"Ini boneka kucing baruku, Mrs. Campos. Lucu sekali ya? Aku ingin membawanya untuk menemaniku sepanjang hari di perpustakaan agar tidak bosan," jawab Stefany Rowland dengan nada yang meyakinkan. Dia menepuk-nepuk kepala kucing itu pelan seperti sedang bermain boneka.
Sementara sang raja kucing bertahan tak bergerak sedikit pun di gendongan Stefany dan menatap lurus ke depan dengan pupil melebar bak boneka sungguhan di hadapan Mrs. Diana Campos, manager perpustakaan tempat Stefany bekerja.
"Ohh ... baiklah, mulailah bekerja. Ini akhir pekan, hanya setengah hari waktu kerja normal. Sampai nanti, Stefy!" ujar Mrs. Diana Campos lalu dia bergegas masuk ke kantornya di ujung barat ruangan perpustakaan.
Stefany dan Raja Edward bersamaan menghela napas lega. Kemudian dia melangkah cepat menuju meja penjaga perpustakaan. "Kau melakukan peran yang sangat bagus, Rajaku. Hmm ... ngomong-ngomong, aku harus membuat nama panggilan untukmu karena kamu bonekaku sekarang!" ujar gadis itu lirih sehingga hanya mereka berdua yang dapat mendengar suaranya.
'Okay, boleh. Pilihlah satu nama!' sahut Raja Edward Forester sambil menggerakkan kumis kucingnya yang panjang.
"Bagaimana kalau Kingcat Edu? Sepertinya itu cocok untukmu!" usul Stefany sembari menatap kucing oranye yang dia letakkan di sisi kanan mejanya.
Sejenak Raja Edward menimbang-nimbang nama barunya yang diberikan Stefany, dia lalu mengangguk samar seraya menjawab melalui telepati, 'Kedengarannya keren, aku suka nama baruku, Stefy!'
"Okay, Kingcat Edu. Aku akan menyelesaikan tugas rutin pagiku lalu kita bisa mencari literatur sebagai bahan penelitian tentang negerimu, Centurion Land. Rileks di tempatmu dan melamunlah atau mungkin kau ingin melakukan apa pun tanpa bergerak," ujar Stefany yang segera menggunakan tangannya dengan cepat membereskan ini dan itu.
Dari atas meja jaga, Raja Edward termenung mengamati gadis belia berkaca mata bulan separuh itu. Memang bila dibandingkan dengan puteri-puteri negeri tetangga Centurion Land, Stefany termasuk berpenampilan biasa-biasa saja. Namun, dia tak pernah merasa bosan menghabiskan waktu bersama dengannya.
Satu jam berlalu dan Stefany pun beristirahat dengan minum air mineral yang dia bawa dari rumahnya. "Aku sudah selesai, Kingcat Edu. Waktunya kita berselancar di antara rak-rak buku tinggi itu. Mungkin ada baiknya kita coba dari buku sejarah abad ke-15, itu cukup kuno kurasa atau kau hidup di zaman dinosaurus, hmm?" tutur Stefany menebak-nebak.
Dia lalu bangkit dari kursi dan menggendong kucing oranye itu melewati deretan rak-rak buku yang tinggi menjulang nyaris menyentuh langit-langit ruangan. Langkahnya terhenti usai melewati lorong-lorong bak sebuah labirin memusingkan yang tak lain adalah rak-rak buku.
"Aku sangat tua nampaknya, dinosaurus masih hidup di eraku sekalipun tak banyak populasinya dan hanya terpusat di pulau-pulau kosong tak berpenduduk. Mereka berukuran raksasa sehingga tidak cocok hidup bersama manusia. Kami memiliki naga-naga sebagai hewan piaraan spiritual, hanya ksatria sakti yang dapat mengendalikan naga," cerita Raja Edward menanggapi pertanyaan Stefany tadi.
"Wow, aku belum pernah melihat naga langsung. Itu keren pastinya bukan? Apa mereka benar-benar bisa terbang di langit dan menyemburkan napas api, Kingcat Edu?" tanya Stefany tertarik mendengar cerita Raja Edward lebih banyak lagi. Semua itu bagaikan kisah dongeng pengantar tidur anak-anak baginya.
Mereka berdua melihat-lihat judul buku yang ada di rak buku-buku kuno berukuran tebal. Dan sang raja pun menjawab, "Iya, tepat sekali maka dari itu naga menjadi pilihan tungganganku juga. Naga kesayanganku bernama Alamus Eldoran, dia bersisik warna emas, sangat langka dan juga sakti."
"Kau seorang raja, pantas saja kalau kau memiliki seekor naga emas yang langka. Ohh ... seandainya aku bisa bermain ke negerimu sekali saja, pasti itu sangat menakjubkan!" sahut Stefany penuh harap. Dia lalu menarik sebuah buku tebal dari rak di hadapannya dan membaca judulnya, "Kisah Naga dan Para Penyihir abad ke-13, sepertinya ini bisa dijadikan bacaan awal yang bagus. Bagaimana menurutmu, Kingcat Edu?"
"Hmm ... bisa jadi itu buku yang kita perlukan. Baca saja nanti, apa ada buku lainnya?" balas Raja Edward Forester dengan antusias. Dia sangat mengharapkan akan ada petunjuk bagaimana cara dia dapat kembali ke Centurion Land di masa lampau.
"Ini juga menarik sepertinya ... Legenda Atlantis dan Kerajaan Di Sekitarnya. Mungkin dua buku saja dulu ya, kamu satu dan aku yang lainnya, okay?" ujar Stefany lalu membawa dua buku tebal berdebu itu di keranjang tempat buku yang dia jinjing.
Setelah kembali ke meja jaga perpustakaan, mereka berdua membaca buku masing-masing. Sayangnya terlalu banyak halaman buku yang harus dibaca sebelum menemukan petunjuk penting yang mereka cari. Sementara itu Stefany juga melayani para pengunjung perpustakaan yang bertanya tentang letak rak buku yang mereka cari berulang kali.
"Sudah waktunya kita pulang, Kingcat Edu. Besok kita baca lagi bukunya, okay?" ajak Stefany sembari membereskan barang bawaannya lalu menggendong kucing oranye itu di depan dadanya.
Kedua kaki depan kucing tersebut berpegangan di bahu Stefany, sementara bagian bawah badannya disangga dengan tangan kiri gadis itu.
"Aku ingin pergi ke petshop untuk membeli persediaan catfood lalu pergi ke Discovery Green Park untuk bermain ice skating. Aku akan mengajakmu berseluncur di atas lapisan es tebal di taman nanti. Percayalah, itu sangat menyenangkan!" Stefany mengambil tas ranselnya di loker lalu memasukkan Raja Edward ke dalamnya. Kepala kucing itu menyembul di tengah tas dan nampak sangat menggemaskan hingga Stefany terkikik geli melihatnya.
Dengan naik bus dari halte dekat perpustakaan, mereka pun sampai di Kinky Kitty Petshop. Stefany berjalan di antara rak display makanan khusus kucing dan bertanya kepada kucing oranye itu, "Apa yang kamu suka, Kingcat Edu? Tuna, Salmon, chicken, pork liver, seafood platter?"
'Hmm ... ketahuilah bahwa aku baru sehari menjadi seekor kucing. Eerrr ... aku tak yakin mana yang lezat, Stefy!' jawab Raja Edward ragu-ragu memandangi deretan kaleng dan freshpack dengan gambar ikan segar yang menggugah selera. Naluri kucing membuat perutnya merasa lapar melihat pilihan menarik di hadapannya.
Stefany pun tertawa geli lalu menjawab, "Izinkan aku memilihkan untukmu saja kalau begitu. Tuna dan Salmon selalu jadi makanan favorit seekor kucing. Kita beli setengah lusin kaleng untuk satu pekan, okay?"
"Ide bagus, Stefy. Dan aku sudah lapar, suapi aku dengan makanan itu di taman nanti!" sahut Raja Edward mengikuti dorongan alamiah kucing dalam dirinya.
Setelah membayar belanjaannya, Stefany berjalan kaki menuju ke Discovery Green Park yang ramai pengunjung di akhir pekan. Anak-anak dan remaja berseluncur riang gembira di atas lapisan es tebal berwarna putih di arena Green Mountain Energy Ice. Tempat itu area ice skating outdoor paling digemari di Houston, Texas ketika winter tiba.
Di sebuah bangku taman yang kosong, Stefany membuka sekaleng catfood Tuna dan menuangnya sebagian di mangkuk khusus untuk tempat makan kucing. Kemudian dia mengeluarkan Raja Edward dari tas ranselnya dan meletakkannya di depan mangkuk tadi. "Makanlah, jangan malu-malu!" ucapnya seraya mengeluarkan sepasang sepatu ice skating dari bagian bawah tas ranselnya.
Sang raja kucing menoleh ke arah Stefany, dia berkata, 'Cara makan kucing agak membuatku tak nyaman, Stefy. Apa kamu bisa menyuapiku saja dengan sendok?'
Permintaan Raja Edward membuat Stefany tercengang. Namun, dia segera mengerti. "Baiklah, tentu saja bisa. Mari kupangku dan kusuapi!" jawab gadis itu. Dia menyendok daging ikan Tuna yang telah diawetkan dalam jeli itu lalu menyuapkannya dengan hati-hati ke mulut kucing oranye di pangkuannya.
"Lihat Mommy, kucingnya makan disuapi seperti aku!" seru seorang bocah perempuan menunjuk ke Raja Edward dalam bentuk kucing.
'Dasar bocah, aku nyaris tersedak karena kaget!' gerutu raja kucing itu sembari tetap asik makan disuapi oleh Stefany.
'Biarkan saja, memang tak biasanya kucing makan dengan cara begini. Akan tetapi, yang terpenting kamu nyaman, itu saja! Oya, apa kamu suka ice skating, Kingcat Edu?' ujar Stefany dengan bertelepati. Dia tak mungkin berbicara dengan kucing karena orang-orang yang berada di sekitar mereka duduk akan menganggapnya kurang waras.
'Aku berseluncur di atas punggung naga, Stefy. Mungkin bisa kita coba nanti!' jawab Raja Edward lalu mengakhiri makan siangnya setelah perutnya kenyang.
Sepasang sepatu ice skating dikenakan oleh Stefany dengan rapi lalu dia memasukkan lagi kucing oranye itu ke dalam tas ranselnya dan menggendong di depan dadanya. "Okay, mari kita lihat, apa kamu menyukai berseluncur bersamaku di atas lapisan es yang dingin membeku!" ujar gadis itu lalu mulai mengayuh berseluncur dengan gerakan luwes badannya serta lengannya bergerak ke depan dan ke belakang.
"Yuuhuuu ... hwaaaa!" soraknya kegirangan sambil tertawa lepas berputar-putar dan bergerak zig zag mengelilingi arena ice skating bersama Raja Edward.
'Wow ... ini menyenangkan, Stefy!' Raja Edward menikmati kecepatan gerakan gadis itu dan hembusan angin dingin dengan serpihan salju yang menerpa wajahnya.
Stefany melaju dengan kecepatan pelan sambil mengedarkan pandangannya ke tepi arena ice skating. Dia merasa kelaparan karena belum sempat makan siang. "Ahaa ... ada penjual makanan ringan di sana. Apa kamu suka baso ikan, Kingcat Edu?" tanya gadis berkaca mata bulan separuh itu sembari mengayuh ke pagar pembatas arena ice skating.
'Entahlah, mungkin suka. Di Centurion Land, kami membakar ikan menggunakan tungku!' jawab Raja Edward dan memperhatikan Stefany bercakap-cakap dengan penjual makanan ringan yang menerima pesanan gadis itu.
Sambil menunggu pesanan makan siangnya siap, Stefany berseluncur kembali di atas es padat yang terasa dingin uapnya. "Kuharap kamu tidak kedinginan, Kingcat Edu!" tukasnya.
'No. Di sini hangat. Apa kamu tak memiliki teman, Stefy? Sejak kita bertemu, aku belum melihat satu pun temanmu,' ujar Raja Edward dari dalam tas ransel.
"Aku kurang suka bergaul dengan remaja seusiaku, maka dari itu aku lebih banyak membaca buku di perpustakaan hingga menjadi seorang pustakawati di sana," jawab Stefany lalu berbalik arah menuju ke tempat penjual makanan ringan yang tadi untuk membayar serta mengambil pesanannya.
Setelah menerima kotak karton berisi makan siangnya, Stefany duduk di salah satu bangku taman. Dia tidak mengeluarkan kucing dalam tas dan berbagi sate baso ikan dengannya. "Bagaimana rasanya? Apa kamu suka?" tanyanya sembari mengunyah potongan kentang dengan saus keju di mulutnya.
'Ini kenyal dan enak, aku suka. Kapan-kapan kamu harus mentraktirku makanan ini lagi, Stefy!' jawab Raja Edward terkekeh riang. Dia merasa liburan ke masa depan kali ini tak terlalu buruk.
"Para pembelot ini akan dipancung kepala oleh algojo sebentar lagi. Wahai rakyatku, patuhi perintah raja baru kalian!" teriak Raja Derrick Karpac dengan nyaring di panggung alun-alun kota Highmerciful.Kerumunan rakyat jelata dan juga para bangsawan berbisik-bisik membicarakan pengumuman eksekusi atas beberapa pejabat tinggi kerajaan Centurion Land beserta keluarga mereka. Bahkan, Perdana Mentri Andres Wilbur ikut dalam antrean yang akan menjalani hukuman pancung.Ketegangan semakin memuncak ketika perdana mentri di paksa berlutut di hadapan algojo yang menendang punggung pria tua tersebut hingga kepalanya tergeletak di meja kayu siap untuk dipancung dengan kapak raksasa."HENTIKAN!" Suara teriakan nyaring seorang wanita dari atas pohon Dedalu berdaun rimbun. Jean-Anna Lovey menunggangi Savannah, seekor cheetah jantan melompat turun ke tengah panggung alun-alun kota Highmerciful."Jenderal pengkhianat itu ingin menggantikan Paduka Raja Edward Forester. Sebaiknya dia bercermin dahulu a
"Gua Darkness Tapestry menjadi sepi karena seluruh pengikutku terjebak di Centurion Land. Aku malahan di luar dan tak bisa masuk ke kerajaan itu, huh konyol sekali rasanya!" gerutu Amaraca sambil menyusuri lorong gua yang kanan kiri jalannya penuh tumpukan tengkorak serta tulang manusia kering. Naga merah peliharaannya melayang rendah di sebelah Amaraca. Dia pun bertanya, "Apa Yang Mulia Amaraca tidak sanggup memecah kristal perisai pelindung yang dibuat oleh Raja Edward?""Hmm ... itu kekuatan tingkat tinggi yang hanya dimiliki beberapa orang di bumi ini, kristal perisai buatan Raja Edward bersifat memantulkan kekuatan sihir yang dilepaskan dengan tujuan merusak. Konon kabarnya, perisai tersebut bisa menyerap energi penyerangnya hingga habis. Hanya pembuatnya sendiri yang bisa menghilangkan kristal perisai pelindung gaib itu!" terang Amaraca kepada Severus Serpentine. Penyihir wanita berambut hitam legam panjang hingga menyentuh lantai gua dengan mata merah itu menyalakan tungku ap
Dengan ditemani oleh Alamus Eldoran, ksatria sahabat dekat raja itu ingin mencoba mencari petunjuk tentang Raja Edward Forester yang terpental melalui lorong waktu ke masa depan. Dia pergi menemui Master Oleander Newton di Seven Sky Summit. Estefan Riddler menunggangi naga hijaunya yang bernama Vega. Lautan luas di bawah memantulkan sinar matahari yang menembus kristal perisai pelindung. Kedua naga itu terbang berkejar-kejaran di angkasa menuju ke tujuan yang sama. Tanpa disangka mereka berpapasan dengan rombongan tiga ksatria sakti utusan Perdana Menteri Andres Wilbur. "Hai, lama tak berjumpa, Lord Estefan Riddler. Ke mana Anda ingin bepergian?" sapa Viscount Donovan Kurtis dengan naga tunggangannya, Snowflake yang terbang bersebelahan dengan Vega.Dengan senyuman ramah Lord Estefan menjawab, "Hai juga, Viscount Kurtis. Jadi Alamus Eldoran telah diperintahkan oleh Paduka Raja Edward untuk mencariku agar dapat menemui Master Oleander Newton terkait kutukan Amaraca yang membuatnya t
Dari balik awan tempat Hwang Tuo dan Sparkling Tigris terbang, kedua ksatria penunggang naga terkejut setengah mati saat melayangkan pandangan mereka ke bawah. Pagoda Merah di Seven Sky Summit terbakar hebat. Lidah api melahap ganas bangunan bertingkat itu dengan asap membubung ke langit."Taron, ini gawat, kita harus segera membantu memadamkan api di Pagoda Merah!" seru Lord Louis Zhang. Dia tak menyangka setelah tadi mereka harus memadamkan kebakaran di Hutan Antipass, kini tempat tujuan mereka juga sedang mengalami kejadian yang sama."Sial, ini pasti ulah pengikut Amaraca lagi!" tebak Lord Taron Filbert sembari mengarahkan naga birunya menuju ke Pagoda Merah yang terlahap api. Sparkling Tigris menghembuskan kristal es untuk memadamkan api yang telah menjalar ke seluruh lantai pagoda. Dengan Pedang Ultra Watersource, Lord Taron Filbert memanggil air dari sumber yang ada di Seven Sky Summit untuk memadamkan api bersama naganya.Sementara Lord Louis Zhang berpencar ke area pertarung
Kota Houston, Texas."Pagi yang cerah setelah turun salju lebat semalaman, Kingcat Edu!" ujar Stefany Rowland ceria. Pasangan gadis pustakawati dan seekor kucing berbulu oranye itu berjalan bersisian di trotoar berlapis salju tebal. Mereka sedang berangkat menuju Houston Public Library, Stefany mendapat jam kerja shift pagi selama tujuh jam dari pukul 08.00.'Kau tidur sangat lelap semalam dengan kepala di atas buku Legenda Atlantis dan Kerajaan Kuno Di Sekitarnya. Untungnya buku itu tidak terkena air liurmu!' sahut Raja Edward Forester bertelepati.Stefany tertawa cekikikan seraya menjawab, "Tulisannya kecil-kecil dan banyak sekali. Itu membuatku seperti tersihir ke alam mimpi, Dude!"'Ya ... ya ... ya! Kau tetap harus terus membaca buku itu, aku yakin ada petunjuk penting agar aku bisa kembali ke Centurion Land,' sahut sang raja kucing sambil menyamakan langkahnya dengan Stefany yang berjalan cepat.Seekor kucing betina ras Persian warna putih oranye melintas di trotoar dan melempa
Ketika jam istirahat makan siang tiba, Stefany bergegas membawa tas bekalnya yang berisi kotak makan siang dan sekaleng catfood ikan Salmon kesukaan Kingcat Edu. Gadis remaja itu menuruni undakan tangga Houston Public Library menuju ke taman. "Raja Kucing Tampan, kau ada di mana? Waktunya makan siang!" teriak Stefany di taman yang penuh dengan tumbuhan musim dingin sembari mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.Sesaat kemudian kucing jantan berbulu oranye itu keluar dari semak-semak bunga Hortensia yang berbunga lebat. Beberapa guguran kuntum bunga terselip di antara bulu lebat si kucing. Dia melangkah santai menghampiri Stefany seraya bertelepati, 'Ternyata waktu makan siang cepat sekali tiba. Aku sedang bermain bersama teman-teman baruku tadi ketika kamu memanggil!'Stefany membersihkan guguran kuntum bunga berwarna lilac dan cyan di bulu-bulu Kingcat Edu. Dia pun bertanya penasaran, "Ohh ... jadi kamu sudah punya banyak teman sekarang ya? Hmm ... apa mereka kucing-kucing betina y
Langkah kaki Stefany Rowland terhenti di batas undakan tangga depan Houston Public Library. Dia melayangkan pandangannya ke langit sore yang menurunkan bulir-bulir salju putih dengan deras. Memang akhir tahun memasuki winter season yang nyaris setiap hari turun hujan salju. "Kingcat Edu, kau tetaplah di dalam ransel. Terlalu dingin bila berjalan menapaki lapisan es tebal di tengah hujan salju, okay?" ujar Stefany kepada kucing berbulu oranye yang kepalanya menyembul di bagian atas ransel milik gadis itu.Raja Edward Forester mengerti kekuatiran Stefany, kedinginan akan membuatnya terkena flu kucing. Dia pun tak ingin merepotkan pacar barunya yang begitu perhatian. Dan tak ingin disuntik oleh dokter hewan juga tentunya. Dia lalu menjawab, 'Okay, kembangkan payungmu. Jangan sampai kau juga jadi terkena flu karena berhujan-hujanan, Stefy Darling!'"Ohh ... perhatian sekali, Pacar Baruku. Ide bagus, sebentar kuambil payung kecilku dulu. Kuharap kamu tetap hangat di dalam ransel, Kingcat
"CKIIIITTTTT!" Suara rem sepeda motor yang diinjak kencang itu terdengar mengerikan dan menggasak aspal jalan perumahan Stefany. 'Awas, Stefy!' teriak Kingcat Edu dalam benaknya yang hanya terlontar menjadi suara meongan nyaring.Namun, untungnya pengendara sepeda motor besar itu bisa menghentikan kendaraannya tepat waktu. Sorot lampu depan yang menyilaukan mengarah ke wajah Stefany. "Hey, Bocah ... lain kali jangan berlarian di jalan kalau masih ingin berumur panjang!" teriak emosional suara pria yang nyaris menabrak Stefany tadi."Mister Jeff Harrison?! Maaf, Anda yang seharusnya tidak mengebut di jalan perumahan, itu membahayakan orang lain!" tegur Stefany dengan berani sambil menghampiri sepeda motor pria gondrong bercambang lebat itu.Namun, Jeff berdecak kesal malas mengakui kesalahannya. Belum cukup di situ saja, ada hal lain yang harus disampaikan oleh Stefany terkait rekaman CCTV rumah Mister Johannes Moore. "Oya, Sir. Kucing Anda; Mojo, Belvin, dan Ufo telah merusakkan ta
Cuaca siang itu di Centurion Land cerah dan mentari bersinar terik di atas langit yang biru terang dihiasi gugusan awan putih. Stefany mengangkat telapak tangannya untuk menghindari sinar yang menyilaukan matanya. Kemudian Raja Edward Forester mengucap mantra kreasi pembuat payung dengan tangannya. "Wow, keren sekali, Edu!" Stefany bertepuk tangan lalu mengecup bibir suaminya yang menudungi kepala mereka berdua dengan payung buatan sihir."Perjalanan kita berkeliling negeri masih jauh, Dear Stefy. Kereta kencana ini akan melaju ke Pantai Karang Bernyanyi, ada ritual menabur garam untuk memberi tahukan kabar bahagia pernikahan pemimpin kerajaan ke penguasa beserta penghuni lautan!" tutur sang raja seraya menyelipkan anak rambut yang terlepas dari penjepit riasan kepala ke balik daun telinga Stefany.Ratu muda itu pun bertanya penasaran, "Lantas apa penghuni lautan itu akan menemui kita nanti?" "Maaf, aku tak bisa menjawab pertanyaanmu ini, Sayang. Pernikahan kerajaan baru terjadi sek
Pengaturan pernikahan mendadak yang dikehendaki oleh Raja Edward Forester dipimpin oleh Perdana Menteri Andres Wilbur. Seisi Istana Palazzo Vrindavan diliputi aura kebahagiaan, tak ada satu pun yang pernah menduga raja mereka tercinta akan menikahi seorang gadis setelah hidup berabad-abad tahun lamanya melajang.Sahabat sang raja yaitu Lord Estefan Riddler tersenyum lebar ketika mengobrol mengenai acara pernikahan yang akan digelar pemberkatan janji sucinya di Basilica Thousand Angels Sing. Situs suci yang berlokasi di tepi Sungai Ademarine itu dikelilingi hutan pohon Cherry blossom sehingga nampak sangat elok dengan warna merah muda bunganya dari kejauhan. Sayangnya tak sembarang pasangan pengantin yang diizinkan menikah di tempat suci itu. "Paduka, sejak semalam seisi istana begadang mempersiapkan acara pernikahan termegah setelah berabad-abad berlalu. Kudengar kabar burung, ribuan rakyat berjalan kaki menuju ke basilica hanya untuk melihat kereta kencana lewat membawa calon mempel
"BLAZZTT!" Kilatan cahaya putih menyilaukan melesat cepat ke arah Raja Edward Forester. Semua ksatria menatap cemas dan berharap raja mereka dapat lolos dari serangan berbahaya dari Amaraca.Sang raja terbang di atas punggung Alamus Eldoran menuju ke atas angkasa menjauhi istananya. Amaraca mengejar dari belakang dengan cepat. Setibanya mereka di balik awan, segera kedua musuh bebuyutan itu melancarkan serangan masing-masing.Cahaya berbagai warna berpendar di langit karena pertarungan sihir tingkat tinggi itu, sungguh mereka berdua tak ada yang mengalah. Baik Amaraca maupun Raja Edward merapal mantra sihir dengan tenaga alam semesta yang bertabrakan kekuatannya."DUAARRR!" "ZIIINGGG!" "BLAAZTT!""BUUUMM!" Cahaya-cahaya dari atas langit tertangkis hingga melesat ke permukaan bumi di atas samudera luas dan juga ke pegunungan tinggi."Tunetul universului!" Raja Edward meneriakkan mantra untuk melawan kekuatan mematikan yang datang.Angin kencang berpusar di sekeliling Raja Edward de
Severus Serpentine berbagi raganya yang berwujud naga merah bersama majikannya yaitu Amaraca. Sosok hewan sakti itu bertubuh monster naga besar dengan dua sayap terbentang lebar dan tubuh panjang berotot kekar dibalut sisik merah berkilauan. "Yang Mulia Amaraca, bagaimana cara kita memasuki Istana Palazzo Vrindavan?" tanya Celestial, salah satu penyihir sakti pengikut setianya.Amaraca pun menatap kristal es yang memantulkan sinar matahari sore yang menyilaukan matanya. Dia lalu berkata, "Lelehkan satu titik untuk jalan masuk kita ke istana dengan sihir bersama-sama. Ayo kita coba sekarang!"Sekitar lima puluh penyihir sakti merapal mantra dan menyerang satu titik yang disepakati. Cahaya merah, hitam, dan ungu membaur menjadi satu. Lapisan kristal es tebal yang dibuat beberapa ksatria pelindung Centurion Land mulai menipis dan meleleh oleh panas yang dibuat sihir gerombolan penyihir yang dipimpin Amaraca."Distruge stratul de gheață!!" seru Amaraca seraya melepaskan mantra penghancur
"Stefy Darling, kau sangat mempesona!" ucap Raja Edward Forester terkesima menatap penampilan kekasihnya yang sangat berbeda setelah didandani selayaknya seorang putri. Sepasang mata beriris hitam senada warna rambut gadis itu berbinar indah seiring senyuman yang terkembang di bibir Stefany. "Kamu juga sangat gagah dan tampan, My King!" balasnya seraya menekuk lututnya memberi tanda hormat di hadapan penguasa Centurion Land.Raja Edward sedikit jengah karena perlakuan berbeda dari gadis pustakawati itu. Mungkin karena para penghuni istana yang mengajarinya cara memberi hormat demikian. Apa pun selama itu tidak membuat kekasihnya repot, dia akan menerimanya dengan senang hati."Ayo kita ke ruang makan istana, Stefy. Ada para ksatria di sana dan para petinggi kerajaan juga. Aku akan memperkenalkanmu secara resmi, okay?" ujar Raja Edward sembari menggandeng tangan kekasihnya di lekuk lengan kekarnya."Baik, Edu. Kuharap aku bisa mengingat nama mereka sekalipun mungkin tidak semuanya bil
Entah berapa lama pasangan kekasih itu melayang-layang dalam pusaran lorong waktu yang seakan tak berujung. Stefany terkadang bangun dari tidur lelapnya masih dipeluk erat oleh Raja Edward. "Apa masih jauh perjalanan kita, Edu?" tanya gadis itu dengan jarak wajah berdekatan."Tidak dapat dipastikan, Stefy. Bersabarlah, mungkin tak lama lagi kita sampai di tujuan!" jawab Raja Edward yang merasa lorong waktu itu semakin berubah warna menjadi lebih terang dibanding ketika mereka berangkat dari Houston di masa depan.Stefany mengecup bibir sang raja, dia bahagia bisa berada di dekapan pria yang dirindukannya selama setahun lebih belakangan. Pantulan permukaan air dari bejana porselen ajaib miliknya tak cukup mengobati setiap rasa rindu itu menyerang. Kini dia dapat menyentuh serta mencium Raja Edward, itu sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.Sang raja pun memiliki perasaan cinta yang menggebu-gebu untuk Stefany dalam hatinya sekalipun pembawaannya sangat kalem dan tenang. Dia akan memast
Sepulang dari pekerjaannya di Houston Public Library, Stefany telah ditunggu kekasih tampannya. Raja Edward Forester duduk di bangku kayu yang ada di taman samping perpustakaan. Banyak muda mudi dan juga lansia berkumpul di sana mengobrol maupun bermain skateboard. "Edu!" panggil Stefany seraya berlari-lari kecil melambaikan tangan kanannya sementara tangan kirinya memeluk boneka Tedy Bear dan buket bunga pemberian sang raja.Pria bertubuh tegap itu segera bangkit dari bangku kayu taman dan menyambut Stefany dengan pelukan erat. "Menunggumu membuatku rindu, Darling!" ujar Raja Edward lalu mengecup bibir kekasihnya."Senang bisa memeluk dan menciummu lagi, Edu. Rasanya masih seperti sedang bermimpi setelah setahun ini kulalui sendirian tanpamu!" ujar Stefany seraya mendongak menatap wajah Raja Edward yang berada di atas kepalanya."Kita tak akan terpisahkan lagi, Dear Stefy. Oya, ke mana kita pergi sekarang? Langsung pulang atau ingjn jalan-jalan sebentar?" Raja Edward merangkul bahu
"Permisi, Sir. Saya ingin bertemu dengan Miss Stefany Rowland!" ujar Raja Edward Forester yang membawa buket bunga mawar pink, sekotak cokelat berbentuk hati, dan boneka Tedy Bear putih yang imut. Dia menghadap petugas sekuriti di pos jaga depan pintu masuk Houston Public Library.Mister Benigno Kunis menatap pria di hadapannya dari atas ke bawah. Keningnya berkerut seraya menjawab, "Hmm ... apa kamu seorang kurir pengantar barang atau pacarnya Stefany, Sir? Siapa nama kamu? Akan saya panggilkan ke dalam!""Saya Edu, pacar Miss Stefany Rowland. Terima kasih, Sir!" jawab Raja Edward lalu menunggu satpam itu masuk ke dalam perpustakaan untuk memanggilkan gadis kesayangannya.Tak lama setelahnya, Stefany melangkah lurus menuju Raja Edward dengan mulut terperangah. Dia pun tertawa riang. "Astaga, Edu. Bagaimana kamu bisa mendapatkan kado yang romantis ini?" serunya terheran-heran sambil menerima ketiga hadiah Valentine dari pacarnya."Itu rahasia, tapi yang terpenting adalah kamu senang d
"Stefy, kenapa para pemuda itu membawa karangan bunga dan kotak hadiah warna merah muda untuk pacar mereka?" tanya Raja Edward Forester yang telah berubah wujud dari kucing menjadi seorang pria tampan di dinding belakang perpustakaan yang terlindung dari pandangan orang lain yang mungkin lewat di dekat sana.Stefany mengikuti arah pandangan mata Edu dan tertawa kecil, dia menjawab, "Mungkin karena ini hari kasih sayang atau lebih populer disebut Valentine's Day. Biasanya pasangan kekasih saling memberi kado yang manis seperti bunga, cokelat, atau bingkisan lain untuk menyenangkan kekasih mereka sebagai perwujudan ungkapan cinta!"Sang raja baru mengetahui ada hari semacam itu. Dia pun bertanya, "Tanggal berapa hari ini, Stefy? Apa perayaan hari kasih sayang itu diperingati rutin setiap tahun?" "Ya, selalu diperingati setiap tanggal 14 Februari, Edu. Memangnya ada apa? Sepertinya kamu tertarik!" balas Stefany sembari melangkah bersebelahan dengan kekasihnya menuju pintu masuk Houston