Share

Bab 30. Kabar Buruk

Penulis: Eka Sa'diyah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-25 21:06:53

[Arin, Pak Hadi dirawat di rumah sakit. Karena kabar viralnya Stella, Pak Hadi kena serangan jantung dan dilarikan ke rumah sakit semalam]

Pagi ini aku mendapat kabar dari Mbak Mira tentang mantan ayah mertuaku, Pak Hadi. Aku mukai menduga jika sakitnya Pak Hadi akibat dari viralnya Stella. Apalagi tempat tinggal Pak Hadi berada di komplek yang cukup padat. Sehingga tidak memungkinkan jika kabar cepat menyebar.

"Apa Mas Angga tahu soal ini?" Entah kenapa aku memikirkan Mas Angga yang sudah mengetahui atau belum mengenai kabar ayahnya. Sudah beberapa hari dia tidak mengirim pesan atau sekedar berkabar.

[Mas, Pak Hadi masuk rumah sakit] bodoh amat soal perasaan, yang penting aku memberi kabar mengenai ayah kandungnya. Entah dia bersedia membesuk atau tidak, itu urusan dia. Cukup aneh, pesan yang aku kirimkan kepadanya hanya centang satu berwarna abu-abu.

"Mungkin dia sedang sibuk!" Aku gegas menemui Bang Akhwan dan orang tuaku untuk mengatakan kabar ini. Viralnya berita Stella membuat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 31. Pesan Mulia

    "Ayo masuk!" Tiba-tiba Mas Angga menggandeng tanganku."Mas!" Aku menatap tangannya yang menggenggam tanganku. Seketika dia melepaskannya."Maafkan aku, Rin. Maaf, Mas tidak sengaja!""Tidak apa-apa, Mas!" Aku dan Mas Angga masuk ke ruang rawat inap Pak Hadi. Aroma khas rumah sakit menyeruak dan lebih tajam daripada di luar ruangan. Pak Hadi terlihat memejamkan kedua matanya dan nafasnya terlihat sangat teratur. Mas Angga mengambilkan kursi untukku dan dia duduk tidak jauh dariku. "Anakku, Angga dan Arin!" Tiba-tiba kedua matanya mengerjab dan melihay kami berdua."Iya, Pak!" Sahutku. "Iya, Ayah!" Mas Angga juga menyahuti panggilan ayahnya."Maafkan Bapak. Bapak tidak bisa mendidik kalian menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah!" Lidah mendadak kelu ketika lelaki mulia di depanku menyesal karena rumah tangga kami yang berakhir cerai. Bahkan lelaki bergelar mantan Ayah mertua, lebih menyalahkan dirinya daripada kami yang menjalaninya. Beruntung sekali wanita yang memiliki mertua

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 31. Beginikah caramu mencintai?

    "Bagaimana kabarmu, Angga!" Bang Akhwan kini beralih ke tempat duduk kami. Bang Akhwan terlihat santai saat mengobrol dengan mantan suamiku. Tidak ada raut wajah benci atau ingin membalas dendam. Kudengar berkali-kali Mas Angga meminta maaf kepada Bang Akhwan. Obrolan kami terhenti ketika Rizky tiba-tiba memanggil Bang Akhwan untuk keluar. Dia benar-benar mengesalkan sekali. Kasihan sekali nanti yang jadi pasangan hidupnya, orangnya pemarah begitu apalagi tanpa sebab."Lelaki yang bersama Bang Akhwan tadi mencintaimu, Arin!" "Apa? Mas jangan mengada-ngada deh. Sementara aku ingin sendiri dan mengembangkan usaha keluargaku. Untuk menikah lagi, sepertinya aku belum siap!" Mas Angga diam sejenak memperhatikan aku."Baiklah, Arin. Apapun jalan yang kau pilih, Mas akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu. Namun jangan lupa, jika suatu saat kamu sudah siap menikah, bisa hubungi Mas untuk bisa hadir dalam pernikahan kamu!""Tenang saja, lagian masih belum ada pikiran juga. Doanya diganti saj

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 33. Wanita yang memeluk Rizky

    Sudah satu minggu lebih aku tidak bertemu dan tidak berkomunikasi dengan siapapun termasuk Mbak Mira. Ponselku benar-benar tidak aktif selama satu minggu tanpa menyentuh media maya dan akun media sosial. Sementara aku hanya fokus dengan toko tanpa mau memikirkan urusan lainnya. Bang Akhwan beberapa kali menginap di kota karena urusan restoran yang akan dikelola Rizky belum selesai. Ah! Lelaki itu. sejak kejadian di rumah sakit, dia tidak pernah lagi kirim pesan padaku. Mungkin saja dia akan mencari wanita lain. Semoga saja dia mendapat wanita yang lebih baik dari aku.Suara deru mobil Bang Akhwan mulai terdengar. Semalam Bang Akhwan menginap di kota karena kemarin urusannya belum selesai."Bang, nih tehnya!" Aku menyuguhkan segelas teh hangat untuk Bang Akhwan sepulang dari kota. Hari ini toko tutup lebih awal karena sudah banyak produk yang kosong. Kemungkinan besok atau lusa, barang pesanan kami baru datang. Musim hujan benar-benar membawa berkah bagi kami."Terima kasih, Dek. Bapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 34. Apakah Aku Cemburu?

    Meta tidak putus asa mengambil hati Rizky. Sedari tadi ada aja kelakuannya, mulai memegang tangannya, memeluk dan bergelayut manja di lengan Rizky. Aku mengalihkan pandanganku ke objek lain supaya tidak melihat sikap Meta kepada Rizky. "Aku ke toilet dulu!" Aku beranjak ke toilet, ada hawa panas di hatiku dan aku harus segera menghilangkannya. Sebenarnya aku tidak ke toilet melainkan ke sebuah kolam ikan terletak di samping restoran. Aku melihat aktifitas mereka dari dinding kaca, Meta masih berusaha mengambil hati Rizky."Wanita model apa itu. Harusnya dia menjaga sikap. Bukan seperti itu!" Aku menggerutu sendiri."Benar-benar wanita aneh!" Aku berjongkok melihat ikan-ikan koi berwarna indah berenang memunjukkan kibasan ekor dan sirip yang begitu indah."Ikan, kau tahu kalau aku merasa aneh hari ini. Aku takut jika ini perasaan cemburu!" Aku menyentuh kepala ikan yang muncul ke permukaan saat mengambil udara.Air jernih ditambah ikan koi yang menyejukkan mata. Andai aku memiliki kol

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 35. Pengecut Tapi Bucin

    Aku menekan dadaku kuat-kuat. Entahlah, aku benar-benar tidak siap sama sekali berhadapan dengannya semenjak kejadian semalam. Aku benar-benar pengecut. Ya, aku saat ini berubah menjadi pengecut yang tidak berani menghadapi kenyataan. Kenyataan ketika ada orang mencintaiku, aku takut cinta akan membawaku dalam sebuah luka. Tubuhku merosot bersandar di pintu kamarku. "Arin, bukalah! Biarkan aku menemuimu!" Tidak kudengarkan permintaannya. "Pergilah, Rizky! Aku ingin sendiri!" Aku beranjak ke ranjang kembali beristirahat dan menenangkan hatiku sejenak. Aku terombang ambing dalam ketakutan akan cinta yang aku rasakan saat ini. Ah, andai aku tidak mengenalnya, andai aku tidak pernah bertemu dengannya. Pasti aku tidak sekacau ini. Apalagi Meta juga pergi setelah dia mengetahui kenyataannya. Betapa bodoh dan jahatnya aku.Tok tok tokTerdengar lagi suara ketukan pintu dari sana. Aku malas sekali bertemu siapapun kecuali Bang Akhwan."Dek, kamu belum sarapan. Ayo buka pintunya, kita sarapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 36. Stella lagi?

    Aku letakkan boneka tedy bear di kursi. Bibirku tiba-tiba tersenyum sendiri melihat boneka tedy bear, teringat sikap Rizky. Aku gegas membersihkan diri. Terdapat dua keran air, air hangat dan air dingin. Aku memenuhi bak mandi menggunakan air hangat supaya lebih segar. Hari menjelang siang namun cuaca mendung jadi tidak ada terik matahari. Aku putuskan ke lantai satu menemui Bang Akhwan.Di depan kamar, Bang Akhwan menikmati semangkuk mie instan dan teh panas. Aku mengedarkan pandangan mencari Rizky, hanya saja tidak aku temukan dia. Entah kenapa aku merasa sepi, padahal pagi tadi aku ingin menghindarinya. Benar-benar labil sekali aku."Bang!""Hmm, sudah sehat?" Bang Akhwan menatapku sejenak dan kembali fokus pada mie instan yang masih mengebul asapnya."Alhamdulillah. Keramas pakai air hangat sudah bisa membuat kondisiku lebih baik!" Aku duduk di depan Bang Akhwan."Mau mie juga?" "Boleh!" Memang sangat nikmat sekali saat cuaca mendung makan mie instan pedas.Bang Akhwan meraih po

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 37. Motivasi Dari Bang Akhwan

    "Bang, belanjanya sudah?" Aku menghampiri Bang Akhwan tengah menikmati secangkir kopi dan sebuah kue donat yang cukup terkenal dan legendaris. Aku saja sampai sebesar ini belum pernah mencicipinya. Dulu, sebuah donat harganya cukup lumayan bagi kami berdua. Sehingga kami memutuskan beli jajanan yang lebih murah."Duduklah dan makan dulu! Abang sudah pesankan minuman untukmu!" Aku duduk sambil mencicipi donat legendaris ini. Jika dilihat dari harganya, bisa lima kali lipat dari donat biasanya. Aku mengunyah pelan dan merasakan donat yang baru pertama kali aku makan. Sungguh, ini sangat terasa nikmat sekali. Pantas saja, sudah puluhan tahun berdiri, namun tidak pernah sepi pelanggan meski banyak sekali aneka jenis donat dari berbagai merk."Bang!""Hmm!""Gimana ya?" "Kamu ragu dengan cinta Rizky?" Aku mengangguk pelan."Salatlah istikhara dulu! Semua jawaban ada di sana!" Aku mengangguk pelan sambil tersenyum kecil pada Bang Akhwan. Benar, salat istikhara sangat penting untuk menentu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 38. Siapa Pelakunya?

    Pagi ini aku sudah mengemas semua barangku dan kembali pulang ke rumah. Besok lusa juga Bang Akhwan juga sudah waktunya kembali ke Kalimantan. Ini tandanya urusan pembukaan cabang baru sudah selesai. Aku membawa turun semua baranh dan juga boneka besar yang nantinya akan mengingatkanku pada Rizky."Hei, Tedy. Sepertinya aku akan selalu merindukan majikanmu yang dulu!" Kucubit hidungnya sebelum aku bawa turun.Di lantai satu sudah terlihat Bang Akhwan yang tengah memasukkan kopernya ke bagasi. Aku juga segera menyusulnya memasukkan barang ke bagasi. "Sarapan dulu!" Aku menoleh ke sumber suara. Rizky sudah menyiapkan sarapan untuk kami. Biasanya pengunjung akan memesan makanan sendiri, namun kami berbeda. Tanpa dipesanpun makanan sudah tersedia.Usai mengemas semua barang kami, lanjut ke meja yang ada di teras kamar Bang Akhwan tempati. Roti sandwich dan juga susu sudah terhidang di meja. Kelihatannya hanya sekedar sandwich, tetapi jika dilihat dari isinya, bagiku sudah mewakili satu p

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01

Bab terbaru

  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 51. Hadiah Terindah

    Hampir satu tahun pernikahan, kehidupan rumah tanggaku nyaris sempurna. Rizky begitu perhatian dan memberiku banyak cinta. Meski sampai sekarang aku belum mendapatkan tanda-tanda kehamilan, Rizky tidak pernah menanyakan atau membahas buah hati. Disini kami hanya berusaha dan berikhtiar. Urusan buah hati, mutlak kuasa Allah.Usaha Rizky semakin hari semakin berkembamg pesat. Penginapan dan restoran hampir tidak pernah sepi. Sekarang dia membuka usaha baru berupa minimarket."Melamun aja," lagi-lagi dia melingkarkan kedua tangannya di perutku ketika aku sedang menatap indahnya pagi hati di balkon. Meski usaha bertambah, tetapi untuk tempat tinggal kami masih sama. Hanya ada renovasi sedikit membuat area balkon di teras rumah. Balkon untuk tempat aku bertanam. Aku menyibukkan diri dengan bertanam sayur di balkon selain membuat asinan buah andalanku."Kok sudah pulang, Mas?" Hendak aku lepaskan kedua tangannya yang melingkar di perutku, tetapi dia malah mengeratkan pelukannya."Aku bosnya

  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 50. Kedatangan Bu Marni

    Baru saja Stella tenang, kami kembali dikejutkan dengan keramaian warga di depan rumah. Kami semua keluar rumah kecuali Pak Hadi yang menjaga Stella di dalam kamarnya."Dia menculik Stella dari rumah sakit!" "Hadi gila!" Brak brak brakBu Marni benar-benar tidak beretika sama sekali. Harusnya dia masuk dan bicara baik-baik. Malah sebaliknya, berteriak di luar seperti orang kesetanan ditambah pakaiannya yang compang camping. Masih terlihat bekas kecelakaan di kepalanya. "Bu Marni, apa yang anda lakukan disini?" Terpaksa aku bertanya atas tujuannya datang kemari."Lihatlah! Dua orang wanita ini adalah selingkuhan Hadi. Dan dua lelaki di sampingnya adalah anak buah Hadi. Hahahahah!" Aku merasa ada yang aneh dengan keadaan Bu Marni saat ini. Mas Anton meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. Entah siapa yang akan dihubungi."Bu Marni yang cantik dan baik hati!" Seketika senyum Bu Marni mengembang karena rayuan Mas Anton. "Kita duduk dulu disana yuk! Kita minum teh bareng!" Bu Marni

  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 49. Hampir Bunuh Diri

    Hari ini hari minggu bertepatan dengan jadwalnya kepulangan Stella dari rumah sakit. Aku dan Mbak Mira sudah berencana untuk mengantar makanan matang saat mereka bertiga sampai di rumahnya supaya Bu Asti tidak lagi memasak makanan sepulang dari rumah sakit. Sejak subuh aku sudah berkutat dengan beberapa menu makanan. Ada sayur lodeh, bakwan jagung dan ayam goreng. Menu inilah yang nantinya akan aku bawa ke rumah Pak Hadi. Sedangkan Mbak Mira bertugas membuat jajanan pasar atau cemilan lainnya."Sayang!" Selalu saja mengejutkanku dari belakang dengan kedua tangan yang melingkar di perutku."Ada apa? Aku sedang masak, jadi belum bisa diganggu!" Sahutku sambil mengaduk sayur lodeh yang mulai mendidih."Nggak ada apa-apa. Seneng aja peluk kamu dari belakang!" Sesekali dia mencium leher jenjangku jika sudah seperti ini."Sudah nanti aja cium-ciumnya. Duduk saja di kursi, biar semua masakan ini cepat selesai!" Akhirnya dia duduk di kursi. Desain dapur mirip seperti mini bar membuatku selal

  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 48. Mulut Bu Marni

    Bu Endang kembali pulang, namun mulutnya tidak berhenti menggerutu karena gagal mendapat info dari kami. Aku lihat sesekali dia merapikan jambul kebanggaannya ketika berpapasan dengan warga. Begitulah sosok Bu Endang di kampung kami yang mirip sekali dengan wartawan."Akhirnya si Nenek gayung pulang juga!" Celetuk Mbak Mira melihat Bu Endang yang pergi meninggalkan warung Mbak Mira. "Iya, pengen aku lurusin aja itu jambulnya!" "Jadi apa nanti kalau jambulnya lurus!" Kami semua tertawa usai melihat aksi Bu Endang. Kami menikmati sajian makan siang dari Mbak Mira. Sungguh, ini sangat enak sekali. Aku lihat, Rizky juga sangat menikmati gulai nangka muda buatan Mbak Mira, sama seperti Mas Anton. Lauk apapun akan enak rasanya asalkan ada gulai nangka. Sepertinya aku harus belajar resep ini pada Mbak Mira supaya aku bisa memuaskan perut Rizky."Mbak juga sudah siapkan di rantang untuk kalian bawa pulang!" Ternyata di sampingku sudah ada rantang berisi gulai nangka."Ah, terima kasih Mbak

  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 47. Kabar Baik

    Sesuai dengan rencana kami sebelumnya, Rizky mengantar aku, Mbak Mira dan juga Bu Asti ke rumah sakit sebelum bekerja. Awalnya dia berencana untuk tetap ambil cuti, hanya saja ada pertemuan penting dengan salah satu rekannya hari ini. Terpaksa Rizky mengurungkan niatnya menemani kami semua. Mbak Mira dan Bu Asti membawakan baju ganti kepada Mas Anton dan juga Pak Hadi. Tidak lupa makanan juga sudah disiapkan para istri dari rumah. Kami menikmati sarapan di ruang tunggu kecuali Pak Hadi yang memilih sarapan di dalam ruang rawat inap."Apakah semalam Stella sudah sadar, Mas?" Tanyaku pada Mas Anton. "Sudah, tetapi hanya sebentar saja setelah itu kembali tertidur!" Sahut Mas Anton. Pasti Pak Hadi merasa terpukul melihat kondisi anaknya saat ini."Semalam Stella bahkan menangis dan meminta maaf kepada ayahnya!" Berita ini benar-benar cukup membahagiakan. Apalagi Stella meminta maaf kepada Ayahnya. Selama ini jarak Stella dengan Pak Hadi cukup jauh. Itulah sebabnya Stella sering membanta

  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 46. Pengangkatan Rahim

    Keesokan harinya, Rizky sudah kembali bekerja di salah satu restoran miliknya. Sedangkan aku, menikmati kegiatanku membuat asinan sebagai kesibukanku di rumah. Rencana nanti sore, aku dan Rizky akan berkunjung ke warung Mbak Mira sekalian mengirim asinan buatanku.Sore sepulang kerja, aku dan Rizky berkunjung ke warung Mbak Mira. Kami menggunakan motor matic karena lokasi tidak terlalu jauh. Kedatangan kami disambut hangat oleh Mas Anton, Pak Hadi dan Mbak Mira. Aku melihat rumah mantan suamiku sudah terlihat bersih. Mungkin sudah laku oleh pembelinya."Pengantin baru, jalan-jalan pakai motor biar tambah romantis!" Celetuk Mas Anton membuatku malu."Kau selalu menggodaku, Bang!" Sahut Rizky sambil melempar kulit kacang ke arah Mas Anton. Mereka berdua sudah seperti kakak adik."Mbak, ini ada tiga puluh bungkus!" Aku meletakkan semua asinan milikku di lemari es yang ada di warung. "Siap, Arin!" Sahut Mbak Mira tengah sibuk mengaduk teh.Tiba-tiba terdengar suara ramai dari salah satu

  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 45. Mimpi Buruk

    Mas Anton menghampiri kami berdua dan mengajak Rizky mengibrol berdua. Entah apa yang mereka bicarakan karena terlihat sangat serius sekali. Aku mengalihkan rasa ingin tahuku dengan mengobrol bersama yang lain. Mbak Mira dan Bu Asti adalah keluarga di kota. Meski bukan berasal dari hubungan darah yang sama, tetapi dari dulu aku nyaman bersama mereka berdua."Sering-sering mampir ke warung, Rin. Andai sekomplek, pasti warung nanti akan ramai!" Celetuk Mbak Mira."Nanti Arin pasti akan sering main kesana, Kak jika memang lagi senggang!""Janji ya?" "InsyaAllah. Oh ya, Mbak. Arin masih boleh nitip asinan di warung Mbak Mira?" Teringat dulu pernah bikin usaha kecil-kecilan. Setidaknya aku punya penghasilan sendiri selain dari suamiku. Meski aku tahu nafkah dari suami sangatlah besar bagiku."Boleh dong! Apa Rizky mengijinkanmu usaha asinan lagi?" "Entahlah. Nanti Arin bicara dulu padanya. Kalau diijinkan ya alhamdulillah!" Aku tidak mau mengambil keputusan sepihak karena apapun harus ad

  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 44. Ketemu Pelakunya

    Aku memberanikan diri keluar dari dapur dan mencari keberadaan Ibu. Ruang keluarga terasa sangat sepi tidak ada seorangpun. Padahal biasanya ruang keluarga adalah ruangan yang paling ramai. Meski hanya sekedar menonton bola bersama. Aku mencari keberadaan orang-orang ke ruang tamu, namun ternyata tidak ada orang juga. Hingga akhirnya aku terpaksa ke toko, hanya saja harapanku nihil. Aku benar-benar sendirian di rumah. Rizky juga tidak ada di kamar. Aku duduk di ruang tamu dan melantunkan harapan untuk keselamatan seluruh keluargaku. ArghTerdengar suara erangan dari arah samping rumah. Ingin sekali aku berjalan ke sumber suara tersebut, namun aku tidak cukup berani untuk melakukannya.HahahahahTerdengar tawa keras usai suara erangan. Tanganku bergetar hebat ketika salah satu kursi bergerak sendiri. Ingin berteriak namun tidak bisa. Tubuhku seperti sudah terkunci untuk menyaksikan kejadian di luar nalar.Lagi-lagi aku mendengar suara teriakan dan rapalan surah untuk ruqyah. Aku penas

  • Ketika Usahaku Dibongkar Ibu Mertuaku   Bab 43. Sah

    Mungkin ini keputusan yang tidak masuk akal. Karena teror, akhirnya pernikahanku dimajukan dari rencana awalnya. Bapak meraih ponsel miliknya dan menghubungi Rizky. Aku mendengar Bapak menjelaskan semua yang terjadi padaku termasuk teror lagi. Bapak juga memberitahu Rizky jika ada sosok lelaki yang datang setelah dirinya pergi. Ah, aku tahu Bapak mungkin tidak sanggup jika putri kecilnya akan mendapatkan teror lebih banyak lagi sehingga memutuskan untuk menikahkan dan nantinya aku bisa pergi dari kampung ini mengikuti suamiku.Dan singkat cerita, akhirnya pernikahanku dilanjutkan satu minggu lebih cepat dari rencana sebelumnya dan hari ini ini pernikahanku digelar. Meski hanya sebatas akad nikah saja tetapi aku sudah cukup bahagia. Bang Akhwan juga turut hadir menjadi saksi dalam pernikahan keduaku.Dalam proses akad ini, aku sengaja hanya menggunakan riasan sederhana saja. Salah satu jasa rias pengantin membantu merias wajahku supaya lebih cantik. Jujur saja, meski ini pernikahan ked

DMCA.com Protection Status