Saat dia sudah menyerah untuk memperjuangkanmu dan memilih berhenti, di saat itu juga bersamaan kamu mulai menyadari bahwa kamu mencintainya. Namun, semuanya telah terlambat karena ia tak mau ada hal apapun yang berhubungan denganmu. Yang tersisa hanyalah sesal mendalam. ***Pengajian berjalan dengan lancar, setelah ikut beres-beres dan mengobrol dengan Vika dan Amirah, Anin segera pamit pulang. Rayyan pun sudah siap untuk mengantarkannya pulang. "Makasih ya mas, sudah mau antar jemput aku," ucap Anin malu-malu di dalam mobil Rayyan. "Iya sama-sama," ucapnya tersenyum lembut. Setelah mengantar Anin, Rayyan segera pulang ke rumahnya. Di persimpangan jalan kebetulan sedang lampu merah dirinya melihat Afika yang sedang mengayuh sepeda dengan membawa beberapa kardus yang diletakkan di keranjang sepedanya. Mungkin karena kepanasan Afika berulang kali mengelap wajahnya yang dibanjiri keringat karena hari ini cuaca begitu panas. "Kenapa Afika begitu ketakutan melihatku? Bahkan dia sanga
Aku lebih memilih memendam perasaan, karena aku takut terluka, tapi justru memendam hanya membuatmu terluka.***Pagi ini Afika disuruh Bu Rani untuk berbelanja di pasar untuk membeli bahan-bahan kue, diakui bu Rani sejak Afika kembali ke panti bebannya sedikit berkurang, ia bisa membagi tugasnya dengan Afika, sejak suaminya meninggal tiga bulan yang lalu, bu Rani hanya sendiri mengurus panti dan menghidupi 30 anak panti dengan uang pensiunan suaminya juga dari donatur tetap panti ini. Anak semata wayangnya sudah mempunyai kehidupan sendiri di Belanda bersama istri dan anaknya. Bahkan tidak pernah datang ke Indonesia hanya sekedar melepas rindu pada ibunya.Afika mengayuh sepedanya untuk pergi ke pasar. Setelah memarkirkan sepeda pancal buntutnya Afika segera pergi ke toko bahan kue.Saat ini Ambar sedang berada di pasar untuk belanja bulanan, biasanya Ambar selalu ditemani sang menantu, Devina, namun sudah tiga hari Devina, Abizar dan Alika pergi ke Kanada mengunjungi mamanya yang se
Manusia harus lebih cerdas dalam menghadapi masalah dan diiringi dengan kesabaran hati. Itulah jalan keluar yang terbaik untuk menghadapi masalah tersebut. Karena kita tahu, semua orang pasti mempunyai masalah. ***Kenzo menceritakan semua yang dialaminya hari ini pada sang istri setelah pulang dari rumah sakit."Sayang, tadi vertigo Tante Ambar kambuh saat belanja ke pasar, untung ditolong sama seseorang, Bunda tau nggak, siapa yang nolong Tante Ambar?" tanya Kenzo."Ya nggak tau lah Sayang. Kok malah kasih tebakan sama bunda sih," ucap Amirah sambil mengerucutkan bibirnya kesal."Hehehe ... iya deh, yang nolong bunda itu Afika ....""Hah, Afika ... beneran Ayah, itu Afika?""Iya, Sayang. Aku sama Rayyan tadi sudah lihat CCTV rumah sakit secara langsung dan memang itu Afika. Tapi yang buat ayah sedih, kenapa Afika tidak mau ketemu ayah ya, Bun, malah untuk menghindar gadis itu menutup wajahnya dengan koran saat ayah mendekat ke ruang IGD," ungkapnya sedih."Iya sama, sampai segituny
Jadilah yang terbaik di mata AllahJadilah yang terburuk di mata diri sendiriJadilah yang sederhana di mata manusia lainnya.(Ali bin Abi Tholib)***Seperti pagi-pagi sebelumnya, Afika mengantarkan kue ke pelanggan. Mulai pagi ini bu Rani juga membuka pesanan katering beraneka macam menu makanan. Bu Rani hanya menerima pesanan untuk pagi hari saja, karena bu Rani masih menghormati keputusan Afika yang masih ingin bekerja di kafe milik mama sahabatnya Nasywa. Sudah hampir dua bulan ia tidak bertemu sahabatnya Nasywa, bahkan ia harus menahan rindu pada sahabatnya, malu rasanya kalau harus setiap satu minggu sekali minta tolong mbak Ayin untuk menelponkan Nasywa atau pun Ridho, pulsa paketan jelas mahal apalagi untuk telpon ke luar negeri.Sudah 4 kantong plastik yang ia kirim ke pelanggan. Afika beristirahat dulu di bahu jalan untuk melepas lelah."Kak, itu bukan Kak Afika ya, pegawai kafe yang numpahin kopi di baju kesayangan Kakak ya?" tanya Ajeng dari kejauhan sambil menunjuk ke ara
***Seberapa pun usahaku untuk tidak bersedih lagi, tetaplah air mataku tak bisa ditahan. Meski begitu, aku telah ikhlas atas kehilangan sesuatu itu.***Afika hanya mengganjal perutnya dengan roti tawar yang selalu ia bawa kemana-mana. Afika baru ingat kalau ia tidak mengambil air putih saat masuk kamar tadi, kebiasaannya minum air putih sebelum tidur dan bangun tidur memberanikan dirinya keluar untuk mengambil air minum. Jam di dinding kamar tamu menunjukkan pukul 11 malam, saat ini Afika mau tak mau harus keluar untuk mengambil air putih di dapur. Afika saat ini juga sudah kehausan. Afika mengambil minum di dispenser yang tersedia di dapur. Afika meminumnya sambil duduk di lantai karena tidak mau berdiri saat minum. Hingga terdengar suara bariton yang sangat ia kenali mengagetkannya."Ngapain kamu malam-malam di dapur? Mau curi makanan ya?" tanya Rayyan tiba-tiba dari bekakang Afika. Membuat gadis itu kaget bukan kepalang, pria sombong yang dia hindari muncul begitu saja di belaka
Orang menangis bukan karena mereka lemah. Itu karena mereka terlalu tangguh untuk waktu yang lama.***Pengajian selesai pada pukul 15.30. Afika dan bu Rani segera membereskan piring-piring kotor setelah acara tadi. Nanti malam acara puncaknya, pesta syukuran hari jadi Rayyan.Afika dengan sigap membawa piring-piring kotor ke dapur dan mencucinya."Fik, ibu sangat senang lihat kamu pakai hijab, kamu makin terlihat cantik lho sayang," ucap Bu Rani saat ia mencuci piring bersama Afika."Alhamdulillah, doakan ya Bu, insyaallah segera dan istiqomah Afika memakai hijabnya sesuai perintah agama kita ya Bu, karena sudah sejak dulu Afika juga ingin berhijab. Namun, bapak tidak memperbolehkannya, sampai ibu diam- diam membelikan Afika gamis dan hijab tanpa sepengetahuan bapak," ucap Afika."Aamiin, ibu doakan yang terbaik buat kamu anak baik," bisik Bu Rani.Afika tersenyum. "Terima kasih Bu."Ambar diberitahu Kenzo bahwa gadis yang seminggu yang lalu menolongnya ada di sini, Ambar begitu ingi
Patah hati itu seperti menderita patah tulang. Dari luar semuanya terlihat baik baik saja, tapi untuk bernapas saja sakit.***Rayyan masih melihat ke arah Afika dan Renata yang masih tak henti-hentinya digoda Arka. Bahkan tamu yang mengucapkankan selamat tidak ia hiraukan. Entah kenapakenapa tiba-tiba Rayyan reflek mengepalkan tangannya ketika dengan lancangnya tangan Arka menarik tangan Afika, padahal gadis itu tidak menghiraukan sedikit pun godaan Arka. "Bang, jangan nggak sopan ya! Nyentuh-nyentuh kak Afika, bukan muhrim tau nggak sih ...," ucap Renata sengit sambil menarik tangan Afika yang disentuh Arka. "Maaf-maaf ... maaf nona cantik, saya terlalu terbawa suasana jadi nggak sopan nih," ucap Arka sambil melepas tangan Afika merasa keki. "Nak Afika, kalau sudah bantu ibu lagi ya," ucap bu Rani tiba-tiba mendekati mereka. "Iya Bu. Maaf tadi saya diajak Renata ke kamarnya dan dipinjami bajunya," ucapnya menjelaskan. "Nggak apa kok Nak, gaunnya bagus, cocok dipakai Nak Afika,
Malam ini, aku merindukanmu untuk alasan tertentu. Dalam sujud disepertiga malamku. Air mata membasahi wajahku ketika aku mengenangmu dalam hatiku. Aku sadar aku sudah terlalu banyak menyakitimu. Mungkinkah ada cela untukku meminta maaf dengan tulus padamu. Ataukah kau akan terus menjauhiku, sampai penyesalan ini menyakitkan bagiku. Seringkali cinta tidak menyadari kedalamannya hingga saat perpisahan dan kehilangan orang yang berarti dalam hidup ini. Kita baru menyadari berharganya orang itu untukmu, saat rasa itu hadir, kamu sudah terlambat. (Rayyan Hilman Alfatikh Adinata)*** Rayyan dengan langkah lebarnya menuju garasi untuk mengambil mobil kesayangannya. Afika dan Bu Rani yang ditemani Amirah, Renata dan Arka menunggu di depan pintu. Rayyan keluar dari mobilnya untuk ikut membantu memasukkan barang bawaan mereka. "Lho Kak, kok bawa mobil Kakak sih! Bawaan Bu Rani dan Afika banyak lho, pakai mobil bunda atau ayah saja, Kak, nanti mereka duduk di mana?" tanya Amirah. "
"Aku mencintaimu bukan karena siapa dirimu, tapi karena apa yang terjadi pada diriku saat bersamamu. Di situ aku paham arti sebuah kenyamanan, karena sebuah kenyamanan hadir dalam hidupku saat bersamamu." (Rayyan ~ Takdir Cinta)"Kamu telah mengganti mimpi burukku dengan mimpi indah, kekhawatiranku dengan kebahagiaan, dan ketakutanku dengan cinta tulus. Kamu hadir membawa secercah harapan. Harapan untuk memulai hidup baru bersamamu. (Afikah ~ Takdir Cinta)***Amirah panik saat ditelepon salah satu panitia penyelenggara pengajian yang biasa diikuti Vika, mengabarkan bahwa terjadi kecelakaan pada sang mertua.Amirah menyudahi rapat bulanan di yayasan dan segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat sang mertua dirawat, dirinya mencoba tenang dan tidak panik.Amirah sampai di rumah sakit, menanyakan ruangan sang mertua pada pihak resepsionis. "Permisi, mau tanya, dirawat di ruang mana korban penusukan tadi pagi?""Pasien masih ada di ruang IGD.""Terima kasih." Ia langsun
Sama seperti air yang bisa mengikis batu yang paling keras. Keikhlasan dan ketulusan juga bisa melembutkan dan meluluhkan hati yang paling dingin.Percayalah ....Berlaku baik kepada orang yang membenci, bukanlah perilaku palsu, jika hatimu ikhlas dan tulus melakukan kebaikan itu. Karena orang yang ikhlas tidak pernah kecewa dengan amal baik yang telah dia lakukan karena yakin Allah Maha melihat dan akan membalasnya dengan adil.***Setelah mendapatkan kesepakatan mereka semua pamit pulang. Kesepakatan akad pernikahan akan diadakan satu minggu lagi di masjid depan panti milik bu Rani. Dan satu bulan lagi resepsi pernikahan mereka yang akan diadakan bersama resepsi Niken.Rayyan sangat bahagia tidak hentinya ia memamerkan senyuman di wajah tampannya.Amirah, Kenzo dan Renata turut bahagia melihat kebahagiaan Rayyan."Semoga lancar, sampai hari H ya, Kak," ucapnya."Aamiin ...," jawab semuanya yang ada di dalam mobil."Besok Kakak mampir ke rumah oma Ambar, bilang ke oma, papa dan mama
Mungkin aku bukan yang terbaik bagimu, tapi yakinlah akan ketulusanku karena bagiku, mencintaimu adalah bahagiaku.Jatuh cinta pada dirimu adalah hal yang terindah dalam hidupku karena mencintaimu merubahku menjadi orang yang sempurna di matamu. Engkau laksana mentari yang memberi sinar menemani hariku, mencerahkan hidupku dan laksana pelangi yang memberi warna dalam hidupku, teruslah bersamaku hingga menuju surgaNya kelak. (Rayyan~ Takdir Cinta)***Mentari indah bersembunyi dalam peraduannya, malu- malu menampakkan sinarnya. Pagi ini Rayyan seperti biasanya sudah rapi dengan kemeja navy dan celana bahannya bersiap untuk bekerja, pikirannya sudah tenang setelah ayah dan bundanya memberi keputusan akan mengantarnya untuk mengkhitbah Afikah hari ini. Tentunya tanpa sepengetahuan omanya. Biar kan oma nya menjadi urusan kedua orang tuanya.Setelah menghabiskan sarapannya Rayyan dan Renata segera bersiap untuk berangkat. Tak lupa mereka berpamitan kepada keempat orang yang sang
Aku ingin mengatakan padamu bahwa di mana pun aku berada, apapun yang terjadi, aku akan selalu memikirkanmu, dan waktu yang telah kita habiskan bersama adalah waktu yang paling membahagiakan untukku, apalagi saat trauma itu hilang darimu.Aku tidak merencanakan untuk jatuh cinta padamu. Semua terjadi begitu saja. Cinta datang tanpa kuundang dan mencintaimu mengalihkan sebagian duniaku. (Rayyan- Takdir Cinta) ***"Maaf sebelumnya aku ganggu kamu," ucapnya. "Tidak mengganggu kok," jawab Afikah. "Se-sebenarnya aku ke sini ingin mengatakan sesuatu pada mu hal yang sejak dulu tersimpan di sini," ucapnya sambil menunjuk dadanya.Afikah heran dengan apa yang dikatakan Rayyan. "Maksud pak dokter?""Aku hanya ingin kamu tau kalau aku jatuh cinta padamu," ungkapnya. Afikah spechlesh. Ia terkejut dengan pernyataan Rayyan. "Ma-maaf apa pak dokter yakin?" tanyanya terbata."Bismillah atas izin Allah, saya yakin dengan perasaan ini, aku jatuh cinta padamu dan berniat mengkhitba
Cinta bukanlah memiliki dan dimiliki. Namun cinta adalah pengorbanan dan perjuangan. Bahkan cinta mengajarkan arti kesabaran dan juga pengorbanan yang tulus karena semua itu akan mendapatkan timbal balik darinya.***Satu minggu berlalu.Hari ini haru Minggu. Hari ini adalah jadwal terapi Afikah yang pertama. Gadis itu menunggu Renata di depan gerbang panti. Sebelumnya Renata sudah menelponnya dan menyuruhnya untuk segera bersiap. Tidak mau Renata malah balik menunggunya dirinya segera bersiap.Selang beberapa menit menunggu mobil Rayyan sudah sampai tepat di depan Afikah. Renata segera keluar dari mobil itu dan diikuti Rayyan."Assalamu'alaikum, Kak. Maaf menunggu lama ya! Apa kak Afikah sudah siap?" tanya Renata."Wa'alaikumussalam, nggak lama kok, iya saya sudah siap!" jawab Afikah."Ayo, kita berangkat sekarang! Kebetulan dokter Brian sudah menunggu," ucap Rayyan.Afikah mengangguk.Renata membuka pintu belakang dan langsung duduk dengan santainya. Afikah yang melihat pintu mobil
Cinta itu penuh pemberian, bukan meminta untuk diberikan. Cinta itu penuh ketulusan, bukan penuh dengan paksaan.Saat seseorang mencintai, mereka tak harus mengatakannya. Karena dengan perlakuannya kita akan menyadari bahwa dia mencintaimu.***Rayyan menggendong tubuh Afikah dan memasukkannya ke dalam mobilnya, di dalam mobil sudah ada Renata yang siap untuk memangku kepala Afikah. Selang beberapa saat mereka sampai di rumah sakit milik keluarga mereka. Setelah sampai Rayyan kembali menggendong Afikah. Rayyan segera memanggil perawat laki-laki untuk menyiapkan brangkar. Afikah kini berada di ruang IGD dan segera mendapatkan perawat.30 menit Afikah mendapatkan perawatan, dokter jaga yang menanganinya keluar."Bagaimana keadaannya, Dok," tanya Rayyan khawatir. "Alhamdulillah, pasien tidak apa-apa, sekarang sudah siuman, setelah di infus tadi. kalau dokter Rayyan mau melihatnya silahkan," ucap dokter Rendi. Dokter Rendi heran melihat Rayyan yang terlihat sangat panik apalagi selama
Cinta bukan mengajarkan kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajarkan kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. (Buya Hamka)Perasaan cinta terkadang memang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata karena saat jatuh cinta, perasaan kita akan terasa campur aduk tak karuan. Bahkan membuat tindakan berlawanan dengan hati.***Rayyan melajukan mobilnya menuju kafe tempat Afikah bekerja bersama Renata. Sengaja langsung datang ke kafe karena jam segini mereka tau Afikah bekerja di kafe.Selang beberapa menit mereka sampai di kafe. Rayyan dan Renata memasuki kafe, mereka mencari tempat duduk dan memanggil pegawai kafe untuk memesan minuman. Renata segera menanyakan keberadaan Afikah pada pegawai kafe yang melayaninya."Permisi, Kak. Kak Afikahnya ada?" tanya Renata."Afikah ya? sepertinya hari ini dia izin nggak masuk, tadi denger dari Mbak Ayin, katanya Afikahnya sakit," ucap pegawai kafe itu.
Kala hati sedang gelisah memikirkannya. Jalan satu-satunya yang ku tempuh adalah mengambil wudhu. Di atas sajadah aku bersimpuh pada Robbku. Berselimutkan kelabu sayup-sayup ku sebut namamu dalam sujud panjangku. Tersembunyi dalam hati, harapan ku yang suci. Melantunkan dzikir dan doa. Berharap kamu lah wanita yang dikirim Allah untuk mendampingiku sebagai penyempurna ibadahku, berjalan bersama beriringan menggapai jannahNya.(Rayyan Hilman Alfatikh Adinata ~Takdir cinta)***Pukul 3 pagi Rayyan sudah terjaga. Ia langsung bangun dari tidurnya. Melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, melaksanakan sholat malam seperti biasanya. Bermunajat pada sang pemilik kehidupan dan pengatur jodoh. Yang maha membolak balikkan hati setiap makhluknya. Dalam sujud panjangnya tak hentinya ia berdoa untuk diberikan kemudahan untuk meluluhkan hati Afikah. Juga berdoa mohon kesembuhan untuk Afikah dari trauma yang disebabkan olehnya.Setelah melaksanakan sholat malam ia lanjutkan dengan
Saat ketulusan bersandar dalam jiwa, cinta itu pasti akan jauh lebih sempurna. Berusaha dan terus berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah kita perbuat dengan melakukan hal yang baik untuknya. Mencoba untuk berbicara dari hati, maka ketulusan hati kita akan tersalurkan ke lawan bicara kita lewat kata-kata. ***Rayyan segera menyalahkan mesin mobilnya dan melajukannya. Afikah memalingkan mukanya ke arah luar kaca jendela mobil. Suasana di dalam mobil terasa sangat hening, Rayyan mencoba menyalahkan musik kesukaannya untuk memecahkan keheningan. Berulang kali melirik ke arah Afikah yang sibuk dengan pemandangan luar. "Apa setiap hari kamu pulang jam segini?" tanyanya. Ia mengenyahkan getaran yang ada di dadanya hanya untuk memecahkan suasana canggung di dalam mobilnya. Afikah melirik ke arah Rayyan sekilas sambil tersenyum sedikit terpaksa, jujur rasa takut pada Rayyan masih ada, namun Afikah mencoba untuk menetralisirnya. Afikah hanya ingin menghargai niat baik Rayyan, tidak