Home / Romansa / Ketika Suami Mulai Bosan / Tidak akan Pernah Terganti

Share

Tidak akan Pernah Terganti

Author: ERIA YURIKA
last update Last Updated: 2022-01-29 19:25:21

“Memangnya kenapa kalau aku pergi? Bukannya abang punya istri baru yang lebih muda dariku?”

“Kamu enggak akan pernah terganti Nisa, sampai kapan pun.” Kami terus berjalan menerobos hujan tapi tiba-tiba Nisa malah menghentikan langkahnya, mau tak mau aku juga ikut berhenti.

Dia tersenyum, tampak ada ketulusan di sana.

“Dengan Abang menikah lagi maka secara otomatis posisiku tergantikan.”

“Tidak begitu Nisa.” Kugenggam tangan Nisa, mencoba membuatnya mengerti maksud dari ucapanku sebenarnya.

“Udahlah lupakan aja, kita nikmati aja pernikahan monogami ini yang hanya tinggal beberapa hari lagi.”

“Dari kemarin kamu selalu bilang beberapa hari, seolah kamu mau pergi jauh terus ga balik lagi, kenapa?”

“Maksud Abang aku bakal melarikan diri gitu?”

“Ya, jadi benar kan kamu mau pergi dari Abang?”

“Enggak, tenang aja.” Nisa ke

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Maafkan Aku, Nisa!

    Aku mulai menggantikan bajunya pelan-pelan, meski dia sedikit terganggu aku terus memakaikan pakaiannya, dia tak boleh kedinginan seperti ini. Setelah selesai, aku beranjak pergi ke kamar untuk mengambilkan selimut. Kalau aku saja begitu kedinginan apa lagi Nisa. Tapi begitu aku ingin menyelimutinya ternyata Nisa malah terbangun. “Tidurlah lagi, Sa.” “Nanti aja.” “Bagaimana udah enakkan?” “Hm, makasih ya.” Kuusap pucuk kepalanya pelan-pelan. “Sa, boleh Abang tanya sesuatu?” “Tanyalah Bang.” “Bagaimana hasil check up tadi? Sebenernya kamu ini kenapa, obat yang kemarin itu? Bukan obat yang diresepkan pas melahirkan Khalid, kan?” “Sejak kapan Abang jadi peduli begini.” “Abang kan suamimu.” “Memangnya abang lupa, waktu melahirkan Khalid ada pendarahan di rahimku, maka dari itu proses penyembuhannya butuh waktu yang lebih lama.” “Kenapa kamu enggak pernah bilang.” “Gak pernah bilang?” Nisa mal

    Last Updated : 2022-03-20
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Bangunlah!

    “Bagaimana Pak? kami memerlukan persetujuan Bapak untuk melakukan tindakan lebih lanjut?”“Apa risiko terburuknya setelah pengangkatan rahim dok?”“Istri Bapa tidak bisa mendapatkan keturunan lagi.”“Bukannya dokter bilang waktu istri saya melahirkan. Enggak perlu sampai melakukan operasi pengangkatan rahim, lalu kenapa sekarang malah melakukannya?”“Istri Bapak beruntung waktu melahirkan dulu, pendarahannya bisa kami tangani dengan baik. Ini karena pasien rutin memeriksakan kandungannya sejak dini, jadi tak sampai melakukan tindakan pengangkatan rahim. Sebagian pasien plasenta akreta bahkan banyak yang langsung diangkat rahimnya setelah melahirkan.”“Apa penyebabnya, kenapa bisa pendarahan lagi?”“Biasanya setelah melahirkan pasien tidak di sarankan melakukan aktivitas yang berat dan ....” Dokter itu malah menjeda ucapannya, dia malah menatap wajahku seperti

    Last Updated : 2022-03-20
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Mati Kutu

    “Baiklah, saya akan tanda tangani dokumen persetujuannya.”“Terima kasih atas kerja samanya, untuk selanjutnya Bapa bisa mengurus biayanya ke bagian administrasi.”“Kapan operasinya dilakukan?”“Kami jadwalkan besok , sambil menunggu sampai kondisi pasien stabil.”“Oke, terima kasih Dok.” Kujabat

    Last Updated : 2022-03-20
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Dikerjain

    kuberanikan diri menengok ke belakang, tepat ke arah sumber suara. Benar dugaanku. Itu suara kaka iparku yang pertama. Irvan namanya seorang perwira TNI, dan di belakangnya di ikuti 3 orang adiknya yang lain, bersama istri-istri mereka. Hanya Irvan yang sendirian tanpa di temani anak istrinya. Dia tersenyum sinis padaku, membuat nyaliku menciut seketika yang benar saja satu lawan empat siapa yang bisa menang, aku bukan anak pemilik padepokan yang punya ilmu kanuragan, yang sekali wush langsung mental semuanya. “Jadi ini bini muda lo Wan? kenalin ke gue dong.” ledeknya, kulihat Santi terlihat bingung, tapi syukurlah dia tak banyak bicara memilih diam saja, setidaknya itu tak menambah masalah bagiku. “Siapa sih Bang dia, baru dateng kok gayanya songong banget,” celetuk Santi. Ya Tuhan mati sudahlah aku, tak sadarkah dengan apa yang telah dia ucapkan. Kutepuk pinggangnya, memberikan kode agar dia mau diam sebentar saja. “Jadi ini yang mau gantiin a

    Last Updated : 2022-03-20
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Ampun

    “Abang enggak apa-apa ‘kan?” suara Santi, tiba-tiba saja terdengar semakin dekat, dia menepuk pundakku bukannya langsung membantuku bangun, dia malah berdiri tegap. “Bantu saya berdiri!” Santi pun segera mengulurkan tangannya. “Ya ampun mereka kok tega banget sama Abang. Pasti Mbak Nisa deh yang nyuruh. Sudah ceraiin aja istri kayak gitu.” Santi dengan sigap membantu memapahku . “Diam kamu!” “Kok Abang marah sih, dibelain juga.” “Berisik!” “Ih.” Dia malah melepas genggamannya di pundakku, hampir saja terjatuh. Gadis ini kasar sekali. Tidak bisakah lembut sedikit saja. Aku sudah babak belur begini dia masih saja mengedepankan emosi dan cemburu, kalau aku tak kesakitan sudah kutinggalkan dia sendiri di sini. Biar saja di makan penghuni rumah kosong di pinggir lapangan itu. Sayangnya untuk berjalan saja aku kepayahan. Perutku rasanya mual sekali. Akh

    Last Updated : 2022-03-20
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Aku Sudah Biasa Sendiri

    “Ya sudah bangun! Nisa nyariin lu!”“Nisa udah sadar, Bang?”“Udah, operasinya lancar, sekarang dia udah ga punya rahim lagi. Semua gara-gara lu!”“Maaf Bang, saya memang salah.”“Kalau bukan karena Nisa. Ogah gue nyari sampai sini.”“Bagaimana keadaan Nisa sekarang, dia sudah baik-baik saja ‘kan?”“Mana ada yang baik-baik saja. Otak lu taro di mana? Orang abis operasi, lu pikir Nisa wonder woman?” Bang Raka lagi-lagi mengeraskan nada bicaranya. Aku segera bangkit dari tempatku, sayangnya baru berjala beberapa langkah. Rasanya sudah tak sanggup lagi.“Kenapa lu?” Bang Raka menghentikan jalannya karena mendengar aku yang terjatuh. Sial kenapa aku lemas sekali, bunyi perutku malah terdengar sampai ke luar.&ldq

    Last Updated : 2022-03-20
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Penolakkan

    Air mata Nisa mulai menetes.“Transfer saja ke rekening pribadiku, Bang.” Nisa melepaskan genggaman tanganku, kemudian membalikkan badan memunggungiku. Kudengar dia sedikit terisak, aku memang selalu begitu setiap kali dia meminta diantar check up atau anak-anakku sakit.“Pergi sendiri kan bisa, nanti bianyanya aaku transfer ke renkeningmu, aku sibuk!” kalimat itu yang selalu aku ucapkan.Sungguh aku benar-benar menyesal melakukannya, karena sikap cuekku aku kehilangan kesempatan untuk memiliki keturunan lagi, dan yang lebih buruk lagi, aku telah membuat wanita yang menemaniku mengarungi bahtera rumah tangga selama 15 tahun terakhir kehilangan hal yang paling berharga. Aku telah merusak rahimnya.“Ini semua salahku, jadi izinkan aku merawatmu sekali ini saja. Abang mohon.”“Pergi Bang, ada banyak orang di sini. Tenang saja kami s

    Last Updated : 2022-03-20
  • Ketika Suami Mulai Bosan   Ada yang Cemburu

    “Jadi Abang mau belikan aku perhiasan?”“Enggak.”“Loh terus ngapain di sini?”“Cuma lihat-lihat.”“Abang bohong pasti mau ngasih aku kejutan ‘kan, aku ga suka kejutan biar aku pilih sendiri aja Bang.”“Siapa yang mau membelikanmu perhiasan?”“Ya Abang lah, ini Bang aku suka yang ini.”“Ini Pak, barangnya.” Penjaga toko malah menyerahkan paper bag padaku.“Itu apa, Bang?”“Ini hadiah buat sepupuku yang mau menikah.”“Boleh aku lihat?”“Enggak.” Aku menjauhkan paper bag itu dari jangkauan Santi, menyembunyikannya di balik badanku. Tapi Santi tak mau menyerah dia malah berusaha mengambilnya dariku.

    Last Updated : 2022-03-20

Latest chapter

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Tak Ada Cinta yang Sempurna

    “Aku kan udah bilang Abang gak perlu lakuin ini! Kenapa Abang malah nekat? Sekarang aku sama siapa? Aku bener-bener sendirian.”Samar-samar kudengar suara perempuan terus mengoceh. Sepertinya letaknya tak jauh, tetapi karena telingaku yang sedikit berdengung jadi membuyarkan segalanya. Benarkah kamu takut kehilanganku, Sa? Sebagai apa, papahnya anak-anak atau suamimu? Aku masih berusaha membuka mata yang asih terasa berat sedang wanita di sampingku masih saja terus menangisi diriku, ah dia pikir aku selemah itu, hanya donor darah saja akan membuatku kehilangan nyawa.Rendah sekali penilaianmu padaku Nisa!“Abang jahat tahu gak, di saat aku benar-benar ingin...hiks hiks hiks.”Akhirnya aku berhasil membuka mataku pelan-pelan, bisa kulihat dengan jelas kalau wanita itu benar-benar Nisa, dia tengah duduk di sampingku sembari menunduk ke dekat lenganku.Kuusap pucuk kepalanya den

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Cuma ini yang Bisa Kulakukan

    Baru saja kaki ini melangkah beberapa kali, tiba-tiba sosok laki-laki dengan perawakan tinggi datang mendekat ke arah Nisa, dari kejauhan bisa kulihat laki-laki itu seolah tengah memberi kekuatan pada Nisa. Entah apa yang mereka bicarakan terlalu sakit untuk mendekat bahkan jika itu hanya satu langkah.Kau tak butuh aku kah Nisa? Jika memang kamu bahagia bersama dia, aku ikhlas!“Bang Irwan, tunggu!” Baru saja kuputar tubuh ini untuk kembali ke mobil. Suara perempuan yang amat akrab di telinga, malah berteriak memanggilku. Gegas kuputar kembali badanku menghadap ke arah sumber suara.“Abang!” Kenapa, ada apa sebenarnya mata Nisa mengembun, lalu tak lama dia malah berlari ke arahku.“NISA!” Hampir saja dia tertabrak motor yang melintas dengan cepat.Bukannya segera menghindar Nisa malah tetap berdiri mematung di tengah jalan. Dia ini kenapa, raut wajahnya kenapa begitu frustasi? Bahunya bahkan sampai naik turun. Pengend

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Asalkan Kamu Baik-baik Saja

    Sejenak kami menikmati saat kedua mata itu saling menatap. Kami sama-sama rindu, tetapi kenapa rasanya sulit sekali bersatu. Aku tahu bukankah kamu juga rindu Sa, dari sorot mata aku bisa tahu ada kerinduaan yang mendalam.Kenapa malah memilih jalan yang sulit, kalau kita bisa kembali? Masih ada waktu sebelum sidang keputusan itu di gelar seminggu lagi.“Masih ada waktu Sa, pikirikan semuanya baik-baik! Datang ke persidangan sekali saja, aku pamit. Jaga kesehatan ya!” ucapku.“Boleh kucium keningmu sekali Sa ....”“Enggak, berhenti jadi orang yang enggak tahu diri!”“Kenapa memangnya? Aku bakal lakuin apa pun selagi itu bisa membuatmu kembali.”“Anda pikir saya akan luluh dengan semua perlakuan anda, enggak semudah itu.”“Mudah, selama masih ada cinta di hatimu, aku gak akan menyerah.”“Terserah, hiduplah semau Anda!”Nisa pun pergi meneruskan langkahnya yang sempat t

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Andai Saja Dapat Memutar Waktu

    “Bangun!” Suara lembut Nisa membangunkan tidurku, bisa-bisanya aku tidur di sini“Anda mau bangun atau mau saya panggilkan satpam?”“Astaghfirrullah Sa, kamu kok jadi kejam begini?”“Kenapa memangnya? Ini rumah saya, saya berhak menentukan siapa yang boleh masuk,” ucapnya.Aku tahu Sa, kamu hanya sedang berpura-pura kejam. Lihatlah dirimu! Kau bahkan tak berani menatap wajahku, kalau memang benar-benar membenci harusnya kau melihat ke arah mataku memandang, agar aku tahu dengan jelas kalau kamu tengah menantang. Kalau begini, kamu hanya membuatku gemas saja Nisa. Kamu tak cocok berperan jadi wanita jahat.“Kenapa Anda tersenyum?”“Kamu lebih cocok akting jadi bidadari." Dia sedikit mendecak, lalu tak lama mengerlingkan matanya malas, tangannya kini mulai bergerak membuka gembok.“Mau ke mana?” tanyaku.“Macul!”“Hahhaha." Dari sekian banyak kata kenapa juga dia harus

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Aku cuma Mau Kita Pisah

    Kata-katanya itu, yang dia ucapkan barusan kenapa begitu menusuk, kalau kamu bisa mempercayaiku sedalam itu lalu kenapa kamu malah jatuh cinta lagi pada wanita lain.“Benar kan kamu yang menyuruhnya ke sini!”Ah perasaan ini kenapa juga mataku tiba-tiba menghangat, kubanting daun pintu dengan keras, menutupnya tanpa peduli dia masih berdiri di luar sana.Tapi tangan Bang Irwan secepat kilat menahan agar pintu itu tak cepat tertutup.“Pergi saya bilang! Anda gak mengerti bahasa manusia! Kalau saya bilang pergi ya pergi!”“Saya akan pergi, kalau kamu berhenti berpura-pura, untuk apa merendahkan dirimu demi membuatku cemburu Nisa?”“Iti hakku! Anda tidak punya hak mengatur hidup saya!”“Cukup Nisa!” Bang Irwan menarik tubuh ini, menenggelamkan pada dada bidang miliknya.“Mau sampai kapan

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Sarapan

    Luka ini belum pulih seutuhnya, tapi kamu malah hadir membawa belati, menusuknya semakin dalam, mengoyak hingga perih kembali mendera.~~Aku menyerah pada takdir, kalau hanya aku yang berjuang bagaimana bisa rumah yang tiang-tiangnya sudah rapuh di makan usia tetap kokoh berdiri. Apalagi yang kamu lakukan dengan sengaja merobohkan satu persatu tiang itu tanpa kenal ampun pada akhirnya rumah itu akan runtuh, tinggal menunggu waktu. Terlalu banyak kata maaf yang terucap. Sejenak biarkan aku menyendiri, merenungi nasib diri yang juga berhak bahagia. Tak ada pernikahan yang sempurna, akan datang masa di mana kesakitan menyelimuti hari. Memang menyesakkan, tetapi selagi raga mampu di gerakkan maka kehidupan akan terus berjalan.Aku pernah meyakini, ini hanya tentang ujian, bukan akhir sebuah ikatan suci. Sekali lagi, pasti bisa di perbaiki tentu saja harus bisa di kembalikan seperti semula. Kuulangi kalimat itu setiap hari, jam , hingga waktu

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Perjuangan Belum Berakhir

    “Mana ada Sa, sampai mati pun kamu akan tetap jadi istriku.”Begitu mendengarnya Nisa malah duduk di trotoar menghadap pada tanah lapang yang ditumbuhi semak belukar, hujan yang terus mengguyur kotaku akhir-akhir ini, membuat tanaman-tanaman liar ini tumbuh lebih cepat, padahal biasanya di musim kemarau tempat ini begitu gersang.“Aku udah gak mau, terlalu sakit Bang, buat hidup sama-sama lagi kayak dulu.” Nisa membuka suara lagi, netranya mulai mengembun.“Percaya sama Abang Sa, kali ini Abang janji gak akan pernah lagi nemuin Santi, apa pun alasannya,”“Terus yang di rumah sakit itu apa? Abang bilang mau melupakan Santi, tapi kenyataannya? Di saat aku percaya kalau Abang udah berubah, malah Abang....”Nisa terlihat menghirup nafas sejenak, lalu bibirnya sedikit bergertar, seolah yang dia katakan sangat menyakitkan.“Malah apa?&

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Tak akan Ada Pisah

    Aku ingin menebus semua kesalahanku padamu Sa, dulu memang kita hampir tak pernah sejalan, masih teringat dengan jelas saat kamu sering kali mengalah mengikuti kemauanku meski itu bertentangan dengan dirimu, seperti saat kamu tak ingin menunda kehamilan dengan mengikuti program keluaganya berencana, kamu menurut saja saat kubilang aku tak ingin punya anak dulu sebelum kehidupan kita membaik.Tuhan ternyata mendengar doaku, Dia mengabulkannya 11 tahun penantian, setelah kami punya segalanya, Tuhan baru berkenan menitipkan amanahnya pada kami, Raina dan Reina. Ucapan itu mampu menjadi penentu takdir kehidupan, di masa depan.~~“Gak akan ada kata pisah di antara kita Sa,” ucapku.Nisa tak menjawab, hanya menatapku datar tanpa ekspresi.“Ayo bangun kita salat subuh, abis itu lari pagi!” Kutarik lengannya agar dia segera bangkit dari tempat tidur.“Lari pagi? Enggak ah Abang aja.&

  • Ketika Suami Mulai Bosan   Tak Sejalan

    Aku sengaja berdehem, hingga membuatnya sedikit gelagapan, mungkin terkejut dengan kehadiranku yang tiba-tiba.“Abang sejak kapan di sini? Maaf ya Adek gak denger Abang masuk ini, sebentar ya.” Nisa langsung bangkit dari tempatnya mengambil tas kerjaku meletakkannya di ruang kerjaku.Penasaran dengan apa yang membuat Nisa sefokus itu, kubuka laptopnya, rupanya di sedang menulis sesuatu, seperti sebuah cerita, tapi rasanya ini bukan sebuah diari lebih seperti novel romans, dia menulis kah?“Abang kopinya?” Secangkir kopi panas dia suguhkan di atas meja ruang tamu tepat di hadapanku.“Kamu nulis apa? Novel?”“Ya Bang, iseng aja, Abang baca ya? Aku jadi malu.” Nisa malah salah tingkah, dia benar-benar terlihat malu, sedang aku hanya tersenyum kecut menatap datar wajahnya yang malu-malu.“Kenapa? Abang gak suka?”

DMCA.com Protection Status