Acara resepsi pernikahan Azmya dan Arsyil berlangsung hingga pukul 17:00 WIB. Pria itu langsung memboyong Azmya menuju hotel bintang empat yang letaknya tak terlalu jauh dari kediaman orang tua wanita itu.Azmya dan Arsyil memang sudah merencanakan hal itu sebelumnya. Azmya juga sudah menyiapkan tas berisi beberapa lembar pakaian yang akan dibawanya untuk menikmati acara bulan madu mereka, selama tiga malam di hotel.Azmya bahkan sudah menyiapkan sebuah gaun malam yang cukup seksi. Gaun malam yang rencananya akan dipakai Azmya, saat wanita itu akan melepas kegadisannya di malam pengantin mereka.Namun, tentu saja hal itu tidak sepenuhnya akan terwujud. Walau gaun seksi itu akan dipakai saat malam pertama pernikahan, tapi kegadisannya sudah direnggut sang suami, pagi tadi.Azmya kembali teringat akan janjinya pada Arsyil. Malam ini dirinya harus menggoda sang suami. Mengembuskan napas kasar, Azmya memikirkan apa yang harus dia lakukan malam nanti. Seketika Azmya menutup wajahnya. Bahka
“Ars, ayo turun!” cebik Azmya, saat sang suami terlihat sangat betah di atas tubuhnya. Arsyil terus memeluk erat tubuh Azmya sejak pria itu menyemburkan laharnya dalam tubuh sang istri.“Aku susah bernapas, Ars!” rengek wanita itu sekali lagi.Akhirnya Arsyil pun beringsut. Namun pria itu langsung membawa Azmya ke dalam pelukannya.“Kamu luar biasa, Mi. Pakaian yang kamu kenakan malam ini, juga luar biasa!” bisik Arsyil.Azmya hanya tersenyum mendengar ucapan sang suami. Azmya pun berjanji, selepas berbulan madu, dirinya harus mengucapkan terima kasih pada Vani. Karena sepupu sekaligus sahabatnya itulah yang memilihkan gaun malam seksi itu. Walaupun malu, tapi Azmya bertekad untuk membuat sang suami tambah terpikat padanya.“Selama kita menginap di sini, Kamu pakai terus ya, gaunnya. Nanti, sepulang dari hotel, akan aku belikan lebih banyak lagi. Aku suka,” bisik Arsyil yang semakin mengeratkan pelukannya pada sang istri.Namun,
Setelah menikmati masa bulan madu selama tiga malam, sepasang pengantin baru itu kembali ke kediaman orang tua Azmya. Menginap di sana selama dua malam, lalu bertolak ke sebuah desa. Desa tempat di mana Arsyil merintis usahanya sejak enam tahun yang lalu.Kedua orang tua, juga kakeknya Azmya, turut serta mengantarkan kepindahan wanita itu. Desa itu memang tak terlalu jauh dari pusat kota. Hanya memerlukan waktu tempuh selama tiga jam, Azmya dan keluarganya sudah tiba di salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Bogor itu.Desa ini cukup luas. Tiga puluh persen wilayahnya, terdiri atas persawahan. Karena padi adalah salah satu komoditi terbesar wilayah itu. Tidak hanya persawahan, kawasan itu juga banyak dijumpai perladangan juga peternakan. Hanya Arsyil yang memilih untuk membudidayakan buah-buahan serta sayuran organik di sana.Pemukiman penduduk tidak terlalu ramai, itulah sebabnya udara di desa itu sangat segar. Azmya menghirup napas dalam-dalam ketika menginjak
Arsyil mendengus kesal saat mendengar teriakan sang ibunda. Sementara Azmya tersenyum penuh kemenangan. Gegas wanita itu beranjak dari atas ranjang. Azmya sempat menjulurkan lidahnya pada Arsyil, mengejek usaha sang suami yang berbuah kegagalan, siang ini. Azmya pun melangkahkan kakinya membuka pintu kamar dan menyambut sang mertua.“Ayo makan siang,” ajak Ninik. Azmya mengangguk, “iya Bun,” jawab Azmya. Namun, saat wanita itu hendak mengikuti langkah kaki ibu mertuanya, Azmya tersadar jika sang suami masih duduk di ranjang. Azmya sedikit terkejut, saat Arsyil masih duduk dengan posisi yang sama.Melangkah mendekati sang suami, “ayo Ars,” ajak wanita itu.“Kamu duluan saja. Aku masih ada urusan sama yang di bawah sini. Tidak mungkin kan aku keluar kamar dengan kondisi seperti ini!” ketus Arsyil sembari menunjukkan bagian bawahnya pada sang istri. Mata Azmya pun mengikuti arah pandang Arsyil.“Oh.”Hanya ungkapan itu yang keluar dari bibir Azmya, saat menyaks
Azmya masih berdiri di sana, menunggu sang suami yang berjanji akan menemaninya sebentar lagi. Tapi, saat Arsyil baru saja berlalu dari hadapannya, dua orang perempuan menghampiri Azmya.“Wah, jangan-jangan Kamu tidak bisa memuaskan suami ya!”Azmya menoleh, menatap wanita paruh baya yang kini berdiri di sampingnya. “Masa pengantin baru tapi sudah bertengkar, sih! Begitulah kalau salah pilih istri! Pasti sekarang Arsyil menyesal karena tidak memilih Tiara!”Akhirnya Azmya tau, siapa wanita yang menghampirinya bersama Mutiara. Azmya yang masih merasa sedih karena perlakuan Arsyil, menjadi bertambah sakit mendengar ucapan ibunya Mutiara.Bisa-bisanya wanita paruh baya itu mengatakan jika Arsyil merasa menyesal karena menikah dengannya. Azmya yang merasakan perubahan sikap Arsyil hari ini, menjadi takut, jika apa yang diucapkan oleh wanita itu menjadi nyata. Arsyil menyesal menikahinya.Mungkinkah?“Siapa yang bertengkar ya, Bu?!" sergah
“Mumpung keluarga kita masih berkumpul. Mumpung masih ada orang tuaku di sini. Tolong Ars, kembalikan aku kepada kedua orang tuaku. Kembalikan aku kepada papaku!”Arsyil terperangah mendengar ucapan Azmya. Terlebih wanita itu mengatakannya dengan wajah sembab dan sorot mata tajam.Arsyil menghela napas berat. Pria itu tau, jika sang istri pasti cemburu melihat kedekatannya dengan Mutiara. Namun, ucapan Azmya membuat pria itu sedikit kesal. Karena wanita di dahapannya ini, begitu mudah mengucapkan perpisahan. Karena menurut Arsyil, kondisinya saat itu tidak memungkinkan baginya untuk mengacuhkan Mutiara.“Sayang, bukankah sudah pernah aku katakan. Jika ada hal yang Kamu tidak suka dari sikapku, katakan saja. Jangan seperti ini. Kita sudah menikah, Mi. Tolong jangan kekanakan.”Kalimat yang dilontarkan Arsyil, seketika membuat Azmya bertambah marah. Pasalnya ucapan sang suami, persis dengan mantan kekasihnya, yang selalu memersalahkan sikap kek
“Ah, saya rasa itu hanya berpura-pura. Wong tadi saya mendengar, perempuan kota itu memohon-mohon agar Nak Arsyil menemaninya. Tapi, Nak Arsyil malah bersikap acuh. Bahkan berbicara dengan ketus loh!”Beberapa pasang mata kini beralih pada ibu kandung Mutiara. Mereka menatap tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh wanita paruh baya itu.“Tidak mungkin lah Bu RT. Kang Arsyil itu kan selalu bersikap ramah dan lemah lembut sama semua orang.”Beberapa ibu-ibu pun mengangguk, membenarkan hal itu. Arsyil memang terkenal ramah. Sebagai orang kota, dan sebagai salah satu warga yang paling berkontribusi untuk kemajuan dan kemakmuran desa, Arsyil selalu bersikap ramah dan santun kepada siapa saja yang dijumpainya. Jadi, mendengar pria itu bersikap acuh dan ketus kepada istrinya, tentu saja beberapa ibu-ibu sulit untuk memercayai ucapan istri RT itu.“Saya dan Tiara mendengar sendiri loh, ibu-ibu!”Mutiara pun menganggukkan kepalanya, membenarkan ucapan sang ibu.“Masa sih? Kok saya tidak perc
Setiap orang pasti memiliki impian dan terus mencari cara untuk mewujudkan impian tersebut. Seperti Arsyil yang selalu memimpikan Azmya Putri untuk menjadi pendamping hidupnya, sejak pria itu duduk di bangku SMA.Impian itu membuat Arsyil mempunyai sebuah tujuan untuk terus maju.Pria itu menjadi salah satu mahasiswa berprestasi di universitas. Bahkan di dua tahun terakhir perkuliahannya, Arsyil mendirikan usaha kebun hidroponik.Jika ditanya apa yang membuatnya begitu bersemangat mendirikan usaha di tengah-tengah masa perkuliahan? Jawabannya hanya satu, pria itu ingin secepatnya meraih kesuksesan agar dapat menjadi pendamping yang layak untuk Azmya Putri.Walaupun sejak lulus SMA mereka tak pernah bertemu. Tapi, bayang-bayang wajah Azmya lah yang membuat Arsyil begitu bersemangat menjalani hari-harinya yang begitu sibuk. Membagi waktu antara kuliah dan mengurus usahanya.Entah mengapa, sejak bertemu Azmya, tak pernah sekalipun terbersit di pikirannya untuk
Anggita begitu terkejut saat tiba-tiba kedua orang tuanya masuk ke dalam bilik ya dan mengatakan jika mereka baru saja menemui Arsyil. Bertanya-tanya dalam hati, apa yang diperbuat orang tuanya di kediaman pria yang dicintainya itu? Apa orang tuanya sudah mengetahui alasan yang sebenarnya, mengapa dia dipecat? Apa ayah dan ibunya akan memarahinya karena mencintai suami orang? Apa ayah dan ibunya akan murka karena dia sering menonton aksi Arsyil dan Azmya?Anggita pun menegakkan tubuhnya. Gadis itu bersiap akan cecaran orang tuanya. Tapi, kalimat pertama yang ditanyakan oleh ibunya, membuat Anggita terkejut.“Apa benar Pak Arsyil sering menggoda kamu?” tanya Mila. Dahi Anggita berkerut mendengar pertanyaan sang ibunda.Menggoda? Pria beristri itu tak pernah sekalipun menggodanya. Jangankan menggoda, pria itu bahkan tidak bisa untuk digoda. Kenapa kedua orang tuanya bisa mempunyai pikiran seperti itu?“Bapak dan ibu tadi bertemu dengan tetangganya. Katanya Pak Arsyil itu sering menggo
“Kenalkan, nama saya Indri. Saya istri dari ketua RT, tempat di mana Arsyil dan Azmya tinggal. Kebetulan rumah saya tepat di depan rumah mereka,” ucap Indri.“Ada apa dengan mereka?” tanya wanita itu. Mila pun tanpa ragu menyeritakan apa yang terjadi pada anaknya.“Mia memang seperti itu. Cemburuan gak jelas. Anak saya juga mengalami nasib yang tidak jauh beda. Padahal Arsyil itu naksir berat dengan anak saya tadinya. Tau-tau digoda oleh si Mia itu! Eh ... sekarang malah menuduh anak Ibu dan Bapak yang menggoda suaminya. Padahal saya yakin, pasti Arsyil yang lebih dulu menggoda anak Bapak dan Ibu. Arsyil itu sebenarnya jenuh sama istrinya yang tidak bisa apa-apa itu!”“Berarti Pak Arsyil itu mata keranjang ya?” tanya Mila. Wanita paruh baya itu menatap tak percaya.“Bukan Arsyil yang mata keranjang. Tapi, istrinya itu yang tidak becus dalam mengurusi suami. Mia itu kan tidak bisa memasak, tidak bisa mengurus rumah. Bahkan sudah tidak perawan saat menikah!”Mata Mila dan Jajang melebar
Mila dan sang suami memutuskan untuk berhenti di sebuah warung makan yang tak jauh dari kediaman Arsyil dan Azmya. Pasangan suami istri paruh baya itu masih begitu emosional. Ucapan Arsyil dan Azmya yang menuduh anaknya hendak menjadi orang ketiga bagi rumah tangga keluarga petani itu, membuat Mila dan sang suami meradang.Mereka tau betul sikap Anggita. Putri sulung mereka itu adalah seorang anak yang lemah lembut. Lakunya juga sangat baik. Anggita bahkan tak pernah terlihat berhubungan dekat dengan seorang pria. Bagaimana mungkin anak yang begitu lugu bisa menggoda seorang pria yang notabenenya adalah majikannya? Bahkan pria itu berusia jauh lebih tua dari anak mereka.“Saya yakin Pak. Pasti Bu Mia itu mengada-ada. Masa anak kita dituduh menggoda suaminya. Pasti dianya saja yang cemburuan. Atau ... jangan-jangan Pak Arsyil yang menggoda anak kita, tapi menuduh Anggi yang menggodanya, saat ketahuan oleh istrinya itu!” umpat Mila.“Menurut Bapak juga
Ibu kandung Anggita menghampiri rumah Arsyil yang berada di desa yang bersebelahan dengan desa tempatnya tinggal. Mila berangkat ke sana bersama sang suami. Sebenarnya pria itu tak mau menemani sang istri untuk mengemis sebuah pekerjaan untuk anaknya. Menurut pria itu, Anggita terlalu berlebihan. Harusnya, dengan pengalaman kerjanya selama mendampingi Arkana, anak gadisnya itu mampu mencari pekerjaan dengan lebih mudah.Namun, saat Anggita sama sekali tak menyentuh makanannya. Saat anaknya itu harus dipasangi selang infus karena tak mendapatkan asupan makanan dan cairan yang cukup, mau tak mau, pria itu mengikuti sang istri ke kediaman Arsyil dan Azmya.Sesampainya di sana, kedua orang tua Anggita memohon agar sang anak diperbolehkan untuk kembali bekerja di sana.“Kasihan Anggi sampai tidak mau makan dan minum, Pak, Bu,” ucap Mila. Wanita paruh baya itu, tanpa tau persolan yang menimpa anaknya, terus memohon pada Arsyil dan Azmya.“Mohon maaf, Pak. Saya tidak bisa menerima Anggi untu
Sementara itu, saat Azmya begitu menikmati permainan sang suami. Ada seorang gadis cantik yang terus menangis karena baru saja diberhentikan dari pekerjaannya. Gadis itu menangis bukan karena kehilangan pekerjaan. Dia menangis karena tak lagi bisa menatap pria pujaan hatinya lagi.Biasanya, setiap pagi gadis itu bersemangat karena akan kembali melihat seorang pria dewasa yang begitu perkasa. Menyapa pria itu, mendengar suara pria itu, bahkan menyaksikan tubuh atletis pria itu, sudah menjadi santapan sehari-hari Anggita. Arsyil Yudistira memang begitu memesona. Walau pria itu berusia tiga puluhan, tapi wajah tampan dan tubuh atletisnya, membuat Arsyil terlihat sangat menggairahkan bagi gadis-gadis seumuran Anggita.Gadis itu tak pernah menyangka jika dirinya akan jatuh cinta pada seorang pria yang berusia sepuluh tahun lebih tua darinya. Anggita merasakan getaran-getaran itu di hatinya, saat Arsyil mulai suka memujinya. Sejak saat itu, senyuman yang selalu ditampilkan oleh petani tamp
“Sepertinya beberapa hari belakangan, kamu cukup sehat,” ucap Arsyil saat dirinya bersama sang istri baru saja masuk ke kamar.“Iya. Rasanya tubuhku sudah mulai segar kembali. Apalagi tadi pagi sudah diurut dengan Ceu Edah. Tubuh ini jadi terasa tambah segar,” ungkap Azmya. Senyuman lebar terkembang di wajah Arsyil. Pria itu seketika menyergap Azmya. Memeluk erat sang istri dari belakang. Kini Arsyil sudah membenamkan wajahnya pada lekuk leher Azmya.“Sudah bisa melayaniku dong, kalau begitu.”Arsyil tak membutuhkan jawaban dari Azmya. Melihat kondisi tubuh sang istri begitu bugar, Arsyil pun tau jika Azmya sudah siap untuk melayaninya.Jemari pria itu kini telah menangkup salah satu benda kenyal milik Azmya. Arsyil memberikan pijatan-pijatan lembut di sana seraya memberikan jejak-jejak kepemilikan di leher sang istri.Azmya tentu saja mulai menikmatinya. Terlebih saat pria itu mulai menggesek-gesekkan bagian tubuhnya yang
Arkana sebenarnya tak lagi membutuhkan shadow teacher untuk mendampinginya belajar. Anak petani tampan itu sudah tak mengenyam pendidikan formal sejak tahun lalu. Begitu lulus dari sekolah taman kanak-kanak, Arsyil dan Azmya memutuskan jika sang anak melanjutkan pendidikan homeschooling.Azmya dan Arsyil langsung yang menjadi mentor bagi Arkana. Mereka memberikan banyak buku tentang pertanian dan robotik untuk Arkana. Arsyil bahkan mengajarkan Arkana yang baru berusia tujuh tahun itu untuk berselancar di internet, Deni memuaskan hasrat sang anak akan ilmu pengetahuan.Selama satu tahun setelah Arkana lulus dari taman kanak-kanak, Anggita hadir di sana, hanya untuk menemani Arkana jika Arsyil dan Azmya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka.Dan kini, tanpa kehadiran Anggita, Arsyil harus benar-benar bisa membagi waktu antara mengurusi bisnis perkebunannya, mengurusi usaha yang dirintis oleh Azmya, serta menemani Arkana belajar.Sementara Azmya yang tengah hamil muda, hanya mampu terkula
“Kamu mengatakan ini agar aku melayanimu, kan, Ars?! Kamu kenapa sih, Ars? Sejak dulu, kalau menyangkut hal yang begituan, kamu selalu seperti anak kecil. Aku sedang tidak enak badan, Ars! Kalau aku dalam keadaan fit, aku juga tidak pernah menolak keinginan kamu!”“Mi ... Jangan teriak-teriak. Nanti, Arka dengar.”“Biar saja dia dengar. Biar dia tau kalau papanya begitu kekanakan! Hanya memikirkan dirinya sendiri!”“Anggi menawarkan diri untuk jadi istri keduaku!” ucap Arsyil.“APA?!”Azmya benar-benar terkejut dengan pernyataan yang baru saja terlontar dari bibir sang suami. Anggita menawarkan diri untuk menjadi istri kedua sang suami? Gadis itu secara terang-terangan mengatakan jika dia tertarik pada Arsyil. Yang benar saja!“Dia bilang, dia akan melayaniku dengan baik. Dia bahkan rela hanya dinikahi secara siri.”Lagi, Azmya terperangah. Bagaimana mungkin gadis yang begitu muda dan cantik, rela menyerahkan dirinya begitu saja pada seorang pria beristri? “Apa kamu pernah menjanjika
“Sayang ... Apa Arka masih membutuhkan seorang guru bayangan? Arka kan sudah tidak sekolah formal lagi?” tanya Arsyil saat pria itu baru saja mengantarkan Anggita ke depan pintu gerbang.“Ars ... Bisa tidak sih, kalau kamu tidak menganggu aku. Sebentar saja, Ars. Aku sedang merasa sangat lelah, pusing, mual, seluruh badanku rasanya tidak enak,” keluh Azmya.Baru saja dirinya terlelap. Sang suami sudah kembali mengganggunya. Padahal beberapa menit yang lalu, dirinya baru saja berpesan jika dia tak ingin diganggu.“Aku baru saja memecat Anggi.”Dahi Azmya berkerut. Wanita itu seketika menegakkan tubuhnya. Azmya tentu saja bingung karena sang suami tiba-tiba memecat seseorang yang sudah banyak membantu mereka. Sudah hampir dua tahun gadis itu menemani Arka. Arsyil bahkan bersikap begitu baik pada Anggita. Hingga Azmya kerap mendapati percikan cemburu di hatinya.“Memecat? Kok bisa? Dia berbuat apa? Ketahuan mencuri? Dia mencuri, iya? mencuri apa? Perabotan rumah? Uang? atau apa?”Arsyil