Share

Bab 41. Jiwa Muda 2

Author: Nuri Art
last update Last Updated: 2023-01-02 08:56:44

“Jangan pernah menyalahkan Mama, Yah. Ini semua fitnah. Tante Sinta yang sudah bohong dan membuat drama ini,” hardikku lalu menoleh ke arah wanita yang tengah kesakitan dan mulai dipangku Ayah.

“Tan. Katakan yang sebenarnya! Jangan memfitnahku seperti ini!”

“Bayiku, Mas! Bayiku ...!” racaunya kembali membuat semua orang melihat dengan iba.

Tak lama setelah itu Tante Sinta tak sadarkan diri dalam gendongan. Membuat Ayah panik dan cepat membawanya ke dalam mobil. Kemudian, bergegas meninggalkan tempat di mana kami berada.

Tanpa memedulikan penjelasanku sama sekali.

“Tante Sinta berbohong, dia memfitnahku!” kembali aku berteriak!

“Mama harus percaya sama aku. Dia bohong, Ma. Itu gak seperti yang Mama lihat.”

Plak!

“Mama kecewa sama kamu. Mama sudah bilang sebelumnya, Ras. Ikhlaskan semuanya. Hentikan semua kekonyolan ini. Mama enggak pernah mengajarkan kamu berbuat kasar sama orang termasuk orang yang tak disuka sekali pun.

“Lihat Mama, Ras. Apa yang kamu dapatkan dengan berbuat semua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 42. Jiwa Muda

    “Lo siapa? Jangan ikut campur sama urusan Gue!” bentaknya dengan gaya angkuh. “Enggak penting siapa aku. Pastinya yang ingin kulakukan sekarang adalah menghentikan kamu untuk bolos sekolah,” sahutku langsung mendapat lirikan sinis dari orang di hadapanku.“Terserah gue mau bolos atau enggak. Memangnya apa urusan Lo. Jangan pernah atur hidup gue.”“Tapi yang kamu lakukan ini salah. Kasihan orang tua kamu kalau tahu kamu begini.”Namun, ia hanya tertawa dengan hambar.“Tahu apa Lo tentang orang tua gue? Mereka mana peduli sama kehidupan yang gue lalui. Kalau pun mati, mereka tak akan pernah berduka.” Aku terkejut mendengar apa yang sudah dia katakan. Kenapa diri ini merasa dia senasib denganku? Apa dia juga sama korban perceraian orang tuanya? Untungnya, aku masih mempunyai Mama yang menyayangi dan peduli.“Oh iya. Gue inget. Lo bukannya anak yang ada di video viral beberapa bulan yang lalu kan? Lo juga korban keegoisan orang tua Lo? Sebaiknya, urus hidup Lo sendiri dan nasib Lo setel

    Last Updated : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 43. Tertampar Kenyataan

    POV Laras.“Dagangannya rusak begini. Gimana aku bisa ganti semuanya ke Bude Lilik dan beli makan buat adik?”Serasa ada sesuatu yang menampar jiwaku. Benarkah anak sekecil ini harus berjuang demi mendapatkan sesuap nasi dan menghidupi adiknya? Lalu, ke mana orang tuanya?Aku dan Lea saling bertatapan satu sama lain. Tanpa kata, kami berjongkok dan membantu anak kecil tadi memungut satu persatu kue basah di tangannya.“Kami bantu, ya, Dek,” tegurku. Bocah itu langsung mendongak. Menatapku dengan mata yang masih berlinang.“Iya, Kak. Makasih banyak,” jawabnya masih dengan isakan. Mendengar tangis pilu adik kecil ini membuatku semakin terenyuh. Tiba-tiba saja, rasa sesak mulai merayapi hati. Tak tega rasanya melihat hal menyakitkan seperti ini.“Sama-sama, Dek.” Aku mengelus pucuk kepala anak itu dengan mata berair. Lalu, melirik ke arah sekitar. Terdapat beberapa orang lewat dan melihat dari kejauhan apa yang telah terjadi. Hati ini kembali miris. Rendah sekali kesadaran untuk memban

    Last Updated : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 44. Tertampar Kenyataan

    Ya, tadinya kupikir hanya aku saja dan Lea yang menderita di dunia ini. Akan tetapi, setelah mendengar cerita adik ini, aku merasa kesedihan kami tak sebanding dengannya. Seorang bocah tujuh tahun yang harus menghidupi adiknya yang masih kecil karena Bapak sama Emaknya meninggal dunia. Terlebih lagi, kedua bocah yatim piatu itu harus tinggal sendirian, tanpa saudara dari pihak kedua orang tuanya. Mereka berdua hanya sebatang kara.“Kamu kuat banget sih, Dek. Boleh Kakak berdua ketemu sama adikmu? Sekalian nganterin dagangan yang udah rusak ini,” pinta Lea. Wajah adik tersebut langsung menatap sedih pada sekeranjang makanan yang rusak di depannya. Setetes cairan bening jatuh di pipi anak itu.“Kenapa kamu jadi sedih lagi?”“Aku enggak bisa pulang dulu ke rumah. Mau nyari uang dulu buat ganti kue yang rusak sama nyari makan buat adik. Pasti, dia udah nunggu di rumah. Kami belum makan dari kemarin,” papar anak tersebut, membuatku dan Lea saling berpandangan. Seolah sedang berkomunikasi

    Last Updated : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 45. Tertampar Kenyataan 3

    Kuyakin, kalau tidur di atasnya tubuh akan terasa sakit. Rumah ini pun tak memiliki lantai keramik. Hanya tembok dari semen untuk alas kasur tipis tadi. Tanpa tikar, atau pun alas lain.Seketika diriku ngilu membayangkannya. Bagaimana mereka bisa kuat tinggal di tempat yang seperti ini? Bahkan, dapat kubayangkan setiap malam tidur dengan kedinginan, apalagi diri ini yakin angin malam akan masuk dari celah-celah bilik yang bolong. Semakin membuat udara semakin menusuk.Bagaimana, jika turun hujan dengan genting yang bocor? Dapatkah mereka bisa tidur dengan nyenyak? Bahkan, selimut pun tak ada yang hangat. Hanya tersedia kain jarik tipis yang telah pudar warnanya.Aku meringis dalam hati. Tak kuat netra ini kembali berkaca-kaca. Ya Allah, maafkan Laras yang selama ini tak pernah bersyukur dengan apa Engkau berikan. Pun, diriku langsung teringat dengan Mama. Maafkan aku, Ma. Laras mungkin sering banyak mengeluh dan terlena dengan kesedihan karena pengkhianatan Ayah. Merasa diriku seora

    Last Updated : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 46. Kebimbangan Seorang Ibu

    “Memangnya ada apa, ya, Pak mengenai putri saya sampai-sampai Bapak menyuruh saya datang ke sini? Itu bukan sesuatu yang tak mengenakkan, kan, Pak?” tanyaku, tetapi dibalas helaan napas Pak Bimo yang tengah duduk di kursi seberangku.“Justru itu, Bu. Saya meminta ibu datang ke sini, karena ingin mengatakan sesuatu tentang Laras. Sudah tercatat tiga kali Laras bolos sekolah. Menurut temannya yang satu kelas, Laras sudah sampai di sekolah, tapi saat pelajaran dimulai, dia sudah tak ada. Satu kali juga, putri ibu pergi tanpa izin di jam belajar. Saya sangat menyayangkan dengan kejadian ini, Bu. Laras anak yang rajin dan pintar, tetapi akhir-akhir ini, dia berubah drastis. Apa ada sesuatu yang membuatnya menjadi seperti itu? Atau mungkin Laras sedang ada masalah?” tanya Pak Bimo hati-hati.Pria tambun berusia paruh baya tersebut, memang guru yang baik, pun perhatian terhadap para muridnya, terutama Laras yang menurut beliau menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolah ini. Namun, mend

    Last Updated : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 47. Kebimbangan Seorang Ibu 2

    “Jangan coba untuk melempar batu sembunyi tangan, Mas. Kamu tak sadar? Menyalahkan orang lain untuk menutupi kesalahan dirimu sendiri,” hardikku.“Kamu sungguh-sungguh menyedihkan semenjak hidup bersama Sinta, Mas. Nuranimu seakan sudah hilang,” sindirku membuat wajah Mas Ezran memerah. Ia seperti ingin membantah, sampai suara pesan masuk terdengar di ponselnya.Mas Ezran melotot, seolah terkejut dengan informasi yang haru saja dia dapatkan. Dia bilang, ada seseorang yang mengirim foto Sinta dan Laras sedang berhadapan di depan gerbang sekolah. Kami bergegas datang ke lokasi dengan mobil masing-masing. Untunglah jarak dari rumah ke sekolah tak begitu jauh, hanya membutuhkan sekitar sepuluh menit saja untuk sampai di sana.Aku gelisah tak menentu sepanjang perjalanan. Merasa tak enak dan firasatku akan ada sesuatu yang terjadi antara Sinta dan Laras.Benar saja, begitu sampai aku disuguhi pemandangan yang begitu tak mengenakkan. Sinta sudah mengerang kesakitan dengan darah mengalir di

    Last Updated : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 48. Lebih Baik Tanpamu, Mas!

    “Maaf, Ma. Maaf. Laras sudah salah. Laras menyesal sudah buat Mama sedih. Laras janji bakalan jadi anak yang baik lagi. Aku sayang banget sama Mama,” lontarnya sambil terus saja mengeratkan pelukannya di tubuhku.“Ada apa, Sayang?” **Laras semakin memeluk tubuhku dengan erat. Hampir setengah jam dia terus menangis tanpa menjawab pertanyaan dariku tadi. Maka dari itu, kuberikan putriku waktu sampai saat dirinya siap untuk bercerita.Kubelai surai miliknya yang hitam legam dengan lembut, sembari menyalurkan kasih sayang serta penyesalan dari lubuk hati yang terdalam. Setelah tangisnya mereda, Laras melonggarkan dekapan. Ia mendongak dengan mata yang memerah dan bengkak. Masih ada jejak-jejak tangis di wajah manisnya.“Ma ...,” akhirnya putriku kembali bersua meski masih dengan suara parau.“Ya, Sayang.”“Hmm ... La-laras mau bikin pengakuan sama Mama. Mungkin, ini semua terlambat. Mama pasti udah tahu dari Pak Bimo. Sebenarnya ... selama beberapa Minggu ini aku berkali-kali membolos d

    Last Updated : 2023-01-02
  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 49. Lebih Baik Tanpamu 2

    “Aku ambil minum dulu buat Non Laras deh, Nya. Pasti Non Laras haus.” Kiki pamit ke dapur untuk menyiapkan minuman untuk Putriku.Kulihat, jari-jari Laras bertautan seolah sedang gugup. Seperti ada yang masih ingin dia ceritakan, tetapi aku tak tahu itu apa.“Ma. Maafin Laras juga. Ada lagi yang belum aku ceritakan sama Mama. Tapi, Mama jangan marah sama Laras, ya.” Aku mengerutkan alis tak mengerti, tetapi tak ayal membuatku merasa penasaran. Aku hanya mengangguk saja menunggu Laras bercerita.“Tadi pagi, aku sama Lea habis dari acara nikahan Ayah di rumah Tante Sinta,” terang putriku sambil dengan kepala yang tertunduk dan aku masih menyimak dalam diam. Sebenarnya, aku cukup terkejut dengan yang dia katakan. Untuk apa Laras ke acara pernikahan ayahnya? Bukankah putriku tak pernah suka dengan hubungan dua sejoli tersebut?“Maafin Laras, Ma. Tadi aku sama Lea udah bikin ulah di pernikahan Ayah sama Tante Sinta. Laras beli ular dan tikus dari seseorang, terus kami lepas saat menjelang

    Last Updated : 2023-01-02

Latest chapter

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 82. Kebahagiaan yang Akhirnya Singgah (Tamat)

    7 tahun kemudian.“Sayang. Gimana anak-anak? Sudah ngasih tahu kalau mereka sebentar lagi punya adik?” kecup Mas Egi di puncak kepalaku dengan hangat.“Sudah, Mas. Tapi aku cemas. Aku kan sudah enggak muda lagi. Usiaku saja sudah lebih dari kepala empat. Gimana kalau aku tak bisa melahirkan normal?” ujarku sedikit khawatir. Pasalnya, kehamilanku sekarang sungguh tak biasa.Aku malah kebobolan dan hamil di usia pernikahanku yang menginjak tahun ketujuh. Apalagi, sekarang kami berdua sama-sama sudah tak muda lagi. Aku takut ini malah beresiko untuk janin di dalam kandunganku.Bahkan, Laras sekarang sudah berumur 24 tahun. Apa kata orang, bukannya dapat cucu malah memberikan adik lagi buat putra putri kami.“Tenang saja sih. Kan sekarang zamannya sudah canggih. Alat-alat penunjang kesehatan pun sudah lengkap. Jadi, kamu tak perlu khawatir. Semuanya pasti lancar. Tenang, ya,” ucap Mas Egi menenangkan.Awalnya, Laras memang terkejut dan syok akan mendapatkan adik di usia yang sudah sebesar

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 81. Kewajiban yang Akhirnya Tertunaikan

    Semenjak semalam, memang tak ada yang berubah dari sikap Mas Egi. Dia tetap menjadi suami dan ayah yang hangat untuk anak-anak. Bahkan, karena kebiasaan Fian yang memanggil suami baruku ini dengan sebutan Abi, anak-anak lain mengikutinya. Sampai dengan, kepergian kami ke Singapura pun berjalan dengan lancar. Di sana, aku, Mas Egi serta anak-anak menginap di hotel yang hanya berjarak 15,66 km dari Bandar Udara Internasional Changi Singapura.Aku sengaja menyewa dua kamar, satu untukku dan Mas Egi, lalu kamar lainnya untuk anak-anak dan Kiki. Untunglah, di hotel ini tersedia kamar yang terdapat dua kasur dalam satu ruangan, sehingga cukup untuk tidur anak-anak. Bagaimana tidak, kami berangkat satu keluarga ditemani Kiki juga. Total semuanya sekitar tujuh orang. “Sayang. Kita istirahat dulu, yuk. Mama dan Abi juga sudah lelah,” ajak Kiki kepada anak-anak sesaat setelah kami tiba di hotel. Asisten rumah tangga yang sudah kuanggap keluarga sendiri itu pun seolah mengerti situasiku sekar

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 80. Pasca Menikah

    “Mama. Yeeey akhilnya Fian bisa ketemu Mama. Fian kangen, pengen peluk,” pekik Fiandra dengan aksen cadelnya. Putra semata wayang Mas Egi dan sekarang juga sudah menjadi anakku pun menghambur ke dalam pelukan. Dia melingkarkan tangannya ke leher sambil sesekali mencium pipi, mau tak mau aku juga mencium gemas pipi putra sambungku ini.“Mama cantik banget, kaya peri yang ada di buku,” celetuk Fiandra membuatku tersenyum. “Makasih. Fian juga hari ini ganteng,” jawabku.“Fahri ganteng enggak?” tanya Fahri yang masih memandang ke arahku dan Fian. “Ganteng dong. Fian sama Fadil sama-sama anak Mama yang ganteng. Kalau gitu, peluk dong.”Fadil kembali memelukku bersamaan dengan Fiandra. Aku bersyukur, Mas Egi tak keberatan kalau aku tetap mengasuh Fadil dan Ana serta mengadopsi mereka, menjadikan keduanya bagian dari keluarga kami sekarang. Mas Egi sama sekali tak keberatan, bahkan dia cukup senang kalau keluarga kami akan banyak anak-anak. Menurutnya, Ana dan Fadil, mereka sama-sama anak

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 79. Pernikahan Kedua

    “Bukannya Ezran mau minta rujuk sama kamu?” cetus Mas Egi dengan nada suara yang seperti kesal.Hah? Dari mana Mas Egi tahu niat sebenarnya mantan suamiku tadi datang? Atau ini hanya kebetulan saja?“Dari mana Mas Egi tahu?”Aku terhenyak mendengarkan ucapan dari Mas Egi. Penasaran bagaimana dia bisa tahu maksud Mas Ezran databg ke sini? Padahal, jelas-jelas tak ada dia saat mantan suamiku itu meminta rujuk tadi.“Tebakan saja. Lagi pula, kami ini sama-sama laki-laki, jadi bisa tahu apa yang ada di pikirannya,” ujarnya sambil menyalakan mobil dan fokus ke depan.“Hmmm ... tapi ... aku tak mungkin kembali lagi padanya.” Mas Egi menoleh, alisnya menukik tajam.“Kenapa? Bukannya kamu masih mencintainya? Aku takkan menghalangimu, kamu masih bisa memikirkan segalanya sebelum pernikahan kita terjadi dan semuanya terlambat,” ketusnya.“Maksud Mas Egi ini apa? Aku memang sudah memaafkannya, tetapi untuk kembali kepada Mas Ezran itu mustahil. Aku sama sekali sudah tak merasakan apa pun untuk

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 78. Permintaan Rujuk

    “Diminum dulu, Mas, tehnya,” ucapku demi mengurai ketegangan yang ada.Mas Ezran mengangguk, kemudian meneguk teh hangat yang dihidangkan Kiki tadi. Menyesap kemudian meminumnya beberapa tegukan.“Jadi, berita rencana pernikahan kalian yang kudengar beberapa hari yang lalu di kantor polisi itu benar? Maaf, aku tak sengaja mendengar obrolan bawahan Mas Egi di sana saat menanyakan kasus Sinta.”“Iya, Mas. Aku dan Mas Egi memang memutuskan untuk menikah. Kami berdua sudah mendaftarkan surat-surat izin sebagai persyaratan. Hari ini, Mas Egi dan aku akan menghadiri sidang BP4R untuk mendapatkan pemberian izin nikah dari atasan Mas Egi,” jelasku.“Apa kamu yakin untuk menikah dengannya?” tanya Mas Ezran tiba-tiba. Membuatku sontak memandang heran.“Maksud Mas Ezran apa?” “Apa tak ada kesempatan kita ... untuk kembali lagi, Ras?” Akhirnya, aku tahu maksud pertanyaan Mas Ezran. Dia ingin memintaku untuk rujuk dan kembali berumah tangga kembali dengannya.Jujur, setelah semua yang telah terj

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 77. Kedatangan Ezran

    “Nyonya. Ada Pak Ezran datang,” panggil Kiki ketika aku tengah merias diri karena habis mandi.“Suruh masuk, Ki. Sebentar lagi aku ke sana. Oh iya, Bi. Laras masih belum berangkat, kan?”“Belum nyonya. Non Laras masih nunggu temannya di teras,” jelas Kiki. Pasalnya, putriku itu akan pergi bersama Alisa untuk kerja kelompok. Untuk Mas Ezran, aku tak tahu ada perlu apa dia datang ke rumah ini hendak menemuiku. Mungkin saja, ada kepentingan tentang Laras yang mendesak sehingga harus mengobrol denganku. Biasanya, mantan suamiku itu hanya mampir ke rumah untuk menemui Laras saja. Itu pun tak lama, mampir sebentar lalu Mas Ezran dan putriku akan pergi keluar bersama-sama. Mungkin saja menghabiskan waktu berdua yang jarang dilakukan karena kesibukan mantan suamiku itu.Tak seperti biasanya, seminggu bisa meluangkan waktu dua kali untuk bertemu dengan Laras, sekarang dia hanya datang dua minggu sekali. Lalu, sekarang Mas Ezran berniat menemuiku? Sebenarnya ada apa?“Ya sudah, Ki. Sebentar

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 76. Dukungan Laras

    Aku dan Mas Egi yang tengah sibuk dengan pikiran masing-masing tersentak mendengar panggilan dari Dokter yang baru saja keluar ruangan operasi. Mas Egi langsung berdiri dan menghampiri serta mencecar Dokter tersebut, menanyakan keadaan Tante Ambar sekarang. “Tenang Pak Egi. Tenangkan diri dulu,” ujar dokter tersebut dengan raut wajah lelah dan sendu. Pria yang usianya seperti tak jauh denganku itu menghela napas panjang. Tiba-tiba saja firasatku tak enak. “Ibu Ambar mengalami luka robek yang cukup parah dan telah mengeluarkan darah dengan banyak, beliau telah berusaha berjuang untuk sembuh. Kami pun pihak medis rumah sakit ini telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan beliau, tetapi Tuhan berkehendak lain. Bu Ambar tak bisa bertahan lagi dan mengembuskan napas terakhirnya sesaat setelah operasi berjalan dengan lancar,” papar Dokter tersebut .Dunia seketika mendung. Mas Egi langsung berlari dan Masuk ke dalam ruangan operasi. Aku kembali terduduk dengan lemas di kursi. I

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 75. Permintaan Tante Ambar

    “Rasti, Tante sudah menganggapmu putri kandung sendiri,” ucapnya dan langsung terjeda karena Tante Ambar terlihat meringis kesakitan.Aku dan Mas Egi bahkan meminta dokter kembali menanganinya, tetapi segera dihentikan oleh Tante Ambar. Beliau tetap kekeh memintaku untuk mendengarkan ucapannya.“Tante takut ini ucapan Tante yang terakhir buat kamu,” bisiknya dengan suara yang semakin lemah.“Bisakah Tante meminta satu hal terakhir kepadamu, Ras?”Aku tak kuasa menahan pilu melihat keadaan wanita yang sudah kuanggap pengganti orang tuaku ini, dengan air mata yang semakin merebak, aku mengangguk dan siap mendengarkan apa yang hendak Tante Ambar ucapkan. “Tante ingin kamu menjaga Fiandra. Satu lagi, Ras. Bisakah kamu menerima cinta Egi dan menikah dengannya? Dengan begitu, kamu bisa dengan leluasa menjaga Fiandra, begitu pun Laras tak perlu lagi menerima orang baru sebagai Papa sambungnya. Dia juga sudah setuju kalau kamu menikah lagi, apalagi dengan Egi. Laras sangat senang dan setuju

  • Ketika Putriku Tahu Ayahnya Selingkuh   Bab 74. Kabar Tante Ambar

    Aku terduduk dengan lemas sambil memangku Fiandra. Begitu pun Mas Egi. Kami berdua tak bisa berkata-kata melihat keadaan Tante Ambar.“Mas. Apa Tante Ambar akan baik-baik saja?” tanyaku kepada Mas Egi yang saat ini tengah menutup wajah dengan telapak tangannya. Terlihat sekali kekalutan di wajah pria itu.“Semoga saja, Ras,” gumamnya lirih.Hening, kami berdua hanya diam setelahnya sambil menimbang-nimbang pertanyaan yang harus kusampaikan kepada Mas Egi.“Mas ....”Sepupuku itu bergumam dan mengangkat wajahnya memandangku. “Apa yang Tante Ambar katakan benar?”Mas Egi mengangguk, dia tersenyum masam. “Iya. Tapi ... lupakan saja, Ras. Aku tak mungkin memaksamu untuk menerimaku, bukan? Mama memang yang mengatakan perasaanku sebenarnya kepadamu. Tapi ... aku paham jika kamu memang belum siap menerima pria lain untuk menjadi suami. Tenang saja, aku akan berusaha untuk mengubur perasaan ini.” Ucapan Mas Egi terdengar menyakitkan. Benarkah dia sungguh memiliki perasaan padaku? Bukankah

DMCA.com Protection Status