Share

Bab 45. Tertampar Kenyataan 3

Penulis: Nuri Art
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-02 08:59:37

Kuyakin, kalau tidur di atasnya tubuh akan terasa sakit. Rumah ini pun tak memiliki lantai keramik. Hanya tembok dari semen untuk alas kasur tipis tadi. Tanpa tikar, atau pun alas lain.

Seketika diriku ngilu membayangkannya. Bagaimana mereka bisa kuat tinggal di tempat yang seperti ini? Bahkan, dapat kubayangkan setiap malam tidur dengan kedinginan, apalagi diri ini yakin angin malam akan masuk dari celah-celah bilik yang bolong. Semakin membuat udara semakin menusuk.

Bagaimana, jika turun hujan dengan genting yang bocor? Dapatkah mereka bisa tidur dengan nyenyak? Bahkan, selimut pun tak ada yang hangat. Hanya tersedia kain jarik tipis yang telah pudar warnanya.

Aku meringis dalam hati. Tak kuat netra ini kembali berkaca-kaca.

Ya Allah, maafkan Laras yang selama ini tak pernah bersyukur dengan apa Engkau berikan. Pun, diriku langsung teringat dengan Mama.

Maafkan aku, Ma. Laras mungkin sering banyak mengeluh dan terlena dengan kesedihan karena pengkhianatan Ayah. Merasa diriku seora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 46. Kebimbangan Seorang Ibu

    “Memangnya ada apa, ya, Pak mengenai putri saya sampai-sampai Bapak menyuruh saya datang ke sini? Itu bukan sesuatu yang tak mengenakkan, kan, Pak?” tanyaku, tetapi dibalas helaan napas Pak Bimo yang tengah duduk di kursi seberangku.“Justru itu, Bu. Saya meminta ibu datang ke sini, karena ingin mengatakan sesuatu tentang Laras. Sudah tercatat tiga kali Laras bolos sekolah. Menurut temannya yang satu kelas, Laras sudah sampai di sekolah, tapi saat pelajaran dimulai, dia sudah tak ada. Satu kali juga, putri ibu pergi tanpa izin di jam belajar. Saya sangat menyayangkan dengan kejadian ini, Bu. Laras anak yang rajin dan pintar, tetapi akhir-akhir ini, dia berubah drastis. Apa ada sesuatu yang membuatnya menjadi seperti itu? Atau mungkin Laras sedang ada masalah?” tanya Pak Bimo hati-hati.Pria tambun berusia paruh baya tersebut, memang guru yang baik, pun perhatian terhadap para muridnya, terutama Laras yang menurut beliau menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolah ini. Namun, mend

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 47. Kebimbangan Seorang Ibu 2

    “Jangan coba untuk melempar batu sembunyi tangan, Mas. Kamu tak sadar? Menyalahkan orang lain untuk menutupi kesalahan dirimu sendiri,” hardikku.“Kamu sungguh-sungguh menyedihkan semenjak hidup bersama Sinta, Mas. Nuranimu seakan sudah hilang,” sindirku membuat wajah Mas Ezran memerah. Ia seperti ingin membantah, sampai suara pesan masuk terdengar di ponselnya.Mas Ezran melotot, seolah terkejut dengan informasi yang haru saja dia dapatkan. Dia bilang, ada seseorang yang mengirim foto Sinta dan Laras sedang berhadapan di depan gerbang sekolah. Kami bergegas datang ke lokasi dengan mobil masing-masing. Untunglah jarak dari rumah ke sekolah tak begitu jauh, hanya membutuhkan sekitar sepuluh menit saja untuk sampai di sana.Aku gelisah tak menentu sepanjang perjalanan. Merasa tak enak dan firasatku akan ada sesuatu yang terjadi antara Sinta dan Laras.Benar saja, begitu sampai aku disuguhi pemandangan yang begitu tak mengenakkan. Sinta sudah mengerang kesakitan dengan darah mengalir di

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 48. Lebih Baik Tanpamu, Mas!

    “Maaf, Ma. Maaf. Laras sudah salah. Laras menyesal sudah buat Mama sedih. Laras janji bakalan jadi anak yang baik lagi. Aku sayang banget sama Mama,” lontarnya sambil terus saja mengeratkan pelukannya di tubuhku.“Ada apa, Sayang?” **Laras semakin memeluk tubuhku dengan erat. Hampir setengah jam dia terus menangis tanpa menjawab pertanyaan dariku tadi. Maka dari itu, kuberikan putriku waktu sampai saat dirinya siap untuk bercerita.Kubelai surai miliknya yang hitam legam dengan lembut, sembari menyalurkan kasih sayang serta penyesalan dari lubuk hati yang terdalam. Setelah tangisnya mereda, Laras melonggarkan dekapan. Ia mendongak dengan mata yang memerah dan bengkak. Masih ada jejak-jejak tangis di wajah manisnya.“Ma ...,” akhirnya putriku kembali bersua meski masih dengan suara parau.“Ya, Sayang.”“Hmm ... La-laras mau bikin pengakuan sama Mama. Mungkin, ini semua terlambat. Mama pasti udah tahu dari Pak Bimo. Sebenarnya ... selama beberapa Minggu ini aku berkali-kali membolos d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 49. Lebih Baik Tanpamu 2

    “Aku ambil minum dulu buat Non Laras deh, Nya. Pasti Non Laras haus.” Kiki pamit ke dapur untuk menyiapkan minuman untuk Putriku.Kulihat, jari-jari Laras bertautan seolah sedang gugup. Seperti ada yang masih ingin dia ceritakan, tetapi aku tak tahu itu apa.“Ma. Maafin Laras juga. Ada lagi yang belum aku ceritakan sama Mama. Tapi, Mama jangan marah sama Laras, ya.” Aku mengerutkan alis tak mengerti, tetapi tak ayal membuatku merasa penasaran. Aku hanya mengangguk saja menunggu Laras bercerita.“Tadi pagi, aku sama Lea habis dari acara nikahan Ayah di rumah Tante Sinta,” terang putriku sambil dengan kepala yang tertunduk dan aku masih menyimak dalam diam. Sebenarnya, aku cukup terkejut dengan yang dia katakan. Untuk apa Laras ke acara pernikahan ayahnya? Bukankah putriku tak pernah suka dengan hubungan dua sejoli tersebut?“Maafin Laras, Ma. Tadi aku sama Lea udah bikin ulah di pernikahan Ayah sama Tante Sinta. Laras beli ular dan tikus dari seseorang, terus kami lepas saat menjelang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 50. Kemarahan Nana

    “Dari mana kamu tahu Kakak dan Abangmu sudah berpisah, Na?”“Itu enggak penting. Pokoknya Kak Rasti mesti jelasin kenapa kalian bisa bercerai? Aku kecewa. Mama sama Papa juga. Kalau saja Mama sedang tak dalam masa pengobatan, pasti mereka akan pulang dan menagih penjelasan sama kalian berdua, terutama Bang Ezran.”Aku mendesah berat, lalu berbalik dan berjalan ke arah tepi balkon tempat kami berada. Setelah cecaran Nana yang meminta penjelasan saat kita baru saja bertemu, kuajak dia ke atas balkon untuk mengobrol berdua saja agar bisa lebih leluasa.“Kakak enggak bisa jelasin banyak ke kamu, Na. Kakak juga tak tahu harus memulai ceritanya dari mana? Yang jelas, hubungan aku dan Abangmu sekarang sudah tak seperti dulu lagi. Ya, kami sudah berpisah. Ada hal kuat yang membuat Kakak memilih legowo untuk tak mempertahankan pernikahan ini lagi. Meski ... Laraslah yang menjadi korban keegoisan kami berdua sebagai orang tuanya,” paparku sambil memandang langit yang cukup berawan dan kulihat m

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 51. Kemarahan Nana 2

    Aku dan Nana memang memiliki kedekatan yang melebihi Kakak adik. Bahkan, Mas Ezran saja tak begitu akrab dengan saudara perempuannya tersebut. Pun, mantan mertua. Mereka menyayangiku seperti sayangnya kepada putri sendiri. Kelakuan Mas Ezran yang sering berbuat ulah di masa muda, membuat orang tuanya sempat tak ingin mengakui mantan suamiku itu sebagai anak dan nyaris saja diusir dari rumah. Namun, setelah aku menjadi menantu mereka, lambat laun hubungan kekeluargaan kembali terjalin dengan utuh. Pun, pandangan mertua kala itu berubah terhadap Mas Ezran. Apalagi, ketika mereka bisa menilai perubahan positif putranya yang sudah lebih baik, akhirnya ketegangan kian lama semakin mencair.Mungkin, itu pula yang membuatku teramat disambut baik oleh keluarga Mas Ezran dulu. Dan sampai sekarang, hubungan kami baik-baik saja. Apalagi, semenjak meninggalnya orang tuaku, Mama dan Papa mertua sudah kuanggap sebagai keluarga kandungku juga, pun sebaliknya. Mungkin itu salah satu alasan aku tak

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 52. Kemarahan Nana 3

    “Tidak, Na. Kalian semua tak memiliki salah apa pun. Jangan pula berpikir yang enggak-enggak. Itu buat Kakak sedih. Meskipun, hubungan kita hanya sebatas menantu dan ipar, tetapi Kakak bersyukur dengan menikah dengan Mas Ezran, Kakak bisa mengenal kalian. Kakak sudah menganggap Mama dan Papa orang tua kandung sendiri pun juga kamu, Na.”Nana memelukku dengan erat, bahunya mulai bergetar. Aku tahu, dia pasti sedih dengan perpisahanku dengan Mas Ezran. Nana memang paling akrab denganku dari pada saudara lainnya. Tak kuasa, air mataku pun mulai merebak. Kami sama-sama terisak. Bukan karena sedih dan menyesal telah berpisah dengan Ayah Laras. Namun, aku hanya terharu dengan dukungan yang keluarga mantan mertua berikan.**Selama tiga hari, Nana menginap di rumahku. Sebelum lusa kembali lagi ke Singapura karena pekerjaannya sebagai dosen di sana. Dia hanya diberikan izin cuti selama satu Minggu. Karena otak cerdasnya serta lulusan terbaik, setelah lulus S3 akhirnya Nana bisa mendapatkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 53. Pertentangan dari keluarga

    POV Ezran“Bang. Aku enggak terima, ya, kalau Abang lebih pilih cerai sama Kak Rasti demi seorang pelakor. Kurang Kak Rasti itu apa sih? Apalagi, kalian udah punya Laras. Apa Abang enggak kasihan lihat Laras sakit hati?” cecar Nana, adik kandungku yang katanya baru beberapa hari di Indonesia. Kami berdua bertemu di salah satu restoran milikku.Aku menganjurkan napas. Akan sulit sekali memberikan adikku pengertian. Dia pasti terus saja menyalahkanku tentang masalah ini. Nana memang begitu, lebih dekat dengan kakak iparnya. Bukan. Lebih tepatnya mantan kakak ipar, dibandingkan dengan aku, kakak kandungnya sendiri. Apalagi, Mama dan Papa, mereka lebih menyayangi Rasti dibandingkan kepadaku.“Kamu enggak bakalan ngerti, Na. Ini masalah hati. Abang tak bisa kehilangan Sinta,” pungkasku.“Lalu, Kak Rasti? Sampai tega Abang berani kehilangannya? Apa Abang tak mencintainya lagi? Dia istri yang sudah bertahun-tahun menemani Bang Ezran dari nol. Apa Abang lupa bagaimana dia berjuang meyakinkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03

Bab terbaru

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 82. Kebahagiaan yang Akhirnya Singgah (Tamat)

    7 tahun kemudian.“Sayang. Gimana anak-anak? Sudah ngasih tahu kalau mereka sebentar lagi punya adik?” kecup Mas Egi di puncak kepalaku dengan hangat.“Sudah, Mas. Tapi aku cemas. Aku kan sudah enggak muda lagi. Usiaku saja sudah lebih dari kepala empat. Gimana kalau aku tak bisa melahirkan normal?” ujarku sedikit khawatir. Pasalnya, kehamilanku sekarang sungguh tak biasa.Aku malah kebobolan dan hamil di usia pernikahanku yang menginjak tahun ketujuh. Apalagi, sekarang kami berdua sama-sama sudah tak muda lagi. Aku takut ini malah beresiko untuk janin di dalam kandunganku.Bahkan, Laras sekarang sudah berumur 24 tahun. Apa kata orang, bukannya dapat cucu malah memberikan adik lagi buat putra putri kami.“Tenang saja sih. Kan sekarang zamannya sudah canggih. Alat-alat penunjang kesehatan pun sudah lengkap. Jadi, kamu tak perlu khawatir. Semuanya pasti lancar. Tenang, ya,” ucap Mas Egi menenangkan.Awalnya, Laras memang terkejut dan syok akan mendapatkan adik di usia yang sudah sebesar

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 81. Kewajiban yang Akhirnya Tertunaikan

    Semenjak semalam, memang tak ada yang berubah dari sikap Mas Egi. Dia tetap menjadi suami dan ayah yang hangat untuk anak-anak. Bahkan, karena kebiasaan Fian yang memanggil suami baruku ini dengan sebutan Abi, anak-anak lain mengikutinya. Sampai dengan, kepergian kami ke Singapura pun berjalan dengan lancar. Di sana, aku, Mas Egi serta anak-anak menginap di hotel yang hanya berjarak 15,66 km dari Bandar Udara Internasional Changi Singapura.Aku sengaja menyewa dua kamar, satu untukku dan Mas Egi, lalu kamar lainnya untuk anak-anak dan Kiki. Untunglah, di hotel ini tersedia kamar yang terdapat dua kasur dalam satu ruangan, sehingga cukup untuk tidur anak-anak. Bagaimana tidak, kami berangkat satu keluarga ditemani Kiki juga. Total semuanya sekitar tujuh orang. “Sayang. Kita istirahat dulu, yuk. Mama dan Abi juga sudah lelah,” ajak Kiki kepada anak-anak sesaat setelah kami tiba di hotel. Asisten rumah tangga yang sudah kuanggap keluarga sendiri itu pun seolah mengerti situasiku sekar

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 80. Pasca Menikah

    “Mama. Yeeey akhilnya Fian bisa ketemu Mama. Fian kangen, pengen peluk,” pekik Fiandra dengan aksen cadelnya. Putra semata wayang Mas Egi dan sekarang juga sudah menjadi anakku pun menghambur ke dalam pelukan. Dia melingkarkan tangannya ke leher sambil sesekali mencium pipi, mau tak mau aku juga mencium gemas pipi putra sambungku ini.“Mama cantik banget, kaya peri yang ada di buku,” celetuk Fiandra membuatku tersenyum. “Makasih. Fian juga hari ini ganteng,” jawabku.“Fahri ganteng enggak?” tanya Fahri yang masih memandang ke arahku dan Fian. “Ganteng dong. Fian sama Fadil sama-sama anak Mama yang ganteng. Kalau gitu, peluk dong.”Fadil kembali memelukku bersamaan dengan Fiandra. Aku bersyukur, Mas Egi tak keberatan kalau aku tetap mengasuh Fadil dan Ana serta mengadopsi mereka, menjadikan keduanya bagian dari keluarga kami sekarang. Mas Egi sama sekali tak keberatan, bahkan dia cukup senang kalau keluarga kami akan banyak anak-anak. Menurutnya, Ana dan Fadil, mereka sama-sama anak

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 79. Pernikahan Kedua

    “Bukannya Ezran mau minta rujuk sama kamu?” cetus Mas Egi dengan nada suara yang seperti kesal.Hah? Dari mana Mas Egi tahu niat sebenarnya mantan suamiku tadi datang? Atau ini hanya kebetulan saja?“Dari mana Mas Egi tahu?”Aku terhenyak mendengarkan ucapan dari Mas Egi. Penasaran bagaimana dia bisa tahu maksud Mas Ezran databg ke sini? Padahal, jelas-jelas tak ada dia saat mantan suamiku itu meminta rujuk tadi.“Tebakan saja. Lagi pula, kami ini sama-sama laki-laki, jadi bisa tahu apa yang ada di pikirannya,” ujarnya sambil menyalakan mobil dan fokus ke depan.“Hmmm ... tapi ... aku tak mungkin kembali lagi padanya.” Mas Egi menoleh, alisnya menukik tajam.“Kenapa? Bukannya kamu masih mencintainya? Aku takkan menghalangimu, kamu masih bisa memikirkan segalanya sebelum pernikahan kita terjadi dan semuanya terlambat,” ketusnya.“Maksud Mas Egi ini apa? Aku memang sudah memaafkannya, tetapi untuk kembali kepada Mas Ezran itu mustahil. Aku sama sekali sudah tak merasakan apa pun untuk

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 78. Permintaan Rujuk

    “Diminum dulu, Mas, tehnya,” ucapku demi mengurai ketegangan yang ada.Mas Ezran mengangguk, kemudian meneguk teh hangat yang dihidangkan Kiki tadi. Menyesap kemudian meminumnya beberapa tegukan.“Jadi, berita rencana pernikahan kalian yang kudengar beberapa hari yang lalu di kantor polisi itu benar? Maaf, aku tak sengaja mendengar obrolan bawahan Mas Egi di sana saat menanyakan kasus Sinta.”“Iya, Mas. Aku dan Mas Egi memang memutuskan untuk menikah. Kami berdua sudah mendaftarkan surat-surat izin sebagai persyaratan. Hari ini, Mas Egi dan aku akan menghadiri sidang BP4R untuk mendapatkan pemberian izin nikah dari atasan Mas Egi,” jelasku.“Apa kamu yakin untuk menikah dengannya?” tanya Mas Ezran tiba-tiba. Membuatku sontak memandang heran.“Maksud Mas Ezran apa?” “Apa tak ada kesempatan kita ... untuk kembali lagi, Ras?” Akhirnya, aku tahu maksud pertanyaan Mas Ezran. Dia ingin memintaku untuk rujuk dan kembali berumah tangga kembali dengannya.Jujur, setelah semua yang telah terj

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 77. Kedatangan Ezran

    “Nyonya. Ada Pak Ezran datang,” panggil Kiki ketika aku tengah merias diri karena habis mandi.“Suruh masuk, Ki. Sebentar lagi aku ke sana. Oh iya, Bi. Laras masih belum berangkat, kan?”“Belum nyonya. Non Laras masih nunggu temannya di teras,” jelas Kiki. Pasalnya, putriku itu akan pergi bersama Alisa untuk kerja kelompok. Untuk Mas Ezran, aku tak tahu ada perlu apa dia datang ke rumah ini hendak menemuiku. Mungkin saja, ada kepentingan tentang Laras yang mendesak sehingga harus mengobrol denganku. Biasanya, mantan suamiku itu hanya mampir ke rumah untuk menemui Laras saja. Itu pun tak lama, mampir sebentar lalu Mas Ezran dan putriku akan pergi keluar bersama-sama. Mungkin saja menghabiskan waktu berdua yang jarang dilakukan karena kesibukan mantan suamiku itu.Tak seperti biasanya, seminggu bisa meluangkan waktu dua kali untuk bertemu dengan Laras, sekarang dia hanya datang dua minggu sekali. Lalu, sekarang Mas Ezran berniat menemuiku? Sebenarnya ada apa?“Ya sudah, Ki. Sebentar

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 76. Dukungan Laras

    Aku dan Mas Egi yang tengah sibuk dengan pikiran masing-masing tersentak mendengar panggilan dari Dokter yang baru saja keluar ruangan operasi. Mas Egi langsung berdiri dan menghampiri serta mencecar Dokter tersebut, menanyakan keadaan Tante Ambar sekarang. “Tenang Pak Egi. Tenangkan diri dulu,” ujar dokter tersebut dengan raut wajah lelah dan sendu. Pria yang usianya seperti tak jauh denganku itu menghela napas panjang. Tiba-tiba saja firasatku tak enak. “Ibu Ambar mengalami luka robek yang cukup parah dan telah mengeluarkan darah dengan banyak, beliau telah berusaha berjuang untuk sembuh. Kami pun pihak medis rumah sakit ini telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan beliau, tetapi Tuhan berkehendak lain. Bu Ambar tak bisa bertahan lagi dan mengembuskan napas terakhirnya sesaat setelah operasi berjalan dengan lancar,” papar Dokter tersebut .Dunia seketika mendung. Mas Egi langsung berlari dan Masuk ke dalam ruangan operasi. Aku kembali terduduk dengan lemas di kursi. I

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 75. Permintaan Tante Ambar

    “Rasti, Tante sudah menganggapmu putri kandung sendiri,” ucapnya dan langsung terjeda karena Tante Ambar terlihat meringis kesakitan.Aku dan Mas Egi bahkan meminta dokter kembali menanganinya, tetapi segera dihentikan oleh Tante Ambar. Beliau tetap kekeh memintaku untuk mendengarkan ucapannya.“Tante takut ini ucapan Tante yang terakhir buat kamu,” bisiknya dengan suara yang semakin lemah.“Bisakah Tante meminta satu hal terakhir kepadamu, Ras?”Aku tak kuasa menahan pilu melihat keadaan wanita yang sudah kuanggap pengganti orang tuaku ini, dengan air mata yang semakin merebak, aku mengangguk dan siap mendengarkan apa yang hendak Tante Ambar ucapkan. “Tante ingin kamu menjaga Fiandra. Satu lagi, Ras. Bisakah kamu menerima cinta Egi dan menikah dengannya? Dengan begitu, kamu bisa dengan leluasa menjaga Fiandra, begitu pun Laras tak perlu lagi menerima orang baru sebagai Papa sambungnya. Dia juga sudah setuju kalau kamu menikah lagi, apalagi dengan Egi. Laras sangat senang dan setuju

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 74. Kabar Tante Ambar

    Aku terduduk dengan lemas sambil memangku Fiandra. Begitu pun Mas Egi. Kami berdua tak bisa berkata-kata melihat keadaan Tante Ambar.“Mas. Apa Tante Ambar akan baik-baik saja?” tanyaku kepada Mas Egi yang saat ini tengah menutup wajah dengan telapak tangannya. Terlihat sekali kekalutan di wajah pria itu.“Semoga saja, Ras,” gumamnya lirih.Hening, kami berdua hanya diam setelahnya sambil menimbang-nimbang pertanyaan yang harus kusampaikan kepada Mas Egi.“Mas ....”Sepupuku itu bergumam dan mengangkat wajahnya memandangku. “Apa yang Tante Ambar katakan benar?”Mas Egi mengangguk, dia tersenyum masam. “Iya. Tapi ... lupakan saja, Ras. Aku tak mungkin memaksamu untuk menerimaku, bukan? Mama memang yang mengatakan perasaanku sebenarnya kepadamu. Tapi ... aku paham jika kamu memang belum siap menerima pria lain untuk menjadi suami. Tenang saja, aku akan berusaha untuk mengubur perasaan ini.” Ucapan Mas Egi terdengar menyakitkan. Benarkah dia sungguh memiliki perasaan padaku? Bukankah

DMCA.com Protection Status