orang yang tengah terlelap itu. Takut suaranya akan mengganggu atau bahkan bisa membangunkan mereka.Dengan perlahan membuka pintu kamar, lalu menutupnya kembali begitu sudah berada di luar. Melangkah menuju halaman belakang dan menjawab panggilan yang sudah berdering dari tadi.Karina menjawab panggila

  • Konspirasi Cinta Pertama   Kembali Menata Hati

    Adnan yang saat itu kebetulan keluar rumah mematung takkala mendapati sosok Karina dari kejauhan. Wanita itu tengah berjalan santai bersama suami dan putranya yang tampan. Mereka perlahan menjauh meninggalkan pekarangan rumah.Sudut bibir Adnan tersungging saat mengingat reaksi kedua Suami-Istri itu, saat tadi dia menggoda mereka tentang Furqon. Adnan begitu menikmati sekelebat kecemburuan yang berkilat di mata Raka setiap kali dia dengan sengaja menggoda Karina."Karin, aku mengikhlaskan kau bahagia dengannya. Bukan karena di hatiku tak ada lagi cintamu, tapi karena aku ingin kau bahagia. Cukup sudah derita kau pikul, cukup beban duka menghimpitmu. Kini saatnya kau tersenyum dan bahagia," bisiknya.Adnan menutup pintu, kembali ke dalam. Semua barang-barang yang akan dia bawa besok, sudah terkemas rapi dalam ransel besar berwarna hitam yang tergeletak di sudut ruangan. Raka terlentang dengan tatapan kosong menerawang jau

  • Konspirasi Cinta Pertama   Nafas Cinta

    Setelah salat Isya, Karina dan Raka kembali ke ayunan di taman belakang, tempat favorit mereka sejak pertama kali mereka berdua menempati rumah itu. Mengulang kembali setiap detik indah yang sempat terenggut paksa oleh jarak dan situasi.Berkali-kali Raka mendekap erat Karina dengan penuh cinta, melepaskan semua kerinduan yang selama ini mengendap di dasar jiwanya. Sama seperti Karina yang tak bisa lepas lagi. Mereka kembali menikmati kebersamaan yang indah di atas ayunan yang menjadi sejarah indah awal mula cinta antara mereka tumbuh.Karina tak lagi segan membiarkan Raka tenggelam dalam kisah Karina tentang Surabaya dan semua yang dia alami di sana. Beberapa kali kilatan amarah terlihat di mata Raka ketika Karina sampai pada kisah tentang Nathan.Karina sangat lega. Lewat sudah duka yang selama ini memayungi rumah tangga mereka. Kini saatnya membuka lembaran baru, menata kembali semua yang sempat terserak di anta

  • Konspirasi Cinta Pertama   Ketegangan Raka Dan Adnan

    Air mata menetes satu persatu luruh menindih ketegaran seorang Karina yang memang berhati selembut kapas, dia menatap Adnan yang juga mulai berkaca. Pria itu pasti sangat menyesal ... telah menyakiti Nayra selama ini meski mungkin tanpa menyadarinya."Aku akan ke Surabaya menyusul Nayra, dia pasti terpuruk sendiri di rumah sebesar itu. Ibu baru saja meninggal dan aku satu-satunya orang yang seharusnya menguatkan, justru menjadi manusia yang paling menyakiti," ucap Adnan penuh penyesalan."Kau tidak salah, Ad. Bukankah selama ini kau tidak tahu dengan perasaan Nayra yang sebenarnya?" ucap Karina berusaha menguatkan Adnan, tak ingin melihat pria itu rapuh di saat-saat seperti ini."Aku telah jadi teman berbagi kepahitan dengannya, tapi aku bahkan tak bisa peka untuk menyadari. Kepahitan yang justru aku sendirilah penyebab dari itu semua." Adnan mulai meracau menyalahkan diri sendiri."Ad, kapan kau aka

  • Konspirasi Cinta Pertama   Konspirasi Nayra

    Sudah sebulan lebih sepasang suami istri itu dilanda perang dingin. Mereka hanya bicara satu sama lain ketika ada Ayub di tengah-tengah mereka atau saat ada orang luar yang datang bertamu.Seperti saat ini, mereka hanya diam dalam sekat ruang yang sama. Karina dengan novel tebal di tangan dan Raka dengan game di Hp-nya. Mereka laksana sepasang merpati terbang rendah yang tak saling menyapa.Suara ketukan dari arah pintu membuat Karina dan Raka yang tengah duduk berjauhan di ruang tamu seketika kompak menatap ke arah yang sama. Karina bangkit membuka pintu, untuk sejenak dia mencoba berdiskusi dengan akal sehatnya. Melihat Adnan berdiri mematung di ambang pintu membuat otak Karina bleng."Adnan, ka, kau ...?" tanya Karina dengan separuh nyawa yang tak lagi menetap.Wanita yang kini tengah mengenakan hijab hijau lemon itu panik bukan main, dia bisa mati berdiri kalau kedua pria ini bertemu. Raka

  • Konspirasi Cinta Pertama   Pertengkaran

    Usai makan malam bersama semua anggota keluarga mertuanya, Raka memboyong istri dan anaknya pulang. Ayub sudah keburu tidur di atas motor ketika mereka sampai. Raka mengambil alih putranya dari pangkuan Karina dan menggendong bocah itu hati-hati takut dia terbangun.Karina bergegas membuka pintu pagar dan pintu rumah, membiarkan Raka masuk lebih dulu. Tak ada percakapan ataupun gelak canda tawa romantis, seperti yang selalu tercipta di keluarga kecil mereka dulu. Hanya ada kebungkaman satu sama lain. Ada jarak tak kasat mata di antara mereka.Tepat saat tangan Karina sudah menyentuh stang motor, Raka muncul di ambang pintu, memintanya turun. Karina yang memang malas berdebat langsung patuh, dia memutar tubuh untuk menutup pintu gerbang.Tatapan mata mereka bertabrakan ketika Karina kembali masuk ke dalam ruang tamu. Raka sudah duduk di sana menatap tajam dengan tangan ditepuk-tepukkan pada paha. Karina membuang muka hend

  • Konspirasi Cinta Pertama   Air Mata Papa

    Karina bergegas turun dari motor ketika Kayra sudah berdiri menatap di ambang pintu dengan tatapan seolah melihat setan. Karina melangkah ragu menghampirinya pun saat tiba-tiba adiknya itu menghambur memeluknya dengan terisak."Kak, aku pikir aku akan kehilangan Kakak untuk selama-lamanya. Aku pikir aku akan kehilangan Kanseku!" ucapnya dengan bahu terguncang dalam pelukan Karina, membuat air mata Karina ikut luruh."Karin, Kau!?" pekik papanya dari dalam membuat Karina mengangkat wajah menatap pria tua itu dengan tubuh gemetar ketakutan.Pria tua itu melangkah maju menyingkirkan Kayra dari pelukan Karina dan memeluk putri sulungnya dengan erat, seolah Karina akan pergi jauh dari kehidupan mereka selamanya. Karina kaget dengan perlakuan papa yang tadinya dia pikir dirinya akan diamuk dan dimarahi habis-habisan, tapi justru diperlakukan sehangat ini."Jangan pernah pergi lagi, Nak! Kau bisa memb

  • Konspirasi Cinta Pertama   Amarah

    Karina melangkah ragu melintasi pagar, berdiri mematung di ambang pintu rumah sendiri. Menghela napas panjang dan menghembuskannya kasar. Sebelum dia memutuskan untuk masuk rumah menyeret koper dengan malas.Tepat saat akan masuk rumah, Raka dengan hanya menggunakan celana bokser pendek warna merah dengan baju kaos longgar berwarna putih, mendongak padanya. Pria itu tengah sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Melihat wanita yang begitu dia rindui itu membuat Raka berdiri mematung menatap Karina. Lama mereka terpaku satu sama lain.Raka menatap wanitanya penuh rindu, tapi tidak dengan Karina. Dia menatap Raka dengan amarah yang berkecamuk dalam dada. Wanita itu tidak bergerak karena pikirannya tengah sibuk mencerna untuk apa suaminya ada di sini, bukankah seharusnya saat ini dia di Surabaya mengangkangi wanitanya yang sangat cantik itu.Setelah Karina bisa menguasai situasi, dia berjalan masuk ke

DMCA.com Protection Status