Share

Membujuk Terapi

Author: Makhchuena Asma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jam dinding menunjukkan pukul 3 pagi, Amirah bangun dari tidurnya untuk menunaikan sholat malam, kebiasaan yang selalu Amirah kerjakan, meskipun tadi Amirah tidur hanya sebentar, tidak lebih dari setengah jam, matanya masih terlihat sembab akibat menangis semalaman.

Sebelum menuju kamar mandi dia melihat Abizar sedang terlelap di ranjang king sizenya.

Amirah mengerjakan sholat malam dengan khusyuk, hanya kepada Allah Amirah menumpah ruahkan keluh kesahnya, tangisan yang berupa isakan supaya tidak membangunkan makhluk tampan nan sombong yang sedang terlelap di ranjang sebelahnya mengerjakan sholat.

"Aku harus kuat, aku harus bisa bertahan, aku harus menjalankan tugasku sebagai seorang istri dengan baik, meskipun Pak dokter tidak pernah menganggapku," tekadnya dalam hati.

***

Mentari pagi mulai beranjak dari peraduannya, menyambut manusia yang mulai melakukan aktivitasnya.

Setelah sholat Subuh Amirah turun ke bawah menuju dapur membantu bik Na yang sedang menyiapkan sarapan pagi.

"Boleh saya bantu, Bik?" tanyanya masih canggung.

"Eh, Non Amirah, mangga atu kalau tidak merepotkan Non Amirah."

"Tentu tidak merepotkan atu, Bik, malahan saya senang bisa bantu-bantu Bibik di dapur," jawabnya sambil tersenyum tulus.

"Hari ini masak apa, Bik?" tanyanya.

"Ini masak nasi goreng udang kesukaannya Den Abizar."

"Saya bantu ngurus udangnya, ya, Bik."

"Terima kasih, Non."

"Iya, Bik, saya senang kok bisa membantu Bibik."

Setelah selesai membantu Bik Na memasak, Amirah menyiapkan sarapan pagi tersebut di meja makan.

"Itu minuman apa, Bik?" tanyanya saat melihat cangkir yang akan dibawa bik Na.

"Ini minuman teh herbal buat Nyonya, juga kopi buat Den Abizar."

"Boleh saya bantu yang mengantarkannya, Bik?"

"Tentu boleh atu, Non, sekalian bilang sarapan sudah siap, ya, Non."

"Iya, Bik," ucap Amirah. Segera ia mengambil alih nampan berisi minuman itu.

Tok ... tok ... tok ....

Amirah mengetuk pintu kamar mama mertuanya.

"Masuk, Bik! Pintunya ndak dikunci,"

Amirah masuk sambil membawa nampan berisi teh herbal untuk mama mertuanya, dan meletakkannya di atas nakas.

"Lho, Mama pikir tadi Bik Na, ternyata kamu, Sayang," ucap Ambar senang.

"Ini diminum tehnya, Ma. Sarapan juga sudah siap," ucapnya sopan.

"Maaf, Ma, saya antar kopinya pak dokter dulu, nanti Amirah kembali ke sini lagi untuk menjemput mama ke ruang makan," ucapnya lagi, sebelum meninggalkan mama mertuanya untuk mengantar kopi Abizar.

"Kok manggilnya Abizar Pak Dokter, sih?" tanya Ambar heran.

"Panggil Mas atau Aa' kan lebih pantas dan bagus, Nak."

"Maaf, Ma, tapi manggilnya pak dokter juga sudah buat Mira nyaman kok."

"Owalah gitu ya, terserah kamu aja senyamannya kamu, Nak."

"Saya permisi dulu, Ma."

"Iya, Nak. Terima kasih, ya!"

Amirah membalasnya dengan anggukan dan tersenyum tulus.

Sesampainya di atas Amirah masuk ke kamarnya Abizar, ternyata Abizar baru keluar dari kamar mandi sudah memakai pakaian lengkap dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit

"Permisi, Pak. Ini kopinya," ucapnya.

"Saya tidak menyuruhmu untuk membuatkan kopi untukku," jawabnya dengan sombong.

"Tapi ini yang buat Bik Na," ucapnya sambil menunduk.

"Kenapa kamu yang antar??"

"Saya tidak suka kamu yang mengantarnya, meskipun bukan kamu yg buat," ucapnya dingin dan sinis.

"Ini peringatan dan perlu kamu ingat, kamu tidak harus mengantarkannya apalagi membuatkannya, karena aku tidak akan meminumnya," ucapnya marah.

Diraihlah cangkir berisi kopi tersebut dan ditumpahkan isinya di depan Amirah, sambil berlalu pergi dari kamar.

Jatuhlah sudah rinai air mata yang dari tadi ditahannya, sakit hati dan kecewa itu sudah pasti, begitu hinakah dirinya di hadapan Abizar? memang Amirah miskin tapi tak seharusnya Abizar menperlakukannya dengan kasar.

Setelah membersihkan kopi yang ditumpahkan Abizar di lantai, Amirah segera menuju kamar mama mertuanya untuk mengajak sarapan dan mendorong kursi rodanya.

"Lho kok udah rapi, emangnya kamu mau kemana?" tanya Ambar.

"Hari ini ada operasi, Ma. Jadi Abi harus masuk," ucapnya berbohong.

Padahal dia memang sengaja tidak ambil cuti bahkan tidak memberitahu teman-teman seprofesinya perihal pernikahannya

"Ya sudah kalau begitu, padahal mama sudah siapin tiket ke Bali untuk bulan madu kalian," ucap Ambar kecewa.

"Gak usahlah, Ma. Lagian untuk bulan ini dan bulan-bulan berikutnya Abizar sangat sibuk," tolaknya.

"Apa kamu gak kasihan istrimu, kamu sibuk terus, bulan madukan bisa mempererat hubungan kalian, mama juga pingin cepat-cepat nimang cucu," ucap Ambar menggoda.

"Bulan madu! sedikit pun aku gak mengharapkannya, untuk apa toh pernikahan ini hanya sementara, setelah mama sembuh dari lumpuhnya aku akan menceraikan wanita itu," batinnya.

"Gampanglah, Ma. Nanti setelah mama sembuh, kita berdua akan pergi bulan madu, iya kan, Sayang?" ucap Abizar sambil menyentuh pundak Amirah.

"I-iya, Ma. Sekarang mama fokus sama terapi untuk kesembuhan kaki mama dulu aja ya," bujuk Amirah pada mama mertuanya.

"Baiklah hari ini mama putuskan akan mulai ikut terapi," ucap Ambar.

"Alhamdulillah, akhirnya Mama mau terapi," ucapnya senang.

Abizar bahagia sekali karena akhirnya mamanya mau terapi, dengan begitu setelah mamanya sembuh dia bisa segera menceraikan Amirah dan menikahi kekasihnya dokter Amanda.

***

Hari ini Amirah mengantarkan mama mertuanya ke tempat terapi, Amirah sangat telaten dan sabar menemani mama mertuanya, hal itu tak luput dari penglihatan Ambar mama mertuanya, sehingga Ambar semakin menyayangi menantunya ini.

"Sudah cantik, baik, dan sabar pula," batin Ambar.

Ambar memang tidak setuju Abizar berhubungan dengan dokter Amanda, meskipun Amanda seorang dokter tapi Amanda itu gadis yang sombong dan juga matre, licik, manja pula, tapi sayangnya Abizar sudah dibutakan oleh cinta jadi apapun dilakukannya untuk mendapat restu sang mama, bahkan pernikahannya dengan Amirah juga atas saran Amanda.

Setelah terapi Amirah dan mama mertuanya langsung memutuskan pulang.

"Alhamdulillah, Mama akan sembuh kalau rutin terapi, kemungkinan kata dokter ortopedinya sekitar lima sampai enam bulan kalau Mama rutin," ucap Amirah senang.

"Iya Alhamdulillah, Sayang. Mama senang sekali akhirnya Abizar mau menikah dengan wanita sebaik kamu, maka dari itu Mama jadi semangat ikut terapinya," ucapnya senang.

"Mama senang sekali Abizar tidak menikahi Amanda dan lebih memilih kamu karena mama tidak pernah setuju hubungan Abizar dengan Amanda," tuturnya lagi sambil tersenyum lembut penuh kasih sayang.

"Maaf, Ma. Siapa Amanda itu?" tanya Amirah.

"O iya Amanda itu, mantan kekasihnya Abizar, Abizar sangat mencintainya, tapi Mama tidak setuju," ceritanya.

"Kenapa, Mama tidak setuju?"

"Meskipun Amanda itu seorang dokter, tapi dia itu tidak sabaran, manja, matre, dan egois, Mama tidak suka itu."

"Sejak pertama bertemu kamu, Mama langsung sreg, apalagi saat Abizar bilang kalian akan menikah, Mama bahagia sekali," ucapnya senang.

"Boleh Mama tanya, Sayang?"

"Silakan, Mama mau tanya apa?"

"Kamu kan berasal dari Bandung, ke Jakarta memang sengaja cari pekerjaan atau apa, dan di mana kamu kenal Abizar?"

Deg ….

"Aku harus jawab apa? Tidak mungkinkan aku jujur kalau aku bertemu dengan putranya karena sebuah kontrak pernikahan," batin Amirah memberontak. Dia tidak mau terus-terusan membohongi mama mertuanya.

"Sayang, kok malah diam, sih,"

"E i-iya, Ma. Saya ke Jakarta untuk mencari pekerjaan sekaligus ingin melanjutkan pendidikan saya, Ma," jawabnya tidak sepenuhnya bohong.

Meskipun tidak semuanya bohong, memang Amirah ke Jakarta sedang kuliah kedokteran melalui jalur beasiswa. Namun, cita-citanya menjadi dokter itu harus dikuburnya dalam-dalam

"Terus ketemu Abizar pertama kali di mana?"

"Di rumah sakit, Ma. Ngantar teman," Jawabnya bohong.

"Maafkan aku, Ma. Aku terpaksa berbohong," gumamnya.

"Lalu kalian saling jatuh cinta, iya kan?" goda mama mertuanya . Ambar tersenyum lembut pada Amirah.

Amirah hanya mengangguk sambil tersenyum malu, meskipun hatinya menangis dan kecewa, kecewa atas ketidakberdayaanya, kecewa atas perilaku dan ucapan kasar Abizar, tidak tahu sampai kapan hubungan seperti ini akan dia jalani

Amirah hanya berharap pernikahan ini tidak akan berakhir sesuai kontrak perjanjian karena pernikahan mereka sah baik menurut hukum maupun agama. Namun sekuat apapun harapannya kalau Abizar tidak menginginkannya, dia bisa berbuat apa? Tidak mungkin ia bertahan hanya untuk tersakiti terus menerus.

Related chapters

  • Ketulusan Hati Amirah   Kekerasan Verbal

    Hari berganti hari. Amirah tetap dengan sabar menemani mama mertuanya untuk menjalankan terapi kesembuhan kakinya, karena ketelatenannya membawa hasil yang memuaskan, sedikit demi sedikit mama mertuanya bisa menggerakkan kakinya, Amirah sangat bersyukur dengan perkembangan mama mertuanya."Alhamdulillah, Ma. Semangat dan perjuangan mama untuk sembuh membuahkan hasil yang sangat baik, tidak sia-sia mama menjalani tetapi ini," ucapnya bahagia."Iya, Nak, Alhamdulillah ... semua ini karena kamu juga yang selalu sabar merawat mama dan selalu memberi Motivasi pada mama," ucap Ambar bahagia. senyumnya merekah di wajah cantiknya.***Hari ini Abizar bersama Amanda sedang makan siang bersama di sebuah cafe, perempuan itu terlihat bergelayut manja pada Abizar."Sayang, aku berharap Mama kamu segera sembuh," ucapnya manja, tapi tidak dengan hatinya yang sudah tidak tahan harus bersandiwara

  • Ketulusan Hati Amirah   Kenyataan Pahit

    Orang yang kuat hatinya bukan mereka yang tidak pernah menangis, melainkan orang yang tetap tegar ketika banyak orang yang menyakiti.(Ketulusan Hati Amirah)***Amirah gadis biasa, yang rapuh. Namun, ia berusaha sekuat mungkin untuk bertahan, walaupun terluka itu sudah pasti. Sudah satu bulan usia pernikahannya dengan Abizar. Namun sedikit pun Abizar tidak pernah menganggap Amirah ada, bahkan pengorbanannya. ia hanya bagaikan butiran debu yang tak teranggap oleh Abizar.***Hari ini Amirah diminta sang mama memasak makanan kesukaan Abi dan menyuruhnya mengantarkan ke rumah sakit. Tadi pagi Abi tidak sempat ikut sarapan karena terburu-buru.Siang yang terik, Amirah berada di depan gedung besar tempat sang suami bekerja."Kenapa Mama Ambar terapinya tidak di rumah sakit tempat pak dokter bekerja, tapi di rumah sakit lain, tapi rumah sakit tempat mama terapi memang rumah sakit mewah dengan pelayanan yang super," batin Amirah.Den

  • Ketulusan Hati Amirah   Terenggutnya Mahkota

    Nilai hidup bukan milik semua yang terbuka matanya, kecewa dalam setiap nafas yang tercekat dalam hati, tangisan pilu menyayat hati. Menyusut di sudut relung jiwa. Tersuruk menempel hingga meninggalkan bekas yang membuat pilu dan rapuh sang pemilik jiwa.(Ketulusan Hati Amirah)***Amirah menggeliat, betapa terkejut ia berada di ranjang king size milik Abizar."Sebentar, bukankah tadi malam aku tidur di kasur lantai milikku, dan sekarang kok bisa pindah di ranjang ini," batinnya bingung. Amirah melihat ada handuk bekas kompres di samping bantal.Kepalanya masih berdenyut, panas di tubuh masih sedikit terasa, meskipun tidak sepanas tadi malam, tapi badannya masih meriang, Amirah mencoba untuk turun dari ranjang, takut bila Abizar tahu kalau ia tidur di ranjang kesayangan laki-laki itu. Baru saja menurunkan kaki, kakinya tidak kuat menopang, kepalanya berdenyut dan tubuhnya lemas, Amirah mencoba duduk kembali di ranjang. I

  • Ketulusan Hati Amirah   Marah

    Kekecewaan memang sangat menyiksa dan terkadang pula mengakibatkan sakit hati. Hal itu akan timbul sebab harapan yang dibuat terlalu tinggi. Namun, kenyataan berkata lain.(Amirah Najwa Syaifuddin)***Pukul 4 pagi, Amirah bangun dari tidur. Dengan pelan ia bangun dari ranjang, melepas pelukan Abizar, melangkah terseok, karena perih di selakangannya akibat aktivitas tadi malam. Masih jelas di ingatan Amirah apa yang Abizar lakukan tadi malam, Amirah tidak menyesali karena bagaimana pun ia tahu tugasnya sebagai seorang istri, Amirah hanya kecewa, saat melakukannya Abizar tidak sadar. Bahkan Abi selalu meracau memanggil nama perempuan lain. Dengan langkah terseok Amirah menuju kamar mandi, menumpahkan tangis dan kekecewaaan. "Berendam air hangat di bathrobe mungkin akan menghilangkan sedikit rasa nyeri," pikir Amirah.Di dapur Amirah melihat Bik Na sedang menyiapkan bahan untuk membuat sarapan ditemani Ambar yang duduk manis di kursi roda. Ia pun menyapa me

  • Ketulusan Hati Amirah   Tersakiti

    Ada beberapa perjuangan dan pengorbanan yang akan sampai pada titik merelakan, bukan karena lelah tapi memang ada beberapa hal yang tidak bisa digenggam dan diraih untuk mendapatkannya.(Amirah – Ketulusan Hati Amirah)***Sakit rasanya mengingat kata pedas yang terlontar dari mulut laki-laki yang sudah merenggut mahkotanya tadi malam, dari laki-laki berstatus suami. Bahkan rasa itu seketika hilang, rasa yang baru tumbuh, mengagumi dalam diam saat Abizar memberi perhatian ketika ia sakit. Kecewa dan benci bahkan amarah tidak dapat ia kendalikan, bahkan Amirah mendapatkan dorongan untuk menampar laki-laki arrogant itu, selama ini Amirah adalah gadis lembut, sopan dan tidak pernah berbuat kasar, tapi karena amarah ia berani menampar laki-laki yang merupakan suaminya itu.Amirah berkata lirih, "Pak dokter boleh menghinaku miskin, melecehkanku, bahkan tidak mengakuiku sebagai istri, tapi untuk mengatakan aku murahan karena telah memberikan mahkotaku pad

  • Ketulusan Hati Amirah   Saling Mendiamkan

    Rasa sakit yang paling mengerikan adalah ketika mencoba tersenyum, hanya untuk menghentikan air mata agar tidak jatuh. Mencoba tersenyum seolah tidak akan ada yang salah. Berpura-pura semuanya terlihat baik-baik saja, bertingkah seolah semuanya sempurna meskipun di dalamnya sangat menyiksa dan menyakitkan.(Amirah – Ketulusan Hati Amirah)***Sudah beberapa menit lamanya, sehingga Abizar kehilangan pasokan oksigen begitu juga Amirah, Abizar menghentikan aksinya merasa kikuk sendiri, Amirah tak sedikit pun membalas, bahkan ia hanya diam mematung masih dengan tangan kiri digenggam erat oleh Abizar, ia meneteskan air matanya tanpa harus berkata, hal itu membuat Abizar salah tingkah dengan ulahnya sendiri, bingung harus bagaimana?"Maaf," ucapnya, hanya ucapan itu yang lolos dari mulut sambil melepas genggaman pada tangan kiri Amirah. Amirah melangkah menjauh tanpa menghiraukan ucapannya, melangkah menuju kasur lantai miliknya lalu berbaring sambil mena

  • Ketulusan Hati Amirah   Harapan Ambar

    Sepelik dan sesulit apa pun masalah yang dihadapi, niscaya itu semata ujian dari Allah. Hanya dengan keikhlasan dan kesabaran untuk menghadapinya, insyaallah semua ada jalan dan solusinya. Karena sejatinya ujian diberikan Allah untuk hamba-Nya yang akan dinaikkan derajatnya sesuai kadar kemampuan hambaNya.( Amirah - Ketulusan Hati Amirah)***Setelah bersiap-siap masih dalam keheningan Amirah dan Abizar keluar dari kamar, menyapa Ambar yang juga sudah siap. Ia membantu mengangkut barang-barang yang akan dibawa ke panti asuhan dan meletakkan ke dalam bagasi mobil. Setelah semua siap Amirah mendorong kursi roda Ambar sampai halaman setelah itu Abizar menggendongnya masuk ke dalam mobil, Amirah masuk dan duduk dekat Ambar, tapi segera dicegah. Ambar menyuruhnya duduk di depan bersama Abi.Sambil garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal Amirah turun dari mobil dan duduk di depan di samping Abi. Amirah dan Abizar saling memandang. Namun, hanya sekilas, mereka

  • Ketulusan Hati Amirah   Hamil

    Terkadang ada kalanya orang sabar itu meninggalkan apa yang membuatnya sabar. Ketika pengorbanan tak lagi dihargai, ketulusan hati tak pernah dianggap, cinta yang tak pernah peduli bahkan terlupakan.(Amirah- Ketulusan Hati Amirah)***Setelah turun dari mobil lamborgini biru kesayangan Abizar, Amirah memberhentikan taksi yang sudah tak berpenumpang, mencari rumah sakit untuk periksa, tujuannya saat ini adalah rumah sakit tempat Ambar terapi. Karena menurutnya rumah sakit itu lebih bagus dan lengkap. Amirah tidak pergi ke rumah sakit tempat Abi bekerja karena tidak ingin bertemu lagi dengan sang suami. Ia ingin menenangkan hati dulu, setidaknya untuk sejenak. Mencoba meredam amarah atas perkataan Abizar.Amirah sudah berada di depan rumah sakit besar, ia bertanya pada resepsionis tempat suster jaga tempat dokter obgyn yang sedang praktik hari ini. Ia menuju tempat praktik dokter kandungan rekomendasi dari suster tersebut dan memilih dokter perempuan, mesk

Latest chapter

  • Ketulusan Hati Amirah   KHA season 2 - Menuju Halal (Tamat)

    "Aku mencintaimu bukan karena siapa dirimu, tapi karena apa yang terjadi pada diriku saat bersamamu. Di situ aku paham arti sebuah kenyamanan, karena sebuah kenyamanan hadir dalam hidupku saat bersamamu." (Rayyan ~ Takdir Cinta)"Kamu telah mengganti mimpi burukku dengan mimpi indah, kekhawatiranku dengan kebahagiaan, dan ketakutanku dengan cinta tulus. Kamu hadir membawa secercah harapan. Harapan untuk memulai hidup baru bersamamu. (Afikah ~ Takdir Cinta)***Amirah panik saat ditelepon salah satu panitia penyelenggara pengajian yang biasa diikuti Vika, mengabarkan bahwa terjadi kecelakaan pada sang mertua.Amirah menyudahi rapat bulanan di yayasan dan segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat sang mertua dirawat, dirinya mencoba tenang dan tidak panik.Amirah sampai di rumah sakit, menanyakan ruangan sang mertua pada pihak resepsionis. "Permisi, mau tanya, dirawat di ruang mana korban penusukan tadi pagi?""Pasien masih ada di ruang IGD.""Terima kasih." Ia langsun

  • Ketulusan Hati Amirah   KHA season 2 - Menyelamatkan Vika

    Sama seperti air yang bisa mengikis batu yang paling keras. Keikhlasan dan ketulusan juga bisa melembutkan dan meluluhkan hati yang paling dingin.Percayalah ....Berlaku baik kepada orang yang membenci, bukanlah perilaku palsu, jika hatimu ikhlas dan tulus melakukan kebaikan itu. Karena orang yang ikhlas tidak pernah kecewa dengan amal baik yang telah dia lakukan karena yakin Allah Maha melihat dan akan membalasnya dengan adil.***Setelah mendapatkan kesepakatan mereka semua pamit pulang. Kesepakatan akad pernikahan akan diadakan satu minggu lagi di masjid depan panti milik bu Rani. Dan satu bulan lagi resepsi pernikahan mereka yang akan diadakan bersama resepsi Niken.Rayyan sangat bahagia tidak hentinya ia memamerkan senyuman di wajah tampannya.Amirah, Kenzo dan Renata turut bahagia melihat kebahagiaan Rayyan."Semoga lancar, sampai hari H ya, Kak," ucapnya."Aamiin ...," jawab semuanya yang ada di dalam mobil."Besok Kakak mampir ke rumah oma Ambar, bilang ke oma, papa dan mama

  • Ketulusan Hati Amirah   KHA season 2 - Langsung Mengkhitbah

    Mungkin aku bukan yang terbaik bagimu, tapi yakinlah akan ketulusanku karena bagiku, mencintaimu adalah bahagiaku.Jatuh cinta pada dirimu adalah hal yang terindah dalam hidupku karena mencintaimu merubahku menjadi orang yang sempurna di matamu. Engkau laksana mentari yang memberi sinar menemani hariku, mencerahkan hidupku dan laksana pelangi yang memberi warna dalam hidupku, teruslah bersamaku hingga menuju surgaNya kelak. (Rayyan~ Takdir Cinta)***Mentari indah bersembunyi dalam peraduannya, malu- malu menampakkan sinarnya. Pagi ini Rayyan seperti biasanya sudah rapi dengan kemeja navy dan celana bahannya bersiap untuk bekerja, pikirannya sudah tenang setelah ayah dan bundanya memberi keputusan akan mengantarnya untuk mengkhitbah Afikah hari ini. Tentunya tanpa sepengetahuan omanya. Biar kan oma nya menjadi urusan kedua orang tuanya.Setelah menghabiskan sarapannya Rayyan dan Renata segera bersiap untuk berangkat. Tak lupa mereka berpamitan kepada keempat orang yang sang

  • Ketulusan Hati Amirah   KHA season 2 - Mengungkapkan perasaan

    Aku ingin mengatakan padamu bahwa di mana pun aku berada, apapun yang terjadi, aku akan selalu memikirkanmu, dan waktu yang telah kita habiskan bersama adalah waktu yang paling membahagiakan untukku, apalagi saat trauma itu hilang darimu.Aku tidak merencanakan untuk jatuh cinta padamu. Semua terjadi begitu saja. Cinta datang tanpa kuundang dan mencintaimu mengalihkan sebagian duniaku. (Rayyan- Takdir Cinta) ***"Maaf sebelumnya aku ganggu kamu," ucapnya. "Tidak mengganggu kok," jawab Afikah. "Se-sebenarnya aku ke sini ingin mengatakan sesuatu pada mu hal yang sejak dulu tersimpan di sini," ucapnya sambil menunjuk dadanya.Afikah heran dengan apa yang dikatakan Rayyan. "Maksud pak dokter?""Aku hanya ingin kamu tau kalau aku jatuh cinta padamu," ungkapnya. Afikah spechlesh. Ia terkejut dengan pernyataan Rayyan. "Ma-maaf apa pak dokter yakin?" tanyanya terbata."Bismillah atas izin Allah, saya yakin dengan perasaan ini, aku jatuh cinta padamu dan berniat mengkhitba

  • Ketulusan Hati Amirah   KHA season 2 - Terapi Pertama

    Cinta bukanlah memiliki dan dimiliki. Namun cinta adalah pengorbanan dan perjuangan. Bahkan cinta mengajarkan arti kesabaran dan juga pengorbanan yang tulus karena semua itu akan mendapatkan timbal balik darinya.***Satu minggu berlalu.Hari ini haru Minggu. Hari ini adalah jadwal terapi Afikah yang pertama. Gadis itu menunggu Renata di depan gerbang panti. Sebelumnya Renata sudah menelponnya dan menyuruhnya untuk segera bersiap. Tidak mau Renata malah balik menunggunya dirinya segera bersiap.Selang beberapa menit menunggu mobil Rayyan sudah sampai tepat di depan Afikah. Renata segera keluar dari mobil itu dan diikuti Rayyan."Assalamu'alaikum, Kak. Maaf menunggu lama ya! Apa kak Afikah sudah siap?" tanya Renata."Wa'alaikumussalam, nggak lama kok, iya saya sudah siap!" jawab Afikah."Ayo, kita berangkat sekarang! Kebetulan dokter Brian sudah menunggu," ucap Rayyan.Afikah mengangguk.Renata membuka pintu belakang dan langsung duduk dengan santainya. Afikah yang melihat pintu mobil

  • Ketulusan Hati Amirah   KHA season 2 - Perhatian

    Cinta itu penuh pemberian, bukan meminta untuk diberikan. Cinta itu penuh ketulusan, bukan penuh dengan paksaan.Saat seseorang mencintai, mereka tak harus mengatakannya. Karena dengan perlakuannya kita akan menyadari bahwa dia mencintaimu.***Rayyan menggendong tubuh Afikah dan memasukkannya ke dalam mobilnya, di dalam mobil sudah ada Renata yang siap untuk memangku kepala Afikah. Selang beberapa saat mereka sampai di rumah sakit milik keluarga mereka. Setelah sampai Rayyan kembali menggendong Afikah. Rayyan segera memanggil perawat laki-laki untuk menyiapkan brangkar. Afikah kini berada di ruang IGD dan segera mendapatkan perawat.30 menit Afikah mendapatkan perawatan, dokter jaga yang menanganinya keluar."Bagaimana keadaannya, Dok," tanya Rayyan khawatir. "Alhamdulillah, pasien tidak apa-apa, sekarang sudah siuman, setelah di infus tadi. kalau dokter Rayyan mau melihatnya silahkan," ucap dokter Rendi. Dokter Rendi heran melihat Rayyan yang terlihat sangat panik apalagi selama

  • Ketulusan Hati Amirah   KHA season 2 - Afikah Sakit

    Cinta bukan mengajarkan kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajarkan kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. (Buya Hamka)Perasaan cinta terkadang memang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata karena saat jatuh cinta, perasaan kita akan terasa campur aduk tak karuan. Bahkan membuat tindakan berlawanan dengan hati.***Rayyan melajukan mobilnya menuju kafe tempat Afikah bekerja bersama Renata. Sengaja langsung datang ke kafe karena jam segini mereka tau Afikah bekerja di kafe.Selang beberapa menit mereka sampai di kafe. Rayyan dan Renata memasuki kafe, mereka mencari tempat duduk dan memanggil pegawai kafe untuk memesan minuman. Renata segera menanyakan keberadaan Afikah pada pegawai kafe yang melayaninya."Permisi, Kak. Kak Afikahnya ada?" tanya Renata."Afikah ya? sepertinya hari ini dia izin nggak masuk, tadi denger dari Mbak Ayin, katanya Afikahnya sakit," ucap pegawai kafe itu.

  • Ketulusan Hati Amirah   KHA season 2 - Ponsel untuk Afika

    Kala hati sedang gelisah memikirkannya. Jalan satu-satunya yang ku tempuh adalah mengambil wudhu. Di atas sajadah aku bersimpuh pada Robbku. Berselimutkan kelabu sayup-sayup ku sebut namamu dalam sujud panjangku. Tersembunyi dalam hati, harapan ku yang suci. Melantunkan dzikir dan doa. Berharap kamu lah wanita yang dikirim Allah untuk mendampingiku sebagai penyempurna ibadahku, berjalan bersama beriringan menggapai jannahNya.(Rayyan Hilman Alfatikh Adinata ~Takdir cinta)***Pukul 3 pagi Rayyan sudah terjaga. Ia langsung bangun dari tidurnya. Melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, melaksanakan sholat malam seperti biasanya. Bermunajat pada sang pemilik kehidupan dan pengatur jodoh. Yang maha membolak balikkan hati setiap makhluknya. Dalam sujud panjangnya tak hentinya ia berdoa untuk diberikan kemudahan untuk meluluhkan hati Afikah. Juga berdoa mohon kesembuhan untuk Afikah dari trauma yang disebabkan olehnya.Setelah melaksanakan sholat malam ia lanjutkan dengan

  • Ketulusan Hati Amirah   KHA season 2 - Mengantar Afika Pulang

    Saat ketulusan bersandar dalam jiwa, cinta itu pasti akan jauh lebih sempurna. Berusaha dan terus berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah kita perbuat dengan melakukan hal yang baik untuknya. Mencoba untuk berbicara dari hati, maka ketulusan hati kita akan tersalurkan ke lawan bicara kita lewat kata-kata. ***Rayyan segera menyalahkan mesin mobilnya dan melajukannya. Afikah memalingkan mukanya ke arah luar kaca jendela mobil. Suasana di dalam mobil terasa sangat hening, Rayyan mencoba menyalahkan musik kesukaannya untuk memecahkan keheningan. Berulang kali melirik ke arah Afikah yang sibuk dengan pemandangan luar. "Apa setiap hari kamu pulang jam segini?" tanyanya. Ia mengenyahkan getaran yang ada di dadanya hanya untuk memecahkan suasana canggung di dalam mobilnya. Afikah melirik ke arah Rayyan sekilas sambil tersenyum sedikit terpaksa, jujur rasa takut pada Rayyan masih ada, namun Afikah mencoba untuk menetralisirnya. Afikah hanya ingin menghargai niat baik Rayyan, tidak

DMCA.com Protection Status