Home / Romansa / Konspirasi Cinta Pertama / Menyelami luka hatinya

Share

Menyelami luka hatinya

Author: Faiqa Eiliyah
last update Last Updated: 2021-04-27 04:29:14

"Kesendirian adalah jalan terbaik untuk duka dan jenuh menghancurkanmu."

Faiqa Eiliyah

Ayub seru sendiri bermain di taman belakang. Bersama kedua robot yang dihadiahkan oleh kak Nadiranya, dua hari yang lalu sebelum kembali lagi ke Surabaya. 

Meskipun Ikshan dan Raka sama-sama di Surabaya, tapi jarak tempat Ikshan bekerja dengan restoran milik papa Pratama cukup jauh. Mereka baru sekali mampir di sana. Itu pun karena kebetulan lewat.

"Assalamualaikum!" Suara seorang wanita dari arah pintu depan, membuat fokus Karina dari pakaian yang dilipatnya teralihkan. Karina meninggalkan pekerjaannya dan bergegas menuju pintu.

 "Waalaikumussalaam, eh, Mbak Nayra, silahkan masuk!" ajaknya ramah.

"Ayubnya mana, Mbak Karin?" tanyanya sambil celingak celinguk mencari Ayub, membuat Karina tanpa sadar terkikik geli melihat ulah tetangga barunya yang polos itu.

"Dia di taman belakang, main ayunan sama robot-robotannya," terang Karina menyalakan TV agar Nayra bisa menonton dan dia bisa menemaninya sembari melanjutkan acara lipat-melipat yang tadi terpaksa dia tinggalkan.

"Tiga hari ini, Mbak Karin dan Ayub, ke mana? Aku sering ke sini loh. Bawa catty dan makanan juga, tapi nggak pernah ketemu," curhatnya.

"Ough, iya, mbak. Aku dan Ayub, nginap di rumah kakeknya," terang Karina sambil sesekali melihat ke arah Nayra.

"Padahal dua hari ini suamiku pulang, aku kepengen ... banget, ngenalin kalian sebagai tetangga baru yang pertama kali aku kenal. Sayangnya, nggak jadi karena kalian nggak ada dan sekarang dia sudah pergi lagi!" sesalnya.

"Ya, Allah, Mbak ... kita ini tetanggaan nggak sehari dua hari, tapi dalam kurun waktu lama. Inshaa Allah, kami pasti bisa bertemu suatu saat nanti!" ucap Karina tersenyum geli, melihat betapa polos tetangga barunya itu.

"Iya, seh, mbak. Suamiku juga sudah penasaran banget, mau ketemu sama Mbak Karin dan Ayub. Habisnya saat ia pertama sampai rumah kemarin lusa, hal yang pertama kali kubicarakan padanya adalah si catty, kucing kesayangannya yang sempat nyasar ke kamarnya Ayub," ucapnya semangat.

"Jadi, bagaimana tanggapan suamimu?" tanya Karina ikut penasaran mendengar ceritanya.

"Suamiku bilang, kalau sekarang dia tenang bekerja jauh dariku. Karena sekarang aku punya kalian, tetangga yang baik dan juga bisa diajak main saat aku lagi jenuh atau kesepian!" ucap Nayra semangat.

Karina tersenyum puas karena akhirnya selesai melipati pakaian tanpa terasa, sambil ditemani Nayra. Ia menyusun rapi pakaian itu ke dalam keranjang, sebelum memindahkannya ke dalam lemari pakaian.

"Memangnya kamu nggak kenal tetangga lain selain kami?" tanya Karina penasaran.

"Belum, Mbak. Aku cuma kenal kalian berdua." ucap Nayra sembari nyengir kuda.

Karina terkikik geli karena ulah Nayra, yang tidak hanya terlihat polos dan lugu. Dia juga sangat manis dan menyenangkan. Hal itu membuat Karina dengan mudah akrab dan jatuh cinta pada karakternya.

Mereka berbincang-bincang sampai lupa waktu, kadang mereka terlihat tertawa-tawa, kadang juga dengan mimik wajah serius. Sampai akhirnya tanpa terasa siang telah berganti senja.

"Sudah sore Mbak Karin, aku pamit pulang dulu!" pamitnya beranjak dari duduk lalu keluar menuju pintu depan.

"Mbak, besok kalau sudah salat Asar, jalan-jalan ke rumahku sama Ayub, ya!" ajaknya dengan wajah serius.

"Ough, iya. Nanti dilihat, ya. Aku nggak bisa janji soalnya," ucap Karina dengan tersenyum, menatapnya hingga menghilang di lorong samping pagar rumahnya.

Karina kembali masuk ke dalam rumah, siap-siap untuk meracik menu makan malam. Mandi lalu Salat Maghrib. Begitu semua ritual selesai, Karina mulai bersantai sambil membuka-buka Medsos. Sebelum makan malam dimulai, sebagai relaksasi untuk otot, otak, dan hatinya.

Begitu ia merasa sudah agak baikan, Karina menyiapkan makan malam. Mereka makan malam bersama tanpa banyak bicara. Setelah selesai makan, Ayub beranjak ke meja belajarnya mengerjakan PR. Dia disuruh menghitung gambar setiap buah dalam keranjang, lalu menuliskan hasilnya pada titik-titik di samping gambar.

Karina tak mengajari, hanya ikut melihati Ayub mengerjakan PR. Jika dia terlihat lama mengetuk-ngetuk pensilnya ke meja. Karina akan memajukan tubuh untuk melihat soal mana yang dianggapnya sulit itu. Meskipun dia tetap tak akan membantu tanpa dimintai tolong.

Setidaknya ini adalah awal pendidikan secara dini, untuk menggagahi hidup. Bahwa hidup itu harus bekerja keras tanpa harus bergantung pada orang lain. Karena bergantung pada orang lain adalah jalan terdekat menuju kemalasan dan kegagalan.

Sampai ke sepuluh soalnya selesai, Ayub sama sekali tak kesulitan. Dia mengerjakan sendiri dengan tenang dan tanpa rewel. Selesai semua PR-nya ia kerjakan, ia minta di temani ke kamar untuk pipis, lalu melompat ke tempat tidur.

"Apa hari ini Ayah tak menelpon Ibu?" tanya bocah kecil itu begitu hati-hati, seakan takut menyakiti hati ibunya dengan pertanyaan yang baru saja ia lontarkan.

"Tidak, mungkin Ayah sedang sibuk," kilah Karina penuh basa-basi. Karina membenarkan letak bantal dan selimut yang akan dipakai oleh Ayub. Menatap mata putranya begitu dalam, sebelum akhirnya ia tertidur sembari menepuk-nepuk punggungnya.

Bocah kecil itu melingkarkan tangan di leher Karina, minta dielus-elus agar bisa tertidur dengan cepat. Karina pun memenuhinya, ia mengelus-elus pucuk kepalanya. Hingga akhirnya ia benar-benar terlelap. Dengkuran halusnya menggeletik telinga Karina yang berjarak begitu dekat darinya. 

Karina mengangkat kepala dan menjauhkan diri dari Ayub. Menatap wajah malaikat kecilnya itu dengan lekat, lalu merapatkan tubuh mereka, ketika bibirnya menyentuh kening putranya.

"Have a nice dream, honey!" bisiknya, lalu beranjak wudhu untuk salat Isya.

"Have a nice dream, Mommy!" bisiknya juga sambil masih memeluk bantal kesayangannya.

Tanpa Karina ketahui kalau ternyata bocah itu masih terjaga dan membalas ucapannya tadi. Beberapa menit kemudian dia sudah tenggelam dalam dialog panjangnya dengan Sang Pemilik semesta. Menumpahkan kegundahan yang begitu penuh sesak menjejali dadanya.

Setetes demi setetes air matanya jatuh membasahi mukena putih bersih yang dikenakannya. Duka itu begitu membelitnya, jika bukan karena Ayub. Mungkin dia sudah melambaikan tangan ke kamera Tuhan dan mengatakan kalau dia tak kuat lagi. Dia menyerah.

Usai membereskan perlengkapan salat, Karina beranjak menuju tempat tidur dengan HP di tangan. Memadamkan lampu kamar agar tidur jagoan kecilnya tidak terganggu. Menyalakan lampu baca di sampingnya, lalu duduk bersandar sambil kembali membuka kembali HP-nya.

Meski ia tahu, suaminya tak akan menelpon atau sekadar berbagi kabar dengannya. Entah kesibukan seperti apa yang sedang menjerat suaminya, ia tidak tahu. Karina hanya tahu, suaminya tak lagi ada waktu untuknya.

Galeri adalah satu-satunya tujuan yang bisa ia singgahi, membasuh rindu di hatinya dengan menatap wajah-wajah mereka di masa lalu. Ada senyum dan tawa yang terukir jelas pada wajah-wajah mereka di foto itu. Wajah-wajah yang penuh kebahagiaan, tapi kini ... wajahnya hanya dipenuhi oleh kegelisahan.

Karina tersenyum, kontras dengan air mata yang terus bergulir di pipinya. Begitu dalam ujung runcing dari duka itu menghujam tepat ke dasar sukmanya.

"Ibu, kenapa Ibu belum tidur?" Geliat si kecil di sampingnya. Membuatnya buru-buru menyeka air mata, memadamkan lampu dan lanjut menyelami luka hatinya.

Related chapters

  • Konspirasi Cinta Pertama   Mengenal Nayra lebih dekat

    "Sahabat baru terkadang bisa membawa suasana baru. Di saat jenuh terasa ingin mencekikmu."Faiqa EiliyahSeperti permintaan Nayra kemarin sore. Saat ini Karina dan Ayub sudah duduk manis di depan rumah Nayra. Berbeda dengan Karina yang lebih suka bunga yang benar-benar menampakkan bunga. Karina begitu gila pada jenis-jenis bunga itu. Karena mencintai aneka warna, bentuk bunga, kelopak, juga keharumannya. Sedang Nayra kelihatannya lebih menyukai tanaman hias daun yang beraneka corak dan bentuk. Berbagai jenis tanaman hias daun memenuhi teras dan halaman rumahnya."Eh, Ayub! Senang banget akhirnya kalian mau ke sini!" serunya, membuat Karina terlonjak kaget dari keasyikannya menyapu tanaman hias milik Nayra dengan tatapan liarnya."Eh, maaf!" ucap Karina tersipu malu, sementara Ayub ternyata sudah asyik sendiri melihati kolam ikan yang penuh dengan ikan-ikan cantik di bawah sana.

    Last Updated : 2021-04-30
  • Konspirasi Cinta Pertama   Hati yang terlanjur luka

    "Luka yang tertinggal di tubuh bisa disembuhkan oleh obat, tapi luka yang tertinggal di hati hanya mampu disembuhkan oleh waktu."Faiqa EiliyahHari ini Karina dan Nayra selesai barter tanaman bunga. Beberapa hari yang lalu Karina menyarankan agar Nayra mau menanam tanaman hias yang ada kembangnya, tapi dia menolak. Alasannya tanaman hias yang berbunga ada masa matinya dan harus diperbaharui lagi, cenderung manja karena harus disiram tiap hari.Tapi Karina mematahkan argumennya dengan mengatakan, kalau untuk melihat keindahan yang luar biasa memang perlu sedikit usaha. Lelah itu akan terbayar ketika warna warni dari kelopak bunga itu memenuhi tamannya.Sebagai gantinya Nayra juga meminta agar Karina merasakan simplenya menanam tanaman hias daun, selain nggak manja. Dia juga tahan segala cuaca dan tak perlu rajin disiram.Karina bahkan sempat ngakak menggoda Nayra kalau tanaman hias daun itu, Tuhan ciptakan unt

    Last Updated : 2021-04-30
  • Konspirasi Cinta Pertama   Bisakah cinta tetap menepi?

    "Menepikan biduk ke bibir pantai ketika di tengah lautan ada amukan badai adalah cara terbaik untuk menyelamatkan biduk dari karam."Faiqa EiliyahKarina sudah selesai menata sarapan di atas meja, Ayub sudah rapi menggunakan pakaian TK-nya yang sangat manis dengan perpaduan warna hijau dan putih. Sementara Raka tertidur kembali setelah usai salat Subuh, entah apa yang dilakukannya semalam hingga ia tidur terlalu larut.Selesai sarapan, Karina menyisihkan piring kotor. Menutup kembali sarapan yang ada di atas meja dengan tudung saji. Lalu bergegas mengantar Ayub ke TK-nya dengan jalan kaki."Pagi, Ayub!" Suara Nayra membuat keduanya menoleh berjamaah pada si sumber suara."Pagi, mbak Nayra!" balas Karina dengan tersenyum lebar."Mau kemana, tumben sepagi ini?" tanya Karina bingung."Mau ikut kalian," jawabnya sambil cengar-cengir nggak jelas."Ikut?"

    Last Updated : 2021-04-30
  • Konspirasi Cinta Pertama   Demi Ayub

    "Sebesar apa pun luka yang tengah meradang di hati seorang Istri, luka itu akan ia lupakan demi melihat buah hatinya bahagia."Faiqa EiliyahAyub mengangkat wajah dengan tatapan dingin ketika Karina sampai di sana. Teman-temannya sudah menghilang, menyisakan dirinya menunggu sendiri. Belum lagi Mak Idah yang biasa menemaninya, hari ini belum juga masuk karena sakit."Ibu lambat, ya?" tanya Karina dengan raut penuh penyesalan, sambil mencoba membaca raut wajah putranya yang dingin. Karina ikut duduk di samping Ayub karena ia tak memberikan tanggapan atau respon pada pertanyaannya."Kenapa memarahi Ayah, apa Ibu mau Ayah pergi lagi jika Ibu terus memarahinya!" ucapan putranya membuat rahang Karina nyaris lepas dan terjatuh."Hah, sejak kapan Ayub berani menguping pembicaraan orang tua? Dosa loh, anak kecil menguping pembicaraan orang dewasa." Karina yang shock menoleh pada putranya."Ayub, nggak

    Last Updated : 2021-05-01
  • Konspirasi Cinta Pertama   Gugup

    "Bahkan pasangan pun bisa menjadi asing ketika kau meninggalkannya terlalu lama, dan membiarkannya mati terkubur oleh rindu."Faiqa EiliyahKarina keasyikan main game, mencari pelarian saat kedua prianya seperti biasa mengabaikannya. Entah mereka sedang apa di kamar, hanya terdengar suara adu mulut yang sesekali diselingi suara kikikan.Karina mau tidak mau menjadikan HP sebagai pelarian. Meski dia tidak begitu suka main game, tapi demi melindungi dirinya dari kejenuhan yang bertumpuk. Main game adalah jalan ninja untuk lepas dari segala keruwetan dan kejenuhan.Prok prok prok prok!Karina menoleh kaget dengan suara tepuk tangan di belakangnya. Di sana Raka tengah bersandar di ambang pintu kamar. Tengah menatapnya lekat, Karina menoleh menatap wajah Raka, mencari arti dari tepuk tangannya barusan.Raka berjalan mendekat, lalu duduk di sampingnya dan tertawa ringan, "Jadi sekarang kau alih prof

    Last Updated : 2021-05-05
  • Konspirasi Cinta Pertama   Bersama menebas sepi

    "Tertawa adalah senjata paling ampuh, untuk memutuskan simpul-simpul sepi yang melilitmu."Faiqa EiliyahHari ini Raka mengajak putranya mengunjungi kakeknya. Tadi pagi saat mereka lelah bermain bola di halaman belakang. Mereka tiba-tiba kepikiran untuk pergi bersenang-senang ke sana, tentu saja karena sibuk mengatasi amarah Karina. Raka jadi lupa mengunjungi mereka semua. Terutama Idham, sepupu Karina yang tak lain adalah sahabat karibnya.Sementara Karina lebih memilih tinggal sendiri di rumah. Seperti siang itu, dia duduk sendiri di depan TV ketika semua pekerjaan rumah sudah kelar dia kerjakan. Rasa bosan yang tiba-tiba hadir menyelinap, membuatnya berjalan ke teras rumah dan duduk di sana seperti orang kesepian.Menggerakkan jempolnya naik turun di beranda sosmed, tapi tak ada yang mampu menarik perhatiannya. Meskipun sekedar untuk mengalihkan rasa bosan yang tiba-tiba hadir tanpa diundang. Dia hanya membiarkan semu

    Last Updated : 2021-05-15
  • Konspirasi Cinta Pertama   Kisah Asmara Nayra

    "Jika sakralnya pernikahan kau jadikan sebuah kompromi, tunggulah saatnya ketika hatimu bahkan tak bisa berkompromi dengan dirimu sendiri."Faiqa EiliyahKarina memejamkan mata saat menyeruput es lemon tea buatannya yang begitu segar. Sementara Nayra asyik mencocol perkedelnya pada sambal pedis manis yang khusus diracik oleh Karina untuknya. Menggunakan resep rahasia andalan Karina. Nayra begitu senang karena dia sangat menyukai perpaduan rasa pedis, manis, asam itu dalam satu gigitan."Nay, apa kamu nggak kesepian kalau malam tiba dan hanya sendiri?" tanya Karina mulai kefo dengan kehidupan pribadi Nayra."Enggak! suamiku ada atau tidak sama saja bagiku," jawabnya cuek. Membuat Karina tiba-tiba menoleh, mengerutkan kening, "Ada atau tidak sama saja gimana maksudnya?""Ya, sama saja. Nggak akan mengubah apa-apa." Dia mencocol lagi perkedelnya kali ini dengan porsi sambal yang jauh lebih banyak

    Last Updated : 2021-05-26
  • Konspirasi Cinta Pertama   Melepas Kembali

    "Mengapa melepas itu sakit? Karena kepergiannya membawa serta semua harapan untuk bersama. Menyisakan setumpuk kenangan dan rasa untuk kau ratapi."Faiqa EiliyahBeberapa hari ini romantisme rumah tangga mereka kembali normal seperti dahulu, kadang Raka sengaja menggantikan Karina mengantar Ayub ke TK. Supaya Karina tidak perlu lagi bolak-balik mengantarnya, lalu kembali mengerjakan pekerjaan rumah dan menjemputnya lagi beberapa jam kemudian.Ayub juga lebih senang di antar ayahnya karena ia tak perlu jalan kaki, seperti saat bersama Karina. Ketika malam tiba dan Raka buru-buru mengajak Ayub pergi tidur bersama, maka Karina akan cukup tahu diri kalau Raka menginginkannya.Biasanya Karina juga akan bergegas menyelesaikan semua pekerjaannya, seperti berbenah, mencuci peralatan makan, dan menyiapkan tempat tidur.Ketika bunyi pintu kamar terbuka, Karina akan beranjak dari tempat duduk dan mematikan telev

    Last Updated : 2021-05-28

Latest chapter

  • Konspirasi Cinta Pertama   Kembali Pada Cinta Yang Halal

    Karina duduk di sisi taman menerawang jauh ke masa lalu, masa di mana ketika dia masih berjuang. Bergelut dengan kehidupan, mencari makna dan kemana arah langkah yang akan ditempuh.Tak jauh dari tempatnya duduk, Raka dan Ayub terus berlari memperebutkan bola ke sana ke mari seolah tak pernah lelah. Mereka tertawa lepas, seolah duka tak pernah singgah pada raut wajah itu.Wajah-wajah yang pernah disinggahi rindu yang sangat menyiksa. Mata yang pernah dibanjiri oleh air mata kekecewaan dan penyesalan. Itulah hidup, sejatinya tak ada yang mudah. Semua butuh pengorbanan, perjuangan, dan kesabaran.Tak ada seorang pun manusia yang dilahirkan, bisa memilih jalan dan akhir dari hidupnya sendiri. Karena takdir selalu melenggang mengikuti kehendak SANG Pencipta. Sedang manusia hanya bisa berusaha semampu, sebisa mereka. Karena pinish-nya tetap urusan Allah.Karina pernah begitu mencintai Adnan. Pernah

  • Konspirasi Cinta Pertama   Badai Akhirnya Usai

    Raka dan Ayub tengah tertidur dengan saling memeluk satu sama lain. Mereka begitu damai dalam lelap mereka. Seulas senyum merekah di sudut bibir Karina menatap kedua prianya.'Makasih Tuhan, telah membuka mataku untuk dapat melihat semua kebenarannya sebelum terlambat. Jika tidak, mungkin aku akan jadi manusia yang paling menyesal karena telah salah menilai Kak Raka.' bisik hati Karina. Dia menutup mata merafal syukur pada Sang Pemilik segala dalam hati.Ponsel-nyq berdering, tepat saat akan merebahkan tubuh di samping sang suami. Dia membatalkan niat untuk tidur dan segera beranjak menjauh dari kedua orang yang tengah terlelap itu. Takut suaranya akan mengganggu atau bahkan bisa membangunkan mereka.Dengan perlahan membuka pintu kamar, lalu menutupnya kembali begitu sudah berada di luar. Melangkah menuju halaman belakang dan menjawab panggilan yang sudah berdering dari tadi.Karina menjawab panggila

  • Konspirasi Cinta Pertama   Kembali Menata Hati

    Adnan yang saat itu kebetulan keluar rumah mematung takkala mendapati sosok Karina dari kejauhan. Wanita itu tengah berjalan santai bersama suami dan putranya yang tampan. Mereka perlahan menjauh meninggalkan pekarangan rumah.Sudut bibir Adnan tersungging saat mengingat reaksi kedua Suami-Istri itu, saat tadi dia menggoda mereka tentang Furqon. Adnan begitu menikmati sekelebat kecemburuan yang berkilat di mata Raka setiap kali dia dengan sengaja menggoda Karina."Karin, aku mengikhlaskan kau bahagia dengannya. Bukan karena di hatiku tak ada lagi cintamu, tapi karena aku ingin kau bahagia. Cukup sudah derita kau pikul, cukup beban duka menghimpitmu. Kini saatnya kau tersenyum dan bahagia," bisiknya.Adnan menutup pintu, kembali ke dalam. Semua barang-barang yang akan dia bawa besok, sudah terkemas rapi dalam ransel besar berwarna hitam yang tergeletak di sudut ruangan. Raka terlentang dengan tatapan kosong menerawang jau

  • Konspirasi Cinta Pertama   Nafas Cinta

    Setelah salat Isya, Karina dan Raka kembali ke ayunan di taman belakang, tempat favorit mereka sejak pertama kali mereka berdua menempati rumah itu. Mengulang kembali setiap detik indah yang sempat terenggut paksa oleh jarak dan situasi.Berkali-kali Raka mendekap erat Karina dengan penuh cinta, melepaskan semua kerinduan yang selama ini mengendap di dasar jiwanya. Sama seperti Karina yang tak bisa lepas lagi. Mereka kembali menikmati kebersamaan yang indah di atas ayunan yang menjadi sejarah indah awal mula cinta antara mereka tumbuh.Karina tak lagi segan membiarkan Raka tenggelam dalam kisah Karina tentang Surabaya dan semua yang dia alami di sana. Beberapa kali kilatan amarah terlihat di mata Raka ketika Karina sampai pada kisah tentang Nathan.Karina sangat lega. Lewat sudah duka yang selama ini memayungi rumah tangga mereka. Kini saatnya membuka lembaran baru, menata kembali semua yang sempat terserak di anta

  • Konspirasi Cinta Pertama   Ketegangan Raka Dan Adnan

    Air mata menetes satu persatu luruh menindih ketegaran seorang Karina yang memang berhati selembut kapas, dia menatap Adnan yang juga mulai berkaca. Pria itu pasti sangat menyesal ... telah menyakiti Nayra selama ini meski mungkin tanpa menyadarinya."Aku akan ke Surabaya menyusul Nayra, dia pasti terpuruk sendiri di rumah sebesar itu. Ibu baru saja meninggal dan aku satu-satunya orang yang seharusnya menguatkan, justru menjadi manusia yang paling menyakiti," ucap Adnan penuh penyesalan."Kau tidak salah, Ad. Bukankah selama ini kau tidak tahu dengan perasaan Nayra yang sebenarnya?" ucap Karina berusaha menguatkan Adnan, tak ingin melihat pria itu rapuh di saat-saat seperti ini."Aku telah jadi teman berbagi kepahitan dengannya, tapi aku bahkan tak bisa peka untuk menyadari. Kepahitan yang justru aku sendirilah penyebab dari itu semua." Adnan mulai meracau menyalahkan diri sendiri."Ad, kapan kau aka

  • Konspirasi Cinta Pertama   Konspirasi Nayra

    Sudah sebulan lebih sepasang suami istri itu dilanda perang dingin. Mereka hanya bicara satu sama lain ketika ada Ayub di tengah-tengah mereka atau saat ada orang luar yang datang bertamu.Seperti saat ini, mereka hanya diam dalam sekat ruang yang sama. Karina dengan novel tebal di tangan dan Raka dengan game di Hp-nya. Mereka laksana sepasang merpati terbang rendah yang tak saling menyapa.Suara ketukan dari arah pintu membuat Karina dan Raka yang tengah duduk berjauhan di ruang tamu seketika kompak menatap ke arah yang sama. Karina bangkit membuka pintu, untuk sejenak dia mencoba berdiskusi dengan akal sehatnya. Melihat Adnan berdiri mematung di ambang pintu membuat otak Karina bleng."Adnan, ka, kau ...?" tanya Karina dengan separuh nyawa yang tak lagi menetap.Wanita yang kini tengah mengenakan hijab hijau lemon itu panik bukan main, dia bisa mati berdiri kalau kedua pria ini bertemu. Raka

  • Konspirasi Cinta Pertama   Pertengkaran

    Usai makan malam bersama semua anggota keluarga mertuanya, Raka memboyong istri dan anaknya pulang. Ayub sudah keburu tidur di atas motor ketika mereka sampai. Raka mengambil alih putranya dari pangkuan Karina dan menggendong bocah itu hati-hati takut dia terbangun.Karina bergegas membuka pintu pagar dan pintu rumah, membiarkan Raka masuk lebih dulu. Tak ada percakapan ataupun gelak canda tawa romantis, seperti yang selalu tercipta di keluarga kecil mereka dulu. Hanya ada kebungkaman satu sama lain. Ada jarak tak kasat mata di antara mereka.Tepat saat tangan Karina sudah menyentuh stang motor, Raka muncul di ambang pintu, memintanya turun. Karina yang memang malas berdebat langsung patuh, dia memutar tubuh untuk menutup pintu gerbang.Tatapan mata mereka bertabrakan ketika Karina kembali masuk ke dalam ruang tamu. Raka sudah duduk di sana menatap tajam dengan tangan ditepuk-tepukkan pada paha. Karina membuang muka hend

  • Konspirasi Cinta Pertama   Air Mata Papa

    Karina bergegas turun dari motor ketika Kayra sudah berdiri menatap di ambang pintu dengan tatapan seolah melihat setan. Karina melangkah ragu menghampirinya pun saat tiba-tiba adiknya itu menghambur memeluknya dengan terisak."Kak, aku pikir aku akan kehilangan Kakak untuk selama-lamanya. Aku pikir aku akan kehilangan Kanseku!" ucapnya dengan bahu terguncang dalam pelukan Karina, membuat air mata Karina ikut luruh."Karin, Kau!?" pekik papanya dari dalam membuat Karina mengangkat wajah menatap pria tua itu dengan tubuh gemetar ketakutan.Pria tua itu melangkah maju menyingkirkan Kayra dari pelukan Karina dan memeluk putri sulungnya dengan erat, seolah Karina akan pergi jauh dari kehidupan mereka selamanya. Karina kaget dengan perlakuan papa yang tadinya dia pikir dirinya akan diamuk dan dimarahi habis-habisan, tapi justru diperlakukan sehangat ini."Jangan pernah pergi lagi, Nak! Kau bisa memb

  • Konspirasi Cinta Pertama   Amarah

    Karina melangkah ragu melintasi pagar, berdiri mematung di ambang pintu rumah sendiri. Menghela napas panjang dan menghembuskannya kasar. Sebelum dia memutuskan untuk masuk rumah menyeret koper dengan malas.Tepat saat akan masuk rumah, Raka dengan hanya menggunakan celana bokser pendek warna merah dengan baju kaos longgar berwarna putih, mendongak padanya. Pria itu tengah sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Melihat wanita yang begitu dia rindui itu membuat Raka berdiri mematung menatap Karina. Lama mereka terpaku satu sama lain.Raka menatap wanitanya penuh rindu, tapi tidak dengan Karina. Dia menatap Raka dengan amarah yang berkecamuk dalam dada. Wanita itu tidak bergerak karena pikirannya tengah sibuk mencerna untuk apa suaminya ada di sini, bukankah seharusnya saat ini dia di Surabaya mengangkangi wanitanya yang sangat cantik itu.Setelah Karina bisa menguasai situasi, dia berjalan masuk ke

DMCA.com Protection Status