Share

14 Belum Saatnya Diceraikan

Author: Setia_AM
last update Last Updated: 2024-06-06 10:37:29
Dan sialnya, dia justru terjebak di ruangan yang sama dengan pasangan suami istri yang sedang memadu asmara.

“Aku pergi ke kamar sebelah dulu!” pamit Nia dengan suara serak menggoda. “Silakan cari aku kalau kamu masih belum puas ....”

Dia melirik Kalila yang meringkuk di atas sofa, sebelum akhirnya pergi dari kamar utama dengan hati gembira karena merasa menang.

“Mas, kalau memang kamu yakin ingin fokus sama satu istri saja silakan. Ceraikan aku secepatnya,” pinta Kalila setelah semalaman itu dia tidak bisa tidur karena mimpi buruk yang Gio berikan kepadanya

“Belum saatnya kamu untuk diceraikan.”

“Tapi kalau kamu sudah tidak butuh aku sebagai ....”

“Siapa bilang aku tidak butuh kamu? Aku bahkan sangat membutuhkan kamu,” tegas Gio seraya mematut dirinya di depan cermin.

“Selamat pagi, Sayang!” Nia nyelonong masuk ke kamar utama tanpa permisi. “Eh kamu, jangan terlalu dekat sama suami orang dong!”

Kalila memutar bola matanya dengan malas.

“Kok berantakan begini
Setia_AM

Baca juga: Gairah Terpendam Suami Kontrak Mantanku, Kakak Iparku Menjadi Istri Kedua Kakak Ipar

| 8
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Khotipah
kelamaan JD istri lemahnya ,kapan jadi .....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    15 Pura-pura Hamil

    Kalila terpaku, dia tidak tahu harus menjawab apa. Sebagai keluarga besar, tentu Arka lebih tahu tentang siapa saja yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Gio. “Aku ... aku tidak terlalu hapal namanya, Ka. Tahu sendirilah kalau aku ini pelupa,” elak Kalila, yang justru memantik rasa curiga di pikiran Arka. “Oh, aku yakin dia akan betah di sini karena kamu selalu memperlakukan tamu dengan sangat baik.” “Mungkin ...” Kalila tersenyum, lalu menelan saliva dengan getir. Arka mungkin tidak tahu jika tamu yang menginap di rumah suami Kalila adalah seorang wanita, sekaligus bergelar istri pertama. “Lil, kamu tidak apa-apa?” tanya Arka. “Apa aku salah bicara?” Kalila menggeleng. “Tidak kok, dia pasti betah di rumah ini.” Arka bisa melihat ekspresi janggal yang terlihat pada wajah Kalila, apakah ini ada hubungannya dengan ‘sepupu’ Gio yang menginap? “Sering-sering mampir ke sini, Ka.” “Oke, sayang sekali aku tidak lihat Gio dan sepupu kamu itu ....” Kalila tertegun ke

    Last Updated : 2024-06-07
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    16 Ingin Sekali Berpisah

    Kalila terbelalak. Haruskah kebaikan nenek Mutia dibayar dengan sebuah sandiwara? Tidak bisakah Gio mempertimbangkan keinginan nenek dan bersedia menyentuhnya supaya mereka bisa mempersembahkan seorang cicit?“Aku ... aku tidak bisa,” gagap Kalila.“Siapa yang tanya pendapatmu?” gertak Gio geram. “Sejak awal aku tegaskan sama kamu untuk menuruti seluruh rencanaku, bukankah kamu ingin segera bercerai?”“Tapi bukan seperti ini caranya! Itu sama saja kamu membohongi nenek! Bagaimana kalau suatu saat dia bertanya tentang cicitnya yang tidak lahir-lahir, kamu mau jawab apa?”Gio dan Nia saling pandang, lalu keduanya tertawa bersamaan.“Jadi itu masalahnya? Kamu tidak usah khawatir, nenek akan tetap mendapatkan cicit dariku.” Gio tersenyum miring.“Caranya? Bukankah aku hanya pura-pura hamil?”Gio melirik Nia yang berada di sampingnya.“Tepat sekali, aku yang akan melahirkan cicit untuk Nenek Mutia.” Nia menimpali.Kalila sontak terhuyung, mend

    Last Updated : 2024-06-08
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    17 Terperangkap Sandiwara Gio

    “Akhirnya, kalian akan segera punya momongan!” Mutia terlihat gembira, begitu juga dengan suaminya, Herdiansyah. Terus terang, Kalila sangat merasa bersalah karena terlibat dalam kebohongan ini. Dia ingin berontak, tapi tidak cukup nyali untuk menghadapi Gio. “Tentu saja, doakan supaya kehamilan Lila berjalan lancar dan sehat-sehat terus sampai melahirkan.” Gio dengan sengaja merangkul Kalila, untuk meyakinkan kakek dan neneknya jika dia sudah menerima pernikahan mereka dengan lapang dada. “Gio, kamu ikut kakek sebentar!” “Baik, Kek!” Kalila baru bisa bernapas lega setelah Gio menjauh darinya. “Lila, sini duduk dekat nenek.” Mutia mengulurkan tangannya. “Iya, Nek ....” “Kenapa kamu terlihat makin pucat dan tegang? Apa kamu tidak bahagia dengan kehamilan ini?” tanya Mutia heran. Kalila tidak segera menjawab, dia ingin sekali mengatakan yang sebenarnya jika Gio sudah merekayasa kehamilan itu. “Mungkin ada makanan yang mau kamu makan?” tanya Mutia lagi. “Kata

    Last Updated : 2024-06-09
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    18 Tidak Dicintai Suami Sendiri

    “Mas, bagaimana rencana kita ...?”“Kita kurung dia,” tegas Gio sambil mengempas tangan Kalila. “Kita bilang saja kalau dia harus bedrest, kunci kamar biar kamu yang pegang.”Kalila terbelalak. “Mas, tunggu!”“Tidak ada penawaran apa pun untuk kamu, Lila. Ikuti rencanaku sampai akhir,” tegas Gio dingin.“Tapi ....”“Apa kamu tuli? Mas Gio tidak menerima penolakan!” sergah Nia sambil meraih lengan suami mereka. “Ayo Mas, kita tinggalkan saja dia biar bisa merenungi kesalahannya.”Gio mengangguk dan mengikuti langkah Nia di sampingnya.Brak!Kalila memejamkan mata ketika Gio menutup pintu kamar utama dengan keras, diikuti suara kunci yang diputar untuk mengurungnya.Saat ini dia benci dengan beberapa hal: benci pada pernikahan, sandiwara untuk berpura-pura hamil, juga benci kepada dirinya sendiri yang tidak memiliki kekuatan untuk melawan arogansi Gio.Kalila benci semua itu!“Kenapa kamu gelisah begitu?” Di kediaman megah berlantai dua itu, Herdi bertanya heran kepada Muti

    Last Updated : 2024-06-10
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    19 Status Kamu Tersembunyi

    “Kenapa tidak sekarang saja? Minta Mas Gio untuk memperkenalkan kamu kepada keluarga besar, apa kamu tidak ingin mendapatkan pengakuan dari mereka?”Nia langsung terdiam.“Nenek Mutia itu sangat penyayang terhadap istri dari cucunya, apa kamu tidak ingin di posisi itu?” tanya Kalila lagi.“Aku ... tentu saja aku pasti akan ada di posisi itu suatu saat nanti.”“Kalau begitu, bujuk Mas Gio untuk segera menceraikan aku ... Kamu istri pertama, kamulah yang lebih berhak untuk mendapatkan segala hal yang dimiliki Mas Gio ....”“Tidak usah kamu mengajariku!” bentak Nia, wajahnya terlihat resah bercampur gusar.Kalila yakin jika ucapannya sedikit banyak berpengaruh terhadap mental Nia sebagai istri pertama yang disembunyikan.“Miris ya, saat istri kedua justru lebih diakui?”“Diam kamu, diam!” Nia tidak tahan lagi, dia mengentakkan kaki kemudian pergi meninggalkan kamar Kalila dan menguncinya kembali.“Ya ampun ... seperti aku yang salah di sini,” ratap Kalila menahan kepedihan hati.

    Last Updated : 2024-06-11
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    20 Sudah Memiliki Istri Lain

    “Satu langkah saja kamu berani meninggalkan rumah ini, aku akan hancurkan orang tua kamu.” Gio mengancam. “Kalau begitu biar aku hancur bersama orang tuaku,” sahut Kalila sembari memasukkan pakaiannya dengan serampangan. “Kamu! Sudah berani melawanku, rupanya!” “Terserah apa katamu, Mas.” “Tetap di tempatmu, Lila!” Namun, Kalila tidak peduli. Dia harus melawan sekarang, atau tidak sama sekali .... “Aku bilang tetap di tempatmu!” Gio mengangkat tangannya dengan penuh amarah, tapi yang terjadi selanjutnya .... “Gio, Lila! Apa yang terjadi?” Gerakan tangan Gio langsung terhenti di tengah jalan, dia menoleh dan terkesiap melihat keberadaan Arkana alias Arkan atau Arka. “Tidak apa-apa, kamu ... kenapa mendadak masuk tanpa izin? Sori Ka, tapi ini adalah ruangan yang sangat privasi.” Gio berusaha menguasai diri. Namun, Kalila tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.

    Last Updated : 2024-06-12
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    21 Ketidakberdayaan Kalila

    Setibanya di kediaman Mutia, kedatangan Kalila dan Arka tentu saja disambut dengan tatapan heran dari sang tuan rumah.“Bagaimana bisa kalian ...? Mana Gio?” tanya Mutia sembari menatap lurus ke arah pintu, kalau-kalau Gio mendadak muncul dari sana.“Maaf karena kedatanganku yang mendadak ini, Nek. Tanpa Mas Gio ....”“Kok bisa kamu sama Arka? Mana Gio?” tanya Mutia kebingungan.Kalila diam, tidak tahu harus memulai dari mana.“Nenek tenang dulu, tunggu sampai Lila siap untuk menceritakan semuanya.” Arka menengahi.“Baiklah, duduk dulu kalian berdua.” Mutia lantas meminta pelayan rumah untuk membuatkan tiga cangkir teh hangat.Arka menoleh kepada Kalila, mengisyaratkannya untuk segera memulai pembicaraan.“Nek, aku ... aku ingin berpisah dari Mas Gio.” Kalila akhirnya memberanikan diri untuk berterus terang.“Pisah? Jangan main-main, Lila. Itu keputusan besar, bukankah baru kapan hari itu kamu dan Gio datang berkunjung? Kamu sendiri sendiri sedang hamil kan?”Untuk pertanyaa

    Last Updated : 2024-06-13
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    22 Kasih Dia Nafkah Batin

    Gio mengemudi sembari memukul setirnya berkali-kali, sudah tidak terhitung jumlah panggilan tak terjawab dari Mutia sebanyak apa ....Pria arogan itu tidak terlalu memiliki nyali untuk menjawab panggilan telepon dari neneknya.“Mas, kamu kenapa sih datang marah-marah begini?” Nia menatap heran ke arah Gio yang sedari tadi mengumpat sambil memijat pelipisnya.“Diam dulu, Nia. Aku sedang berpikir!”Nia melengos, lalu memilih pergi ke kamar untuk melanjutkan nonton film drama di televisi.“Aku harus bicara apa sama nenek? Lila pasti sudah menceritakan segalanya ... Dasar tidak tahu diri sekali perempuan itu, bukankah untung kalau dia tetap menjalankan rencana ini sampai akhir?” Gio berdiri lalu berjalan mondar-mandir sambil mengacak-acak rambutnya. Dia sengaja tidak membuka aplikasi pesan instan miliknya untuk menunjukkan kesan bahwa dirinya sedang tidak online.Saat pikiran sedang kalut, Gio mendengar suara mesin mobil berhenti di depan rumah Nia. Sesaat berikutnya, gedoran pint

    Last Updated : 2024-06-14

Latest chapter

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    162 (TAMAT) S2: Akad Nikahnya Batal?

    “Gio pasti mencariku!” Kalila agak kesulitan turun karena sudah mengenakan kebaya warna maron. “Kamu akan tetap di sini,” tegas Arka, mencekal pergelangan tangan Kalila. “Aku tidak bisa, mana ponselku? Aku harus pesan taksi!” “Aku bawa mobil, tidak usah pesan taksi.” Karena tidak ada pilihan lain, terlebih karena ponsel juga tidak dalam jangkauannya, Kalila terpaksa mengikuti saran Arka. Sebenarnya apa yang terjadi, batin Kalila saat mobil Arka mulai melaju. Dia ingat betul bahwa terakhir kalinya ada di gedung dan bersiap melangsungkan akad nikah dengan Gio, lalu saat berganti pakaian .... Sepertinya ada yang membekapku, sambung Kalila dalam hati. “Kenapa wajahmu tegang begitu?” tanya Arka memecah keheningan. “Tidak apa-apa!” Kalila buru-buru menggeleng. “Kamu ... hadir di acara Gio?” “Aku datang mewakili ayahku, tidak enak juga kalau tidak datang.” Kalila diam, ada setitik rasa curiga terhadap Arka. Namun, dia tidak ingin menampakkan rasa curiganya itu secara teran

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    161 S2: Pernikahan Tidak Bisa Terlaksana

    “Sudah terlambat, percuma saja.” “Kenapa percuma, Mas? Aku akan bujuk Lila kalau itu yang kamu inginkan!” Arka menoleh dan menatap Sofi dengan penuh benci. “Sudah ada laki-laki lain yang akan merujuk Lila, sepupuku sendiri!” Sofi tercenung. “Jadi ... kita sudah terlambat?” Arka mendengus, merasa muak dengan sikap Sofi yang terkesan lemah. “Tapi ... apakah Lila benar-benar tidak bisa dibujuk lagi?” “Bujuk saja kalau kamu bisa,” pungkas Arka datar. Sofi masih berdiri membeku dengan pakaian dinas yang melekat di tubuhnya. Sepertinya ini bukan saat yang tepat, pikir Sofi muram. Suasana hati Arka jelas sedang buruk, sehingga akan sangat egois jika dia tetap meminta keinginannya. “Arka, akhir-akhir ini ayah perhatikan kamu semakin parah saja.” Sandy berkomentar di hadapan Sania dan Sofi saat sarapan pagi. “Pergilah berlibur kalau memang kamu membutuhkannya.” Arka menatap Sandy dengan sorot mata redup. “Ayah tahu apa yang aku inginkan.” “Arka, kamu bukan anak kecil lag

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    160 S2: Arka Tidak Memiliki Hasrat?

    Ayah dan ibu Kalila saling pandang. “Kamu serius?” “Pernikahan ini tidak untuk main-main, kamu sadar?” “Aku sangat serius, dan aku sadar itu.” Gio menatap kedua orang tua Kalila bergantian. “Kamu pernah menduakan putri kami,” ungkit ayah Kalila, seolah hal itu belum lama terjadi. “Sekali lagi aku minta maaf, Yah. Tapi kali ini aku jamin, aku tidak akan mengecewakan Lila. Dia hanya jadi satu-satunya istri jika kami rujuk nanti.” Ayah Kalila menarik napas panjang dan tidak menjawab. “Lila sendiri bagaimana?” tanya ibu ingin tahu. “Kami sudah bertemu dan Lila menyerahkan sepenuhnya kepada Ayah dan Ibu.” “Kalau begitu kami juga harus membicarakannya dengan Lila terlebih dahulu,” pungkas ayah. “Kamu tidak bisa mengambil keputusan sepihak, karena nantinya Lila yang akan menjalani ini semua.” Gio mengangguk, menurutnya pertemuan ini tidaklah terlalu buruk dari yang dia bayangkan. Kalila sedang ikut mengepak pesanan reseller ketika ponselnya berdering nyaring. “Izin seb

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    159 S2: Jangan Mencari Kekuranganku

    Sesaat setelah mobil Gio melaju pergi, mobil Arka justru baru saja menepi di depan outlet Zideka. “Sepertinya Lila serius mau rujuk sama Gio,” gumam Arka nyaris putus asa. “Ya ampun, aku harus bagaimana?” Ingin rasanya Arka membuntuti mereka, tapi dia tidak kuat menyaksikan kebersamaan mantan istrinya. “Sudah kamu pertimbangkan matang-matang?” tanya Gio begitu dia dan Kalila sudah berada di dalam kafe miliknya. “Pertimbangkan apa?” “Rujuk lah!” Kalila mengerutkan keningnya. “Itu serius? Tidak, kan? Aku tahu kamu mengatakannya spontan saja karena terbatasnya waktu untuk berpikir, sekarang jadi seperti ini kan ...” Giliran Gio yang mengerutkan keningnya, dia tidak mengira jika Kalila menganggap apa yang dia katakan di media tempo hari adalah sebuah ketidaksengajaan. “Kita bisa menjadikannya benar-benar serius,” cetus Gio, tapi malah mendapat tatapan tajam dari Kalila. “Demi Noah, tentu saja!” imbuh Gio buru-buru supaya Kalila tidak salah paham. “Anak keci

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    158 S2: Laki-laki itu Sama Saja

    Kalila untuk sementara tidak mau pusing-pusing memikirkan berita yang beredar tentang dirinya dan Gio. Namun, tetap saja dia merasa kebingungan juga saat ibunya menelepon untuk mengonfirmasi kebenaran itu. “Kamu serius mau rujuk sama Gio?” Kalila menarik napas panjang, tidak tahu harus memulai dari mana untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya. “Belum pasti kok, Bu ...” “Kok belum pasti, bagaimana sih? Jangan jadikan pernikahan sebagai permainan, Lil!” “Bukan maksudku begitu, tapi memang semua ini serba mendadak dan belum pasti. Aku tidak menganggap serius ucapan Gio di depan media, mungkin biar meredam kesalahpahaman saja.” “Salah paham seperti apa sampai kalian harus bicara dusta di depan orang-orang?” Kalila lagi-lagi bingung jika harus menjelaskan kejadian yang bermula di rumah kontrakannya. “Ceritanya panjang, Bu. Mungkin Ibu bisa hubungi Gio karena dia pertama kali punya ide bilang rujuk di depan orang-orang,” usul Kalila, mau tak mau harus menumbalkan Gio.

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    157 S2: Kehadiran Gio Merusak Segalanya

    “Jelaskan ini, Dan! Apa maksudnya?” Dengan suara melengking miliknya, Soraya mengintrogasi sang putra begitu mereka bertemu. “Jelaskan soal apa, Bu?” “Itu, berita yang sedang beredar! Kamu bilang kalau kamu akan rujuk dengan mantan istri kedua kamu kan?” Gio menatap Soraya sekilas. “Doakan saja, Bu.” “Maksud kamu apa? Kalian betulan mau rujuk?” “Kalau memang itu takdirku, mau bagaimana lagi?” “Kamu jangan bercanda, Dan! Kalau kamu sudah ada keinginan untuk menikah lagi, kenapa tidak cari orang lain saja?” “Memangnya kenapa, Bu? Lila kan ibu dari anakku juga ...” “Tapi ibu tidak setuju! Apa kamu tidak ingat bagaimana dia berkeras untuk cerai dari kamu, jadi buat apa sekarang kamu rujuk sama dia? Buang-buang waktu, tenaga, dan pastinya uang!” Gio menarik napas. “Entahlah, kita lihat saja nanti. Setidaknya Lila bukanlah orang lain dalam keluarga kita.” Tidak puas dengan jawaban Gio, Soraya mencebikkan bibirnya. Susah payah dia mencarikan calon yang sesuai untuk Gio

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    156 S2: Anda Berdua Akan Rujuk?

    Kalila memijat-mijat kepalanya yang terasa pening, di sebelahnya ada Bik Nuri yang sedang menyeduh secangkir teh lemon untuknya. “Jangan terlalu dipikirkan, Nyonya. Saya saksinya kalau Nyonya dan Tuan tidak berbuat seperti apa yang mereka tuduhkan ...” hibur Bik Nuri seraya menghidangkan teh buatannya. “Tapi kan masalahnya mereka lihat sendiri bagaimana Tuan ada di rumah ini, kami tidur hanya dengan Noah sebagai pembatas ... Saya malu, Bik. Orang-orang di luar sana pasti berpikiran macam-macam tentang kami ...” Bik Nuri mengusap-usap bahu Kalila untuk meredakan kegelisahannya. “Kita memang tidak bisa memaksa orang untuk percaya dengan apa yang kita jelaskan, Nyonya. Mereka cenderung mempercayai apa yang mereka lihat saja,” ujar Bik Nuri. “Mungkin butuh beberapa waktu lagi sampai kejadian ini mereka lupakan ...” Kalila menatap tehnya. Apa mungkin mereka akan lupa kejadian tadi seiring berjalannya waktu? Dia tidak yakin karena beberapa orang dari mereka bahkan secara terang-ter

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    155 S2: Kalian Kumpul Kebo?

    Noah terbangun dengan kaget dan kebingungan melihat keberadaan banyak orang di depannya. “Sebentar, sebentar ... ada apa ini?” Gio yang baru terbangun dari tidurnya, tampak bingung dengan situasi ruang tamu yang kini penuh orang. “Ada apa, ada apa, ada yang mesum di lingkungan ini!” “Mesum?” “Jangan pura-pura tidak tahu, kamu bukan warga sini kan?” Melihat Noah yang bingung sekaligus ketakutan, Kalila mengisyaratkan kepada Bik Nuri untuk memeluknya. “Saya cuci muka sebentar,” kata Kalila tegas. “Tidak bisa begitu, kamu pasti mau kabur ya?” “Kalian harus mempertanggungjawabkan perbuatan kalian!” Suara-suara ribut terus terdengar di seluruh ruangan. “Paling tidak jangan membuat anak ini takut!” seru Bik Nuri sambil mendekap Noah erat-erat. “Ini hanya salah paham, berikan kesempatan pada majikan saya untuk menjelaskan. Paling tidak biarkan nyonya saya cuci muka dulu!” “Nanti dia kabur ...” “Untuk apa saya kabur? Rugi, saya sudah membayar sewa rumah ini

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    154 S2: Dikira Pasangan Mesum

    Ketika hari mulai malam, demam di tubuh Noah semakin meninggi. “Minum obat dulu, ya?” bujuk Kalila. “Habis ini Noah tidur ...” “Ayah kapan datang, Bu?” Kalila tidak segera menjawab. “Telepon ayah ...” pinta Noah pelan, wajah yang biasanya ceria itu kini terlihat sayu. Sumpah demi apapun, Kalila tidak tega melihat Noah sakit seperti ini. Apa dia betul-betul harus menelepon Gio? Tapi ini kan sudah malam, batin Kalila tidak mengizinkan. “Noah tidur dulu ya, besok baru ibu telepon ayah.” “Gak mau, aku mau ayah sekarang ...” Kalila tidak mendengarkan dan malah berbaring di samping Noah, di dekatnya sang putra dengan erat dan berharap panas itu berpindah ke tubuhnya saja. “Sama ibu dulu, nama Harus istirahat biar cepat sembuh.” “Mau ayah sekarang ... Ayah ...” Kalila terlihat bimbang, dia tentu segan jika harus menghubungi Gio malam-malam begini. Namun, melihat keadaan Noah yang sedang terbaring demam, membuatnya tidak tega untuk tetap menolak keinginannya. “Halo?

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status