Beranda / Romansa / Kinanti Bukan Wanita Malam / Zain Dilarikan ke Rumah Sakit

Share

Zain Dilarikan ke Rumah Sakit

Penulis: VicaChu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jalanan kota malam itu mulai terlihat sunyi senyap, hanya beberapa kendaraan saja yang melintas. Dengan kencangnya Alex mengemudikan mobil menuju arah rumah sakit terdekat. Sementara gadis yang tengah merengkuh tubuh Zain masih terlihat sembab matanya.

"Perawat!" Teriak Alex, saat mobil yang dikendarainya berhenti tepat di depan pintu utama IGD.

Dua perawat laki-laki bergegas menghampiri, seraya membawa brankar. Alex segera keluar, membuka pintu dan memapah majikannya menaiki brankar, dengan dibantu perawat.

Zain diletakkan di atas brankar dengan posisi tengkurap, karena belati milik Danil masih tertancap di punggungnya.

Melihat perawat membawa masuk Zain ke dalam ruang IGD. Kinanti kembali diliputi kekhawatiran. "Selamatkan Tuan Zain ya Allah," gumamnya.

Alex mencoba menghubungi Alan, bertanya apakah pria brengsek yang baru saja membuat ulah itu telah dia usir dari tempat tersebut.

"Baik, Tuan Alex. Sekali lagi saya mohon maaf atas insiden

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Tangis Keluarga Kinanti

    Irfan adik laki-laki Kinanti merasa iba melihat kesedihan sang bapak. Setelah berjalan hampir lima ratus meter, pemuda ini memutuskan untuk kembali ke rumah pak Gatot."Kenapa berhenti, Nak?" Pak Firman menatap putra bungsunya dengan mata yang masih basah."Irfan harus meminta penjelasan kepada Pak Gatot di mana Mbak Kinanti saat ini, Pak?"Pemuda itu bergegas berlari kencang menuju kediaman Pak Gatot, ternyata pria paruh baya tersebut masih duduk di kursi kebesarannya."Hei....! Untuk apa kamu kembali lagi, pergi!" Usir pria sombong itu."Katakan di mana Mbak Kinanti berada!"Dengan lantang Irfan bertanya keberadaan sang Kaka."Ha ha ha ha...." Pak Gatot hanya tertawa mencibir."Dasar keluarga tidak tahu malu, pergi atau aku usir paksa kau anak muda." Imbuh pria paruh baya tersebut menuding wajah Irfan penuh penghinaan.Bukannya jawaban yang ia dapat, pak Gatot menyeru kepada anak buahnya untuk mengusi

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Kepulangan Zain Dari Rumah Sakit

    Ciuman membara dari dua sejoli yang dilanda kerinduan berakhir sudah. Alex bergegas masuk ke dalam, disusul oleh seorang perawat yang hendak melepas selang infus."Kenapa harus terburu pulang, Tuan? Luka Anda masih belum sembuh," ucap perawat membuka selang infus di tangan Zain.Tidak ada yang berani memberikan jawaban dari pertanyaan sang perawat, "Lakukan saja tugas kamu!"Itulah balasan yang keluar dari bibir Zain Abraham."Selama beberapa hari tolong Tuan usahakan agar luka Anda tidak terkena air," Pesan perawat sebelum pergi meninggalkan ruangan."Emm...." Itulah jawaban singkat dari seorang Zain Abraham yang terkenal dingin dan angkuh.Setelah perawat pergi Alex bergegas membantu Zain bangun, pun juga Kinanti."Aku tidak selemah itu, lepas!" ucap Zain menepis tangan dua orang yang berusaha menolongnya.Kinanti masih menempelkan tangannya di lengan Zain, sementara Zain menatapnya tajam. Tak mau dikasihani."Sa

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Amarah Yazid Dan Retno

    Selepas mengantar Kinanti, Alex mengantar Zain kembali ke rumah utama. Kediaman keluarga Yazid Malik Abraham. Waktu menunjukkan pukul 22.00. "Maaf, saya hanya bisa mengantar Tuan sampai di sini. Selamat beristirahat, jika Tuan membutuhkan sesuatu telepon saja saya," ucap Alex setelah menghentikan mobil tepat di halaman rumah keluarga Zain Abraham. "Terima kasih," balas Zain keluar dari dalam mobil yang baru di buka Alex. Alex menatap sang majikan hingga masuk ke dalam rumah. Lalu ia pun beranjak pergi meninggalkan kediaman Zain Abraham. Menyeberang jalan untuk menunggu taksi pesanannya datang. "Ceklek," Zain membuka pintu yang tidak dikunci. Sepasang suami istri yang sedang duduk berdua di ruang tengah menyapa sang putra tunggal dengan sambutan mencibir. "Oh jadi setelah menolak Avica, selera kamu berubah drastis. Lebih menyukai wanita jalang murahan itu. Sampai-sampai mengorbankan diri demi dia," cibir Retno sang mama. M

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Menelepon Ibu

    Pada meeting berikutnya, Zain terlihat tidak fokus sama sekali. Ia pun mengirim pesan kepada Alex, "Tolong belikan ponsel untuk Kinanti, dan antarkan langsung padanya.""Siap, Tuan," bunyi balasan pesan singkat dari Alex.Setelah Alex mengirim balasan, Zain terlihat sedikit lega. Setidaknya Alex siap siaga melindungi wanita pujaan hatinya.****Siang itu Alex segera meluncur ke tempat kerja Kinanti, dengan membawa ponsel keluaran terbaru beserta nomor pilihan Zain Abraham.Klub masih terlihat sepi dan tertutup saat Alex tiba. Dan tangan kanan Zain Abraham ini menghubungi Alan, selaku pengelola Klub."Selamat siang, Tuan Alan. Apa saya bisa bertemu dengan Nona Kinanti? Ini perintah dari Tuan Zain," sapa Alex bertanya."Baiklah, Tuan Alex. Temui Kinanti lewat pintu belakang," jawab Alan. Dan panggilan terputus.Alan segera menemui Kinanti di kamarnya, dan menyuruh gadis itu segera menemui Alex di taman belakang.Kinanti ya

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Senja Yang Indah

    Sore itu tepat seusai adzan Ashar, mobil sport warna biru milik Zain Abraham. Sudah bertengger di depan Klub, tempat Kinanti bekerja. Pemuda yang sudah tidak sabar untuk bertemu gadis pujaannya itu pun membunyikan klakson mobil berulang kali.Kinanti yang baru selesai berdandan segera menghampirinya."Selamat sore, Tuan. Maaf sudah membuat Tuan Zain menunggu lama," ucap Kinanti tersenyum tanpa dosa."Cepat masuk!" seru Zain yang kemudian segera melajukan mobilnya menyusuri jalanan kota.Sore itu cuaca tampak terlihat cerah, Zain fokus menatap jalanan lurus ke depan. Sembari sesekali di balik kaca mata hitam yang dikenakan ia melirik Kinanti yang sore itu terlihat sangat menggoda gaya berpakaiannya."Dia berpakaian seperti itu sengaja untuk menggodaku pastinya. Awas saja kau, sudah membangunkan singa tidur," gumam Zain tersenyum miring."Emmm...., Kalau boleh tahu Tuan mau mengajak saya kemana?" tanya Kinanti gugup."Ke suatu tem

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Malam Romantis

    Senja berganti malam, Zain mengajak Kinanti berjalan menuju dermaga dan menaiki sebuah kapal pesiar yang sudah disiapkan oleh Alex.Dengan lembut pria itu menuntun Kinanti memperlakukannya layaknya seorang ratu. Dengan seorang nahkoda yang menemani mereka berlayar menuju sebuah pulau."Wah...., indah sekali Tuan kapalnya," ujar Kinanti menatap takjub kapal pesiar tempat ia berpijak saat itu."Iya, Sayang. Aku ingin membawamu ke suatu tempat yang indah, dimana hanya ada kita berdua," ujar Zain kembali melingkarkan tangan ke pundak Kinanti."Bapak, Ibuuu....!" Teriak Kinanti lepas, merentangkan kedua tangan, berdiri di atas lantai kapal paling atas, diikuti Zain memeluknya dari belakang."Terima kasih, Sayang." Ujarnya kembali.Zain yang mendengar kata sayang keluar dari bibir Kinanti, terlihat senang sekali."Apa? Katakan sekali lagi honey!" pinta Zain."Tuan Zain Sayaaaang....," teriak nya kembali. Keduanya sama-sama tertawa le

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Kemarahan Retno

    "Halo, selamat pagi Tio," sapa Retno dari balik benda pipih. "Iya selamat pagi juga Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Tio yang baru sampai di kantor. "Jam berapa Zain kemarin pulang dari kantor?" selidik Retno. "Tuan Zain kemarin pulang setelah meeting kedua, Nyonya," tukas Tio. Retno mengernyitkan kedua alisnya kembali berpikir kemana perginya putra semata wayangnya. "Oke terima kasih. Oh ya jika Zain datang tolong segera beri tahu kan kepada Chairman!" Setelah itu sambungan telepon berakhir. Retno segera menemui sang suami yang tengah bermain golf di halaman belakang. "Pa...., Papaaaa...." teriak Retno. Yazid yang tengah asyik bermain golf berhenti seketika, menghampiri sang istri yang mulai bersungut. "Ada apa sih Ma, pagi-pagi sudah teriak layaknya toa masjid saja." "Ini semua gara-gara Papa, selalu bilang santai. Sekarang Papa lihat putra kita tidak pulang ke rumah. Pasti sedang bersama

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Penyelidikan Alex Ke Desa Kinanti

    "Sayang, apa boleh aku tanya sesuatu padamu?" ujar Kinanti seusai menangis. "Tentu saja Honey, silahkan!" "Bagaimana kamu bisa tahu alamat rumahku dan soal hutang Bapak kepada Pak Gatot?" tanya nya. "Apa Honey lupa, siapa Zain Abraham ini, ha ha ha," kekeh Zain. "Setelah kamu mengatakan semuanya waktu itu, Alex segera mencari tahu informasi tentang dirimu," Imbuh Zain. ***** Flashback On.... Setelah Kinanti mengaku apa alasan ia terpaksa harus mencuri gaun serta sepatu milik Zain, pria itu segera menghubungi Alex. Pria tangan kanan Zain Abraham. "Lex, cari informasi tentang gadis ini!" Titah Zain menyodorkan ponselnya. "Baik, Tuan. Maaf, kalau Saya boleh tahu, siapa sebenarnya gadis ini?" Sela Alex. "Kamu tidak perlu tahu siapa dia, kamu bisa memperoleh informasi tentang alamat gadis itu melalui Alan," ujar Zain. "Maksud Anda, Tuan Alan pengelola Klub Malam yang sering Anda kunjungi itu kah?"

Bab terbaru

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Gagalnya Donor Ginjal Retno

    "Apa kah benar itu suara Honey ku?" Zain yang masih mengekor dari belakang, semakin penasaran akan sumber suara tersebut. Dan semakin mempercepat langkah mendekati, namun tiba-tiba lengannya ditarik oleh sebuah tangan. "Apa yang sedang kamu lakukan di sini kawan? Ayo kita kembali ke meja!" Cegah Andika. Saat sahabat nya mengejar ibu dan anak yang ternyata sudah dokter Andika ketahui siapa dia sebenarnya, maka ia segera menyusul mengejar Zain Abraham. Tak ingin terjadi keributan di sana, ditambah wanita itu tidak datang sendirian melainkan bersama kekasihnya. Dengan langkah gontai dan wajah prustasi, Zain Abraham pun kembali ke meja mengikuti saran sahabat nya. "Aku seperti tidak asing dengan suara wanita itu, dan lagi aku pernah berjumpa anak tampan itu. Makanya aku mengejar dia," Terang Zain Abraham saat berjalan beriringan menuju meja semula. "Zain tolong jaga sikap mu, kita di sini adalah tamu. Jangan buat keributan, lag

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Pertemuan Abrizam Dengan Zain Di Restoran

    "Sayang, kenapa kamu tidak marah atau memaki aku barusan? Apa itu artinya aku benar-benar sudah diterima?" Tanya Hasnan saat memasuki ruangan kerjanya masih bergandengan dengan Kinanti."Entahlah, aku sendiri tidak mengerti akan perasaanku saat ini, bersediakah kamu memberiku waktu untuk itu?"Kinanti duduk di sofa berdampingan dengan Hasnan. Meski Kinanti telah memberi lampu hijau kepada dirinya, namun pria itu masih tetap menghormati dan tidak berbuat lebih. Hanya sebatas ciuman di pipi atau kening. Hasnan tidak ingin merusak wanita yang dicintainya hanya untuk napsu sesaat saja."Apa kamu menangis barusan karena mendengar kabar dari dia?" Hasnan menggenggam tangan Kinanti dan mengecupnya. Wanita itu pun mengangguk."Sejauh apa kamu bersembunyi jika Tuhan telah berkehendak mempertemukan kalian, tidak akan bisa kamu untuk menghindarinya. Karena Tuhan lebih tahu akan rencananya. Apa pun yang terjadi nanti, nikmati dan jalani saja apa kata hati mu. S

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Keberangkatan Keluarga Yazid Ke Jepang

    "Siapa mereka?" Tanya Alex saat Lala duduk di sampingnya."Mereka adalah anak-anak yang memiliki nasib kurang beruntung. Aku hanya sesekali saja tiap ada rejeki lebih mengunjungi mereka," jawab Lala seraya memasang sabuk pengaman."Ternyata di balik penampilan mu yang sedikit galak menyebalkan dan bar bar, tersimpan sisi lain yang luar biasa," puji Alex.Mobil kembali melaju menyusuri jalanan ibu kota dan saat gadis itu meminta pria di sampingnya untuk mengantar ke sebuah apartemen yang ternyata juga satu kawasan dengan tempat tinggalnya, Alex terperanjat kaget saat mobil berhenti."Mau apa lagi kamu ke sini? Apa mau ke ruang teman?" Tanya Alex. Dibalas gelengan kepala serta senyum oleh Lala."Lantas, mau apa kamu ke sini?" Alex memperjelas rasa penasarannya.Lala tidak menjawab melainkan membuka sabuk pengaman dan keluar dari mobil, masih menyisakan pertanyaan dari Alex."Ini tempat tinggal baruku," jawab Lala membungkuk di tepi kaca

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Makan Malam Menyebalkan Alex Dan Lala

    "Kamu!" Dua insan yang tiap bertemu tidak pernah akur, malam itu keduanya sama-sama dibuat kaget oleh keadaan.Rupanya klien yang Zain maksud adalah Lala, wanita yang pernah menyelamatkan dirinya dari godaan wanita malam saat dirinya tiap kali mabuk berat hampir tiap malam di Klub tempatnya bekerja bersama Kinanti."Kenapa kamu yang datang? Tuan Zain bilang aku harus menggantikan beliau meeting dengan klien di sini. Lalu kenapa kamu yang muncul?" Tanya Lala masih tidak percaya."Oh jadi kamu orangnya, yang Tuan Zain bilang seorang klien yang sudah dianggap seperti adiknya sendiri. Memang sejak kapan kamu jadi penjilat kepada tuan Zain?" Sindir Alex dengan ketus.Lala mulai naik pitam dituduh sebagai penjilat oleh Alex. Dan gadis yang tengah duduk itu segera berdiri, "Tolong anda dengar baik-baik! Meski saya seorang gadis miskin rendahan, tapi saya masih punya harga diri. Jika saya mau menjadi penjilat itu sudah saya lakukan jauh saat atasan an

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Perintah Makan Malam

    "Bagaimana misal saat ini dia telah bersama pria lain dan melupakan mu?"Zain terhenyak seketika mendengar ucapan sahabatnya. Kedua matanya pun membola."Aku percaya Honey ku tidak akan melakukan hal itu. Dia tahu benar aku sangat mencintainya," tandas Zain Abraham."Ayolah kawan, kamu bukan lah orang dari jaman kuno yang berpikiran kolot. Ini tuh realita, real! Tidak ada yang tidak mungkin, secara kalian tidak bertemu lima tahun, apa lagi seperti yang kamu bilang tadi orang tua kamu turut andil di balik peristiwa yang menimpanya. Sangat besar kemungkinan dia dendam kepada kalian!"Dokter Andika berusaha menyadarkan sahabatnya untuk sadar dari mimpinya."Tidak! Aku yakin Honey ku masih orang yang sama. Sangat mencintaiku dan tidak akan mengkhianati ku. Aku di sini juga masih setia terhadap nya," sahut Zain Abraham tidak terima."Oke, semoga saja apa yang kamu pikirkan benar. Semoga keyakinan mu juga tidak salah!"Sebenarnya dokter And

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Bahagianya Hasnan

    "Menangis? Apa yang sedang ia pikirkan? Pasti dia benar-benar dalam tekanan," batin Hasnan.Hasnan kemudian duduk di tepi ranjang Kinanti bersama Brizam. Menunggui Kinanti sambil mengusap keringat yang mulai bercucuran setelah demamnya turun. Pengasuh Brizam berpamit ke dapur untuk memasak.Benar seperti yang telah dituturkan oleh pengasuh Brizam. Dalam tidurnya Kinanti mengeluarkan air mata. Hal itu semakin membuat Hasnan khawatir untuk beranjak pulang, sebelum wanita itu kembali membaik."Uncle, Mommy kenapa?" Tanya Brizam mendongakkan wajahnya pada Hasnan yang sedang memangku bocah tersebut."Mommy sedang sakit sayang. Coba sekarang Brizam cium Mommy supaya Mom cepat sembuh!"Dengan patuhnya bocah kecil yang sedang dipangku Hasnan, mendekati Kinanti dan mencium kening wanita tersebut. Hampir setengah jam keduanya menunggui dan setelah demam benar-benar turun barulah Kinanti bangun."Sudah lama kah kamu di sini?" Tanya Kinanti beranj

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Dokter Andika Kaget

    "Yaa Allah kepalaku kenapa berat sekali!" Keluh Kinanti memijat pelipisnya.Wanita yang datang ke kantor terlambat itu sepertinya sedang kurang enak badan karena semalaman begadang dan terlalu lama berpikir. Setelah Kinanti masuk ruang kerjanya, Hasnan menyusul untuk melihat keadaan wanita tersebut."Kamu demam?"Hasnan menempelkan telapak tangannya di kening Kinanti. Wanita yang tampak lesu itu tidak menjawab, hanya menidurkan kepalanya di meja. Sedang matanya telah terpejam."Benar-benar memang dia. Keras kepala! Sudah tahu sedang tidak enak badan masih saja memaksa kerja!" Gumam Hasnan menggerutu menyelimutkan jas yang ia kenakan di tubuh Kinanti.Cemas takut terjadi sesuatu, maka Hasnan menelepon dokter pribadinya."Selamat pagi dokter, tolong datang ke kantor sekarang juga. Sekertaris saya sepertinya sedang demam," ucap Hasnan saat berbincang dengan dokter pribadinya di telepon. Tak lama berselang dokter pun datang dan masuk ke ruan

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Bermalam Di Rumah Sakit

    Selepas mengakui semua kepada Zain Abraham di taman rumah sakit, Alex mengantar Chairman Yazid pulang ke mansion. Gantian Zain yang menjaga mamanya. Untuk menghilangkan rasa suntuk sang CEO, selepas mengantar Chairman pulang, Alex sengaja menjemput Irfan di kantor agar ikut menginap di rumah sakit. Beberapa makanan ringan serta minuman pengahangat pun dibeli oleh Alex."Selamat malam, Kak!"Sapa Irfan menyalami Zain saat baru saja tiba di ruang tunggu. Sebuah ruangan yang disediakan oleh pihak rumah sakit untuk keluarga pasien kelas VVIP."Eh kamu, Fan. Malam juga!" Balas Zain."Kalian yakin mau menginap di sini?"Tanya Zain saat melihat kedua pria yang baru datang membawa dua kresek berisi makanan, sedang Irfan membawa sebuah kasur lipat beserta bantal."Iya Kak, kita mau menginap di sini. Nih Kak Zain lihat saja Tuan Alex membeli camilan untuk teman begadang kita, iya kan Tuan?"Jawab Irfan tersenyum ke arah Alex.Tawa kecil pu

  • Kinanti Bukan Wanita Malam   Pengakuan Chairman Yazid

    "Halo, Assalamualaikum, Nak!"Sapa seorang wanita paruh baya dari balik benda pipih. Rupanya sedang menelepon putri sulungnya yang baru saja menidurkan putranya, Abrizam."Waalaikumussalam, iya, Bu. Ada apa?" Sahut Kinanti."Begini, Nak. Sebelumnya Ibu minta maaf ya, sudah ingkar akan janji ibu sama kamu," tutur Bu Asri sedikit ketakutan."Kenapa harus minta maaf, Bu. Janji apa yang Ibu maksud?" Timpal Kinanti.Bu Asri mulai bercerita kejadian tadi siang saat Zain Abraham beserta Irfan dan Alex kembali mengunjungi kediamannya. Kedatangan mereka dikarenakan telepon Irfan yang tanpa sengaja didengar oleh Zain.Kinanti tidak bisa menyalahkan siapa pun atas kejadian itu. Mungkin memang Tuhan sudah menghendaki dia untuk bertemu dengan Zain Abraham. Entah kapan itu yang jelas, jika Allah sudah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin bagi kita."Oh masalah itu Bu. Ya sudah nggak papa, Bu. In Shaa Allah Kinanti sudah siap menghadapi ma

DMCA.com Protection Status