Selesai makan malam, Samiya dan Kim Tae Ho terlihat duduk santai di sofa. Setelah beberapa jam berdua di dalam kamar, mereka sudah mulai terbiasa dan tidak lagi merasa canggung.
Samiya merebahkan kepala di dada bidang suaminya saat menonton televisi. Sedangkan Kim Tae Ho melingkarkan tangannya ke bagian bawah leher istrinya sambil mengelus lembut rambutnya.
“Apa kamu ingin kita sepanjang malam seperti itu, Miya?” tanya Tae Ho pada Samiya yang sedang asyik menonton film.
“Eh?” Samiya mendongakkan kepala melihat suaminya.
Kim Tae Ho mendorong tubuh istrinya dengan pelan, sehingga posisinya kini berubah menjadi duduk. Dia mengganti posisi duduknya menghadap Samiya dan menumpukan siku di sandaran.
“Kamu benar-benar tidak faham maksudku atau pura-pura tidak faham?” Tae Ho tersenyum nakal.
Wanita itu kembali menarik napas dan mengembuskannya perlahan. Dia tersenyum memperlihatkan deret gigi atas.
Pria itu
Pagi hari sebelum berangkat ke bandara, Samiya kembali memastikan tidak ada barang-barang yang tertinggal lagi. Dia memeriksa pakaian suaminya, kemudian pakaiannya sendiri.“Oke, semua sudah di dalam koper,” gumamnya menganggukkan kepala.Tiba-tiba sepasang tangan melingkar di pinggangnya.“Sedang apa, sayang?” bisik Kim Tae Ho di telinganya.Samiya menoleh sedikit ke arah kanan dan melihat dagu suaminya telah berada di bahu kanannya.“Memastikan tidak ada barang yang tertinggal,”jawabnya.“Masih ada yang tertinggal,” ujar Kim Tae Ho.“Eh? Apa?” Mata Samiya bergerak menyusuri seluruh kamarnya.“Kenangan pertama kita saat berada di hotel,” goda pria itu tertawa geli.Samiya membalikkan tubuhnya menghadap Kim Tae Ho. Dia menekuk wajah dengan bibir sedikit maju ke depan.Cup!Kim Tae Ho mencium sekilas bibir berwarna merah itu. Wajahnya Sa
Pesawat mendarat di bandara Incheon pada siang hari yang dingin dan diselimuti salju. Bulan Januari adalah bulan untuk salju-salju turun memberikan nuansa putih di Korea. Sebelum turun dari pesawat, mereka segera memasang jaket tebal agar tidak merasakan dinginnya udara.Begitu turun dari pesawat, mereka mulai berakting sebagai artis dan asisten seperti biasa. Samiya dan Kim Tae Ho berjalan ke arah tempat pengambilan bagasi untuk mengambil barang bawaan.Pria itu terlihat mengenakan kacamata hitam, topi dan masker menutupi sebagian wajah. Samiya berdiri di samping suaminya dengan tenang.Setelah mengambil barang, mereka segera melangkah ke luar terminal kedatangan. Mata Samiya terlihat mencari Manajer Park. Dia tersenyum ketika melihat sosok pria bertubuh gempal berdiri di antara pengunjung yang datang menjemput keluarga mereka. Wanita itu melambaikan tangan ke arah sang Manajer.“Selamat datang kembali di Seoul, Tae Ho dan Nona Samiya,” sambu
Kim Tae Ho kembali menjalani aktivitas rutin sebagai seorang aktor dan penyanyi. Berbagai tawaran yang diterima mulai diseleksi. Jika tawaran yang diterimanya terdapat adegan romantis dengan lawan main, pria itu menolaknya dengan tegas. Alasan yang diberikannya adalah ingin mengembangkan kemampuan akting dan merasa jenuh dengan tema romantis.Tentu saja itu bukan alasan yang sebenarnya. Pria itu tidak ingin menyakiti istrinya jika melakukan adegan mesra dengan artis wanita, walaupun itu hanyalah sebuah akting.Untuk tahun ini, dia hanya menerima tawaran film action dan sebuah serial dengan tema thriller yang tidak mempunyai kisah percintaan. Selain itu Tae Ho juga menerima beberapa tawaran iklan dan proyek sebuah album.Kim Tae Ho selalu mengajak istrinya pergi jalan-jalan ke berbagai tempat destinasi wisata yang ada di Korea, ketika tidak ada jadwal syuting dan kegiatan lain.“Sepertinya minggu depan ada jadwal yang kosong selama
Setelah kembali dari Jeju, Samiya dan Kim Tae Ho kembali menjalankan perannya masing-masing, sebagai asisten dan artis. Untuk mengelabui pelayan dan Mr. Park, pada siang hari ketika jadwal kosong, Tae Ho menghabiskan waktu di rumahnya. Setelah semua tertidur, pria itu diam-diam pergi ke paviliun tempat Samiya tinggal.Samiya tetap menjalankan perannya sebagai istri. Dia yang memasakkan makanan dan menyiapkan bekal makan siang yang akan dibawa Tae Ho ke lokasi syuting. Wanita itu ingin menjamin yang dikonsumsi suaminya adalah makanan yang halal.Perlahan-lahan, Tae Ho sudah bisa mengerjakan salat lima waktu dengan baik. Tentu saja dilakukannya secara bersembunyi. Selain itu ia juga sudah mulai bisa mengaji. Perkembangan spiritualnya tidak lepas dari peran Samiya yang dengan tulus mengajarkan Suaminya.“Aku terkadang merasa malu. Seharusnya akulah yang membimbingmu,” ucap Tae Ho suatu malam selesai melaksanakan salat Isya.“Akan tiba waktu
Setelah lama terdiam di kursi kemudi, Kim Tae Ho akhirnya memutuskan untuk pergi ke suatu tempat. Pria itu memacu mobil sport berwarna biru miliknya menuju Taman Namsan. Barangkali dengan berkunjung ke taman itu, ia bisa menjadi tenang setelah membangkitkan kenangan saat pertama kali bertemu dengan Samiya.Mobil yang dikemudikan Kim Tae Ho, perlahan memasuki kawasan taman Namsan. Pria itu berjalan ke sisi pinggir taman dan berdiri di tangga paling bawah. Ingatannya kembali ke saat ia menabrak Samiya secara tidak sengaja, tiga tahun yang lalu.***Hari Minggu, tiga tahun yang lalu“Ya Mr. Park?” Terdengar suara seseorang.Seorang pria dengan tinggi 186 cm sedang berbicara melalui telepon selular yang ada di tangannya. Tubuhnya yang atletis dibalut pakaian olahraga berwarna abu-abu dengan motif garis di daerah dada, lengan panjang dan juga celana panjang. Sebuah topi terlihat menutupi kepala dan sepatu kets menutupi bagian bawah kaki.
Samiya sedang menunggu Kim Tae Ho yang belum juga tiba di rumah. Di tengah kebahagiaan atas kehamilannya, ia juga merasa cemas karena sudah pukul 09:00 malam suaminya belum juga pulang. Dia telah berusaha menelepon suaminya berkali-kali, tapi tidak mendapatkan jawaban dari pria itu.Tiga puluh menit kemudian, terdengar bunyi suara mobil di pekarangan rumah. Samiya mengintip dari balik tirai dengan harapan itu adalah suaminya. Ternyata benar, mobil itu adalah mobil sport berwarna biru yang sering digunakan Kim Tae Ho.Dengan penerangan seadanya, Samiya bisa melihat suaminya sedang berjalan menuju paviliun dengan langkah gontai. Kim Tae Ho mengetuk pintu, menunggu istrinya membukakan pintu. Setelah memastikan tidak ada orang lain di luar, wanita itu kemudian membukakan pintu.Samiya menyambut Kim Tae Ho dengan senyuman. Seketika senyuman itu menghilang setelah melihat raut wajah suaminya yang terlihat kacau. Wanita itu tidak menanyakan apa-apa.Dia segera k
Pukul 05.01 pagi, terdengar suara azan Subuh berkumandang dari ponsel Samiya. Jarinya terlihat bergerak mengambil ponsel yang terletak di meja kecil samping kiri tempat tidur. Samiya membuka mata, kemudian duduk di sisi tempat tidur. Dia menggerakkan tubuh ke kiri dan ke kanan dengan pelan, karena ingat saat ini ia tidak lagi sendiri. Ada janin yang sedang tumbuh di rahimnya.Hingga pagi ini, Samiya belum memberitahu Kim Tae Ho tentang kabar gembira itu. Dia sengaja tidak memberitahukan karena belum menemukan solusi yang tepat atas masalah yang sedang dihadapi pria itu.Samiya lalu berdiri dan bergerak ke kamar mandi untuk mengambil air wudu. Setelah melaksanakan salat Subuh, dia kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya.“Sayang, bangun. Waktunya salat Subuh.”Dia membelai kepala Kim Tae Ho yang masih tertidur pulas.Perlahan Tae Ho membuka mata dan melihat istrinya duduk di sisi tempat tidur dengan sebuah senyuman. Dia membalas sen
Tubuh Kim Tae Ho terlihat bergerak, mata yang terpejam perlahan terbuka. Dia tertidur semalaman di kamar Samiya. Tangannya bergerak mencari-cari sesuatu, tapi tidak ditemukan. Pria itu berharap bisa memegang tangan istrinya saat terbangun pagi ini.“Bangun, Sayang. Sebentar lagi azan Subuh. Nanti kesiangan.” Terngiang suara lembut Samiya saat membangunkan dirinya.Biasanya wanita itu membangunkannya dengan memberikan kecupan hangat dan membelai lembut rambutnya. Sering kali ia menarik istrinya ke dalam pelukan, seakan tidak ingin melepaskannya.Aah begitu rindu ia dengan Samiya. Mata indah, suara lembut, senyum manis, pelukan, dan semua yang ada pada dirinya begitu dirindukan pria itu.Dengan wajah kusut dan langkah pelan, Kim Tae Ho segera mengambil air wudu, lalu melaksanakan salat Subuh. Hanya kepada Allah, ia serahkan semua beban yang sedang dirasakan, karena hanya Dia-lah yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang terbaik untuk hamba-Nya.
Satu tahun sudah Kim Tae Ho dan Samiya melalui indahnya masa-masa menjadi orang tua. Mereka tidak melewatkan sedikit pun perkembangan buah hati yang kini sudah berusia satu tahun. Suka duka dilewati bersama. Apalagi merawat bayi kembar, tidak mudah dijalani. Perlu tenaga ekstra untuk mengawasi perkembangan mereka.Meski kembar, Kim Ha Neul dan Kim Ha Na terlihat sedikit berbeda karena Ha Neul lebih mirip Samiya dengan mata bulat, hidung lancip yang diwarisi dari ayahnya dan senyum manis yang diwarisi dari ibunya.Sedangkan Ha Na lebih mirip Tae Ho dengan mata sipit, hidung lancip, dan senyum manis seperti ayahnya.Orang tua Samiya telah kembali ke kampung halaman. Sesekali mereka melakukan video call untuk melihat perkembangan cucu-cucu mereka yang setiap hari semakin menggemaskan.“Apakah kamu benar-benar menerima tawaran tahun lalu?” tanya Samiya sembari bermain dengan Ha Na.“Ya, aku tidak ingin mengecewakan penulisnya. Selain
Samiya mengikuti instruksi yang diberikan dokter. Tae Ho menahan tubuh istrinya dengan tangan kanan dan menggenggam tangan Samiya dengan tangan kiri untuk memberikan tenaga ekstra kepadanya.Sampai di embusan napas ketiga, lahirlah seorang bayi berjenis kelamin laki-laki.“Selamat, anak pertama Anda seorang laki-laki.” Dokter tersenyum dan memberikan bayi itu ke perawat untuk dibersihkan.Beberapa menit kemudian, lahirlah bayi kedua berjenis kelamin perempuan.“Bayi kedua perempuan,” ucap dokter memandang Samiya dan Tae Ho.Tae Ho kemudian mengembuskan napas lega dan mengecup kening Samiya, sebagai tanda terima kasih, karena telah memberikan sepasang anak sekaligus. Dia tidak peduli dengan keringat yang membasahi kening istrinya.Setelah bayi mereka dibersihkan, Tae Ho bersiap untuk mengazankan dan mengikamahkan kedua buah hatinya. Pria itu berwudu terlebih dahulu. Setelah diazankan dan diikamahkan, kedua bayi dibawa
Setelah memutuskan untuk beristirahat panjang dan fokus pada keluarga kecilnya, Tae Ho dan Samiya tetap berada di Seoul. Sesekali Mr. Park datang ke rumah itu untuk melihat keadaan mereka berdua. Kedua orang tua Kim Tae Ho juga datang berkunjung setiap bulan untuk melihat kondisi menantu mereka yang sedang hamil.Samiya tidak lagi tinggal di paviliun seperti sebelumnya. Dia sudah tinggal bersama dengan Kim Tae Ho di rumah utama, setelah pernikahan mereka diketahui banyak orang.Pada awalnya Tae Ho sering mendapat komentar kasar dari fans yang kecewa padanya di media sosial, tapi ia menghadapinya dengan sabar. Sifat sabar pria itulah yang membuat mereka berubah haluan dari semula menyerang menjadi mendukungnya. Mereka tidak sabar menunggu Tae Ho untuk kembali ke layar kaca lagi.Tidak sedikit juga dari para fans mengagumi Samiya. Mereka terpikat dengan kesederhanaan wanita itu. Setiap kali Tae Ho memposting foto kebersamaannya dengan istrinya me
Setelah memutuskan untuk beristirahat panjang dan fokus pada keluarga kecilnya, Tae Ho dan Samiya tetap berada di Seoul. Sesekali Mr. Park datang ke rumah itu untuk melihat keadaan mereka berdua. Kedua orang tua Kim Tae Ho juga datang berkunjung setiap bulan untuk melihat kondisi menantu mereka yang sedang hamil.Samiya tidak lagi tinggal di paviliun seperti sebelumnya. Dia sudah tinggal bersama dengan Kim Tae Ho di rumah utama, setelah pernikahan mereka diketahui banyak orang.Pada awalnya Tae Ho sering mendapat komentar kasar dari fans yang kecewa padanya di media sosial, tapi ia menghadapinya dengan sabar. Sifat sabar pria itulah yang membuat mereka berubah haluan dari semula menyerang menjadi mendukungnya. Mereka tidak sabar menunggu Tae Ho untuk kembali ke layar kaca lagi.Tidak sedikit juga dari para fans mengagumi Samiya. Mereka terpikat dengan kesederhanaan wanita itu. Setiap kali Tae Ho memposting foto kebersamaannya dengan istrinya me
“Anda berasal dari mana, Samiya-ssi?” tanya salah seorang wartawan.“Saya berasal dari Indonesia,” jawab Samiya singkat.“Apakah Anda sebelumnya seorang artis juga?” Pertanyaan konyol terlontar dari seorang wartawan yang terbius dengan kecantikan Samiya.Wanita itu tersenyum dan menggelengkan kepala.“Tidak, saya bukan artis.”“Bisa ceritakan bagaimana bisa Anda berada di Korea?” tanya yang lain.Samiya melihat ke arah Kim Tae Ho.Pria itu mengangguk dan menggenggam tangannya erat. Mengizinkan Samiya menceritakan semua perjalanan hidupnya.“Saya ke Korea dengan niat ingin bekerja. Saat itu kondisi keuangan keluarga saya tidak stabil. Jadi saya memutuskan untuk bekerja ke Korea.” Samiya menarik napas. “Tiga bulan bekerja, saya tidak mendapatkan ketenangan. Kemudian saya putuskan untuk berhenti bekerja.”“Apakah Anda sudah tahu bahwa
Keesokan hari, kejadian saat di konferensi pers menjadi berita di mana-mana. Semua orang menjadi penasaran, seperti apa sosok Samiya. Seorang wanita hebat yang bisa membuat Kim Tae Ho jatuh cinta kepadanya dan siap mundur dari dunia hiburan. Terlebih selama berkarir di dunia entertainment, pria itu tidak pernah dekat dengan wanita manapun.Meski ada beberapa foto saat Tae Ho menggendong Samiya, tapi wajah Samiya tidak terlihat jelas.Reaksi fans pada saat itu beragam, ada yang kecewa, menangis histeris dan ada juga yang menunggu penjelasan dari sang aktor. Meski pria itu telah mengumumkannya tadi malam, tetap saja mereka ingin sang idola melakukan konferensi pers agar semuanya jelas. Selain itu mereka ingin melihat istri Tae Ho. Wanita seperti apa dia? Sehebat apa ia sehingga bisa menaklukkan hati seorang Kim Tae Ho?Setelah kembali dari Daegu, Kim Tae Ho dan Samiya beristirahat terlebih dahulu. Pria itu tidak melepaskan wanita itu sedetik pun dari geng
Mr. Park segera mengambil alih mikrofon yang berada di depan Kim Tae Ho.“Maaf, sepertinya Tae Ho sedikit lelah. Jadi konsentrasinya berkurang.” Pria bertubuh tambun itu berusaha mengontrol emosinya.“Samiya? Siapa Samiya?” tanya seorang wartawan.Wartawan lainnya terlihat saling pandang satu sama lain. Mencoba menerka siapa Samiya. Tidak banyak yang tahu bahwa Samiya adalah asisten Kim Tae Ho, termasuk wartawan. Karena wanita itu sering berada di belakang layar dan tidak mau berada di depan kamera.“Apakah dia adalah asisten pribadi Anda?” tanya wartawan yang tahu dengan Samiya.Tae Ho kembali meraih mikrofon dan diarahkan tepat ke bibirnya.“Dia adalah istriku. Dulu dia adalah asistenku dan sekarang dia telah menjadi asisten seumur hidupku.” Tae Ho berhenti sejenak, kemudian menghela napas panjang.“Kami berdua saling mencintai. Dia begitu mencintaiku dengan tulus. Tanpa lelah Sa
Hari konferensi pers pun tiba. Pagi hari sebelum konferensi pers diadakan, Kim Tae Ho pergi ke kantor manajemen. Rencananya sebelum konferensi pers dimulai, mereka akan diberikan pengarahan terlebih dahulu oleh tim kreatif dari label musik. Tujuannya agar jawaban yang mereka berikan sama.Pihak label musik tidak berani mengambil resiko jika media mengetahui hubungan mereka hanyalah setting-an belaka. Tim manajemen juga telah mengatur pakaian yang akan mereka gunakan saat konferensi pers nanti. Pakaian dirancang sedemikian rupa, agar mereka terlihat seperti pasangan sungguhan.“Ingat, kalian berdua harus mengatakan sesuai dengan yang diarahkan tadi. Jangan sampai melakukan kesalahan, karena bisa berakibat fatal,” ujar salah satu Tim Kreatif.Choi In Hyeong segera menganggukkan kepala.“Tae Ho-ssi, apakah Anda sudah paham dengan apa yang kujelaskan tadi?” tanya seorang dari tim kreatif.Kim Tae Ho hanya memberikan seb
Sejak menghadiri malam penyerahan awards waktu itu, berita tentang hubungan Tae Ho dengan In Hyeong mulai beredar. Hampir di semua headline berita media cetak, online, dan televisi mempertanyakan kebenaran berita itu.Keesokan harinya, Kim Tae Ho dan Mr. Park mengadakan pertemuan dengan Choi In Hyeong juga managernya di sebuah restoran saat makan malam. Mereka berempat berada di sebuah ruangan khusus tamu VIP yang hanya terdapat sebuah meja berukuran besar dengan empat buah kursi tersusun di masing-masing sisi. Sebuah kaca transparan membatasi ruangan itu, sehingga masih terlihat jelas dari arah luar ruangan.Kim Tae Ho duduk berdampingan dengan Manajer Park, sedangkan Choi In Hyeong dan manajernya duduk di depan mereka. Mereka membahas tentang konsep lagu duet yang akan dibawakan kedua artis yang sedang naik daun itu.Selain memiliki paras yang cantik, Choi In Hyeong juga memiliki kemampuan olah vokal yang luar biasa. Suara lembut dan tinggi miliknya t