Share

138 S2: Sengaja Meninggalkan Noah

Author: Setia_AM
last update Last Updated: 2024-11-06 23:58:31
Sofi terkesiap, dia tidak peduli apa pun asalkan bisa berada di sisi Arka.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Kalila yang menyaksikan itu sontak menyingkir pergi dari tempat itu.

Sejauh ini, dia belum tahu apa keputusan Arka. Jika dilihat dari surat keterangan milik Sofi yang menyatakan rahimnya subur, ada perasaan jika Arka memiliki keraguan untuk memilih.

Lihat sajalah nanti, batin Kalila sementara taksi yang dia tumpangi terus melaju. Sekarang lebih baik fokus pada karir dan juga masa depan Noah.

“Bik, tidak ada kabar apa-apa selama Noah ikut ayahnya kan?” tanya Kalila memastikan.

“Setahu saya tidak ada, Nyonya. Tuan Gio juga tidak bilang apa-apa ...”

Kalila termenung, sudah beberapa hari ini dia tinggal terpisah dari putra semata wayangnya. Ada rasa rindu membuncah, tentu saja. Namun, untuk membawa Noah kembali rasanya masih ada kekhawatiran mengingat situasi di rumah Arka sedang tidak kondusif.

Suasana hati Kalila sendiri masih juga belum membaik, karena itu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    139 S2: Tidak Mengakui Perjodohan

    Tiba-tiba Nia menyela. “Maaf kalau itu salahku. Aku hanya kasihan melihat anak ini ditinggal sendirian ...” Stevi menoleh menatap Nia. “Kamu ini sebetulnya siapa sih, kenapa ikut campur masalah ini?” Nia memilih diam. “Dia adalah orang yang menemukan Noah sendirian di koridor sepi,” sahut Gio tanpa diminta. “Oh ya?” Bukannya berterima kasih, Stevi justru menatap Nia dengan pandangan tidak suka. “Kok dia bisa selancang itu sih, seharusnya kan dia cari aku dulu—minimal menyerahkan Noah karena aku yang membawanya pergi dari Haris ...” “Apa kamu pikir Nia kenal kamu?” tukas Gio lagi. “Kamu kenal Stevi?” Pria itu menoleh ke arah mantan istri pertamanya. “Aku tidak tahu menahu ... Yang penting bagiku saat itu adalah mengantarkan Noah kembali ke sini.” Stevi mengepalkan tangannya. Ini tidak bisa dibiarkan, posisinya bisa betul-betul jatuh gara-gara Nata yang tidak becus dengan rencana mereka. “Oke, oke, ya sudah ... Aku yang salah karena sudah ceroboh, aku minta maaf ... T

    Last Updated : 2024-11-07
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    140 S2: Aku akan Ikuti Keinginanmu

    “Siapa kamu ngatur-ngatur aku?” “Aku ayahnya Noah, setidaknya aku ingin ibu dari anakku tidak menunjukkan pertengkaran di tempat umum seperti tadi.” Kalila menatap Gio tegas. “Dengar ya, aku bukan lagi diriku yang dulu. Yang akan diam saja saat kamu atau Nia menghinaku.” Gio terpaku melihat ketegasan mantan istri keduanya. Usai memberikan keterangan di hadapan Gio, Nia kembali ke tempatnya semula dengan hati puas meski harus tersulut emosi gara-gara kedatangan Kalila yang tidak diinginkan. “Yang penting perempuan yang mengaku-ngaku sebagai calon istri Mas Gio itu sudah berhasil aku singkirkan, aku tidak mengira kalau dia sebodoh itu ...” Nia tersenyum sembari menatap ponselnya. Ya, dia adalah wanita di balik sosok Nata yang telah menjerumuskan Stevi. Bodohnya lagi, Stevi tidak mengenali suaranya dengan baik. “Satu pengganggu sudah aku tendang,” gumam Nia, sorot matanya terarah kepada nomor Stevi yang telah dia blokir untuk menghilangkan jejak. *** “Noah sudah pulang?”

    Last Updated : 2024-11-09
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    141 S2: Arka Tidak Boleh Tahu

    Lila, sebenarnya apa yang terjadi sama kamu?“Noah, kapan-kapan kamu ikut Ayah Gio lagi ya? Ibu ada kerjaan sebentar ...”“Ibu keja telus!” Noah membuang muka, dengan kedua tangan terlipat di dada. Ciri khasnya ketika dia tengah merajuk.“Ibu kan harus cari uang untuk jajan kita, beberapa tahun lagi Noah juga masuk sekolah kan ... Jadi harus ada uang buat bayar, tidak apa-apa ya?”Kalila membelai rambut putranya dengan perasaan campur aduk.“Nanti kalau kerjaan ibu sudah selesai, kita belanja mainan kesukaan Noah, oke?”“Owa sudah beli sama Ayah Jio kemalin!”“Kalau begitu kita beli jajan, ibu mau burger yang besar.”Setelah dibujuk dengan perlahan-lahan, Noah tidak lagi merajuk.“Bik, sekarang tiap kita berangkat kerja, kita harus bawa barang-barang Noah sedikit demi sedikit ...”“Kenapa begitu, Nyonya? Noah kan tidak ada rencana menginap.”Kalila tidak bisa menutupinya dari Bik Nuri, sehingga dia terpaksa menceritakan rencana untuk keluar dari rumah mertua.“Pak Arka bag

    Last Updated : 2024-11-10
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    142 S2: Butuh Seorang Bayi

    “LILA!” Karena menurutnya Arka tidak bisa diajak bicara baik-baik, Kalila terpaksa memilih jalan ini. “Lil, jangan seperti ini! Aku mohon!” Kalila tidak memedulikan teriakan Arka dari dalam kamar mandi. Baginya, tidak ada toleransi untuk sebuah pengkhianatan. Dia sudah tahu jika Arka diam-diam menikah lagi, entah atas dasar paksaan atau kerelaan hati .... Kalila tidak peduli, dia cepat-cepat menyeret kopernya menuruni tangga. “Lil, kamu mau ke mana?” Sania berseru dari pembatas tangga. “Mau pindah ke rumah tangga yang tidak ada pengkhianatan di dalamnya!” sahut Kalila sambil menoleh sekilas. “Kamu sudah izin Arka?” “Tidak perlu, dia juga tidak meminta izinku saat menikah lagi!” Sania terdiam dengan wajah pucat, tapi Kalila tidak peduli. Dia harus pergi sejauh mungkin dari rumah mertuanya, baru setelah itu dia akan menghubungi Bik Nuri yang sedang ada keperluan di luar. “Aku harus cepat cari taksi, semoga saja Bik Nuri masih di jalan ...” gumam Kalila sembari berja

    Last Updated : 2024-11-11
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    143 S2: Merasakan Kegalauan Arka

    Menyadari sikap Zia yang begitu ketus terhadapnya, Arka jadi curiga jika Kalila sudah menceritakan permasalahan mereka. “Aku yakin kamu pasti tahu.” “Tahu apa?” “Masalahku dengan Lila,” pungkas Arka. Zia menarik napas. “Itu bukan urusan aku, selama Lila bisa bekerja dengan profesional. Tapi ... andai benar kalau dia bermasalah sama kamu, tentu aku lebih memihak kepadanya ...” “Begitulah, dasar perempuan.” Arka menghela napas, lalu memilih pergi dari outlet. Kesal sekali hati Arka jika memikirkannya. Susah payah dia dapatkan Kalila, tapi karena kebimbangannya sendiri, kini istrinya itu memutuskan pergi meninggalkan rumah. Arka bisa saja mendatangi rumah kedua mertuanya untuk mencari keberadaan Kalila, tapi dia terlalu pengecut membayangkan reaksi mereka jika tahu putrinya telah diduakan. “Bodoh, harusnya aku tidak terbujuk usul ibu tiri ... Sekarang Lila sudah telanjur marah dan pergi ...” Beberapa kali Arka memukul setir karena frustrasi. Gio mendongak saat Arka muncu

    Last Updated : 2024-11-12
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    144 S2: Hargai Aku Sedikit Saja

    Bersamaan dengan itu, mobil Arka tinggal beberapa kilo lagi jaraknya dari kantor Gio .... “Kita jalan-jalan ke mana, Yah?” “Noah mau kita ke mana?” Gio bertanya dari balik kemudi. “Mau mainan!” sahut Noah sementara Kalila tidak ingin berkomentar apa-apa. Sejujurnya dia tidak nyaman dengan perjalanan ini, tapi kelihatannya Gio mengabulkan semata-mata demi anak mereka yang sejak dalam kandungan tidak merasakan kehadiran orang tua yang lengkap. Setibanya di mal, Gio mengajak Noah mencoba aneka macam permainan sementara Kalila menunggu di kedai es krim yang tidak jauh dari arena permainan. Sesekali dia memotret kebersamaan mereka berdua, dengan maksud ingin menunjukkannya kepada Noah jika sewaktu-waktu merindukan sosok ayahnya. “Jadi ini tujuan kamu berpisah dariku?” Suara seorang pria sukses mengalihkan perhatian Kalila, dia menoleh dan melihat Arka yang berdiri tidak jauh darinya. “Jangan bilang kalau kamu sengaja mengikuti aku?” Kalila tersenyum tipis. Arka tidak menja

    Last Updated : 2024-11-13
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    145 S2: Bayanganku Terlalu Kuat

    Tetap saja Gio kepikiran karena ada Noah yang harus dipertimbangkan masa depannya. “Jadi, penyelidikan ini akan diteruskan, Pak?” tanya Haris memecah lamunan Gio. “Hanya kalau Lila ada kegiatan di luar pekerjaan. Jangan sampai dia melakukan hal-hal negatif yang berimbas pada masa depan Noah.” Haris mengangguk maklum, meskipun dalam hati merasa jika tindakan Gio mulai di luar batas tanggung jawabnya sebagai mantan suami. Beda nasib dengan Kalila, Nia yang telah berhasil menyingkirkan Stevi dengan gemilang, kini sibuk mencari cara supaya bisa kembali dekat dengan Gio. Dulu Gio sangat mencintainya, karena itu Nia begitu yakin jika mantan suami lama-lama akan luluh asalkan dia berjuang dengan penuh kesabaran. “Sherin butuh uang sekolah, sudah ada belum?” tanya ibu Nia begitu putrinya pulang kerja. “Butuh berapa sih, Bu? Perasaan uang terus, uang lagi!” “Kamu pikir kebutuhan anak sekolah itu sedikit!” Nia garuk-garuk kepala. Dulu semasa masih menjadi istri Gio, tidak ada s

    Last Updated : 2024-11-14
  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    146 S2: Menantu yang Tidak Ribet

    “Apa mungkin Lila diam-diam masih menjalin hubungan dengan Mas Arka?” Sania mengembuskan napas panjang, di masa-masa kehamilan ini dia ingin sekali menjalaninya dengan hati tenang. Namun, keluhan Sofi yang terus menerus berdengung seakan tidak ingin membiarkannya tenang walau sedikit saja. “Ya itu tugas kamu untuk menyelidiki suami kamu, Sofi. Tante sudah banyak bantu kamu selama ini kan?” Sofi termenung. “Kamu sangat diuntungkan karena Lila lebih memilih pisah daripada harus berbagi suami sama kamu, menjadikan kamu sebagai istri satu-satunya di rumah ini.” Sania mengingatkan. “Bersyukurlah sedikit, jangan apa-apa ngeluh ... bosan Tante dengarnya.” Mau diakui atau tidak, Sania baru menyadari jika Kalila ada menantu yang tidak ribet seperti Sofi. Dia mampu berpenghasilan sendiri karena memiliki bisnis, dan juga mampu membuat Arka tergila-gila selama masih menjadi suaminya. Astaga, ternyata Sofi hanya menang di tes kesuburan saja .... “Kamu sebaiknya cepat-cepat punya ana

    Last Updated : 2024-11-15

Latest chapter

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    162 (TAMAT) S2: Akad Nikahnya Batal?

    “Gio pasti mencariku!” Kalila agak kesulitan turun karena sudah mengenakan kebaya warna maron. “Kamu akan tetap di sini,” tegas Arka, mencekal pergelangan tangan Kalila. “Aku tidak bisa, mana ponselku? Aku harus pesan taksi!” “Aku bawa mobil, tidak usah pesan taksi.” Karena tidak ada pilihan lain, terlebih karena ponsel juga tidak dalam jangkauannya, Kalila terpaksa mengikuti saran Arka. Sebenarnya apa yang terjadi, batin Kalila saat mobil Arka mulai melaju. Dia ingat betul bahwa terakhir kalinya ada di gedung dan bersiap melangsungkan akad nikah dengan Gio, lalu saat berganti pakaian .... Sepertinya ada yang membekapku, sambung Kalila dalam hati. “Kenapa wajahmu tegang begitu?” tanya Arka memecah keheningan. “Tidak apa-apa!” Kalila buru-buru menggeleng. “Kamu ... hadir di acara Gio?” “Aku datang mewakili ayahku, tidak enak juga kalau tidak datang.” Kalila diam, ada setitik rasa curiga terhadap Arka. Namun, dia tidak ingin menampakkan rasa curiganya itu secara teran

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    161 S2: Pernikahan Tidak Bisa Terlaksana

    “Sudah terlambat, percuma saja.” “Kenapa percuma, Mas? Aku akan bujuk Lila kalau itu yang kamu inginkan!” Arka menoleh dan menatap Sofi dengan penuh benci. “Sudah ada laki-laki lain yang akan merujuk Lila, sepupuku sendiri!” Sofi tercenung. “Jadi ... kita sudah terlambat?” Arka mendengus, merasa muak dengan sikap Sofi yang terkesan lemah. “Tapi ... apakah Lila benar-benar tidak bisa dibujuk lagi?” “Bujuk saja kalau kamu bisa,” pungkas Arka datar. Sofi masih berdiri membeku dengan pakaian dinas yang melekat di tubuhnya. Sepertinya ini bukan saat yang tepat, pikir Sofi muram. Suasana hati Arka jelas sedang buruk, sehingga akan sangat egois jika dia tetap meminta keinginannya. “Arka, akhir-akhir ini ayah perhatikan kamu semakin parah saja.” Sandy berkomentar di hadapan Sania dan Sofi saat sarapan pagi. “Pergilah berlibur kalau memang kamu membutuhkannya.” Arka menatap Sandy dengan sorot mata redup. “Ayah tahu apa yang aku inginkan.” “Arka, kamu bukan anak kecil lag

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    160 S2: Arka Tidak Memiliki Hasrat?

    Ayah dan ibu Kalila saling pandang. “Kamu serius?” “Pernikahan ini tidak untuk main-main, kamu sadar?” “Aku sangat serius, dan aku sadar itu.” Gio menatap kedua orang tua Kalila bergantian. “Kamu pernah menduakan putri kami,” ungkit ayah Kalila, seolah hal itu belum lama terjadi. “Sekali lagi aku minta maaf, Yah. Tapi kali ini aku jamin, aku tidak akan mengecewakan Lila. Dia hanya jadi satu-satunya istri jika kami rujuk nanti.” Ayah Kalila menarik napas panjang dan tidak menjawab. “Lila sendiri bagaimana?” tanya ibu ingin tahu. “Kami sudah bertemu dan Lila menyerahkan sepenuhnya kepada Ayah dan Ibu.” “Kalau begitu kami juga harus membicarakannya dengan Lila terlebih dahulu,” pungkas ayah. “Kamu tidak bisa mengambil keputusan sepihak, karena nantinya Lila yang akan menjalani ini semua.” Gio mengangguk, menurutnya pertemuan ini tidaklah terlalu buruk dari yang dia bayangkan. Kalila sedang ikut mengepak pesanan reseller ketika ponselnya berdering nyaring. “Izin seb

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    159 S2: Jangan Mencari Kekuranganku

    Sesaat setelah mobil Gio melaju pergi, mobil Arka justru baru saja menepi di depan outlet Zideka. “Sepertinya Lila serius mau rujuk sama Gio,” gumam Arka nyaris putus asa. “Ya ampun, aku harus bagaimana?” Ingin rasanya Arka membuntuti mereka, tapi dia tidak kuat menyaksikan kebersamaan mantan istrinya. “Sudah kamu pertimbangkan matang-matang?” tanya Gio begitu dia dan Kalila sudah berada di dalam kafe miliknya. “Pertimbangkan apa?” “Rujuk lah!” Kalila mengerutkan keningnya. “Itu serius? Tidak, kan? Aku tahu kamu mengatakannya spontan saja karena terbatasnya waktu untuk berpikir, sekarang jadi seperti ini kan ...” Giliran Gio yang mengerutkan keningnya, dia tidak mengira jika Kalila menganggap apa yang dia katakan di media tempo hari adalah sebuah ketidaksengajaan. “Kita bisa menjadikannya benar-benar serius,” cetus Gio, tapi malah mendapat tatapan tajam dari Kalila. “Demi Noah, tentu saja!” imbuh Gio buru-buru supaya Kalila tidak salah paham. “Anak keci

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    158 S2: Laki-laki itu Sama Saja

    Kalila untuk sementara tidak mau pusing-pusing memikirkan berita yang beredar tentang dirinya dan Gio. Namun, tetap saja dia merasa kebingungan juga saat ibunya menelepon untuk mengonfirmasi kebenaran itu. “Kamu serius mau rujuk sama Gio?” Kalila menarik napas panjang, tidak tahu harus memulai dari mana untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya. “Belum pasti kok, Bu ...” “Kok belum pasti, bagaimana sih? Jangan jadikan pernikahan sebagai permainan, Lil!” “Bukan maksudku begitu, tapi memang semua ini serba mendadak dan belum pasti. Aku tidak menganggap serius ucapan Gio di depan media, mungkin biar meredam kesalahpahaman saja.” “Salah paham seperti apa sampai kalian harus bicara dusta di depan orang-orang?” Kalila lagi-lagi bingung jika harus menjelaskan kejadian yang bermula di rumah kontrakannya. “Ceritanya panjang, Bu. Mungkin Ibu bisa hubungi Gio karena dia pertama kali punya ide bilang rujuk di depan orang-orang,” usul Kalila, mau tak mau harus menumbalkan Gio.

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    157 S2: Kehadiran Gio Merusak Segalanya

    “Jelaskan ini, Dan! Apa maksudnya?” Dengan suara melengking miliknya, Soraya mengintrogasi sang putra begitu mereka bertemu. “Jelaskan soal apa, Bu?” “Itu, berita yang sedang beredar! Kamu bilang kalau kamu akan rujuk dengan mantan istri kedua kamu kan?” Gio menatap Soraya sekilas. “Doakan saja, Bu.” “Maksud kamu apa? Kalian betulan mau rujuk?” “Kalau memang itu takdirku, mau bagaimana lagi?” “Kamu jangan bercanda, Dan! Kalau kamu sudah ada keinginan untuk menikah lagi, kenapa tidak cari orang lain saja?” “Memangnya kenapa, Bu? Lila kan ibu dari anakku juga ...” “Tapi ibu tidak setuju! Apa kamu tidak ingat bagaimana dia berkeras untuk cerai dari kamu, jadi buat apa sekarang kamu rujuk sama dia? Buang-buang waktu, tenaga, dan pastinya uang!” Gio menarik napas. “Entahlah, kita lihat saja nanti. Setidaknya Lila bukanlah orang lain dalam keluarga kita.” Tidak puas dengan jawaban Gio, Soraya mencebikkan bibirnya. Susah payah dia mencarikan calon yang sesuai untuk Gio

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    156 S2: Anda Berdua Akan Rujuk?

    Kalila memijat-mijat kepalanya yang terasa pening, di sebelahnya ada Bik Nuri yang sedang menyeduh secangkir teh lemon untuknya. “Jangan terlalu dipikirkan, Nyonya. Saya saksinya kalau Nyonya dan Tuan tidak berbuat seperti apa yang mereka tuduhkan ...” hibur Bik Nuri seraya menghidangkan teh buatannya. “Tapi kan masalahnya mereka lihat sendiri bagaimana Tuan ada di rumah ini, kami tidur hanya dengan Noah sebagai pembatas ... Saya malu, Bik. Orang-orang di luar sana pasti berpikiran macam-macam tentang kami ...” Bik Nuri mengusap-usap bahu Kalila untuk meredakan kegelisahannya. “Kita memang tidak bisa memaksa orang untuk percaya dengan apa yang kita jelaskan, Nyonya. Mereka cenderung mempercayai apa yang mereka lihat saja,” ujar Bik Nuri. “Mungkin butuh beberapa waktu lagi sampai kejadian ini mereka lupakan ...” Kalila menatap tehnya. Apa mungkin mereka akan lupa kejadian tadi seiring berjalannya waktu? Dia tidak yakin karena beberapa orang dari mereka bahkan secara terang-ter

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    155 S2: Kalian Kumpul Kebo?

    Noah terbangun dengan kaget dan kebingungan melihat keberadaan banyak orang di depannya. “Sebentar, sebentar ... ada apa ini?” Gio yang baru terbangun dari tidurnya, tampak bingung dengan situasi ruang tamu yang kini penuh orang. “Ada apa, ada apa, ada yang mesum di lingkungan ini!” “Mesum?” “Jangan pura-pura tidak tahu, kamu bukan warga sini kan?” Melihat Noah yang bingung sekaligus ketakutan, Kalila mengisyaratkan kepada Bik Nuri untuk memeluknya. “Saya cuci muka sebentar,” kata Kalila tegas. “Tidak bisa begitu, kamu pasti mau kabur ya?” “Kalian harus mempertanggungjawabkan perbuatan kalian!” Suara-suara ribut terus terdengar di seluruh ruangan. “Paling tidak jangan membuat anak ini takut!” seru Bik Nuri sambil mendekap Noah erat-erat. “Ini hanya salah paham, berikan kesempatan pada majikan saya untuk menjelaskan. Paling tidak biarkan nyonya saya cuci muka dulu!” “Nanti dia kabur ...” “Untuk apa saya kabur? Rugi, saya sudah membayar sewa rumah ini

  • Ketika Istri Lemahku Menunjukkan Kekuatannya    154 S2: Dikira Pasangan Mesum

    Ketika hari mulai malam, demam di tubuh Noah semakin meninggi. “Minum obat dulu, ya?” bujuk Kalila. “Habis ini Noah tidur ...” “Ayah kapan datang, Bu?” Kalila tidak segera menjawab. “Telepon ayah ...” pinta Noah pelan, wajah yang biasanya ceria itu kini terlihat sayu. Sumpah demi apapun, Kalila tidak tega melihat Noah sakit seperti ini. Apa dia betul-betul harus menelepon Gio? Tapi ini kan sudah malam, batin Kalila tidak mengizinkan. “Noah tidur dulu ya, besok baru ibu telepon ayah.” “Gak mau, aku mau ayah sekarang ...” Kalila tidak mendengarkan dan malah berbaring di samping Noah, di dekatnya sang putra dengan erat dan berharap panas itu berpindah ke tubuhnya saja. “Sama ibu dulu, nama Harus istirahat biar cepat sembuh.” “Mau ayah sekarang ... Ayah ...” Kalila terlihat bimbang, dia tentu segan jika harus menghubungi Gio malam-malam begini. Namun, melihat keadaan Noah yang sedang terbaring demam, membuatnya tidak tega untuk tetap menolak keinginannya. “Halo?

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status