Share

Selesaikan Urusan Kalian

Penulis: Jannah Zein
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 91

Selesaikan Urusan Kalian

Tepat pukul 08.00 pagi akhirnya ustadz Zaki dan istrinya pamit. Kami mengantar sepasang suami istri itu ke bandara, karena kebetulan sekalian akan menjemput ummi Saudah yang rencananya pagi ini pun akan datang.

Sebenarnya aku enggan ikut, tetapi mas Ibra yang memaksa. Pria itu mengatakan bahwa aku harus tetap di sisinya untuk menunjukkan kepada ummi Saudah jika kami adalah pasangan yang harmonis.

Bagaimanapun, seorang ibu pasti akan memihak kepada putrinya walau salah sekalipun. Sebab bisa jadi nanti Fahda akan bercerita macam-macam, apalagi sebelumnya Fahda menimpakan semua yang telah terjadi padanya itu akibat dari pernikahan kami.

Sampai detik ini, Fahda tetap menganggapku sebagai perebut calon suaminya dan mas Ibra dianggap harus ikut bertanggung jawab, meskipun tentang apa yang sudah terjadi kepada gadis itu, tidak ada sangkut pautnya dengan mas Ibra.

Pemikiran yang aneh, benar-benar aneh. Katanya putri bangsawan, tapi perilakunya sama sekali ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Melacak Jejak Seruni

    Bab 92Melacak Jejak SeruniAku mengikuti langkah lebar mas Ibra selayaknya asisten pribadi, padahal di samping kami ada Evan yang ternyata malah terlambat sampai ke lokasi, meski durasi keterlambatannya hanya lima menit.Ketika Mas Ibra memberikan pengarahan kepada orang-orang bertopi khas pekerja lapangan itu, aku memilih melipir ke sebuah pohon yang cukup besar. Berdiri di bawah pohon membuatku merasa nyaman. Angin sepoi-sepoi menerbangkan ujung jilbabku. Aku memejamkan mata, meresapi rasa damai yang seketika menyergap."Kamu pasti ingin tahu di mana Seruni sekarang, bukan?" Suara bariton itu tiba-tiba saja membuatku menoleh ke belakang dan pria itu tersenyum, lantas menghampiriku yang malah mundur satu langkah, efek rasa kaget dengan kehadirannya."Mas Gilang? Mas Gilang kenal dengan Seruni?" Aku mengerutkan kening. Ini sebuah kejutan. Apakah mas Gilang punya hubungan dengan Seruni? Atau jangan-jangan.... Pikiranku sudah bertualang ke mana-mana mengingat track rekor mantan suamik

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Gadis Yang Malang

    Bab 93Tanpa berpikir panjang lagi Mas Yanto segera mengangkat tubuh itu dan membawanya ke mobil. Seorang pengawalku langsung mengambil alih kemudi dan tancap gas menuju rumah sakit terdekat.Seruni. Ya Tuhan, apa yang terjadi pada gadis itu? Kenapa pergelangannya berdarah? Apakah dia sengaja melukai urat nadinya sendiri, sengaja mau bunuh diri?Untung saja jalanan tidak macet sehingga kami bisa segera sampai ke rumah sakit terdekat. Lagi-lagi mas Yanto berlari dan seorang petugas medis menyambut dengan brankar dan akhirnya masuk ke ruang IGD. Sementara Mas Yanto segera berlari menuju toilet untuk membersihkan darah yang menempel di tangan dan juga mengotori pakaiannya.Sementara seorang pengawal bergegas menyusul ke toilet dengan membawakan pakaian ganti untuk mas Yanto.Beruntung di mobil kami selalu tersedia pakaian ganti untuk pria itu, karena memang setiap saat dia harus berganti pakaian. Jika situasi dan kondisi memang memerlukan, dia harus selalu siap untuk mengganti pakaiannya

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Gadis Yang Malang (2)

    Bab 94Gadis Yang Malang (2)Seruni kembali bungkam. Bungkam seribu bahasa. Lagi-lagi aku tidak bisa memaksanya untuk buka mulut, khawatir akan dampak psikologis karena kurasa gadis ini memang benar-benar berada di bawah ancaman. Entah siapa yang sudah mengancamnya. Namun aku harus memastikan gadis ini berada di bawah pengawasan. Takutnya jika ada orang yang kembali menyakitinya atau ia mengulang perbuatan yang mengancam nyawanya itu. Jiwa Seruni masih terguncang. Terlihat jelas dari sorot matanya yang kosong, bahkan tatkala kami sedang bersitatap."Ya sudah, kalau kamu nggak mau bilang siapa orangnya. Tapi saya mohon kamu nggak mengulangi perbuatan bodoh itu lagi ya. Jika kamu memang sudah putus asa dengan hidupmu, setidaknya ada satu nyawa dalam rahimmu yang harus kamu pertahankan." Kepala itu mengangguk lemah."Iya, Bu. Saya minta maaf sudah merepotkan Ibu."Tanganku terulur membelai rambut gadis itu, menyingkirkan anak-anak rambut yang menutupi dahinya."Saya tidak pernah merasa

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Pergi Lagi

    Bab 95 Pergi Lagi Berhubung Mas Ibra sudah datang, untuk sementara aku kesampingkan dulu urusanku. Ponsel sengaja aku matikan dan kini aku tengah menyiapkan baju ganti untuk mas Ibra, sementara pria itu berada di kamar mandi.Selesai menyiapkan baju ganti, aku pun keluar kamar, lalu menuju dapur. Pria itu biasa minum teh dengan ditemani beberapa potong kue, entah itu black forest, brownies, bolu, atau jajanan pasar lainnya. Hanya saja untuk jajanan pasar, agak sulit karena aku tidak bisa pergi ke pasar tradisional. Aku biasanya akan menitip kue-kue jajan pasar apabila bik Jum yang belanja ke pasar tradisional. Sementara itu, untuk belanja bulanan tetap menjadi rutinitasku."Tehnya sudah siap, Mas. Mari kita ke meja makan." ajakku. Ketika aku kembali ke kamar, ternyata Mas Ibra sudah selesai berpakaian. Dia mengenakan celana 3/4 dengan kaos berlengan pendek."Terima kasih, Sayang." Pria itu mengelus perutku, lalu membungkukkan badan dan mengecup perutku sampai aku merasa kegelian.Kam

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Betapa Bodohnya Aku

    Bab 96Betapa Bodohnya Aku Tidak ada dinner romantis, apalagi acara cium pipi kiri kanan. Ibra tetap mengingat statusnya sebagai pria beristri dan pikirannya masih berjalan dengan baik, lagi pula perempuan yang ia angkat sebagai CEO Almeera Travel itu jelas bukan tipenya.Melihat penampilannya saja sudah menunjukkan kelas perempuan bernama Airismetria Tiffani itu yang sebenarnya. Tria lama tinggal di luar negeri dan usianya pun sudah cukup matang. Statusnya boleh saja masih lajang, tapi bukan berarti perempuan itu masih gadis. Ibra yakin, pergaulan Tria di luar negeri tidak lagi menganut budaya ketimuran yang masih menjunjung tinggi nilai kesucian seorang wanita.Apa yang bisa diharapkan dari seorang perempuan yang belum pernah menikah, tapi sudah tidak perawan?Masih mending jika hanya satu pria. Bagaimana jika ternyata sudah banyak pria yang pernah mencicipi tubuh molek itu?Ibra tidak mendewa-dewakan soal keperawanan, karena dia pun juga menikahi seorang janda beranak satu. Dia ha

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Apakah Mas Sedang Bermain Sinetron?

    Bab 97Apakah Mas Sedang Bermain Sinetron?"Cerita sama Mas. Apa yang sedang kamu rasakan?" Pria itu menangkap pipiku yang basah. Dia menatapku. Sorot matanya sangat teduh, meski raut lelah itu tak bisa ia sembunyikan dari wajahnya.Sorot mata yang mampu membuaiku dalam sekejap."Mas, kalau memang sudah tidak menyukaiku, aku rela untuk Mas lepaskan," lirihku. Kuberanikan diri ini untuk berbicara walaupun dengan resiko ia akan memarahiku."Apa maksudmu?" Kali ini kilat di matanya terlihat jelas. Dia sangat terkejut."Aku hanya bilang seperti itu, Mas. Kalau Mas memang sudah tidak menyukaiku, aku rela untuk Mas lepaskan. Tapi tolong jangan bermain api di belakangku. Aku tidak rela.....""Bermain api di belakangmu? Apa maksudmu? Mas nggak ngerti, Sayang.""Apa yang sudah Mas lakukan di belakangku? Mas memberikan setangkai bunga untuk perempuan itu, bukan?"Mas Ibra sontak terdiam. Dahinya berkerut tanda memikirkan sesuatu."Kamu memata-matai suamimu ini rupanya," ujarnya."Maaf," cicitku

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Kemarahan Andri

    Bab 98Kemarahan Andri"Orang itu tidak pernah datang kembali kemari, Bu," ucap Seruni, lagi-lagi ia mengembangkan senyumnya."Benarkah?" Di dalam hati aku merasa lega. Setidaknya pria yang pernah menyakiti Seruni tidak membuat masalah lagi, walaupun sampai sekarang aku tidak tahu siapa pria itu."Iya, Bu. Padahal dia sudah mengancamku akan kembali kemari dan melecehkanku," sahut Seruni."Mungkin dia sudah berubah pikiran, lagi pula kamu kan sedang hamil, jadi dia memilih membiarkanmu saja," ujarku sekenanya. Sengaja kujawab sekenanya, demi melihat tanggapan gadis itu.Namun gadis itu menggeleng. "Tidak, Bu. Sebenarnya ada sebuah kekuatan yang menekannya, sehingga dia tidak lagi kembali kemari.""Maksudmu?" Hmm... gadis ini rupanya mulai bermain teka-teki. Aku duduk menghadap Seruni, menatap lekat gadis itu. Sejak dinyatakan sembuh, gadis ini mulai menjalani hidupnya dengan lebih baik. Wajahnya yang nampak bersinar memancarkan aura positif. Wajah dan tubuhnya pun terlihat lebih ter

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Kedatangan Zayn

    Bab 99Kedatangan Zayn Tria begitu yakin dengan pendiriannya, sebab selama ia tinggal di luar negeri belum pernah ada seorang pun lelaki yang menolak bercinta dengannya. Dia tidak perlu menggunakan pakaian seksi, apalagi sampai telanjang di hadapan lelaki, cukup melemparkan senyum dan kerling manja, para lelaki akan bertekuk lutut kepadanya. Dia punya modal wajah yang cantik, tubuh yang seksi dan juga cerdas. Dia pernah menjabat sebagai CEO di salah satu perusahaan perjalanan, meski jabatan itu ia dapat dari hasil merayu seorang pemilik perusahaan. Namun dengan kecerdasannya, Tria bisa membuat perusahaan itu maju pesat, sebelum akhirnya sang kakak memanggilnya untuk sebuah misi tertentu, yaitu menghancurkan sebuah perusahaan yang baru saja berkembang, Almeera Travel. Andri memanfaatkan momen kekosongan pimpinan di Almeera Travel, semenjak sang pemilik dinyatakan hamil. "Kayla." Tria mengeja nama itu. Dia menggigit bibirnya, tetapi hanya sebentar. Kayla adalah wanita yang berpakaian

Bab terbaru

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Kejutan 2

    Bab 146 "Kejutan apa itu, Mbak?" Benakku langsung membayangkan suasana di apartemen. Mungkin lantaran merasa rindu dengan kami, asisten rumah tangga kami ini berinisiatif mengadakan pesta penyambutan kecil-kecilan dengan memasak masakan kesukaan kami. "Rahasia dong! Kalau saya bilang, berarti bukan kejutan lagi dong!" Perempuan itu tersenyum jahil dan aku tak lagi berniat untuk mendesak. Toh, sebentar lagi kami akan sampai dan aku akan segera tahu apa yang disiapkan oleh asisten rumah tangga kami ini. Mobil perlahan memasuki basement dan akhirnya berhenti. Aku dan mas Ibra keluar dari mobil dan berjalan menuju lift menuju lantai unitku berada. "Tara... kejutan!' seru mbak Ranti setelah ia menekan tombol password di pintu apartemenku. "Mas Gilang, Gita!" Aku sangat kaget, dan refleks menatap mbak Ranti dan bik Jum bergantian. Namun, kedua asisten rumah tanggaku itu malah tersenyum, bahkan ketika aku menatap mas Yanto, pria bertubuh kekar itu juga tersenyum. Ada apa ini? Aku menat

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Tetap Bersyukur

    Bab 145Aku membiarkan Kania digendong oleh Rihanna. Menyaksikan binar matanya yang nampak begitu menyayangi putriku, aku tidak tega untuk mengambilnya. Akhirnya aku memilih mengayunkan kaki menuju kamarku.Biarkan saja Kania bersama dengan Rihanna. Jika putri kecilku haus, Rihanna pasti akan segera mengantarnya kepadaku."Ada sedikit masalah di dalam rahimnya, makanya sampai sekarang Rihanna belum punya anak, padahal kami semua sangat menginginkan keturunan yang berasal dari rahim adikku," ujar mas Ibra ketika aku tanya. "Kalau menang Rihanna ingin bersama dengan Kania selama ia berada di sini, biarkan saja. Rihanna itu sepertinya sosok yang keibuan dan penyayang anak-anak, hanya saja kebetulan memang belum rezeki." "Terima kasih atas pengertiannya, Sayang. Kita berdoa saja semoga disegerakan punya keponakan baru." Pria itu mengecup pelipisku berkali-kali, lalu membimbingku menuju tempat tidur.Ruangan ini sungguh luas. Kamar hotel tipe presiden suite saja masih kalah mewah dengan

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Menantu Keluarga Salim Al-Maliki

    Bab 144Aku tidak bisa berbuat atau berbicara apapun lagi, selain menatap jalanan sembari memangku Kania. Sementara mas Ibra memangku Keisha. Kami memang tidak membawa baby sister dalam perjalanan kali ini untuk alasan kepraktisan, bahkan kami tidak membawa pengawal, kecuali pengawal yang dibawa oleh ummi Azizah dari Mekkah.Kesakitan yang ummi Azizah rasakan menular juga kepadaku, tetapi aku tidak berdaya, hanya mampu menatap suamiku yang dengan segera mengedipkan matanya. Setelah mobil sampai di bandara, kami pun segera berpindah ke pesawat pribadi milik keluarga Salim Al-Maliki. Sudah lama pesawat pribadi itu ada. Sebelumnya, pesawat pribadi dimiliki hanya keluarga Al-Maliki secara umum, tetapi kini Abi Emir sudah membeli pesawat khusus untuk keluarga Salim Al-Maliki, sehingga sedikit demi sedikit mereka mulai melepaskan ketergantungan dengan keluarga itu dan juga Almeera Oil Company.Keterikatan ummi Azizah terhadap perusahaan minyak itu sebatas dia adalah pemegang satu persen sa

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Pengakuan Ummu Fathia

    Bab 143Perempuan tua itu menoleh. Dia mengurungkan niatnya untuk melangkah menuju pintu, tetapi berbalik menghampiri perempuan tua yang duduk santai di sebuah sofa di salah satu sudut ruangan.Ruang tamu khusus laki-laki ini memang sangat luas, memiliki beberapa sofa disusun dari ujung ke ujung, karena seringkali menerima tamu dengan jumlah yang banyak. "Sejak Abi meninggal dunia, aku merasa Ummu, Khaled, dan Waled berubah, kecuali Wafa," ucap ummi Azizah tanpa menuruti permintaan ibu tirinya untuk duduk kembali ke sofa di dekat perempuan tua itu duduk."Itu hanya perasaanmu saja, Azizah," balasnya."Tapi aku merasa dipermainkan di keluarga ini. Keluarga yang kupikir bisa memberikan secercah harapan, tapi ternyata hanya kepalsuan yang kudapatkan. Orang yang benar-benar menyayangiku hanya Abi, hanya syekh Ali yang benar-benar menyayangiku dengan tulus, dan juga adik kecilku, Wafa." Ummi Azizah menjeda ucapannya dengan sentakan nafasnya yang berat. "Namun kalian dengan begitu kejam

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Pengkhianat

    Bab 142Raut wajah pria itu seketika menegang. Tampak sekali ia tengah menahan emosinya. Namun kurasa ia tidak sedang memarahiku, karena kulihat mulutnya bergerak-gerak."Aku tidak tahu, Sayang. Tapi yang jelas, aku harus mengusut semua ini. Sayang sekali di ruangan kerjaku dan di ruangan pribadi itu tidak ada kamera CCTV. Mas juga tidak tahu bagaimana caranya Nona Barbara merekam adegan itu. Mas benar-benar tidak tahu karena Mas tengah tertidur.""Tapi... tunggu Mas!" Otakku segera mencerna kejanggalan yang terjadi, karena bagiku tidak ada alasan untuk tidak mempercayainya. Jika memang Mas Ibra bisa tertidur sampai seperti orang pingsan, apa jangan-jangan ada orang yang memasukkan obat tidur ke dalam minumannya?"Aku rasa ini sudah tidak wajar, Mas. Walaupun Mas sedang tidur, tapi kalau ada orang yang menggerayangi, biasanya Mas akan terbangun, seperti biasanya saat kita sedang bersama," ujarku mengingatkan. Pria itu tampak tercenung sejenak."Omonganmu masuk akal juga, Sayang." Pri

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Bukan Perselingkuhan

    Bab 141"Ya Tuhan!" Aku memekik, refleks jemariku menyentuh layar. Dan adegan demi adegan itu membuat perutku seketika mual. Tubuhku lemas dan akhirnya luruh ke lantai dan tanpa sadar menjatuhkan ponselku yang masih menyala layarnya."Kenapa kamu tega melakukan ini sama aku, Mas? Bahkan aku baru saja melahirkan anak kamu." Aku duduk sembari memeluk betisku. Tangisku pecah seketika.Siapa perempuan itu sebenarnya? Kenapa ia bisa bersama dengan mas Ibra di dalam satu ruangan, bahkan satu ranjang?Aku masih saja merapatkan wajahku dengan lutut, meski terdengar suara ketukan dibalik pintu sampai akhirnya pintu pun terbuka."Ibu kenapa? Ada apa?" Mbak Ranti terlihat kaget saat aku mengangkat wajahku yang bersimbah air mata."Papanya Kania selingkuh, Mbak," lirihku."Selingkuh?" Bibir wanita itu bergerak-gerak. Namun hanya kata selingkuh yang terucap dari bibirnya. Aku menubruk perempuan itu lalu memeluknya. Tangisku kembali pecah. Aku menangis dalam pelukan mbak Ranti. "Kenapa dia begitu

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Memulai Permainan

    Bab 140Ibra tidak menyadari jika dari balik pintu ruang kerjanya muncul sesosok tubuh yang tadi sempat pamit keluar.Sementara itu, pintu ruangan peristirahatannya pun terbuka."Dia sudah tak sadar, Ghazi?" tanya sesosok perempuan yang tepat berdiri di depan pintu ruangan peristirahatan Ibra."Aman, Nona. Dia tidak akan sadar selama beberapa jam dan Nona bisa melakukan apapun," jawab pria itu sembari menyeringai."Bagus. Kerjamu sungguh bagus. Bayaranmu akan segera kamu terima, berikut bonusnya.""Terima kasih, Nona. Sekarang apa yang bisa saya lakukan lagi?""Bawa pria itu ke tempat tidur. Setelah itu kamu boleh keluar. Jangan lupa kunci ruang kerjanya. Nanti jika semuanya sudah selesai, aku akan hubungi lagi. Tetaplah stand by di tempatmu," titah perempuan itu yang ternyata adalah Barbara.Perempuan itu tersenyum manakala menatap pria yang tengah digendong oleh Ghazi. Sebentar lagi rencananya akan terwujud. Ghazi merebahkan Ibra dengan hati-hati ke pembaringan, kemudian segera per

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Tuhan Maha Tahu

    Bab 139Meski penuturan sang paman tidak membuat Ibra terlalu terkejut, tetapi tak urung matanya tetap membulat sempurna. Dia bahkan refleks menjauhkan tubuhnya dari pria tua itu. Ibra berdiri, lalu pindah tempat duduk sehingga kini posisi mereka menjadi berhadapan."Dan Paman pikir aku menerima tawaran itu?" sinisnya."Paman pikir kamu hanya perlu menikahinya sebentar, setelah itu menceraikannya. Lagi pula dia hanya memintamu untuk menjadi suaminya sebentar saja. Pernikahan ini pun juga hanya akan dilaksanakan secara siri," bujuk pangeran Khaled. Dibenaknya tentu deretan angka-angka yang akan segera masuk ke perusahaan jika pernikahan ini benar-benar terjadi.Pria itu pun sebenarnya tidak ingin keponakannya menikahi wanita itu. Namun perusahaan mereka masih dalam kondisi terguncang. Tidak mudah mendapatkan investor kelas kakap seperti Tuan Wiliam.Apa salahnya jika menyuruh keponakannya untuk menikahi wanita itu? Toh, istrinya Ibra berada di Indonesia dan tidak akan tahu jika suaminy

  • Ketika Selingkuhan Suamiku Mengurus Bayiku    Syarat Dari Tuan Wiliam

    Bab 138Meski cukup banyak perempuan yang tidak memakai jilbab di kota metropolitan Arab Saudi ini, tetapi Ibra merasa cara berpakaian Barbara cukup berani, padahal dia hanya seorang tamu di negara ini.Meski kemungkinan perempuan ini non muslim, tapi seharusnya ia tahu diri dan mengerti situasi, mengingat ia berkunjung ke sebuah negara yang mayoritas penduduk wanitanya harus mengenakan pakaian tertutup.Namun, Ibra tidak menangkap itikad baik dari Barbara, justru perempuan itu bersikap seolah-olah restoran ini berada di negaranya yang menganut paham kebebasan. Lagi-lagi ia mengibaskan rambutnya, sehingga harum helaian itu terendus oleh Ibra dan membuat pria itu seketika menghembuskan nafas."Anda terlalu berlebihan, Nona. Saya hanya orang biasa. Kebetulan saja dua orang pria tua yang telah berbicara dengan ayah anda itu adalah adik dari ibu saya," sahut Ibra. Dia menurunkan tangannya dari meja, lalu menangkupkan telapak tangannya di pangkuannya."Tentu. Saya pun mengenal ibu anda yan

DMCA.com Protection Status