Beranda / Semua / Kisah Si Dewa Perang / 129. Memanggil Bantuan

Share

129. Memanggil Bantuan

Penulis: A7AT
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa yang akan kamu lakukan?" Elena bertanya.

"Beri aku waktu tiga menit. Aku akan memikirkannya." jawab Kenji.

"Cepat. Mereka hanya memberi kita waktu tiga puluh menit untuk sampai ke Gunung Clover. Kalau tidak, Wini akan mati." Kata Elena.

"Mereka tidak akan membunuhnya. Jangan khawatir." kata Kenji.

"Apa maksudmu?" Elena bertanya.

"Mereka berusaha keras untuk menjadikannya sebagai sandera. Mereka membutuhkanmu untuk memecahkan permainan akhir. Kalau mereka membunuh Wini, kondisi mentalmu akan tidak baik dan itu akan mempengaruhimu dalam bermain catur. Jadi, mereka tidak akan membunuhnya." Kenji menjelaskan.

Elena pikir kata-kata Kenji masuk akal, jadi dia mempercayainya.

Kemudian, Leon dan Merry keluar dari mobil lalu berjalan mendekat. Saat itu juga, operator khusus datang dan memarkir mobilnya di sekitar Elena.

Elena tidak menyangka Kenji akan memanggil lebih dari dua puluh rekan seperjuangannya. Tetapi jumlah orang saat ini masih belum seba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Camat
ellena semakin oon setelah banyak kejadian mengancam jiwanya ...
goodnovel comment avatar
Sudirman Haji Ahmad
elenanya makin teledor
goodnovel comment avatar
Tri Sutrisna
Ceritanya makin tolol dan sampahhhh!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kisah Si Dewa Perang   130. Kenji Menuruni Terowongan

    "Tidak peduli apa statusku, kami adalah tentara, sedangkan musuh itu adalah tentara bayaran dari kerajaan lain. Sekarang, tentara bayaran ini mencoba mencuri harta Kerajaan Spade. Mereka sudah menjadi musuh bersama kita. Bagaimana Norman bisa menolak menyelamatkan kita?" kata Kenji."Ternyata Wini diculik oleh tentara bayaran." Elena heran. Dia mendengar tentang tentara bayaran sebelumnya tetapi tidak pernah melihat mereka. "Iya. Tentara bayaran ini sama dengan orang yang ingin membunuhku di Universal Group tadi malam," kata Kenji."Kudengar semua tentara bayaran pandai bertarung. Bukankah kita dalam bahaya jika hanya kita berdua yang pergi ke sana?" Tanya Elena."Aku tidak punya pilihan. Kamu bersikeras untuk pergi ke sana. Bagaimana mungkin aku tidak pergi denganmu?" Kata Kenji."Aku khawatir orang-orang itu akan membunuh kita jika aku tidak bisa memecahkan permainan akhir," kata Elena."Mungkin kamu bisa secara tidak sengaja menemukan cara untuk meme

  • Kisah Si Dewa Perang   131. Juara Catur Baru Telah Tiba

    "Aku sangat lelah. Aku tidak bisa memelukmu lagi. Kamu harus memelukku." Elena ingin istirahat di tempat yang aman dimanapun dia berada.Kenji heran mendengarnya."Bertahanlah sebentar lagi. Kita akan segera mendarat di tanah," kata Kenji. Elena mencoba memeluknya, tetapi akhirnya dia perlahan meluncur ke bawah."Aku tidak bisa bertahan. Pegang aku sekarang," kata Elena ketakutan."Baik." Kenji buru-buru memegang Elena dengan tangan kirinya dan terus turun.Karena hanya satu tangannya yang memegang tali, Kenji tidak ounya pilihan selain meluncur turun. Elena sempat berteriak ngeri saat Kenji meluncur, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain mempercayai Kenji agar tidak melepaskan tali ditangannya. Akhirnya, mereka sampai di dasar terowongan. Kenji menurunkan Elena yang kemudian bernapas lega.Saat ini, banyak tentara bayaran yang mengarahkan senter mereka ke pintu masuk sambil memandang Kenji dan Elena.Elena tidak bisa membuka matanya k

  • Kisah Si Dewa Perang   132. Claude Menyerah

    "Ini adalah permainan akhir yang aneh dan tidak dapat diprediksi. Bagaimana mungkin aku bisa mengetahuinya dalam waktu singkat? Lagipula, ini bukan permainan akhir yang umum. Biar aku pikirkan dulu," kata Elena.Kenji telah menyuruh Elena untuk mencoba mengulur waktu, menunggu kedatangan bala bantuan. Bahkan jika dia menemukan cara untuk memecahkan permainan akhir, Kenji meminta agar dia tidak terburu-buru menyelesaikannya.Terlebih lagi, Elena benar-benar tidak tahu saat ini."Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memecahkannya?" William setuju dengan Eliza. Lagipula, sebagai juara catur berpengalaman, Claude tetap tidak bisa menyelesaikan permainan setelah lama memikirkannya."Aku tidak tahu. Permainan akhir ini terlalu rumit. Aku sendiri tidak yakin kapan aku bisa memecahkannya," kata Elena.Sebenarnya, Elena terlah mempelajari permainan akhir inj. Namun, dia belum siap untuk memecahkannya untuk saat ini."Waktunya terbatas, jadi aku tidak bisa memb

  • Kisah Si Dewa Perang   133. Kesalahan Yang Menguntungkan

    "Tidak, aku belum tahu bagaimana menyelesaikannya. Kamu tidak bisa menjadi pemainku. Kamu mungkin akan mati," kata Elena."Kita tidak punya pilihan. Jika aku tidak melakukannya, Wini akan mati, " kata Kenji.Karena Wini ada di tangan musuh dan bala bantuan Kenji belum tiba, dia tidak dapat bertarung dengan lebih dari dua ratus tentara bayaran sambil melindungi Wini dan Elena. Dia harus menjadi pemain catur dan memberi mereka waktu."Baik. Aku akan berdiri di depan gerbang batu bersamamu. Kita bisa mati bersama jika aku melakukan kesalahan," kata Elena tegas.Kenji ketakutan mendengar kata-katanya. Dia berkata, "Elena, apa kamu gila? Kamu tidak perlu melakukannya. Aku dapat memindahkan bidak-bidak itu untukmu. Kamu tidak perlu berdiri di depan gerbang batu denganku.""Aku harus bersamamu. Jika kamu mati, aku juga akan mati," kata Elena.Kenji terharu. Tapi dia tidak setuju."Kamu tidak boleh mati disini. Meski aku mati, kamu harus tetap menjalani hidu

  • Kisah Si Dewa Perang   134. Bala Bantuan Norman Tiba

    Elena tiba-tiba merasakan semua kekuatannya terkuras saat dia melihat satu kesatrianya dilahap. Dia sangat lemah sehingga dia hampir jatuh ke tanah.Kenji sangat malu. Dia tidak menyangka akan melakukan kesalahan bodoh seperti itu. Seorang kesatria ditangkap oleh Hitam secara sia-sia karena kesalahan itu. Ia tahu jelas betapa pentingnya seorang kesatria bagi Putih. Sejak awal, mereka dirugikan karena Putih memiliki bidak catur lebih sedikit daripada Hitam.Kehilangan seorang kesatria seperti kehilangan seorang jenderal perang yang cakap!"Coba aku lihat berapa lama kamu bisa bertahan kali ini. Putih memiliki sedikit bidak catur, dan sekarang kamu telah kehilangan seorang kesatria. Aku dapat menegaskan bahwa Putih akan kalah dalam lima gerakan!" Claude kembali bersuka cita."Tuan Wells, sepertinya kamu sangat berharap Nona Slash kalah dalam permainan catur!" William berkata dengan tidak senang saat melihat tatapan sombong Claude.William menculik Wini dan men

  • Kisah Si Dewa Perang   135. Gerbang Batu Akhirnya Terbuka

    Para prajurit turun menggunakan parasut dan memenuhi langit malam. Begitu para prajurit mendarat, mereka berkumpul mengelilingi Leon dan menunggu perintah selanjutnya.Komandan para prajurit itu mendekat dan melapor pada Leon, "Semua prajurit ada di sini, Jendral! Tolong berikan perintahmu!""Tetap diam dan tunggu instruksi selanjutnya!" kata Leon."Baik, Pak!"Norman mengirim seluruh resimen sebagai bala bantuan, yaitu lebih dari seribu tentara. Dan semuanya sekarang berada di bawah komando Leon, Jendral Bintang Tiga.Seribu elite militer lima kali lipat dari jumlah tentara bayaran. Terowongan itu bahkan mungkin tidak bisa menampung semua prajurit ini. "Merry! " panggil Leon."Ya Pak!" Merry melangkah maju."Bersiaplah untuk menyerang. Kita akan turun ke sana setelah menerima tanda dari Jendral Ken," perintah Leon."Baik!" Kemudian Merry mengatur sekelompok operator khusus untuk mengikat tali di sepanjang terowongan. Dengan begitu, saa

  • Kisah Si Dewa Perang   136. Harta Paling Berharga

    "Aku juga tidak tahu, aku tidak peduli siapa yang menyembunyikannya, yang harus kita lakukan sekarang adalah bagaimana melindungi harta karun ini, agar tidak diambil oleh musuh," ujar Kenji."Sekarang musuh tidak bisa masuk, mereka tidak akan bisa mendapatkan harta karun ini. Tetapi kita juga tidak bisa keluar, jadi sekarang harus bagaimana?" tanya Elena."Kita bisa masuk ke ruang harta karun ini, pasti ada mekanisme untuk kita keluar dari sini juga," jawab Kenji."Kalau begitu kita harus segera mencari jalan keluarnya," ucap Elena. "Jangan terburu-buru, kita memang ingin keluar dari sini, tapi ada baiknya jika kita coba melihat-lihat. Selain perhiasan, kita harus pastikan ada harta apa lagi yang berada disini," ucap Kenji.Apalagi William rela memakai segala cara untuk mendapatkan semua harta karun ini, pasti ada barang yang jauh lebih berharga dari semua perhiasan ini."Tapi, Wini masih berada di luar! Jika kita tetap berada didalam sini, apakah dia a

  • Kisah Si Dewa Perang   137. Wini Terancam

    Namun, tidak peduli seberapa keras Kenji menariknya, pedang itu tidak bergerak sama sekali. Seolah-olah telah menjadi bagian dari lempengan itu.Kenji pikir dia cukup kuat tetapi dia tidak menyangka bahwa dia tidak bisa mencabut pedangnya. Dia terus berusaha sampai keningnya berkeringat tapi pedangnya tetap tidak bergerak."Apakah sulit untuk menariknya keluar?" Elena bertanya ketika dia melihat Kenji bercucuran keringat. "Ya, aku tidak menyangka akan sangat sulit," ucap Kenji sambil terengah-engah."Pedang ini sudah ada di sini selama lebih dari dua ribu tahun. Pedangnya pasti sudah berkarat dan menyatu dengan tanah, yang membuatnya sulit untuk dicabut." kata Elena."Karena ini pedang sakti, kurasa pedang ini tidak akan mudah berkarat," kata Kenji."Lalu apa yang harus kita lakukan? Jika kita tidak bisa mencabutnya, gerbang batu tidak bisa dibuka. Apakah kita akan mati di sini?" ujar Elena."Aku akan memikirkan cara untuk keluar dari sini nanti." K

Bab terbaru

  • Kisah Si Dewa Perang   260. Sang Dewa Perang

    Di garis depan, Kota Tua Selatan,-Seluruh pasukan medan perang selatan, saat ini semuanya sedang berkumpul di garis pertahanan kota dan bertempur dengan pasukan Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau.Dion yang bertanggungjawab mengerahkan pasukan, sudah berusaha keras untuk merancang strategi dalam menghadapi pasukan musuh yang datang menyerang. Berkat strategi Dion, pasukan Kerajaan Spade pun berhasil menahan pasukan musuh selama berhari-hari.Meski strategi Dion berhasil menahan musuh, tapi itu sama sekali tidak berhasil membuat pasukan Kerajaan Spade keluar dari tekanan musuh yang terus menyerang tanpa henti.Setiap harinya, jumlah pasukan Kerajaan Spade terus berkurang. Situasi dan kondisi pasukan Kerajaan Spade menjadi semakin sulit setiap harinya!Di saat sulit itu, tiba-tiba sekelompok pasukan dalam jumlah yang cukup besar memasuki Kota Tua Selatan. Itu adalah pasukan bala bantuan yang dikirim Jendral Kane dari Kota Pusat.Melihat bala bantuan kembali dikirim Kota Pusat untuk mem

  • Kisah Si Dewa Perang   259. Pertempuran di Garis Pertahanan Pertama

    Pasukan utama Kerajaan Spade menyerang dari depan melalui benteng pertahanan yang telah hancur. Sedangkan Merry yang memimpin dua puluh ribu prajurit menyerbu dari arah bukit dan menciptakan serangan dua arah.Ketika pasukan Kerajaan Spade menyerbu ke dalam benteng garis pertahanan pertama dari depan dan samping, sebagian prajurit musuh yang berada paling depan seketika menjadi panik. Meski Dicky terus berteriak dan memerintah untuk bertempur, tapi karena serangan dari pasukan Kerajaan Spade cukup cepat dan sangat agresif, kebanyakan dari prajurit Kerajaan Seiya tidak sempat untuk bereaksi.Dalam beberapa menit, setengah pasukan Kerajaan Seiya telah berubah menjadi mayat.Sedangkan pasukan Kerajaan Seiya yang berada di barisan belakang, mereka mendengar teriakan Jendral mereka dan mulai pulih dari keterkejutan. Setelah itu, mereka berusaha untuk menembak ke arah pasukan Kerajaan Spade yang datang menyerbu dari depan.Serangan dari musuh membuat cuku

  • Kisah Si Dewa Perang   258. Merry Kembali Memimpin Pasukan

    Ke esokan harinya, pasukan pertahanan kota sudah berkumpul dan berbaris rapi.Dion sudah berada di pusat komando markas besar medan perang selatan. Dia sudah bersiap untuk mengomando dan mengerahkan pasukan untuk berperang melawan musuh dari Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau.Sedangkan Norman, Leon dan lainnya, berada di garis depan untuk memimpin pasukan dalam pertempuran di medan perang.Ketika pasukan Kerajaan Spade sudah berkumpul dan bersiap untuk menghadapi perang, di saat yang sama pasukan Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau juga bersiap untuk menyerang.Pasukan musuh sudah berbaris dengan rapi sambil menunggu kedatangan seseorang.Beberapa saat kemudian, orang yang mereka tunggu akhirnya tiba.Orang itu adalah panglima militer Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau, Bayu dan Tio.Ketika Bayu dan Tio menginjakkan kaki mereka di tanah selatan, seorang jendral bintang tiga menyambutnya dan berkata, “Jendral Bayu, Jendral Tio, pasukan koalisi Elang-Bangau siap menerima perintah!”Bayu

  • Kisah Si Dewa Perang   257. Menuju Pertempuran Akhir

    Mengikuti perintah Dion, seluruh armada kapal perang mundur dari garis pertahanan pertama laut selatan dengan bantuan pasukan yang ada di darat.Tentu saja armada kapal perang musuh tidak membiarkan armada kapal perang laut selatan mundur begitu saja. Armada kapal perang musuh terus menyerang dengan ganas sambil terus bergerak maju dan masuk lebih dalam ke wilayah selatan Kerajaan Spade.Pangkalan senjata di darat berusaha mencegat setiap serangan yang dilancarkan musuh agar armada kapal perang laut selatan bisa mundur dengan selamat. Meski sudah berusaha sebaik mungkin dalam melindungi armada kapal perang yang mundur, tapi masih ada beberapa serangan yang lolos dan mengenai beberapa kapal perang.Kapal perang yang terkena serangan itu langsung meledak dan tenggelam ke dasar laut.Sebagai seorang Jendral Pertahanan, Dion tahu dengan jelas kalau pengorbanan tidak dapat dihindari saat dia memutuskan untuk menarik mundur pasukannya. oleh sebab itu Dion meminta pangkalan senjata yang bera

  • Kisah Si Dewa Perang   256. Permintaan Kenji

    Beberapa jam kemudian, kabar tentang kemenangan pasukan wilayah timur atas pasukan Kerajaan August dan Kerajaan Bangau juga sampai ke wilayah utara.Kaisar yang berada di markas besar utara merasa senang dan bangga mendengar berita ini. Kenji dan Erlan yang berada di garis pertahanan kedua juga merasa senang mendengar kabar baik ini.Satu lagi kemenangan untuk Kerajaan Spade. Sekarang, mereka hanya perlu memikirkan cara untuk memenangkan perang di wilayah utara dan selatan.“Jendral Ken, dengan kemenangan Jendral Panji di timur, sekarang musuh yang menyerang Kerajaan Spade hanya tersisa di wilayah utara dan selatan. Kemenangan di timur juga berdampak baik bagi seluruh pasukan kerajaan Spade. Sekarang, kita juga harus segera menyusun rencana untuk merebut kembali garis pertahanan pertama kita! Bagaimana menurutmu Jendral Ken?” ujar Erlan.“Perkataanmu memang benar Jendral Erlan. Tapi sebelum kita menyerang untuk merebut garis pertahanan pertama, ada hal penting lain yang harus aku laku

  • Kisah Si Dewa Perang   255. Kemenangan di Laut Timur

    Di perbatasan utara.Kenji sedang memperhatikan medang perang yang diselimuti asap tebal bersama Erlan dan para ajudan serta para petinggi militer perbatasan utara. Ketika asap tebal itu mulai menipis, Kenji dan yang lainnya melihat ada bayangan sekelompok orang dalam jumlah besar.“Jendral Ken, sepertinya ada orang di seberang. Apakah itu musuh yang selamat dari ledakan?” tanya Erlan yang penasaran dengan sekelompok bayangan itu.“Jendral Erlan, apakah menurutmu musuh bisa selamat setelah mendapat ledakan sebesar itu? Siapa pun tidak akan selamat setelah menerima ledakan sebesar itu secara langsung! Tidak mungkin ada musuh yang selamat! Aku rasa, mereka adalah bala bantuan musuh,” ujar Kenji.“Kalau begitu, kita harus menyerang mereka sekarang! Dengan adanya asap tebal ini, mereka tidak akan bisa menyerang balik karena tidak mengetahui posisi kita. Kita bisa melenyapkan mereka dalam sekejap!” kata Erlan.“Tidak, jangan menyerang mereka! Kita harus memastikannya terlebih dahulu,” kata

  • Kisah Si Dewa Perang   254. Situasi Menguntungkan di Laut Timur

    Sebelumnya, ketika bala bantuan musuh masih dalam perjalanan menuju garis pertahanan kedua untuk membantu pasukan Jendral Juuki, mereka mendengar dentuman suara yang sangat keras dan merasakan adanya getaran kuat dari arah garis pertahanan kedua. Lalu, mereka melihat adanya kepulan asap tebal yang membumbung tinggi dan terlihat seperti jamur raksasa.Melihat kepulan asap menyerupai jamur raksasa itu membuat pasukan bala bantuan musuh merasa sedikit cemas. Karena mereka semua yakin, dari semua tanda-tanda yang baru saja terjadi, itu pasti akibat dari ledakan bom!Tidak ingin berpikir negatif, pasukan bala bantuan musuh itu pun bergegar menuju garis pertahanan kedua untuk memastikan apa yang sudah terjadi.Dua puluh menit kemudian, pasukan bala bantuan yang dikirim Kerajaan Seiya tercengang melihat keadaan medan perang yang sangat kacau.Ketika pasukan itu tiba, asap tebal dari ledakan bom masih cukup pekat. Mereka sama sekali tidak bisa melihat keadaan med

  • Kisah Si Dewa Perang   253. Melenyapkan Musuh Dalam Sekejap

    Badan intelijen Kerajaan Spade mendapat informasi mengenai dua ratus ribu pasukan Kerajaan Seiya yang bergerak dari garis pertahanan pertama perbatasan utara menuju garis pertahanan kedua.Setelah mendapat informasi tersebut, badan intelijen segera menginformasikan hal itu pada tim intelijen yang berada di setiap pasukan. Ketika informasi itu sampai ke tim intelijen pasukan khusus satria, seorang prajurit segera pergi menghampiri Kenji untuk melaporkan hal tersebut.Kenji tidak turun langsung untuk membunuh musuh. Sebagai seorang jendral, Kenji tetap berada dibelakang dengan sekelompok prajurit elite dari pasukan khusus satria. Ada sekitar sepuluh ribu prajurit yang tidak ikut dalam pertempuran. Sepuluh ribu prajurit itu sengaja tidak maju guna melindungi sang jendral.Ketika dia melihat seorang prajurit dari tim intelijen berlari ke arahnya, Kenji bertanya pada prajurit itu sesaat setelah prajurit itu berada dihadapannya.“Ada apa? kenapa kau terlihat begitu terburu-buru?” tanya Kenj

  • Kisah Si Dewa Perang   252. Bala Bantuan Telah Tiba!

    Garis pertahanan kedua, di perbatasan utara.Waktu sudah sore, pasukan perbatasan utara masih bertahan di garis pertahanan kedua. Jendral Erlan yang memimpin pasukan perbatasan utara dalam pertempuran, mulai merasa khawatir melihat kondisi pasukannya.Bagaimana dia tidak khawatir, dia sudah bertahan lebih dari enam jam dan intensitas serangan musuh tidak berkurang sedikit pun, bahkan musuh masih bisa melancarkan serangan yang lebih kuat.Pasukan perbatasan utara juga sudah banyak yang menjadi korban. Erlan merasa kalau tidak lama lagi, garis pertahanan kedua akan dijebol oleh musuh.Melihat situasi ini, salah satu perwira pada Erlan, “Jendral, sepertinya kita harus merelakan garis pertahanan kedua. Aku merasa, Jendral Ken dan pasukannya tidak akan datang tepat waktu! Kita sudah bertahan lebih dari enam jam, dan bala bantuan masih belum tiba. Kita akan kehilangan seluruh prajurit jika terus seperti ini!”“Jendral Ken akan segera tiba! Kita tidak boleh menyerah sekarang setelah banyak p

DMCA.com Protection Status