Beranda / Semua / Kisah Si Dewa Perang / 81. Elena Masuk Perangkap

Share

81. Elena Masuk Perangkap

Penulis: A7AT
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Andri, kamu ini sebenarnya memuji atau merendahkanku?" tanya Lina dengan marah.

"Tentu saja aku memujimu! Rencana yang kau buat sungguh luar biasa! Kamu dapat mencapai tiga tujuan hanya dengan satu kali bergerak! Dani dapat menikmati malam yang penuh gairah dengan Elena, dan keluarga kami berdua bisa mendapatkan beberapa proyek. Terlebih lagi, kamu bisa membalas dendam pada kakak sepupumu dan Kenji," kata Andri.

"Betul sekali. Aku tidak tahan melihat kesombongan kakak sepupuku. Dan menantu tak berguna itu bahkan berani menggangguku! Aku akan memberinya pelajaran," Lina yang menggertakkan giginya, berkata.

Permainan akhirnya adalah membalas dendam pada Kenji dan Elena. Mereka telah mempermalukannya di pesta pernikahan bulan lalu. Jadi, Lina sangat membenci mereka berdua.

Lina dibesarkan bersama Elena sehingga mengenalnya dengan baik. Lina yakin Elena adalah orang yang sangat menjunjung tinggi reputasinya, dia pasti tidak akan berani mengatakan apapun untuk meminta b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kisah Si Dewa Perang   82. Pikiran Bejat Dani Thorn

    "Kamu mau pergi kemana? Harusnya kamu bersyukur dan jangan pilih-pilih restorannya.""Aku tidak punya kesempatan untuk makan di restoran bagus di daratan barat. Itu sangat menyedihkan! Ahli strategi Moris akhirnya berjanji untuk mengirimku ke sini untuk melindungimu di Kota Tua Selatan. Kamu harus mengajak aku minum anggur dan makan di restoran terbaik!" ucap Merry tidak malu."Aku tidak memintamu untuk datang ke sini," kata Kenji."Aku tidak peduli. Aku sudah di sini. Ini adalah wilayahmu, jadi kamu harus menjamu tamu kamu untuk makan malam. Jika tidak, aku akan memberi tahu orang lain bahwa kamu orang yang pelit ketika aku kembali ke Dataran Barat." Lanjut Merry."Apakah kamu berani menyebarkan rumor seperti itu?" Kenji tersinggung."Ini bukan rumor. Itu kenyataan," jawab Merry."Baiklah. Kamu menang. Aku akan mengajakmu makan malam." kata Kenji."Bagus. Memang harus seperti itu." Merry senang.Merry datang ke sini dengan mobil Leon barusan, tapi di

  • Kisah Si Dewa Perang   83. Memanggil Bantuan

    "Apa yang kalian lakukan! Lepaskan dia!" Wini berteriak pada Dani dan timnya. Hal terakhir yang dia pikir tidak akan dia lihat adalah menemukan sahabatnya dalam bahaya seperti itu.Dani, Andri, dan Lina semua melihat ke arah suara itu berasal. Yang mengejutkan mereka saat mereka mengenali ternyata itu Wini.Karena dia adalah sahabat Elena, mereka mengenalnya. Begitu juga sebaliknya. Suara Wini seperti cahaya di ujung terowongan yang gelap bagi Elena.Elena terkejut melihat Wini di sini, dan dia juga senang."Tolong aku, Wini!" Jerit Elena. Mungkin itu satu-satunya kesempatannya untuk keluar dari bahaya."Aku bilang lepaskan dia, dasar bajingan!" Wini berteriak pada Dani.Meskipun dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia tidak perlu mencaritahu karena dia harus membantu Elena dari bahaya secepat mungkin.Apa pun yang Dani dan timnya rencanakan, itu bukanlah sesuatu yang baik bagi Elena.Kehadiran Wini yang tiba-tiba mengejutkan Dani, tapi d

  • Kisah Si Dewa Perang   84. Dani Terlalu Banyak Bicara

    Kenji sudah tahu apa yang terjadi pada Elena dan Wini. Dia sangat marah dan ingin membunuh Dani.Merry dan Leon juga mendengar suara dari telepon Kenji. Elena dan Wini berada dalam bahaya di Dyonice Place!"Maaf, aku pergi dulu. Nikmati makananmu. Aku akan pergi ke Dyonice Place." Kenji pergi dengan marah.Beraninya Dani membius Elena dan memukuli Wini sekeras itu? Kenji tidak tahan. Dia harus pergi ke sana untuk menyelamatkan mereka."Leon, bayar tagihannya. Aku akan pergi bersamanya," kata Merry.Baginya, tujuan akhir dia datang ke Kota Tua Selatan adalah untuk melindungi Kenji. Dia tidak bisa lagi tinggal di sini ketika hal seperti itu terjadi.Merry selalu tertawa dan bercanda. Tetapi dia bisa menjadi sangat serius ketika keadaan darurat datang.Leon juga tahu hal-hal yang cukup mendesak. Tanpa berkata apa pun lagi, dia membayar tagihan itu dan mengikuti mereka.Merry turun dengan Kenji. Dia mengemudi tanpa Kenji memintanya untuk melakukannya kali

  • Kisah Si Dewa Perang   85. Pertumpahan Darah Di Dyonice Place

    Kenji dan Merry memasuki aula Dyonice Place.Banyak pelanggan yang ingin melihat apa yang terjadi di lantai atas. Mereka semua berkumpul di sekitar tangga tapi dihentikan oleh satpam. Setelah dia tahu rencana Dani dari telepon, Kenji menjadi sangat marah. Kenji menutup telepon sebelum dia berjalan ke atas.Kenji akan membunuh semua bajingan itu!Dia mendorong orang-orang di tangga itu ke samping, dia pun berjalan ke atas.Merry mengikuti tepat dibelakangnya."Apa yang kalian berdua lakukan di sini? Pergi! Itu bukan urusan kalian!" Seorang penjaga keamanan melihat Kenji dan Merry dan mencoba menakut-nakuti mereka. Penjaga itu salah, mengira mereka sebagai pelanggan yang ingin melihat drama.Tapi Kenji dan Merry mengabaikannya dan terus maju.Beberapa penjaga memperhatikan mereka dan dengan cepat menghentikan mereka."Apa kau tuli? Aku sudah memintamu untuk tidak naik ke sini! Pergi, sekarang!" Teriak seorang penjaga dengan marah.Merry tidak m

  • Kisah Si Dewa Perang   86. Pelajaran Tak Terlupakan

    Dani, Lina, dan Andri semua sangat takut melihat betapa ganasnya Merry. Mereka tidak tahu Merry tidak mengerahkan kekuatannya secara maksimal. Jika dia melakukannya, kepala penjaga keamanan sudah mati!Merry telah mengalahkan semua penjaga keamanan, dan Kenji berkata kepadanya, "Pegang istriku. Lindungi dia dan sahabatnya." "Aku akan melakukannya." Merry bergegas dan menggendong Elena yang mengantuk.Kenji berjalan ke arah tiga orang lainnya dengan tatapan dingin. Mereka bertiga berani menyentuh istrinya, dan dia harus memberi mereka pelajaran dengan tangannya sendiri.Kenji berjalan menuju Dani dengan penuh amarah. "Kenji, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Dani khawatir."Kamu ingin memperkosa istriku! Kamu telah memukuli Wini! Kamu akan membayar harga yang sangat mahal untuk ini!" Kenji memutuskan untuk memulainya dengan Dani, lalu Lina dan Andri."Tidak, tolong. Aku melakukan kesalahan. Tolong, biarkan aku pergi," Dani harus memohon pada K

  • Kisah Si Dewa Perang   87. Dani Si Buruk Rupa

    Para penjaga itu tidak merasa kasihan pada Dani ketika mereka melihat wajahnya yang digores dan malah cukup puas. Anggota tubuh mereka patah oleh Merry hanya karena dia. Jika Dani tidak melakukan sesuatu terhadap Elena dan Wini, mereka tidak akan terluka.Mendengar tangisan Dani, Lina dan Andri langsung menghentikan sandiwaranya dan berdiri untuk melihat.Ketika mereka melihat luka di wajahnya yang berdarah, mereka ketakutan memikirkan apa yang akan dilakukan Kenji terhadap mereka.Wini merasa amarahnya larut saat melihat wajah Dani yang cacat. Baru saja, pria itu hampir melakukan hal seperti itu padanya.Elena berada dalam kabut dengan pikiran kabur, tidak tahu apa yang terjadi.Merry, yang memegang Elena, tidak menunjukkan minat dan mengabaikan Dani seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Semua yang terjadi tampak memenuhi harapannya. Merry cukup paham dengan perilaku Kenji.Rasa sakit di wajah Dani sangat menyiksa. Dia menutupi wajahnya dengan tangannya da

  • Kisah Si Dewa Perang   88. Noda Darah

    Ketika Kenji melepas pakaian Elena, dia melihat tubuhnya yang sempurna.Adrenalin-nya mulai melonjak hingga hidungnya mengeluarkan darah tak terkendali.Setelah beberapa pandangan, ia mengalihkan pandangan matanya. Kenji takut akan kehilangan kendali. Kemudian ia mengambil pakaian bersih yang ia siapkan dan memakaikannya pada Elena.Ketika Kenji memakaikan baju untuk Elena, dia masih bisa melihat tubuh Elena karena dia harus mengangkat kakinya dan memutarnya untuk memakaikan pakaian itu.Hidung Kenji kembali berdarah saat dia mendandaninya dengan hati-hati.Namun sesuatu yang tidak terduga terjadi.Elena sedang tidur nyenyak, tetapi ketika Kenji mendandaninya, dia tiba-tiba membuka lengannya, meraih leher Kenji, dan menariknya ke bawah.Pergerakan Elena yang secara tiba-tiba ini mengejutkan Kenji. Sebagai pria yang kuat, dia terhuyung-huyung dan tertarik ke tubuhnya. Kenji bisa mencium aroma tubuh Elena dalam pelukannya. Sebagai pemuda normal, Kenji

  • Kisah Si Dewa Perang   89. Kecemburuan Elena

    Kenji bisa saja menangkap bantal itu tetapi dia tidak melakukannya. Dia pikir Elena akan melempar barang lain ke arahnya jika dia menghindar. Jadi, dia membiarkan bantal itu mengenai wajahnya. "Tadi malam, kamu diracuni dan tetap tidak sadarkan diri. Kamu mungkin tidak sadar apa yang kamu lakukan," kata Kenji."Kamu brengsek! Hentikan! Kamu benar-benar brengsek!" Dengan kata-kata ini, Elena melempar bantal lagi ke arah Kenji.Elena khawatir apa yang Kenji katakan itu benar. Dia telah hidup sebagai perawan selama lebih dari dua puluh tahun. Sangat disayangkan jika dia kehilangan keperawanannya dengan cara ini.Jadi, dia membenci Kenji. Dia diracuni. Alih-alih mendetoksifikasinya, dia hanya tidur di lantai, meninggalkannya sendirian untuk menderita. Bisakah dia menyebut dirinya laki-laki?Kenji menangkap bantal itu kali ini dan menghiburnya, "Jangan merasa bersalah. Aku tidak keberatan.""Kenji, aku membencimu!" Elena menangis sedih."Aku tidak melakukan a

Bab terbaru

  • Kisah Si Dewa Perang   260. Sang Dewa Perang

    Di garis depan, Kota Tua Selatan,-Seluruh pasukan medan perang selatan, saat ini semuanya sedang berkumpul di garis pertahanan kota dan bertempur dengan pasukan Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau.Dion yang bertanggungjawab mengerahkan pasukan, sudah berusaha keras untuk merancang strategi dalam menghadapi pasukan musuh yang datang menyerang. Berkat strategi Dion, pasukan Kerajaan Spade pun berhasil menahan pasukan musuh selama berhari-hari.Meski strategi Dion berhasil menahan musuh, tapi itu sama sekali tidak berhasil membuat pasukan Kerajaan Spade keluar dari tekanan musuh yang terus menyerang tanpa henti.Setiap harinya, jumlah pasukan Kerajaan Spade terus berkurang. Situasi dan kondisi pasukan Kerajaan Spade menjadi semakin sulit setiap harinya!Di saat sulit itu, tiba-tiba sekelompok pasukan dalam jumlah yang cukup besar memasuki Kota Tua Selatan. Itu adalah pasukan bala bantuan yang dikirim Jendral Kane dari Kota Pusat.Melihat bala bantuan kembali dikirim Kota Pusat untuk mem

  • Kisah Si Dewa Perang   259. Pertempuran di Garis Pertahanan Pertama

    Pasukan utama Kerajaan Spade menyerang dari depan melalui benteng pertahanan yang telah hancur. Sedangkan Merry yang memimpin dua puluh ribu prajurit menyerbu dari arah bukit dan menciptakan serangan dua arah.Ketika pasukan Kerajaan Spade menyerbu ke dalam benteng garis pertahanan pertama dari depan dan samping, sebagian prajurit musuh yang berada paling depan seketika menjadi panik. Meski Dicky terus berteriak dan memerintah untuk bertempur, tapi karena serangan dari pasukan Kerajaan Spade cukup cepat dan sangat agresif, kebanyakan dari prajurit Kerajaan Seiya tidak sempat untuk bereaksi.Dalam beberapa menit, setengah pasukan Kerajaan Seiya telah berubah menjadi mayat.Sedangkan pasukan Kerajaan Seiya yang berada di barisan belakang, mereka mendengar teriakan Jendral mereka dan mulai pulih dari keterkejutan. Setelah itu, mereka berusaha untuk menembak ke arah pasukan Kerajaan Spade yang datang menyerbu dari depan.Serangan dari musuh membuat cuku

  • Kisah Si Dewa Perang   258. Merry Kembali Memimpin Pasukan

    Ke esokan harinya, pasukan pertahanan kota sudah berkumpul dan berbaris rapi.Dion sudah berada di pusat komando markas besar medan perang selatan. Dia sudah bersiap untuk mengomando dan mengerahkan pasukan untuk berperang melawan musuh dari Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau.Sedangkan Norman, Leon dan lainnya, berada di garis depan untuk memimpin pasukan dalam pertempuran di medan perang.Ketika pasukan Kerajaan Spade sudah berkumpul dan bersiap untuk menghadapi perang, di saat yang sama pasukan Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau juga bersiap untuk menyerang.Pasukan musuh sudah berbaris dengan rapi sambil menunggu kedatangan seseorang.Beberapa saat kemudian, orang yang mereka tunggu akhirnya tiba.Orang itu adalah panglima militer Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau, Bayu dan Tio.Ketika Bayu dan Tio menginjakkan kaki mereka di tanah selatan, seorang jendral bintang tiga menyambutnya dan berkata, “Jendral Bayu, Jendral Tio, pasukan koalisi Elang-Bangau siap menerima perintah!”Bayu

  • Kisah Si Dewa Perang   257. Menuju Pertempuran Akhir

    Mengikuti perintah Dion, seluruh armada kapal perang mundur dari garis pertahanan pertama laut selatan dengan bantuan pasukan yang ada di darat.Tentu saja armada kapal perang musuh tidak membiarkan armada kapal perang laut selatan mundur begitu saja. Armada kapal perang musuh terus menyerang dengan ganas sambil terus bergerak maju dan masuk lebih dalam ke wilayah selatan Kerajaan Spade.Pangkalan senjata di darat berusaha mencegat setiap serangan yang dilancarkan musuh agar armada kapal perang laut selatan bisa mundur dengan selamat. Meski sudah berusaha sebaik mungkin dalam melindungi armada kapal perang yang mundur, tapi masih ada beberapa serangan yang lolos dan mengenai beberapa kapal perang.Kapal perang yang terkena serangan itu langsung meledak dan tenggelam ke dasar laut.Sebagai seorang Jendral Pertahanan, Dion tahu dengan jelas kalau pengorbanan tidak dapat dihindari saat dia memutuskan untuk menarik mundur pasukannya. oleh sebab itu Dion meminta pangkalan senjata yang bera

  • Kisah Si Dewa Perang   256. Permintaan Kenji

    Beberapa jam kemudian, kabar tentang kemenangan pasukan wilayah timur atas pasukan Kerajaan August dan Kerajaan Bangau juga sampai ke wilayah utara.Kaisar yang berada di markas besar utara merasa senang dan bangga mendengar berita ini. Kenji dan Erlan yang berada di garis pertahanan kedua juga merasa senang mendengar kabar baik ini.Satu lagi kemenangan untuk Kerajaan Spade. Sekarang, mereka hanya perlu memikirkan cara untuk memenangkan perang di wilayah utara dan selatan.“Jendral Ken, dengan kemenangan Jendral Panji di timur, sekarang musuh yang menyerang Kerajaan Spade hanya tersisa di wilayah utara dan selatan. Kemenangan di timur juga berdampak baik bagi seluruh pasukan kerajaan Spade. Sekarang, kita juga harus segera menyusun rencana untuk merebut kembali garis pertahanan pertama kita! Bagaimana menurutmu Jendral Ken?” ujar Erlan.“Perkataanmu memang benar Jendral Erlan. Tapi sebelum kita menyerang untuk merebut garis pertahanan pertama, ada hal penting lain yang harus aku laku

  • Kisah Si Dewa Perang   255. Kemenangan di Laut Timur

    Di perbatasan utara.Kenji sedang memperhatikan medang perang yang diselimuti asap tebal bersama Erlan dan para ajudan serta para petinggi militer perbatasan utara. Ketika asap tebal itu mulai menipis, Kenji dan yang lainnya melihat ada bayangan sekelompok orang dalam jumlah besar.“Jendral Ken, sepertinya ada orang di seberang. Apakah itu musuh yang selamat dari ledakan?” tanya Erlan yang penasaran dengan sekelompok bayangan itu.“Jendral Erlan, apakah menurutmu musuh bisa selamat setelah mendapat ledakan sebesar itu? Siapa pun tidak akan selamat setelah menerima ledakan sebesar itu secara langsung! Tidak mungkin ada musuh yang selamat! Aku rasa, mereka adalah bala bantuan musuh,” ujar Kenji.“Kalau begitu, kita harus menyerang mereka sekarang! Dengan adanya asap tebal ini, mereka tidak akan bisa menyerang balik karena tidak mengetahui posisi kita. Kita bisa melenyapkan mereka dalam sekejap!” kata Erlan.“Tidak, jangan menyerang mereka! Kita harus memastikannya terlebih dahulu,” kata

  • Kisah Si Dewa Perang   254. Situasi Menguntungkan di Laut Timur

    Sebelumnya, ketika bala bantuan musuh masih dalam perjalanan menuju garis pertahanan kedua untuk membantu pasukan Jendral Juuki, mereka mendengar dentuman suara yang sangat keras dan merasakan adanya getaran kuat dari arah garis pertahanan kedua. Lalu, mereka melihat adanya kepulan asap tebal yang membumbung tinggi dan terlihat seperti jamur raksasa.Melihat kepulan asap menyerupai jamur raksasa itu membuat pasukan bala bantuan musuh merasa sedikit cemas. Karena mereka semua yakin, dari semua tanda-tanda yang baru saja terjadi, itu pasti akibat dari ledakan bom!Tidak ingin berpikir negatif, pasukan bala bantuan musuh itu pun bergegar menuju garis pertahanan kedua untuk memastikan apa yang sudah terjadi.Dua puluh menit kemudian, pasukan bala bantuan yang dikirim Kerajaan Seiya tercengang melihat keadaan medan perang yang sangat kacau.Ketika pasukan itu tiba, asap tebal dari ledakan bom masih cukup pekat. Mereka sama sekali tidak bisa melihat keadaan med

  • Kisah Si Dewa Perang   253. Melenyapkan Musuh Dalam Sekejap

    Badan intelijen Kerajaan Spade mendapat informasi mengenai dua ratus ribu pasukan Kerajaan Seiya yang bergerak dari garis pertahanan pertama perbatasan utara menuju garis pertahanan kedua.Setelah mendapat informasi tersebut, badan intelijen segera menginformasikan hal itu pada tim intelijen yang berada di setiap pasukan. Ketika informasi itu sampai ke tim intelijen pasukan khusus satria, seorang prajurit segera pergi menghampiri Kenji untuk melaporkan hal tersebut.Kenji tidak turun langsung untuk membunuh musuh. Sebagai seorang jendral, Kenji tetap berada dibelakang dengan sekelompok prajurit elite dari pasukan khusus satria. Ada sekitar sepuluh ribu prajurit yang tidak ikut dalam pertempuran. Sepuluh ribu prajurit itu sengaja tidak maju guna melindungi sang jendral.Ketika dia melihat seorang prajurit dari tim intelijen berlari ke arahnya, Kenji bertanya pada prajurit itu sesaat setelah prajurit itu berada dihadapannya.“Ada apa? kenapa kau terlihat begitu terburu-buru?” tanya Kenj

  • Kisah Si Dewa Perang   252. Bala Bantuan Telah Tiba!

    Garis pertahanan kedua, di perbatasan utara.Waktu sudah sore, pasukan perbatasan utara masih bertahan di garis pertahanan kedua. Jendral Erlan yang memimpin pasukan perbatasan utara dalam pertempuran, mulai merasa khawatir melihat kondisi pasukannya.Bagaimana dia tidak khawatir, dia sudah bertahan lebih dari enam jam dan intensitas serangan musuh tidak berkurang sedikit pun, bahkan musuh masih bisa melancarkan serangan yang lebih kuat.Pasukan perbatasan utara juga sudah banyak yang menjadi korban. Erlan merasa kalau tidak lama lagi, garis pertahanan kedua akan dijebol oleh musuh.Melihat situasi ini, salah satu perwira pada Erlan, “Jendral, sepertinya kita harus merelakan garis pertahanan kedua. Aku merasa, Jendral Ken dan pasukannya tidak akan datang tepat waktu! Kita sudah bertahan lebih dari enam jam, dan bala bantuan masih belum tiba. Kita akan kehilangan seluruh prajurit jika terus seperti ini!”“Jendral Ken akan segera tiba! Kita tidak boleh menyerah sekarang setelah banyak p

DMCA.com Protection Status