Share

Melelehkan Hati Beku

“Ayah.” Luke menyapa ayahnya dengan suara yang terdengar tenang setelah ia sampai di depan ayahnya sendirian. Jeffrey berada di luar karena memang hanya dirinya saja yang diperintahkan untuk masuk. Ia dibesarkan dengan kekakuan, tidak ada kedekatan berarti di antara keduanya. Ayahnya sangat sering memandangnya tanpa senyum dan ia sudah terlalu terbiasa dengan itu. Sudah terbiasa untuk berlaku seperti bukan seorang putra.

Ayahnya sedang duduk dengan ditemani secangkir kopi pahit di rumah masa kecilnya. Rumah yang menjadi saksi bisu dari kisah cinta pertamanya. Rumah ini, rumah yang dirindukan tapi juga ditakutinya. Banyak lukisan memori yang tergambar di dinding-dinding yang putih dan kokoh itu. Kisah manis saat berbagi tawa dan waktu yang panas. Kisah pahit saat kehilangan kepercayaan dan kekuatan untuk mencintai. Apapun yang terlukis di sana, itu adalah perpaduan sempurna dari mimpi indah yang dibumbui kopi hitam.

“Akhirnya kamu datang.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status