Share

Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya
Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya
Penulis: Bintang Senja

Mempermalukan Suami

Penulis: Bintang Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Res, ini uang bulanan kamu, seperti biasa." Ardan meletakkan lima lembar seratus ribuan di atas meja. Resty hanya meliriknya sekilas lalu kembali fokus membuat susu untuk putrinya yang kini usianya enam bulan.

"Kamu simpan saja, Mas. Atau kamu kasih ke ibu," sahut Resty, mendengar itu Ardan sedikit terkejut.

"Memangnya uang bulan kemarin masih?" tanya Ardan. Karena sangat mustahil jika uang bulan kemarin masih tersisa.

"Alhamdulillah masih, Mas." Resty mengangguk. Selesai membuat susu, wanita berdaster itu berjalan menghampiri putrinya yang kini tengah berada di atas karpet dengan beberapa mainannya.

"Mustahil uang bulan kemarin masih ada, sedangkan aku memberinya hanya lima ratus ribu untuk sebulan. Dan itu sudah kepotong untuk beli susu sama pampers," batin Ardan. Lelaki berkemeja biru itu menatap istrinya yang sedang asyik memberikan susu untuk putri mereka.

Setelah itu Ardan beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Baru saja Ardan masuk, tiba-tiba ponselnya berdering. Awalnya Resty hanya diam, tetapi benda pipih milik suaminya itu terus menjerit-jerit. Alhasil dengan terpaksa Resty mengangkatnya.

[Dan, uangnya jangan lupa ya, ini ibu sama kakakmu sudah dalam perjalanan]

[Mas Ardan lagi mandi, Bu]

[Oh ini kamu, bilang sama Ardan. Sekarang ibu sama kakaknya sedang dalam perjalanan]

[Iya, Bu. Nanti aku sampaikan]

Tiba-tiba saja panggilan terputus, selang beberapa menit Ardan keluar dari kamar mandi. Terlihat jika lelaki yang usianya sudah menginjak dua puluh delapan tahun itu tengah sibuk mencari baju. Karena memang Resty belum sempat menyiapkan baju.

"Mas, tadi ibu nelpon," ucap Resty. Mendengar itu Ardan menghentikan pergerakan tangannya.

"Nelpon, ngomong apa?" tanya Ardan.

"Katanya ibu sama kak Mita sedang dalam perjalanan. Kalau boleh tahu, memangnya ibu mau ngadain acara ya, kok .... "

"Bukan ibu, tapi kak Mita. Senin besok kan Lala ulang tahun. Itu sebabnya kak Mita memintaku untuk menyiapkan uang untuk biaya ulang tahunnya nanti." Ardan memotong ucapan istrinya, seketika Resty terdiam.

"Setiap kali keluarga kamu mengadakan acara, selalu kamu yang menyiapkan dana. Tapi giliran keluargaku yang ada acara, jangankan menyumbang dana. Pinjam saja tidak pernah dikasih, kamu memang egois mas. Aku memang terlahir dari keluarga tidak mampu, tapi aku masih punya harga diri." Resty membatin.

Hatinya sakit saat mengingat ibunya meminjam uang untuk biaya operasi ayahnya. Namun Ardan mengatakan jika uangnya sudah dipakai kakaknya untuk biaya ulang tahun anak pertamanya. Bukan itu saja, Resty juga dituntut untuk mengganti biaya operasi caesar dirinya saat melahirkan putri pertamanya.

Padahal itu sudah menjadi kewajiban suaminya, tetapi dengan enteng ibu mertuanya menagih uang tersebut, pasca selesai operasi. Hal tersebut, lantaran uang yang Ardan gunakan adalah uang bulanan yang setiap bulan diberikan untuk ibunya.

***

Hari telah berganti, pukul tujuh pagi Ardan sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. Sementara Resty masih sibuk mengurus putrinya, usai sarapan Ardan bergegas untuk pergi, karena pagi ini ada meeting.

"Aku pergi sekarang." Ardan berpamitan.

"Iya, Mas. Hati-hati di jalan," sahut Resty. Setelah itu Ardan bergegas pergi, sementara setelah ini Resty juga akan bersiap untuk pergi bekerja.

Pukul setengah delapan Resty sudah siap untuk pergi, selama ia bekerja. Zara ia titipkan ke ibunya, dengan begitu Resty bisa bekerja dengan tenang. Selesai mengantar Zara, Resty bergegas pergi ke tempat kerjanya.

Sampai di tempat kerja, Resty langsung mendapatkan tugas untuk ikut mengantarkan pesanan makanan. Awalnya Resty ragu, karena ia merupakan karyawan baru, tetapi mau tidak mau Resty harus menurut apa kata bos.

Tepat jam makan siang, kini Resty dan dua orang teman kerjanya tiba di sebuah perusahaan yang memesan makanan. Setelah mobil terparkir di halaman depan, Resty ikut turun, setelah itu ia membantu temannya itu membawa makanan tersebut ke dalam.

Sementara itu, saat ini Ardan masih sibuk dengan beberapa pekerjaannya. Namun tiba-tiba pintu ruangan terbuka, seorang lelaki berjalan menghampiri Ardan dengan sedikit terburu-buru. Ardan yang menyadari itu seketika menoleh, tetapi ia kembali fokus pada layar laptopnya.

"Dan, tadi di bawah aku lihat istri kamu. Memangnya istri kamu kerja di .... "

"Jangan ngaco kamu, Resty itu di rumah, lagi ngurusin Zara. Paling kalau pergi ke rumah ibunya doang." Ardan memotong ucapan Romi, teman kerjanya.

"Aku serius, aku benar-benar lihat Resty ikut bawa makanan yang kantor kita pesan. Kalau kamu nggak percaya, ikut aku sekarang." Romi menarik tangan Ardan. Alhasil Ardan memilih untuk menurut, ia bangkit dan mengikuti langkah Romi.

Setibanya di bawah, mata Ardan menangkap sosok wanita yang sangat ia kenal. Dan detik itu juga kemarahan Ardan memuncak saat mengetahui istrinya bekerja sebagai pengantar makanan yang biasanya bekerja di rumah makan catering.

"Resty, kamu benar-benar memalukan, bisa-bisanya kamu bekerja seperti ini. Apa kurang uang yang setiap bulan aku berikan." Ardan menarik tangan Resty, hingga makanan yang ada di tangannya jatuh ke lantai. Seketika mereka terkejut dengan kejadian yang terjadi.

Resty menoleh ke arah suaminya. "Untuk apa malu, karena pekerjaan yang aku kerjakan itu halal. Seharusnya kamu tanya pada dirimu sendiri, pak Ardan yang terhormat. Jika uang yang kamu berikan itu cukup untuk biaya hidup istri dan anakmu, maka istrimu tidak akan pernah melakukan pekerjaan ini."

Detik itu juga Ardan bungkam, malu itu yang ia rasakan, bagaimana tidak malu. Karena ucapan istrinya memang benar adanya, dan kini semua karyawan di kantor tahu jika istri bosnya telah menelantarkan istri serta anaknya.

Bab terkait

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Ditagih Biaya Operasi

    "Kenapa diam, apa perlu aku bongkar semuanya. Kalau ibumu sering menagih biaya operasiku dulu saat melahirkan Zara. Bukan itu saja, selama ini kamu juga hanya memberiku uang bulanan lima ratus ribu untuk satu bulan, dan itu sudah termasuk untuk membeli susu dan juga pampers," ungkap Resty. Mendengar itu semua karyawan yang ada kembali terkejut. "Hah, sebulan hanya lima ratus ribu, yang benar saja," bisik salah seorang karyawan. "Iya, masa sih pak Ardan menjatah istrinya cuma lima ratus ribu," bisik satunya lagi. "Iya, rasanya nggak mungkin. Tapi wanita itu beneran istrinya, pak Ardan," timpal salah satunya. Bisikan demi bisikan mulai terdengar, bahkan Resty dapat merasakan tatapan tak suka dari mereka. Sementara itu, kemarahan Ardan semakin memuncak. Karena secara tidak sengaja Ardan telah dipermalukan oleh istrinya sendiri. Walaupun sesungguhnya itu terjadi juga akibat ulahnya. "Ikut aku pulang, Romi tolong kamu handle semuanya. Maaf istri saya memang mengalami gangguan jiwa." D

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Dipermalukan Saat Pesta Ulang Tahun

    Resty tersenyum melihat ekpresi mereka berdua. "Bukan itu saja, Ibu juga harus mengganti biaya saat aku mengurusmu saat sakit dulu. Bukan anak kesayangan, Ibu yang merawat dan menjagamu, tapi aku. Menantu yang sangat, Ibu benci, dan saat itu aku sedang hamil besar. Apa, Ibu mengingatnya, tapi sepertinya tidak. Orang kaya memang akan selalu lupa dengan pengorbanan orang miskin sepertiku.""Ah diam kamu, pokoknya sebelum kamu mengganti uang itu. Ibu akan terus menagihnya, mengerti, Mita ayo kita pulang." Setelah mengatakan itu Hesti mengajak putrinya untuk pulang. "Kalian memang sombong," batin Resty, setelah itu ia kembali fokus untuk mengurus putrinya itu. Sesekali ia melirik ponselnya khawatir tiba-tiba ada pesan yang masuk. Sementara itu, saat ini Ardan baru saja sampai di kantor, setelah memarkirkan mobilnya lelaki dengan balutan jas berwarna hitam itu bergegas turun. Ardan mengedarkan pandangannya, ia dapat merasakan tatapan aneh dari para karyawannya. Semua itu terjadi akibat k

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Membuat Ibu Mertua Jantungan

    Sementara itu, Ardan terlihat salah tingkah karena memang ia tidak jujur jika uang yang kakaknya butuhkan itu, ternyata hasil pinjaman pada Resty. Setelah itu Ardan berjalan menghampiri istrinya yang saat ini tengah berdiri di hadapan kakaknya. Ardan khawatir jika nanti istrinya itu akan mempermalukan kakaknya, seperti yang pernah Resty lakukan pada dirinya saat berada di kantor. Sementara itu, bisikan mulai terdengar dari tamu undangan yang datang, bahkan tatapan mereka juga terlihat aneh, seakan percaya dengan apa yang Resty katakan. "Resty kamu apa-apaan sih, kamu jangan buat malu keluargaku ya." Ardan menarik tangan istrinya dan membawanya untuk menjauh dari mereka. Suasana yang semakin panas membuat Resty semakin gencar untuk membuat mereka malu. "Aku pikir kalian sudah tidak punya malu, tapi ternyata masih ada urat malunya ya," ujar Resty dengan nada mengejek, Ardan yang mendengar itu kemarahannya semakin memuncak. Mita yang samar-samar mendengar pembicaraan mereka seketika b

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Memilih Untuk Pergi

    Acara ulang tahun yang seharusnya meriah dan juga mewah kini menjadi panas dan berantakan. Terlebih saat ini Hesti jatuh pingsan lantaran masalah yang menimpa keluarganya. Ardan yang khawatir dengan keadaan ibunya, dengan segera membawanya ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, dokter langsung memeriksa kondisi ibu Hesti. Sementara itu, Ardan dan kedua kakaknya menunggu di luar, sedangkan kakak ipar Ardan berada di rumah bersama dengan anak-anak, karena tidak baik juga membawa anak kecil ke rumah sakit. Selang beberapa menit, pintu ruangan terbuka, melihat dokter yang menangani ibunya keluar, dengan segera mereka bertiga beranjak menghampirinya. Baik Ardan serta kedua kakaknya rasanya tidak sabar ingin mengetahui bagaimana kondisi ibu mereka saat ini. "Bagaimana keadaan ibu kami, Dok?" tanya Ardan serta kedua kakaknya. Rasa khawatir jelas terlihat pada mereka bertiga. "Untuk saat ini kondisi, ibu Hesti masih lemah. Tolong dijaga kesehatannya ya, tadi hanya kelelahan dan syok sa

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Rahasia Kakak Ipar

    "Maaf kalian siapa ya?" tanya Ardan dengan raut wajah kebingungan. Ia khawatir jika dua lelaki itu ada hubungannya dengan kakaknya. Karena untuk acara ulang tahun kemarin belum sempat mereka bayar. "Kami ke sini untuk menyerahkan ini." Lelaki itu menyerahkan map berwarna biru. Dengan raut wajah bingung Ardan menerima map tersebut, lalu membuka dan membacanya. "Maaf, ini maksudnya apa ya?" tanya Ardan yang benar-benar tidak tahu dengan isi map tersebut. Karena di dalam map berisi tentang surat tagihan, tetapi Ardan merasa tidak memiliki utang. "Ini adalah surat tagihan utang yang, ibu Mita lakukan." Lelaki itu menjelaskan, jika surat tersebut merupakan surat tagihan utang yang kakaknya sendiri lakukan."Dimohon, Bapak segera melunasinya hari ini juga," ucap lelaki itu. Seketika Ardan memijit pelipisnya, masalahnya uang yang tersisa tidak cukup untuk membayarnya. Jika saja Resty jadi meminjamkan uang pasti keadaannya tidak akan separah ini. "Apa tidak bisa .... ""Tidak, Pak. Hari i

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Bujukan Ardhan

    "Jadi bagaimana, Pak?" tanya Resty, jika memang pak Reno tidak mau menerimanya juga tak masalah. Resty bisa mencari pekerjaan yang lain, toh saat ini jualan online yang ia jalankan masih lancar. "Kamu tidak perlu menerimanya, dia itu istri Ardan. Sangat mustahil jika kebutuhannya tidak dipenuhi, dia memang sedikit stres, kadang suka menjelek-jelekkan suaminya sendiri." Bukan Reno yang menjawab, melainkan Rena. Karena kesal ia sengaja mengompori Reno untuk tidak menerima Resty bekerja di restorannya itu. "Rena kamu yakin kalau .... ""Baik jika, Bapak lebih percaya dengan dia tidak masalah. Kalau begitu saya permisi, Kak Rena aku mengalah bukan berarti kalah." Resty memotong ucapan pak Reno, setelah itu ia memutuskan untuk pergi dari restoran tersebut. "Rena, kenapa aku merasa kalau yang Resty katakan itu memang benar. Seorang istri tidak akan menentang suaminya, jika suaminya benar-benar memberikan rasa nyaman dan bertanggung jawab," ungkap Reno, mendengar itu Rena bertambah panas.

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Dilabrak Pelakor

    "Ok, kita lihat saja nanti. Apa kamu akan sanggup tinggal di sini," batin Resty. Ia yakin jika suaminya tidak akan sanggup tinggal di rumahnya terlalu lama. Karena selama ini Ardan hidup enak tanpa merasakan kesulitan. "Terserah kamu, Mas. Tapi apa kamu sanggup tinggal di sini bersamaku." Resty menatap suaminya, raut wajahnya terlihat berubah. Ardan seakan ragu jika benar-benar harus tinggal di rumah istrinya yang sangat jauh berbeda dengan rumahnya yang megah itu. "Demi kamu dan anak kita, aku sanggup." Ardan mengangguk. Resty akan melihat, apa suaminya benar-benar yakin bisa tinggal bersamanya. Karena secara level mereka sangat jauh berbeda. "Ok, terserah kamu saja, Mas. Sayang sekarang kita makan dulu ya." Resty mengajak putrinya masuk ke dalam. Melihat istrinya masuk ke dalam, Ardan mengikutinya. "Ibu mana?" tanya Ardan. "Sudah pergi ke sawah, pekerjaan ibu dari dulu kan memang di sawah," jawab Resty, sementara Ardan hanya mengangguk. "Ya sudah, aku berangkat ke kantor dulu

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Suami Tak Berpendirian

    "Kalau kamu memang sudah tidak mencintai mas Ardan, lalu untuk apa kamu menerimanya untuk tinggal di sini?" tanya Serly. Ia curiga jika Resty masih mencintai Ardan, begitu juga sebaliknya. Terlebih Ardan, karena lelaki itu secara terang-terangan menolak keinginan ibunya untuk menikah dengan Serly. "Aku menerimanya karena status kami masih sepasang suami-istri, kami masih pasangan yang halal. Beda cerita denganmu, kalau kamu meminta mas Ardan untuk tinggal bersama. Itu baru salah, karena kalian belum menikah," ungkap Resty, seketika Serly diam mendengar hal tersebut. Serly menyunggingkan senyumnya. "Mungkin mas Ardan melakukan itu karena terpaksa, tapi aku sarankan, kamu jangan marah jika nanti mas Ardan menggugat cerai kamu. Karena keluarganya sudah sepakat untuk menikahkan kami."Resty tersenyum. "Memang itu yang aku tunggu, jadi kamu bujuk mas Ardan agar dengan segera menjatuhkan talak untukku, dengan begitu kamu bisa menikah dengan mas Ardan. "Sial, aku pikir dengan memanas-mana

Bab terbaru

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Akhir Kisah

    Waktu berjalan begitu cepat, keesokan harinya tepatnya pukul sepuluh siang Resty sudah diperbolehkan pulang. Sejujurnya Resty meminta pulang sedari tujuh pagi tadi, tapi dokter belum mengizinkan. Setelah kondisinya benar-benar sudah pulih, baru dokter mengijinkannya untuk pulang."Dafian nggak rewel kan, Mas?" tanya Resty, memang Dian membawa pulang cucunya terlebih dahulu, itupun atas saran dokter. "Nggak kok, kata mama anteng," jawab Dony. Mendengar itu, hati serta pikiran Resty menjadi tenang. "Lalu bagaimana dengan Zara." Resty kembali bertanya."Zara juga nggak rewel kok, malah kata mama seneng banget," sahut Dony."Syukurlah, auh." Resty hampir saja terjatuh jika Dony tidak sigap. "Sayang kamu baik-baik saja kan?" tanya Dony dengan raut wajah khawatir. "Aku nggak apa-apa kok, Mas. Cuma tadi rasanya tiba-tiba sedikit pusing," jawab Resty sembari memijit pelipisnya. "Kita kembali ke .... ""Enggak apa-apa kok, Mas. Aku mau pulang, aku ingin melihat putra kita." Resty memotong

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Penyesalan & Kebahagiaan

    Dua jam telah berlalu, kini Ardan sudah dibawa ke rumah sakit jiwa. Awalnya polisi akan membawanya ke kantor polisi, tetapi setelah diperiksa. Kondisi kejiwaan Ardan terganggu, itu sebabnya polisi membawanya ke rumah sakit jiwa.Sementara itu, saat ini rumah Rena banyak pelayat yang datang saat mendengar kabar Serly meninggal dunia. Bahkan Haris yang mendengar kabar tersebut ikut hadir bersama dengan keluarganya. Mengingat jika Serly juga pernah menjadi bagian dari keluarganya.Setelah pemakaman selesai, Hesti meminta Haris dan sekeluarga untuk mampir lagi ke rumah. Hesti ingin meminta maaf pada mereka, terutama pada Resty, mantan menantunya yang pernah ia sia-siakan. Hesti juga ingin meminta maaf pada Dony."Resty, tolong maafkan semua kesalahan ibu dan sekeluarga. Tolong maafkan kesalahan Ardan juga, mungkin apa yang kami alami adalah karma. Karena kami sering menghina kamu dan juga menyia-nyiakan kamu," ungkap Hesti dengan penuh penyesalan. Bahkan air matanya tak berhenti menetes,

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Ardan Depresi

    Setelah menanda tangani surat persetujuan, kini mereka tengah menunggu di depan ruangan operasi. Ardan dan Rena hanya bisa berharap agar operasi berjalan dengan lancar. Tiba-tiba saja Rena teringat akan Mita yang sampai saat ini mereka belum tahu keadaannya."Kenapa, Kak?" tanya Ardan yang melihat kakaknya tiba-tiba gelisah. "Kita belum tahu bagaimana dengan keadaan Mita," jawab Rena. Mendengar itu Ardan hanya menghela napas. "Nunggu operasi ibu selesai operasi, setelah itu kita tanyakan kondisi Mita," lanjutnya. Sementara itu Ardan hanya mengangguk, setelah itu ia menyenderkan kepalanya di sandaran kursi."Kenapa semenjak aku menyia-nyiakan Resty dan juga Zara masalah selalu datang. Terlebih setelah Resty mengetahui rahasia yang selama ini aku simpan." Ardan membatin, jujur ia merasa bersalah atas perbuatannya pada Resty serta putrinya dulu."Apa ini karma untukku dan juga keluargaku. Selama ini kami selalu berbuat jahat pada Resty." Ardan kembali membatin, lalu mengusap wajahnya d

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Karma untuk Hesti

    Resty tersenyum. "Itu tidak akan pernah terjadi, kamu pikir aku akan luluh dengan ancamanmu itu. Dengar ya, Mas. Aku bersedia memaafkan semua kesalahan kamu dan juga keluargamu. Tapi tolong, jangan pernah usik hidupku lagi, aku sudah bahagia bersama dengan mas Dony."Ardan menggeleng. "Aku tidak percaya, kamu tidak bahagia, kamu hanya akan bahagia hidup bersamaku. Resty, Sayang kembalilah padaku, aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan kamu seperti dulu. Aku berjanji."Ardan bangkit dan hendak menyentuh pipi mulus mantan istrinya. Dengan cepat Resty menepisnya dengan kasar. Bahkan dua bodyguard yang sedang berjaga langsung menghampiri majikannya untuk melindunginya."Nyonya cepat masuk," titah Jony, salah satu bodyguard yang bertugas untuk menjaga rumah. Dengan segera Resty bangkit dan berlari masuk ke dalam. Sementara itu, Ardan yang hendak mengejarnya, dengan kasar Jony mendorongnya hingga jatuh."Cepat pergi dari sini, jika masih sayang pada nyawamu," ujar Beni, bodyguard yang ikut

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Tawaran Gila Ardhan

    Hari telah berganti, pagi ini Hesti tengah pusing dengan masalah yang menimpa anak-anaknya. Mulai dari anak pertamanya hingga anak ketiganya, yaitu Ardan. Kepala Hesti rasanya ingin meledak saat memikirkan berbagai masalah mereka."Jadi kak Rena semalam nggak pulang, Bu?" tanya Ardan. Saat ini mereka tengah menikmati sarapan bersama, tetapi hanya Hesti dan kedua anaknya. Karena Rena tidak pulang, entah ke mana anak itu."Iya, Rena benar-benar membuat ibu pusing. Anak itu biang masalah yang terjadi di keluarga kita," keluhnya. Karena semenjak ketahuan selingkuh, Rena benar-benar berubah. Wanita itu sering pergi pagi dan pulang larut malam, bahkan terkadang tidak pulang seperti semalam."Udah coba, Ibu telpon." Mita menimpali."Nomornya nggak aktif," sahut Hesti. Wanita itu memijit pelipisnya yang tiba-tiba sangat sakit. Hesti tidak tahu harus berbuat apa lagi, karena setelah Rena dan Dion resmi bercerai, mereka harus mengembalikan uang yang pernah Rena pinjam dulu."Ibu sudah pernah me

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

    "Ya sudah, kalau begitu kami pamit dulu. Ingat ya, kalau kamu tidak mengembalikan uang itu, saya akan menuntut kamu," ucap Mira, seketika Rena dan yang lainnya terkejut mendengar hal tersebut. Terlebih Rena, wanita itu pusing harus mencari uang sebanyak itu ke mana.Setelah urusan mereka selesai, kedua orang tua Dion bergegas untuk pulang. Kini Ardan dan ibunya tengah bingung, bagaimana caranya untuk mengembalikan uang itu. Andai saja Rena tidak berbuat ulah, mungkin Dion tidak akan menceraikannya. Karena bagi Hesti, menantunya itu sumber uang, tapi dasar Rena saja yang tidak bisa memanfaatkan."Coba saja kamu tidak berbuat ulah, Dion pasti tak akan menceraikan kamu. Kalau sudah begini siapa yang rugi," ungkap Hesti. Beruntung jantungnya tidak kumat saat mendengar kabar tersebut."Mas Dion itu terlalu sibuk sama pekerjaan, dia nggak ada waktu untuk Rena," belanya. Sesungguhnya bukan masalah itu saja yang membuat Rena berpaling, tetapi Rena yang memang matre membuatnya mencari kesenang

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Kehancuran Keluarga Ardhan

    Ardan melirik ke arah mantan istrinya itu, jujur ia sakit hati menerima kenyataan tersebut. Masalah Serly yang bukan anak kandung ayahnya, atau masalah Resty yang ternyata anak kandung ayah mertuanya itu tidak menjadi masalah. Namun menerima jika Resty telah menjadi istri Dony, hal tersebut membuatnya sakit hati."Satu lagi yang perlu kamu ketahui, kalau semua harta yang papa miliki telah menjadi milik Resty. Karena Resty yang berhak atas itu semua." Satu kenyataan lagi yang membuat jantung Serly ingin copot. Kemarahan dan rasa kecewa kini telah menguasai hati Serly."Ini tidak mungkin, aku yang bersama papa sejak kecil. Tapi kenapa dia yang mendapatkan itu semua, Papa tidak adil." Serly protes, ia benar-benar tidak terima dengan keputusan ayahnya."Kamu memang benar, tapi sejak awal memang niat papa seperti itu. Namun meski semua harta dan apa papa miliki telah menjadi milik Resty. Papa tidak akan mengusir mamamu, papa juga akan tetap menganggap kamu sebagai anak." Haris memberi penj

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Fakta Mengejutkan

    "Sial." Lelaki itu mengumpat kesal, dengan memegangi tengkuknya. Lelaki berkemeja hitam itu bangkit, dengan pandangan yang sedikit kabur lalu menatap pemuda yang berdiri di hadapannya."Siapa kamu." Lelaki itu melontarkan pertanyaan. Sesekali ia mengusap tengkuknya, lalu menggerakkan ke kanan dan juga ke kiri."Itu bukan urusan kamu, yang jelas aku akan menggagalkan rencana kamu untuk menculik istri orang," jawabnya. Seketika lelaki itu naik pitam mendengar jawaban dari pemuda berjas hitam tersebut."Sialan, berani juga kamu ya." Lelaki itu yang tak lain adalah Ardan langsung melayangkan pukulannya ke arah pemuda berjas hitam tersebut. Kini keduanya tengah sama-sama adu otot, pemuda itu terpaksa melawan Ardan yang lebih dulu menyerangnya.Sementara itu, di luar Dony tengah gelisah, pasalnya sudah sepuluh menit lebih Resty belum juga kembali. Sesekali ia melirik ke arah belakang, di mana kamar mandi berada. Sementara itu, Rahayu yang melihat kegelisahan menantunya, dengan segera mengha

  • Ketika Istri Menolak Uang Bulanan dari Suaminya   Rencana yang Gagal

    "Kamu pasti bingung, Mas. Kenapa aku bisa duduk di sini." Resty membatin, sementara Ardan masih diam dengan raut wajah kebingungan. "Kamu sekarang berubah ya," ujar Ardan seraya menatap mantan istrinya dengan tatapan tak percaya. Bahkan lelaki itu kembali menggelengkan kepalanya, rasanya ia tidak percaya dengan apa yang Ardan lihat.Resty menghela napas. "Tolong, di sini untuk membahas pekerjaan, bukan membahas masalah pribadi."Ardan membuang muka, kesal dan marah berubah menjadi satu. Setelah itu Ardan menghembuskan napas, berusaha untuk menahan sabar, walaupun sesungguhnya hatinya merasa tercabik atas perubahan mantan istrinya. Sementara Resty menahan tawanya saat melihat ekpresi wajah mantan suaminya."Kamu memang sombong, ok mungkin sekarang kamu menang. Tapi aku akan buktikan kalau kamu akan kembali lagi padaku." Setelah mengatakan itu Ardan memutuskan untuk pergi. Malu rasanya jika harus bekerja satu kantor dengan mantan istri. Terlebih posisi Resty yang sebagai pemimpin."Dar

DMCA.com Protection Status