#Prolog
Dok ... dok ... dokPintu digedor sangat keras oleh para mafia yang akan menagih hutang seorang pelanggan yang berhutang kepada seorang rentenir yang sangat kejam. Mereka tak segan-segan untuk menyakiti orang yang ingkar janji untuk bayar.
"Maaf bang saya belum ada uangnya!" ucap Handoko si pemilik cafe tersebut.
"Handoko lo niat bayar engga sih, sak sok sak sok, pokonya gue engga mau tahu hari ini juga harus lunas karena bos besar sudah merintah gue buat hajar lo, paham!" teriak Dimas tangan kanan dari sang bos.
"Sa-saya tahu bang ta-tapi saya belum ada uang cafe lagi sepi pengunjung!" elak Handoko.
"Gue engga mau tahu! Kipli hajar dia!" perintah Dimas.
Kipli dan beberapa anak buahnya menghajar Handoko tanpa ampun sehingga membuat Istri dan anak-anak keluar untuk melerai.
Bugh...bugh... melayang bogem mentah yang dilayangkan Kipli dan yang lainnya.
"Jangan bang jangan pukul lagi suami saya tolong beri kami waktu untuk membayarnya, tolong bang!" seru Naomi sang istri.
Clara datang tergopoh-gopoh melihat pemandangan yang tak mengenakin mata.
"Ayah ada apa kenapa babak belur begini?" selidik Clara geram.
"Siapa kamu ikut campur urusan orang lain!" bentak Kipli.
"Aku Clara anak dari pak Handoko yang kalian pukuli hingga babak belur gini!" sentak Clara.
Dimas bertepuk tangan salut akan keberanian gadis itu.
"Wow, cantik juga anak dari pemilik cafe ini!" seru Anwar anak buah dari Dimas.
"Hai cantik, mending sama bang Anwar saja dijamin kamu hidup senang!" seru Anwar sambil mencubit dagu Clara gemas.
"Amit-amit gue punya pacar kaya lo!" sarkas Clara.
"Hmmm belum tahu siapa kita, Kipli kasih dia pelajaran yang engga akan pernah dia lupakan seumur hidup!" teriak Dimas.
Kipli dan yang lainnya berusaha untuk mendekati Clara dan menghajarnya.
"Cukup jangan ganggu anak saya!" teriak Naomi.
"Wow, cantik juga istri Handoko ini, Dim sikat juga engga nih!" celetuk Anwar.
"Tolong jangan ganggu istri dan anak saya, saya janji besok akan saya lunasin tapi tolong lepasin istri dan anak saya!" ucap Handoko memohon.
Baru saja Dimas hendak mendekati Handoko tiba-tiba sang bos mafia datang untuk melerai.
"Dimas stop, cukup sampai disini saja, Handoko saya kasih waktu 3 hari untuk melunasi semua hutang-hutang lo, kita akan datang lagi jangan sampai lupa!" teriak Alexander sang bos.
"Ba-baik bos akan sa-saya usahakan!" sahut Handoko takut.
Sang bos dan anak buahnya pergi meninggalkan cafe dengan mengendarai mobil mewah.
"Akhirnya mereka pergi juga," celetuk Naomi girang.
"Ayah engga apa-apa?" tanya Clara pelan.
"Kamu gimana sih Clara sudah jelas ayah kamu babak belur masih ditanya lagi, sudah sana ambilkan kotak P3Knya di kantor!" teriak Naomi kesal.
"Ayah engga apa-apa kok Cla!" seru Handoko.
"Iya mami!" sahut Clara buru-buru ia masuk untuk mengambilnya.
"Engga apa-apa gimana sudah babak belur gini!" sentak Naomi.
"Iya maaf sayang," sahut Handoko.
"Lagian sih ayah gimana sih berani-beraninya pinjem uang sama rentenir model mereka!" sarkas Naomi.
"Ya habis mau gimana lagi sayang kita kan memang butuh waktu itu!" gerutu Handoko.
"Ya sudah nasi sudah menjadi bubur mau gimana lagi tinggal kita cari jalan keluarnya," ungkap Handoko.
"Ngomong mah gampang tapi mana buktinya mana kita dikasih waktu cuma 3 hari sama si Alex itu!" ucap Naomi kesal.
"Cla ... Cla ... lama amat tuh anak cuma ngambil kotak P3K doang!" seloroh Naomi.
"Iya mami maaf tadi Cla, ke kamar mandi sebentar!" sahut Clara.
"Ini mi!" gumam Clara.
"Makasih nak!" sahut Naomi.
Aw ... aw ... pelan-pelan sayang sakit!" teriak Handoko.
"Ini juga sudah pelan sudah kamu diam saja tahan sebentar!" sentak Naomi.
"Iya tapi sakit sayang, pelan-pelan!" gerutu Handoko.
"Bawel sudah diam ini juga sudah pelan kamunya saja yang lebay!" sahut Naomj.
"Ayah, mami Cla keluar sebentar yah kayanya dicafe sudah ada pengunjung yang datang!" tukas Clara.
"Oh iya nak tolong kamu layani yah!" pinta Handoko.
"Siap ayah, ayah istirahat saja biar cafe hari ini Clara yang ngurus!" tukas Clara.
"Makasih yah sayang ayah!" seru Handoko.
"Kamu duluan saja Cla nanti mami nyusul kamu ke cafe!" tutur Naomi.
"Iya mami, Clara tunggu mami yah!" kata Clara.
Clara keluar dari kantor menuju arah cafe depan menghampiri Bella yang sedang melayani beberapa tamu yang datang.
"Bel ada yang perlu gue bantu engga?" tanya Clara.
"Bisa mba itu meja nomer 5 tadi manggil minta menu!" tutur Bella.
"Oke gue samperin mereka," terang Clara.
"Maaf bisa saya bantu?" tanya Clara kepada tamu dimeja nomer 5.
"Oh iya mba ini pesan yang kami buat," sahut tamu itu.
"Baik saya catat dan mohon ditunggu yah!" sahut Clara sambil pergi ke tempat order pesanan sang pelanggan.
Clara menuju meja kasir yang ditungguin oleh Shinta.
"Mba Clara coba lihat video yang lagi viral tadi!" seru Shinta.
"Astaghfirullah, itu kan ayah kok tega yah yang memviralkan video itu!" sesal Clara geram.
"Yah biasa lah mba Cla banyak orang yang tega!" seru Shinta sinis.
Sementara Alex dan anak buahnya sampai di basecamp tempat mereka nongkrong.
"Dimas, gue perhatiin dari tadi bos Alex diam saja ada apa ah?" selidik Kipli.
"Hmm kurang tahu gue Pli!" jelas Dimas sambil menjitak kepala Kipli geram.
"War lo dari mana saja sih baru kelihatan tadi dicariin sama bos Alex tapi bohong!" celetuk Kipli garing.
"Bangke lo Pli, gue habis dari Argamart beli minuman!" sahut Anwar.
"Lo aturan bilang-bilang War gue mau nitip tahu!" sentak Kipli.
"Ah males gue sama lo mah yang sudah-sudah enggak mau bayar tekor lah gue!" sungut Anwar mencebik.
"Bisa saja kelleuss," sahut Kipli terkekeh.
"Dimas lo dipanggil bos Alex diruangannya!" seloroh Aji.
"Siap makasih yah Ji," tutur Dimas.
Dimas menghampiri ruang bos besar dan mengetuk pintunya.
Tok ... tok ... tok
"Masuk saja Dim engga dikunci!" teriak Alex tenang.
"Lo manggil gue bos," seru Dimas.
"Engga, ya iya lah gue manggil lo kenapa engga seneng lo!" maki Alex.
"Bu-bukan gitu bos!" sahut Dimas cengar cengir.
"Tar malam anterin gue ke cafe Handoko engga usah ngajak anak-anak kita berdua saja!" tukas Alex.
"Mau ngapain lagi bos bukannya lo tadi ngasih waktu yah sama Handoko 3 hari kok sudah mau nyamperin lagi saja!" celetuk Dimas penuh kebingungan.
"Jangan Kepo sudah nurut saja diajak makan enak ke cafe malah protes!" gerutu Alex kesal.
"Ma-maaf bos engga usah marah-marah juga kelleus!" gumam Dimas.
"Berisik, keluar lo ingat jam 8an lo temanin gue,"
"Siap bos tenang saja,"
Dimas keluar dari ruangan Alex sang bos mafia menemui beberapa teman-temannya yang sedang asyik ngobrol.
"Ada apa Dim bos manggil lo ke ruangannya," tegur Kipli.
"Kepo lo bang**t," bales Dimas kesal.
"Ish kenapa sih nih anak!" gumam Kipli.
"Gue bingung sama si bos Alex kenapa mau ke cafe si Handoko?" selidik Dimas keder.
"Hmm itu toh masalahnya,gue juga engga tahu sih Dim," celetuk Kipli.
"Diam lo!" teriak Dimas.
"Mungkin bos Alex terpesona sama kecantikan anaknya Handoko siapa tadi namanya!" seru Anwar yakin.
"Bener-bener bisa jadi gitu, tumben lo pinter War!" hardik Dimas.
"Wes kalau masalah pinter mah sudah sejak lahir gitu loh!" sahut Anwar bangga.
"Geer banget jadi orang lo bang**t!" teriak Kipli terkekeh.
Senja sudah nampak kan sinarnya bertanda akan tiba malam. Gegas Dimas mandi dan bersiap-siap akan pergi menemani sang bos yaitu Alexander Gutarmo."Ada apa sebenarnya dengan Alex itu tumben malam-malam ngajak nongkrong di cafe?" batin Dimas lirih.Sementara dilain tempat Alex bersiap-siap mandi dan memakai baju casual dan celana jeans santai menampak kan kegagahan seorang pria tampan dan berwibawa layaknya seorang bos besar. Diliriknya jam dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 19.00."Hmm masih ada waktu 1 jam lagi untuk pergi ke cafe penasaran dengan gadis itu cantik dan anggun!" gumam Alex pelan."Eheum sudah rapi saja lo bos baru juga jam brapa masih lama!" teriak Dimas terkekeh."Astaga lo Dim ngagetin gue saja lo, cari mati lo yah!" hardik Alex sengit."Maaf-maaf kalau buat lo kaget!" sahut Dimas cengar-cengir engga jelas."Tumbe
Setelah selesai semua Arya dan Faris gegas mematikan lampu dan mengunci pintu dan jendela yang ada dicafe."Arya lo bawa motor kan?" tanya Faris."Iya lo bareng saja sama gue Ris lagian sudah malam juga!" ajak Arya."Baru gue mau nebeng sama lo, makasih yah atas ajakannya, oh iya besok lo masuk apa?" tanya Faris."Besok gue masuk siang Ris sama Hamdan dipantry!" jawab Arya."Oh gue besok masuk pagi sama Noval!" seru Faris."Alhamdulillah yah hari ini kita bisa lembur walau cuma beberapa jam saja!" seloroh Arya."Iya bener Ris," tutur Arya."Bentar yah gue ambil motor dulu lo tunggu sini saja!" titah Arya.Arya berjalan menuju parkiran motornya."Untung gue bawa helm cadangan jadi si Faris engga usah repot-repot cari helm!" gumam Arya pelan."Arya lo mau pulang juga?" tanya Dira karyawan sebelah cafe."Iya Dir lo sendirian disini mau pulang juga kan?" selidik Arya."Ya iya lah gue mau pulang ma
Hari menjelang pagi Clara gegas bangun dan mandi biar segar karena hari ini ada rencana untuk ke kantor bos Alex berada tanpa sepengetahuan kedua orang tua juga adiknya.Tok ... tok..."Kak kamu sudah bangun belum jangan lupa sholat terus sarapan mami sudah buat nasi goreng loh!" tukas Naomi."masuk saja mi!" ajak Clara."Loh anak mami ternyata sudah rapi dan cantik pagi-pagi mau kemana ka?" tanya Naomi penuh selidik."Cla ada perlu mi hari ini jadi mungkin agak siang baru sampai cafe mami tolong tengok anak-anak disana yah!" titah Clara."Siap neng! tapi apakah mami memang enggak boleh tahu kamu mau kemana hari ini ka? yakin," celetuk Naomi."Mami tenang saja Cla engga macem-macem kok!" tegas Clara sambil memakai lipstik dibibirnya yang tipis."Oh gitu baik lah baik lah mami tunggu kabar dari kamu saja yah Ka!" tukas Naomi."Iya mi nanti pasti Clara akan cerita semuanya!" cicit Clara semangat."Ya sudah setelah s
"Oh iya Dim tar malam anterin gue ke cafe tempat si Handoko yah pukul 20.00an lah!" ajak Alex."Hmm jadi juga kita kesana Lex?" tanya Dimas menyidiki."Yoi dong!" sahut Alex berkata tanpa melihat Dimas yang duduk didepannya."Widih semangat bener roman-romannya," ledek Dimas terkekeh."Awas kena mental lo begitu dekat sama cewek itu siapa namanya Clara kalau engga salah!" kata Dimas menggoda Alex."Sok tahu lo!" sentak Alex."Padahal aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama," batin Alex lirih."Woy, malah bengong saja tar kesambet lo!" goda Dimas lagi."Apaan sih gak jelas lo!" hardik Alex."Dih, oh iya tadi Alya ngechat gue ngajakin keluar nanti malam gimana Lex sedangkan lo saja ada janji sama Clara?""Hmm, ya sudah lo bilang saja kita ada pertemuan dengan client g
"Sudah ah kalau ngomongin dia mah engga ada habisnya gue sudah selesai nih, gue ke kasir duluan yah tar Mak lampir Shinta ngomelin gue karena kelamaan, bye!" kata Bella meninggalkan Dira yang masih memilah milih barang yang akan dia beli."Oke," sahut Dira.Bella menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya itu dengan teliti sang kasir mulai memasuki barangnya yang sudah dicek ke komputer."Berapa mba?" tanya Bella."Mba Bella tumben sendiri biasanya sama temannya siapa namanya Shinta yah?" tukas mba penjaga kasir."Iya lagi males dia takut sama panas takut meleleh!" sahut Bella."Oh gitu ada-ada saja!" gumam sang kasir."Nominal semuanya jadi Rp 325.500,- mba!" seru sang kasir."Oh ini mba!" sahut Bella."Uangnya Rp 350.000,- mba Bella," tutur sang kasir."Kembalinya Rp 24.500,- yah mba Bella!" terang sang kasir."Iya, makasih," sahut Bella sambil menenteng plastik belanjaan."Makasih mba Bella se
Teguh ke atas ruangan Alex berada dan menyiapkan keperluan Alex.Tok tok tok"Permisi bos," sapa Teguh."Widih tumben cepet!" sahut Dimas."Iya pak kebenaran lagi sepi jadi langsung dilayanin sama Uda Adnan," seru Teguh."Makasih yah Guh," jawab Alex."Ini bos kembaliannya," jelas Teguh."Kembaliannya buat kamu aja seperti biasa," pungkas Alex."Makasih bos, saya permisi," kata Teguh."Iya Guh!" sahut Alex tanpa melirik Teguh tetap fokus ke arah laptop."Sudah lah bos makan dulu," ucap Dimas."Iya nih tanggung gue lagi bales email dari pak Bara lo makan aja duluan tar gue nyusul," seru Alex lagi."Ya udah sorry gue duluan laper berat nih tadi engga sempat sarapan," pungkas Dimas cengar cengir."Alasan aja lo!
Clara pulang ke rumahnya langsung masuk kamar ayahnya yang masih berbaring di tempat tidur."Assalamualaikum mi," sapa Clara."Walaikum salam eh anak mami udah sampe rumah sama siapa kamu pulangnya?" tanya Naomi celingak-celinguk mencari sesuatu."Mami cari apa? aku pulang sendirian kok," Clara bingung."Oh kirain kamu pulang sama siapa gitu!" ledek Naomi."Ish si mami mah engga jelas!" sahut Clara sengit."Udah ah Cla laper mau makan kalau ngobrol sama mami suka engga ada ujungnya ngeselin!" gerutu Clara berjalan menuju meja makan dan langsung mengambil piring menyantapnya makanan yang sudah tersedia."Pelan-pelan atuh neng makannya siapa juga yang mau rebutan sama kamu!" cerocos Naomi heran."Habis aku udah laper mi!" sahut Clara tanpa banyak omong."Iya cara makan kamu kaya orang yang baru Nemu makanan neng!" gumam Naomi engga habis pikir.Naomi meninggalkan Clara yang sedang asyik menikmati makanan yang dia ma
Waktu menunjukkan pukul 17.00 wib. Gegas Dimas berkemas meja kerjanya dan berangsur berdiri menuju ruangan Alex. Alex masih menekuni pekerjaan yang belum kelar."Permisi bos udah jam berapa nih katanya mau balik?" tanya Dimas memastikan."Iya bentar lagi tenang aja!" sahut Alex."Jiah kalau ngurusin kerjaan mah gak ada kelarnya Lex!" gerutu Dimas pelan."Iya gue tau sabar kenapa!" hardik Alex kesal."Iya deh gue tunggu!" gumam Dimas."Ya udah duduk manis aja gak usah banyak protes!" celetuk Alex."Iya-iya apa sih yang engga buat lo!" gumam Dimas."Berisik!""Iya diem!"Dimas anteng menunggu Alex yang masih terus aja asyik dengan dunianya."Woy jadi pulang gak sih!" teriak Dimas yang hampir setengah jam menunggu."Iya-iya nih udah
[Ya sudah kamu tidur udah malam jangan lupa berdoa minta sama Allah agar masalah kita cepet selsai][Itu mah pasti bang tanpa Abang suruh pun Clara berdoa agar kita bisa bersatu dan mengikat tali cinta kita, ini sebenarnya yang Clara takutin makanya selalu nunda-nunda pernikahan kita bang][Iya sudah Abang ngerti kok][Abang besok ke Cafe yah aku kangen tau sama Abang Naura sama Damar juga besok mau ke Cafe ada yang mau di omongin juga masalah bisnis Cafe yang akan di kelola oleh Bella. Abang datang yah jangan sampai engga][Insha Allah Abang datang ke Cafe soalnya Abang juga kangen sama kamu cantik][Nah gitu dong sampai ketemu besok yah sayang, Assalamualaikum tidur jangan lupa mimpiin aku yah bang][Walaikum salam pasti dong sayang]"Alhamdulillah lega gue bisa tidur dengan nyenyak malam ini walau pun hanya chat mesra saja tapi sudah m
Sore ini Naura dan Damar berkunjung ke rumah Clara. Clara senang karena dapat bertemu dengan Naura sahabatnya itu."Assalamualaikum," sapa Naura begitu turun dari mobil sedangkan Damar sedang memarkirkan mobilnya."Walaikum salam eh Naura kamu datang masuk sayang!" sahut Naomi."Makasih mi, Claranya ada mi?" tanya Naura."Ada dong sayang di kamarnya sebentar yah mami panggilkan dulu kamu duduk dulu yah.""Iya mi makasih!" sahut Naura sembari menunggu Damar untuk masuk.Tok tok tok!"Sayang ada tamu di depan kamu keluar dong sayang!" titah Naomi melihat Clara yang sedang asyik dengan laptopnya walau pun gak ke Cafe tetap harus kerja dari rumah."Siapa mi yang datang?" tanya Clara sambil terus matanya ke arah laptop."Naura sama Damar sayang mereka sengaja datang mau jenguk kamu, keluar gih bi
"Hmm, makasih yah Dim.""Iya sabar yah bos. Takutnya kalau lo ke rumah Clara malah bikin Handoko tambah marah biarin aja dulu. Kasih waktu buat Clara menyelesaikan urusan sama bokapnya itu.""Ya udah semangat gak usah di pikirin. Tadi Anti titip pesan sama gue kan jam 11.00 ada meeting sama pak Bobi di Rasuna Said mau ke sana gak?""Hmm, kalau masalah kerjaan gue gak boleh gegabah harus datang. Bilangin sama Anti kita kesana.""Siap bos qu."Dimas keluar menemui Rianti di ruangannya. Dimas membelai rambut hitam Rianti yang panjang."Sayang kata bos Alex kita meeting ke sana terus kabarin pak Bobi kalau kita ke sana.""Oke mas qu sayang.""Dimas kok ada disini bukan ke ruangan bos Alex malah pacaran lo.""Iri bilang bos.""Bodo amat."Teguh datang dengan me
kamarnya.Kini Handoko seorang diri di meja makan. Ia melamun merenungi kegagalannya sebagai seorang ayah yang tak bertanggung jawab atas utang-utangnya."Maafkan ayah Clara!" batin Handoko lirih.Handoko langsung pergi tanpa pamit kepada Naomi sang istri. Clara masih menangis di kamarnya. Naomi menenangkan Clara yang terus saja menangisi nasibnya."Kak udah dong jangan nangis lagi. Mami kan jadi ikutan sedih kalau kamu nangis terus.""Mi, aku harus bagaimana lagi ayah gak ngerestui hubungan aku sama bang Alex. Aku cinta mi sama dia. Aku gak mau pisah sama dia mi!" ratap Clara pilu."Iya mami tau sayang, udah gak usah di tangisi lagi yah. Pokonya mami janji akan belain kamu di depan ayah.""Mami dukung aku kan mi?""Pasti lah mami dukung kamu. Sampai kapan pun mami akan selalu ada buat kamu ka."*
"Tapi sayang tak satu pun cewek yang Sudi sama lo.""Dim bisa gak lo habis semanagrin gue gak usah lo banting lagi sakit tau Dim."Alex tertawa melihat tingkah konyol dari kedua anak buahnya. Alex berpikir mungkin kalau Dimas tidak menasihatinya ia masih ada di bar terkutuk itu."Kenapa lo bos senyam-senyum kesambet lo yah!" sindir Alex ngeri."Suee lo kagak lah."'Terus kenapa pula bos qu ini."" Makasih yah kalian selalu ada di sisi gue tanpa terkecuali dan mau ngertiin keadaan gue.""Iya bos sama-sama.""Bos sampai kapan pun gue akan selalu ada di sisi lo meski pun mungkin lo gak mau terima gue lagi. Tapi tetep gue akan selalu ada untuk lo bos gue janji!" terang Dimas menegaskannya."Makasih yah Dim!" Alex menghampiri Dimas dan memeluknya."Jadi terharu."
"Iya bang sayang banget coba tadi ikut pasti seru kan.""Iya buat lo seru gue jadi cengo kalau bang Alex datang!" cibir Bella."Iri bilang bos makanya cari pacar move on dong move on.""Dih gitu gue lagi pengen sendiri aja menikmati kejomblohan gue.""Hahaha, dasar aneh ngaku aja sih kalau lo gak bisa move on dari Nino adik gue.""Ada apa nih bawa-bawa Nino?""Ini mi Bella sampai sekarang belum bisa move on dari Nino.""En-engga gak mi bohong jangan di dengerin Clara suka ngadi-ngadi jangan di dengerin.""Emang kamu belum bisa move on sama Nino kenapa Bella?" selidik Naomi ingin tau."Tuh kan lo sih Cla jadi berat kan gue harus jawab apa.""Jadi Bella itu mantan Nino adik kamu sayang.""Betul bang dulu pernah pacaran berapa tahun gitu gak ngerti sampai sek
"Iya bang sayang banget coba tadi ikut pasti seru kan.""Iya buat lo seru gue jadi cengo kalau bang Alex datang!" cibir Bella."Iri bilang bos makanya cari pacar move on dong move on.""Dih gitu gue lagi pengen sendiri aja menikmati kejomblohan gue.""Hahaha, dasar aneh ngaku aja sih kalau lo gak bisa move on dari Nino adik gue.""Ada apa nih bawa-bawa Nino?""Ini mi Bella sampai sekarang belum bisa move on dari Nino.""En-engga gak mi bohong jangan di dengerin Clara suka ngadi-ngadi jangan di dengerin.""Emang kamu belum bisa move on sama Nino kenapa Bella?" selidik Naomi ingin tau."Tuh kan lo sih Cla jadi berat kan gue harus jawab apa.""Jadi Bella itu mantan Nino adik kamu sayang.""Betul bang dulu pernah pacaran berapa tahun gitu gak ngerti sampai sekarang Bella belum juga move on sedangkan Nino udah ke mana tau ceweknya banyak.""Dua tahun bang gue sama Nino pacaran cukup lama juga susah
"Iya bang sayang banget coba tadi ikut pasti seru kan.""Iya buat lo seru gue jadi cengo kalau bang Alex datang!" cibir Bella."Iri bilang bos makanya cari pacar move on dong move on.""Dih gitu gue lagi pengen sendiri aja menikmati kejomblohan gue.""Hahaha, dasar aneh ngaku aja sih kalau lo gak bisa move on dari Nino adik gue.""Ada apa nih bawa-bawa Nino?""Ini mi Bella sampai sekarang belum bisa move on dari Nino.""En-engga gak mi bohong jangan di dengerin Clara suka ngadi-ngadi jangan di dengerin.""Emang kamu belum bisa move on sama Nino kenapa Bella?" selidik Naomi ingin tau."Tuh kan lo sih Cla jadi berat kan gue harus jawab apa.""Jadi Bella itu mantan Nino adik kamu sayang.""Betul bang dulu pernah pacaran berapa tahun gitu gak ngerti sampai sek
"Iya Mar gue di suruh sama bang Alex untuk kuliah di biyain bang Alex.""Oh emang lo bukannya sarjana yah.""Gue sarjana Mar cuma gue mau memperdalam ilmu tata boga gue biar mantab lah.""Terus waktu itu lo kuliah ngambil jurusan apa kalau boleh gue tau.""Hmm, jurusan tata boga juga sih makanya gue berani terjun kerja di sebuah Cafe dulu gue sebagai koki terus diangkat sama bos gue orang Malaysia karena kenalan bokap gue juga akhirnya gue di angkat jadi Manager sampai sekarang.""Oh jadi Cafe itu bukan punya lo Cla.""Bukan punya sahabat bokap gue orang Indonesia sih tapi dia menetap di Malaysia ikut kenegaraan suaminya gak punya anak jadi Cafenya di serahin sama gue.""Oh gitu jadi lo kuliah ngambil S2 gitu Cla.""Yups, seperti itu lah Mar gue ngelanjutin kuliah S2 gue karena dari dulu emang gue mau kuliah lagi jadi