Selamat membaca.“Sebaiknya kamu berhenti.”Luna yang sedang berdiri menatap ke luar jendela yang hancur karena serangan dari para Diversm, menoleh ke arah Hadar yang sedang duduk di ujung ranjang.Guratan emosi di wajah Hadar terlihat sangat-sangat jelas.Udara sangatlah dingin dan di luar sangatlah berbahaya. Hadar hanya cemas, tapi Luna lagi-lagi tak melihatnya begitu. “Bolehkah aku mengkhawatirkanmu?” tanya Hadar.Luna menatap dalam Hadar. “Kematian.” Luna tersenyum paksa. “Haruskah kau melakukan hal yang tidak berguna lagi dalam hidupku?”Ucapan Luna menyakiti Hadar. Dia menatap cincin di tangannya dengan tatapan penuh kebencian sedangkan Luna mengalihkan pandangannya ke arah lain.“Kau mengacaukan nya lagi.”“Apa yang harus ku lakukan agar kau tetap menjadi satu-satunya kepercayaanmu?”“Penghakiman langit memang tidak turun. Tapi Eridamus masih berdiri.”Dendam itu lagi.“Aku akan berdiri disampingmu dan menghancurkan Eridamus.”“Memangnya kau bisa?”“Apakah aku sedang dipertany
Selamat membaca.Keesokan harinya Luna gemetaran, dia terbungkus oleh selimut tebal. Terbaring kaku di atas ranjang karena masuk angin kemarin malam.Luna terus bersin.“Ini lah sebabnya Anda di sebut sebagai Diversm tidak punya hati.” Vega mengatakannya dengan sangat indah, dia bahkan juga tersenyumTan. Tanpa tahu kalau Hadar yang sedang berada di belakangnya terlihat seperti akan membunuh Vega.Igel menelan salivanya kasar. “Menurutku ada kemajuan.” timpal Igel.“Kemajuan?”“Kau menahannya. Itu sudah cukup bagus.” Igel menjelaskan dengan singkat.Ini bukan jawaban yang sempurna, tapi cukup untuk meredakan amarah Hadar yang semakin sensitif pada Luna.Andro hanya diam memeriksa tubuh manusia Luna. Sedang Ella hanya mengawasi dengan tangan yang menyilang ke belakang, Horna mengawasi kediaman bersama para Taraka.“Yang ku lihat tuanku hanya mencoba untuk membunuh Luna.” Vega menambahi dengan dua Alis yang menyatu, menatap iba ke arah Luna.Bugh!Vega di keluarkan dari kamar karena Hada
Selamat membaca.“Mengapa kita berada di kamar Hadar, Luna?” “Tentu saja untuk membuat bukti.” Jawab Luna dengan entengnya.Vega selaku orang yang begitu mengenal tuan nya tentu saja harus menghentikan tindakan yang merugikan bangsanya. Tapi jika itu Luna yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. Maka dia akan berpura-pura tidak mendengar apapun atau melihat apapun.“Rencana yang bagus, tapi aku tidak berpikir kalau ini akan berhasil.”“Vidio dokumentasi selalu berhasil. Lihat dan perhatikan bagaimana sosial media bergerak, aku yakin, kamu pasti akan terkejut.”“Hadar tidak akan suka.” Cemas Vega. “Lebih baik kita keluar sekarang Luna.”“Aku tahu itu Vega. Jika berhenti sekarang, mungkin aku akan menangis sepanjang malam atau menghancurkan barang-barang di kamar ku.”“dengan senang hati akan ku bereskan.”“Aku tidak akan bicara denganmu. Lagi, selamanya.” Ucap Luna sembari menyipitkan matanya.“Oke aku akan diam.”Luna tersenyum karena ancamannya selalu saja berhasil pada Vega, en
Luna yang meninggalkan kediaman dalam keadaan marah itu tentu saja membuat Hadar cemas.“Vega.”“Ya, tuanku?”“Apa yang biasanya dilakukan manusia saat pergi dalam keadaan marah seperti itu?”“Em, biasanya mereka akan kembali pulang dan menceritakan semuanya pada keluarganya kemudian ayah dan ibunya akan memeluk sambil menepuk-nepuk punggung putri mereka tercinta untuk menyelesaikan masalah.” Jelas Vega sambil mengedipkan matanya beberapa kali.Tetapi Luna tidak punya yang disebut sebagai keluarga. “Apa jadinya jika ia tidak punya tempat untuk pulang?”“Menurut Google. Mereka sedang depresi kemudian, Kenapa ada tali pada web yang ku cari?” Tanya Vega sambil merapikan kacamatanya.***Di jalanan perkotaan, Luna terlihat kebingungan. Dia bahkan tidak bisa menggunakan peta dengan benar—sepertinya dia akan mencabut semua rambut di kepalanya sekarang.“Butuh bantuan?”“Ya. Di mana toko yang menjual tali?” “Tali? Apa sekarang akhirnya kau menemukan keberanian untuk membunuh dirimu sendiri
Jam sudah menunjukan pukul 11:30 malam.Luna yang sedang tidur di atas kasur Hadar sambil menggunakan masker dengan posisi terlentang. Hanya menatap singkat Hadar yang datang dengan piring dan segelas air di tangannya.Hadar mendengus melihat tingkah Luna yang seperti itu.“Kau manusia paling merepotkan yang pernah ada.” ucap Hadar.Duduk di samping kasur, mencoba untuk menyuapi Luna. “Bangunlah. Tidak baik makan sambil tiduran.”“Aku sedang diet.”“Hahaha, menyakiti dirimu sendiri. Sangat bodoh, sekarang makanlah! Tanganku sudah kram.”Katanya tidak ingin datang tapi Hadar selalu datang, bahkan di saat Luna tidak memikirkan pria itu.Luna sudah menikah, tapi ia seolah tak memiliki yang namanya suami. Hanya berkeliaran dengan membawa dendamnya, dan sekarang bertambah untuk yang tidak bisa disebut sebagai manusia. “Andai kau manusia. Mungkin semuanya akan menjadi lebih mudah.”“Hidupmu terlihat sulit padahal hanya ada beberapa manusia. Dan kau ingin menambah satu manusia lagi?” Hadar b
Selamat membaca.Anehnya di setiap kata-katanya Hadar, tidak tersembunyi rasa marah atau kebencian di matanya. Seolah ia adalah orang baik sedang Luna sakiti.Kepala Luna tertunduk, matanya turun karena rasa tidak menyenangkan singgah di hatinya.“Tunggulah sebentar kalau begitu.” Ucap Hadar, ketika melihat kekecewaan di mata Luna. “Kau pasti akan menang.”Luna menganggukan kepalanya mengerti sebelum kembali ke kamar dengan langkah yang jauh lebih ringan.Setelah ia pergi. Vega tersenyum sinis saat melihat tuannya yang bersedih sekarang. “Kenapa kalian tidak membuat bayi saja?” Saran Vega dengan nada mengejek.“Aku tidak merusak wanita yang ku cintai.”“Kau sedang merusaknya tuanku yang bodoh.”“Apakah aku terlalu baik!”Akh…rintihan Vega terdengar, tubuh langsing itu tiba-tiba saja jatuh ke lantai. Rasa panas seakan ada yang berjalan-jalan dalam pembuluh darah Vega yang bahkan membuat mulut Vega menganga dan mata yang melotot langsung ke langit-langit hanya dengan satu tatapan saja.
“Kau mencuri?”“Tidak.”Seorang wanita menahan Luna yang hendak kembali karena Hadar dan yang lainnya pasti mencemaskannya.Tapi dia begitu tidak beruntung, karena bertemu dengan Clara. Adik iparnya yang dulu menyanjungnya, tetapi sejak kedua keluarga berubah. Sifat semua orang juga berubah padanya.“Bagus. Setidaknya kau tahu itu perbuatan jahat.” Sarkasnya.“Menuduh orang lain juga kejahatan Clara!”“Kau membalas ucapanku? Kau berubah hah. Jadi, semakin tidak tahu diri.” Tawanya kemudian. “Ah kembali seperti anjing liar di jalanan!”“Menyedihkan Luna, aku kecewa.” Dia menatap Luna dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kemudian mengambil jarak dari Luna, seolah yang di depannya saat ini adalah lumpur.Setelah mengatakan itu, Clara meninggalkan Luna dengan koin yang ia lemparkan di lantai. Menggelinding jatuh tepat di depan kaki Luna. “Untuk sarapan.” Sinisnya.“Sial.” Desis Luna. Ia mengambil koin yang dilemparkan Clara lalu mengepalkan tangannya dengan kuat sebelum. “CLARA!” panggil
Selamat membaca.‘‘Dimana Luna?’’‘‘Mungkin keluar, ingat. Kau membiarkan wanita itu melakukan semua yang ia suka. Lalu mengapa kau terlihat terkejut.’’Mendengar ucapan Vega yang seperti itu membuat Igel dengan cepat melempar bantal sofa ke arah wanita itu.‘Aduh!’ Vega menatap igel dengan alis yang menyatu. Ia bangkit dari duduknya untuk membalas Igel. Tapi berhenti saat Igel menunjuk ke arah Hadar yang sedang melayangkan tatapan membunuhnya pada Vega.Rasa takut karena intimidasi membuat Vega menelan salivanya kuat. tak jadi membalas Igel–ia menundukan kepalanya sekali pada Hadar.‘‘Para TARAKA terlihat di pelabuhan.’’Bola mata Igel dan Vega membentuk dengan sempurna. ‘‘Taraka, di wilayah manusia? apa yang terjadi dengan pelindungnya?’’ tanya Vega cemas. Pasalnya Taraka adalah bangsa Diverm yang tidak taat aturan, jadi mereka dilarang keluar masuk dunia manusia karena dianggap sebagai ancaman dua dunia.‘‘Mungkinkah pengkhianat?’’‘‘Tidak. Tapi menurut informasi, ini ula manusia!’