Share

Hari Pernikahan

Author: Sitti Rohmah
last update Last Updated: 2023-09-19 16:55:09

Waktu bergerak sangat cepat, satu minggu berjalan tanpa terasa dan akhirnya sekarang tiba juga di hari yang akan mengubah semuanya. Tidak ada yang spesial, hanya ada beberapa orang yang diundang untuk menjadi saksi. Ya, hari pernikahan itu tiba. Mereka sepakat akan menikah di kantor KUA setempat. Baik Naufal atuapun Rey tidak ada yang berdandan. Mereka hanya mengenakan baju rapi. Jangan lupakan Aisyah yang sejak tadi sibuk menenangkan Naufal. Seolah dia benar-benar tidak masalah dengan kehadiran Rey di dalam hidup mereka.

Naufal mengenakan kemeja warna putih, begitu juga dengan Rey. Keduanya sama-sama mengenakan kemeja warna putih. Aisyah sempat menawarkan kebaya yang dia kenakan saat pernikahannya dengan Naufal dulu, tapi Rey menolaknya. Dia lebih nyaman menggunakan kemeja putih dan celana hitam panjang.

"Bagaimana kalian sudah siap?" tanya bapak penghulu.

Rey melirik Naufal yang tampak tegang, kemudian Rey melihat Aisyah dengan raut wajah yang terlihat seperti ragu-ragu. Rey menari
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Kamar Untuk Rey

    Naufal terbangun ketika sayup-sayup dia mendengar suara adzan dari masjid yang tidak jauh dari rumahnya ini. Naufal bangun sambil menggeliatkan tubuhnya, dilihatnya Aisyah yang masih sangat pulas. Naufal tersenyum melihat Aisyah masih berada di sampingnya. Aisyahnya masih menjadi orang yang paling setia berada di samping Naufal baik dalam keadaan susah ataupun senang. Naufal bergerak mendekat pada Aisyah yang masih tertidur, dengan perlahan Naufal mendekatkan wajahnya pada wajah Aisyah. Melihat Aisyah dari dekat seperti ini adalah kebiasaan Naufal yang tidak Aisyah ketahui. Karena Naufal akan melakukannya ketika Aisyah sedang tertidur dengan pulas. "Syah, bangun ... Ini sudah subuh," Naufal berusaha membangunkan Aisyah dengan suara cukup pelan. Dia tidak mau kalau Aisyahnya terkejut jika Naufal membangunkan dengan suara yang cukup nyaring. "Syah, ayo bangun.""Hmmm .."Aisyah mengucek-ngucek matanya, perlahan Aisyah membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah wajah Naufal yan

    Last Updated : 2023-09-19
  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Tugas Rey

    "Masakan Aisyah emang enak banget," seru Rey dengan mulut yang masih penuh dengan nasi dan lauk pauknya.Semalam, sehabis pulang dari KUA mereka sudah larut malam dan tidak sempat untuk makan. Lebih tepatnya Naufal dan Aisyah tidak menawari Rey makan dan sekarang Rey makan sekitar jam sembilan pagi. Maklum saja jika Rey merasa sangat kelaparan. Aisyah hanya tersenyum melihat tingkah Rey itu, sedangkan Naufal hanya fokus pada apa yang dia makan. Dia tidak menghiraukan Rey yang sejak tadi mengoceh ini dan itu meski sedang makan. Aisyah tahu sekali jika Naufal sedang berusaha bersikap biasa-biasa saja setelah semua yang terjadi.Kali ini Aisyah sengaja masak cukup banyak, karena untuk saat ini dan kedepannya anggota mereka akan bertambah. Jika biasanya Aisyah hanya masak untuk dirinya dan Naufal, sekarang Aisyah juga harus masak untuk Rey. Kalau bukan karena Aisyah ingin Rey membantunya, dia tidak mungkin mau untuk menampung Rey di rumahnya. Rey sangat pecicilan dan tengil, meski memang

    Last Updated : 2023-09-19
  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Kepolosan Seorang Rey

    Rey harus berpikir cepat."Gua lagi ada di panti, gua udah lama tidak ke panti. Gua lagi mau ngajarin anak-anak karate nih," ucap Rey sambil menggingit bibir bawahnya saking takut mereka curiga. "Kok nggak ada suara anak-anak?" tanya Dimas lagi. Rey ingat, dia segera mengambil leptopnya dari dalam tasnya itu. "Ada kok, ini gua baru dari kamar mandi makanya nggak kedengeran suara mereka. Nih, kalau lu mau denger suara mereka," Rey menyetel satu video yang di mana dia sedang mengajari anak-anak karate. Untung Rey punya beberapa video anak-anak panti yang sedang latihan."Oh, gua kira lu boong sama gua.""Ya nggaklah, kalau lu nggak percaya kita video call aja yuk," ajak Rey yang tentunya dengan harapan Dimas tidak menyanggupinya. "Nggak perlu lah, gua sama Arfan langsung pulang aja. Gimana kalau sore ini kita ngumpul di cafe?"Rey cukup lega kali ini. "Cafe ya? Oke deh, sore ini gua usahain bisa. Ya udah ya, gua mau lanjut ngajarin mereka latihan."Sebelum Dimas menjawab Rey langsun

    Last Updated : 2023-09-19
  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Malam Untuk Rey

    Berusaha biasa saja setelah semua yang terjadi nyatanya tidak mudah bagi Naufal. Apalagi saat ini dia harus duduk bersama dengan Rey di kantin bersama dengan Dimas dan Arfan. Mereka sedang menikmati jus yang mereka pesan, mereka sepakat untuk tidak makan kali ini. Mereka hanya duduk saja di kantin sambil menikmati suasana kantin yang penuh sesak dengan para mahasiswa yang kelaparan itu. Jangan tanya Rey saat ini sedang apa, dia sedang meneliti setiap gadis yang masuk ke dalam kantin ini. Jika ada yang lewat di sampingnya, dengan tidak tahu malu Rey akan menyapa mereka. Dan seperti sama saja, mereka menyahuti sapaan Rey itu dengan ramah. Ada yang sampai merona pipinya karena saking senangnya di sapa oleh Rey. Lalu Naufal? Dia acuh saja seperti biasanya, mengingatkan Rey menurutnya hanya buang-buang waktu. Tidak ada gunanya juga, Rey tidak pernah mau mendengarkan apa kata Naufal. "Lu nanti habis kuliah mau ke mana Rey?" tanya Arfan pada Rey. Rey melihat pada Arfan dan berhenti men

    Last Updated : 2023-09-19
  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Terpenuhi

    "Gua juga bakal tidur, cuma gua tadi lihat lampu ruang tengah hidup ya gua cek. Eh, ternyata lu nggak tidur," tentunya ini jawaban bohong Naufal karena sebenarnya dia tidak tidur dengan Aisyah karena malam ini dia harus tidur dengan Rey. Rey merasa malas untuk berdebat dengan Naufal kali ini. Dia akan pindah ke kamarnya saja, dia akan membaca buku di dalam kamarnya. Rey yakin Naufal tidak akan bisa lagi mengganggunya ketika sudah ada di dalam kamar. Rey bangkit sambil terus memegang bukunya itu. Naufal melihat Rey yang sudah bangkit, Naufal semakin tidak nyaman karena dia harus cepat-cepat untuk mengatakannya pada Rey. "Mau ke mana?" tanya Naufal. Rey berdecak kesal, "Ya mau ke kamarlah, tadi lu nyuruh gua tidur," jawab Rey sambil menjauhkan dirinya dari Naufal. Dengan itu, Naufal juga bangkit dengan cukup gesit dari sofa tersebut. Dia mematikan lampu ruang tengah sebentar dan kemudain mengekor Rey yang sekarang sudah ada di depan pintunya.Rey menyadari sesuatu, meski dengan kead

    Last Updated : 2023-09-25
  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Rasa Cemburu

    Lima menit yang lalu baru saja adzan subuh, Naufal sudah bangun sejak sebelum adzan subuh meskipun kegiatannya bersama Rey mengharuskannya tidur cukup larut tadi malam. Ya, Naufal sudah memenuhi tanggung jawab itu pada Rey. Meski awalnya Rey cukup takut dan ragu, akan tetapi Naufal mampu meyakinkan Rey untuk tetap melanjutkannya. Sekarang, Naufal masih memandang dengan tidak percaya pada Rey yang sekarang tengah tertidur lelap di sampingnya. Tubuh polosnya tertutupi selimut hingga leher, Rey terlihat sangat lelah. Naufal tidak tega untuk membangukannya, hanya saja Rey tetap punya tanggung jawab untuk shalat subuh. Mau tidak mau Naufal tetap harus membangunkan Rey. Naufal yang masih bertelanjang dada berusaha mendekati Rey, niat Naufal hanya untuk membangunkan Rey agar segera mensucikan diri dan shalat subuh bersamanya dan juga Aisyah. Akan tetapi, saat wajahnya dan wajah Rey berjarak sangat dekat, Naufal tidak kuasa untuk tidak menatap Rey dengan lekat. Ada dorongan dalam diri Naufa

    Last Updated : 2023-09-25
  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Cukup Tahu Diri

    "Gua nggak nyangka lu beneran sama penjaga kantin itu, Dim," pekik Arfan dengan setengah tidak percaya.Untung keadaan cafe saat ini sedang tidak begitu ramai, sehingga tidak perlu ada yang terganggu dengan Arfan yang tiba-tiba heboh itu. Rey dan Naufal juga tidak kalah kagetnya mendengar pengakuan Dimas. Mereka sama-sama tidak percaya bahwa Dimas telah berhasil kencan dengan penjaga kantin yang bernama Mbak Neneng tersebut. Selama ini, yang mereka tahu Dimas hanya iseng saja setiap menggoda si penjaga kantin yang katanya janda itu. Yah... Mereka semua mengakui kalau penjaga kantin itu memang cukup manis, selain Dimas banyak mahasiswa yang lain juga yang sering menggoda Mbak Neneng. Jadi, semua teman Dimas tidak terlalu mempedulikannya setiap Dimas menggodanya. Mereka pikir Dimas itu sama saja dengan mahasiswa yang lain, hanya berniat menggoda. Tidak tahunya, Dimas mengakui dirinya sudah berkencan dengan janda tersebut.Penjaga kantin itu memiliki nama Sumyani, entah dari mana pangg

    Last Updated : 2023-09-25
  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Berdua Saja

    "Mau gua bantu?"Rey menghentikan aktifitas menjemurnya kala suara Naufal terdengar sangat dekat darinya. Rey membalikkan badannya sedikit, benar saja Naufal berdiri di belakang Rey yang sedang berada di halaman belakang rumah kontrakan tersebut. Halaman yang tidak begitu luas itu menjadi area yang cukup strategis untuk dijadikan tempat menjemur. Aisyah juga menjemur pakaiannya di halaman ini dikarenakan matahari tidak terhalang apapun di tempat ini. Tidak ada pepohonan besar sama sekali. Hanya ada beberapa tumbuhan rambat yang tumbuh liar di sekitaran halaman. Ada juga yang menjalar pada pagar semen yang ada di sana. "Tidak perlu, lagian ini cuma sedikit kok," tolak Rey halus. Rey saat ini memang tidak memiliki jadwal kegiatan, hari liburnya mungkin akan dia habiskan di rumah saja. Dia tidak tahu kalau ternyata Naufal juga ada di rumah. Dia pikir Naufal ikut Aisyah keluar karena sejak tadi Rey tidak melihat pergerakan Naufal sama sekali. Sedangkan Aisyah, sudah sejak semalam menga

    Last Updated : 2023-09-25

Latest chapter

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Harus Melepaskan

    "Dim, gua hari ini mau ke rumah lu, ya," ucao Rey ketika mereka baru saja keluar dari kelas. Hari ini, kelas mereka keluar secara bersamaan jadi mereka bisa langsung untuk ngumpul.Kalau Naufal? Anak itu tadi katanya mau ke fakultas Aisyah dulu, dia mau memastikan Aisyah masih ada kelas lagi atau tidak. Jadi, saat ini hanya berkumpul Rey, Arfan dan juga Dimas. Seperti biasa, sore-sore begini mereka memilih ngaso di bawah pohon yang berada di halaman fakultas mereka. "Lu yakin?" tanya Dimas."Iya, gua yakin kok. Gua udah sembuh. Lu liat aja kaki gua udah sembuh gini," kata Rey. Sebenarnya tidak benar-benar sembuh. Hanya lebih lumayan ketimbang hari kemarin.Sedangkan Arfan, sejak tadi sepertinya dia tengah sibuk dengan isi pikirannya sendiri. Dia tidak ikut mengobrol dengan Rey dan Dimas. Rey yang menyadari jika Arfan sedang dengan dunianya segera menyenggol Arfan."Lu apaan sih, Rey? Main senggol aja, lu pikir gua ubin? Lu pikir gua dinding bisa lu senggol?""Lagian lu kenapa? Kayak

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Seperti Dejavu

    Rey menghapus air matanya yang terus saja mengalir meski sudah berusaha untuk ditahan oleh Rey. Rasa sesak itu belum hilang dari dada Rey. Jujur saja, kenyataan tentang kehamilan Aisyah itu membuat Rey terus kepikiran. Rey masuk ke dalam rumah ketika Aisyah masuk ke dalam kamarnya menyusul Naufal, saat itu Rey diam-diam masuk ke dalam kamarnya. Namun, sampai di dalam kamarnya Rey masih tak bisa menghentikan air mata yang terus saja mengalir bak anak sungai di pipinya. Rey tahu hal ini cepat atau lambat akan terjadi, pernikahannya dengan Naufal hanyalah pernikahan kompromi yang hanya ingin mendapatkan anak. Dan sekarang, Naufal ataupun Aisyah sudah tidak membutuhkan dirinya lagi. Sesal memang tidak datang sejak awal. Andaikan dulu Rey bisa meyakinkan Aisyah bahwa dia bisa memiliki anak tanpa harus melibatkan Rey, mungkin pernikahan ini tidak akan terjadi. Andai setiap kali Dimas menawarkan untuk bekerja di toko orang tuanya Rey sanggupi tanpa perlu pikir panjang, mungkin Rey tidak akan

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Terbongkarnya Kehamilan Aisyah

    "Kak Rey," panggil Cindy dengan setengah teriak.Akhirnya, setekah beberapa hari Cindy tidak ketemu dengan Rey. Kali ini Cindy sangat bahagia karena dia bisa ketemu dengan Rey, meskipun saat ini Rey tengah bersama dengan tiga temannya yang lain. Cindy tidak peduli, yang penting dia bisa ketemu dengan Rey.Berbeda dengan Cindy yang tampak bahagia karena bisa ketemu dengan Rey, Naufal tampak tak suka ketika Cindy berjalan mendekati mereka. Naufal ingat ketika di mana Rey sedang bersama dengan Naufal dan tiba-tiba Cindy ini menelpon Reu dan mengajak Rey untuk ketemuan."Akhirnya ketemu juga," ucap Cindy setelah dirinya sampai di dekat Rey. Cindy langsung duduk di samping Rey, tidak peduli dengan ketiga teman Rey yang ada di sana sambil melihat sikap Cindy yang cukup clingy terhadap Rey."Ada apa, Cin?" tanya Rey."Kangen tahu," ujar Cindy sambil terlihat manja dengan Rey. Rey tidak menyangka dengan sikap Cindy yang tiba-tiba itu, Rey cukup risih. Padahal, Cindy sudah biasa seperti ini de

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Naufal Mulai Cemburu

    Sebelum subuh, Rey sudah berada di kamar mandi kareena merasakan mual yang tak terkira. Sudah berulang kali dia memuntahkan isi perutnya, tapi mualnya itu tetap tak juga hilang."Huek ... Huek ...."Rey merasa sangat lemas, belum lagi kakinya yang sekarang malah terlihat bengkak. Padahal, semalam seperti tidak apa-apa. Untuk jalan Rey merasa sangat kesulitan, sekarang Rey harus merasakan lemas karena mual."Gua kenapa, sih? Perasaan mualnya nggak ilang-ilang dari kemarin," keluhnya.Rumah masih sepi, karena ini memang masih belum masuk waktu subuh. Mungkin Naufal atupun Aisyah masih terlelap tidur. Untung Rey merasakan mual ini sekarang, entah jika nanti. Rey hanya tidak ingin membuat Aisyah ataupun Naufal harus merasa khawatir dengan dirinya. Cukup dengan numpang makan dan tinggal gratis di rumah ini saja. Rey tak ingin merepotkan mereka dengan hal lain.Di sisi lain, Aisyah terbangun karena merasa kebelet pipis. Aisyah melirik Naufal yang masih terlelap. Setelah memasang kembali jil

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Api Cemburu

    Sampai di rumah, Aisyah sudah tampak berdiri di teras kontrakan mereka yang sederhana itu. Rey turun setelah Naufal membukakan pintu mobilnya. Dan itu tidak lepas dari pandangan Aisyah, seketika hati Aisyah terasa terbakar. "Loh, kok kamu ada di luar?" tanya Naufal.Aisyah tak menjawab, dia masih menatap tajam ke arah Rey yang berjalan dengan kaki pincang. "Dia kenapa?" tanya Aisyah dengan nada yamg sangat kentara jika dia marah terhadap Rey. Pertanyaan itu dia tujukan pada Naufal.Rey memilih menundukkan kepalanya, karena selain karena Rey sedikit takut Aisyah marah, Rey juga sedang berusaha untuk menyembunyikan merah di bagian lehernya akibat perbuatan Naufal. "Itu yang aku bilang tadi, Syah," kata Naufal sambil melirik Rey yang masih menunduk. Naufal sebenarmya juga tak tenang saat tahu Aisyah sudah menunggu mereka, Naufal takut jika Aisyah melihat bekas perbuatannya di leher Rey. "Rey tadi jatuh dari motor.""Kok bisa?" Aisyah menaikkan sebelah alisnya. "Memangnya dia naik motor

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Di balik Rasa Khawatir

    "Aw, sakit tahu, Fal," keluh Rey. Karena kakinya tersentuh kasa seperti itu makin tambah perih saja."Apa gua bilang! Ngeyel, sih. Untung lu nggak apa-apa," protes Naufal sambil membersihkan luka di kaki Rey.Rey yang tadinya sedang mencoba motor gede milik Dimas berakhir tragis dengan mencium aspal yang membuat kakinya luka. Lengan sebelah kirinya juga seperti patah, cuma sepertinya, karena sampai saat ini Rey masih kekeh tak mau dibawa ke rumah sakit. Suasana seru itu langsung berubah panik saat Rey terjatuh dari motor gede milik Dimas. Orang-prang yang ada di taman itu juga sempat panik dan berkerumun untuk melihat Rey. Tapi akhirnya mereka pergi juga setelah tahu Rey hanya lecet sedikit."Sorry, Dim. Gua nggak sengaja," kata Rey yang merasa bersalah. Ini semua terjadi dengan tiba-tiba, Rey menjadi sangat pusing dan mual saat sebelum kejadian jatuh tersebut. Pusing dan mual yang datang tiba-tiba. Rey yang tak fokus itu akhirnya terjatuh juga. "Gua ganti deh. Kayaknya itu spion mot

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Perhatian Naufal

    "Jangan lama-lama," pesan Aisyah."Iya, Syah. Kita juga cuma mau main sebentar," jelas Naufal. Sebeanenya kasihan juga melihat wajah pucat Aisyah. Tapi, dia juga butuh refreshing dengan teman-temannya. Seharian menjaga Aisyah di rumah membuatnya merasa sedikit bosan."Awas! Jangan deket-deket sama Rey. Inget, kita sudah tidak butuh dia lagi. Aku juga sudah hamil," kata Aisyah dengan ketus. Dia tak ingin jika suaminya itu nanti malah kepincut dengan Rey. Meskipin dia yakin jika Naufal tak akan kepincut dengan Rey, rasanya Aisyah memamg perlu mengingatkan tentang itu.Aisyah mau tak mau mengizinkan Naufal pergi berdua dengan Rey karena selama ini juga Naufal tidak pernah mengekang Aisyah ketika dia juga mau keluar dengan teman-temannya yang lain. Sayang saja Aisyah lagi kurang enak badan, kalau dia sehat sudah pasti dia nggak akan ngebiarin Naufal berduaan saja pergi bersama dengan Rey. Aisyah sudah pasti akan ikut."Iya," jawab Naufal singkat.Belum tahu saja Aisyah jika tadi sore Nauf

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Semakin Dekat

    Rey memasuki kamarnya setelah selesai masak dibantu oleh Naufal, lebih tepatnya Naufal yang dibantu oleh Rey. Karena ternyata Naufal lebih jago ketimbang Rey masaknya. Hasilnya juga tak kalah enak dengan buatan Aisyah. Rey berniat untuk istirahat sebentar, karena hari ini tidak ada jadwal. Rey bisa istirahat. Beberapa hari ini kepalanya jadi sering pusing, dia juga jadi sering merasa lemas dan mual. Rey masih berpikir jika itu semua terjadi karena dirinya yang kekurangan jam istirahat.Belum lima menit Rey menidurkan tubuhnya di kasur yang tak seberapa itu. Ponsel di sakunya tiba-tiba berdering. Tanda ada orang yang tengah menelponnya. Meski dalam keadaan sangat malas untuk mengangkat telpon, Rey tak sampai hati untuk mengabaikannya. Siapa tahu itu Ibu Aminah, Rey tak ingin membuat Ibu Aminah kecewa terhadap dirinya."Ya," sapa Rey saat telponnya itu tersambung. Dia juga tak melihat siapa yang tertera di layar ponselnya. Terlalu malas untuk melakukan itu. "Aku punya motor baru!" ter

  • Kodrat (Menjadi Wanita)    Tentang Kehamilan Aisyah

    Ini masih sangat pagi, yang lainpun sepertinya belum ada yang bangun. Sedangkan Rey sudah berada di kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Dia harus terbangun sepagi ini karena mual yang tiba-tiba datang itu. Rey sudah berada di kamar mandi sejak lima belas menit yang lalu, badannya terasa lemas setelah semua isi perutnya dia tumpahkan. Rey yang masih lemas hanya duduk tak berdaya sambil merasakan ubin kamar mandi yang dingin. Untungnya mual itu sudah hilang, Rey harus segera kembali ke kamarnya untuk berganti dengan pakaian yang lebih bersih. Setelah itu dia akan mengambil wudhu untuk shalat. Ya, dia hanya akan mengambil wudhu, dia tidak akan mandi. Setelah dirasa lebih baik, Rey melanjutkan niatnya tadi untuk kembali ke kamarnya. Diliriknya kamar sebelah yang masih tertutup rapat. Sepertinya penghuni sebelah belum bangun, semalam Rey tidak tahu mereka tidur jam berapa. Karena sehabis isya' Rey langsung tidur karena kelelahan. "Apa aku bangunin mereka, ya?" gumam Rey ragu. Seb

DMCA.com Protection Status