Floella meminta izin pada Carlo untuk tidak masuk dan beristirahat esok hari. Dia tahu serapuh apa tubuhnya sekarang. Dia tidak akan memaksakan dirinya dengan sia-sia.....Pada pukul 10 malam, Alvaro pulang ke rumah yang ditinggalinya bersama Floella. Dia tertegun sejenak saat membuka lemari sepatu untuk mengambil sandal. Irisnya yang gelap memindai rak atas dan bawah lemari itu.Sifat Floella pendiam dan dingin, tetapi dia sebenarnya menaruh perhatian tinggi pada berbagai aspek kehidupan pribadinya. Dia menyukai segala sesuatu yang memberi kesan hidup. Bahkan untuk sandal biasa pun dia suka membeli yang berwarna cerah.Biasanya selalu ada beberapa pasang sandal berwarna kuning, hijau, biru, dan sejenisnya di samping sandal berwarna monokrom milik Alvaro. Sandal-sandal itu merupakan keberadaan yang sulit diabaikan. Jadi, saat sekarang warna-warna cerah itu absen, lemari sepatunya seperti berubah kusam.Ratna mendekat dan mengambil jas Alvaro sambil menyapa, "Tuan sudah pulang."Alvaro
Floella tertegun sejenak ketika mendengar penjelasan Martin. Pacar Alvaro, ya?Ternyata Alvaro mengakui hubungannya dengan Rinoa pada orang-orang di perusahaan. Ternyata dia tidak keberatan mengungkapkan siapa yang benar-benar dicintainya.Alvaro juga membiarkan Rinoa datang dan pergi sesukanya ke perusahaan. Dia memberikan wanita itu rasa tenang karena diakui. Di mata Alvaro, hanya Rinoa yang layak diperlakukan secara khusus.Sabrina tersenyum palsu dan berkata, "Pacar? Jadi, dia bukan karyawan Soarsky?"Rinoa tersenyum manis dan membalas, "Alvaro memberiku izin khusus untuk belajar langsung di Soarsky. Aku bukan karyawan resmi, tapi aku ikut membantu mengevaluasi proyek di sini."Dengan kata lain, Rinoa juga akan ikut campur dalam diskusi mereka tentang material manufaktur di sini? Floella refleks mengernyit.Alvaro memberi Rinoa terlalu banyak perlakuan khusus. Dia bukan karyawan, tetapi bisa bebas mengakses ruang sampel rahasia, melihat proses manufaktur dan pencetakan model 3D, ba
Nyonya bos? Ternyata semua orang di perusahaan sudah mengakui status Rinoa.Ketika Floella yang memberi perhatian pada Alvaro, baik pria itu maupun orang-orang di sekitarnya mengira bahwa dia mencoba membuat semua orang salah paham tentang hubungan mereka.Jadi, Alvaro tidak pernah bicara padanya di perusahaan. Sementara untuk Rinoa ... justru Alvaro sendirilah yang meresmikan statusnya.Floella hanya diam, tidak merespons kata-kata Martin. Sabrina tidak bisa menahan diri lagi dan bertanya, "Kalau begitu, kenapa aku mendengar kalau Pak Alvaro sudah lama menikah?"Martin terdiam sejenak. Setelah beberapa saat, dia baru menjawab, "Itu hanya rumor. Waktu Bu Rinoa digosipkan sebagai pelakor sebelumnya, departemen humas Bluford menanganinya dengan kurang baik. Pak Alvaro akhirnya maju dan memberikan klarifikasi secara pribadi. Dia berkata kalau Rinoa nggak bersalah dan membelanya di depan umum. Jadi, mana mungkin dia sudah punya istri?"Bukankah itu sama saja memberikan tamparan keras bagi
Sorot mata Alvaro berkilat mengejek. Nada bicaranya biasa saja, tetapi Floella merasa sangat tidak nyaman dibuatnya.Pipi Floella tiba-tiba terasa panas. Bukan karena hal lain. Dahulu, untuk membuat Alvaro terbiasa dan menghargainya sebagai istri, Floella pernah memaksakan diri untuk selalu memanggilnya sayang. Meski harus menahan malu, dia selalu memulai kalimatnya dengan kata sayang.Bahkan ketika mereka sedang bercinta, Floella juga akan memanggilnya seperti itu dengan lembut. Meskipun Alvaro hampir tidak pernah meresponsnya. Jadi, saat Alvaro menyinggung hal itu, Floella merasa sedikit malu.Melihat reaksi Floella, Alvaro tiba-tiba merasa dugaannya benar. Wanita itu masih Floella yang sama. Biar setenang apa pun sikap yang ditunjukkannya, celahnya selalu terlihat saat dia berpura-pura.Alvaro mendengus pelan dan berbalik badan, tidak ingin melanjutkan pembicaraan. Sikapnya membuat Floella merasa sangat tidak nyaman.Floella ingin berkata bahwa bagaimanapun, mereka akan segera berce
Floella terkejut bukan main dan segera menghindar.Seorang gadis berseru dari belakangnya, "Maaf, Kak! Drone-ku sepertinya bermasalah dan kehilangan kontrol. Apa Kakak terluka?"Floella menoleh. Gadis itu berusia belasan tahun dan mengenakan gaun rumah sakit. Wajahnya yang cantik seperti boneka dipenuhi rasa bersalah.Floella menggeleng dan berucap, "Nggak apa-apa."Gadis itu menghela napas lega dan berkata, "Syukurlah. Aku nggak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba saja drone ini hilang kendali."Floella menatap drone di depannya, lalu menitipkan kotak biskuit di tangannya pada gadis itu. Dia bertanya, "Kamu keberatan kalau aku memeriksanya untukmu?"Gadis itu terkejut, tetapi segera menjawab, "Nggak, kok!" Saat menerima kotak biskuit Floella, matanya berbinar melihat biskuit-biskuit kecil di dalamnya.Floella mematikan drone itu. Setelah memeriksanya sebentar, dia berkata, "Seharusnya ada malafungsi pada sistem penerbangannya, makanya bisa melenceng dari rute yang ditetapkan. Harus dicek
Rafael sedikit terkejut melihat Floella menerima permintaan pertemanannya. Dia juga tidak tahu mengapa dirinya menambahkan Floella. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menyapa wanita itu. Rasanya sedikit aneh.Pada akhirnya, Rafael tidak menyapa Floella, melainkan melihat-lihat media sosial wanita itu. Posting di media sosial Floella tidak banyak, sepertinya dia atur agar semuanya bisa terlihat. Posting terakhir yang Floella unggah sudah sekitar dua minggu yang lalu. Itu adalah foto sebuah gedung rumah sakit dengan keterangan.[ Nggak mengejutkan. Aku datang sendiri. Semoga hasilnya bagus .... ]Rafael membayangkan wajah Floella yang tenang saat itu. Jelas sekali Floella pergi menemui dokter sendirian.Kemudian, Rafael menggeser layar ponselnya ke bawah. Sebagian besar berisi tentang kehidupan sehari-hari. Bisa dilihat bahwa Floella sangat mencintai hidup. Dia suka mengunggah kue dan masakan yang dibuatnya, bunga yang dibelinya, dan rumahnya yang dibereskan dengan rapi.Terasa hanga
Ketika tiba di rumah pengantin, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Jam sibuk di malam hari membuat Floella tertunda cukup lama.Begitu melihat Floella kembali, Ratna sangat terkejut. Dia bertanya, "Nyonya sudah pulang? Sudah makan belum? Saya siapkan sesuatu, ya?"Floella membalas dengan sopan, "Nggak perlu repot-repot. Aku sebentar lagi pergi."Ratna bertanya dengan cemas, "Kenapa baru pulang malah mau pergi lagi? Apa ... Nyonya dan Tuan bertengkar?"Floella membuka rak sepatu dan mencari sandal sekali pakai sembari menyahut, "Nggak."Mereka memang tidak bertengkar. Alvaro terbiasa mengabaikan Floella. Yang lebih menyakitkan dibandingkan tidak cinta adalah sikap cueknya. Selain beberapa hari yang sudah ditetapkan, mereka hampir tidak berkomunikasi, apalagi bertengkar.Mereka memang tidak pernah bertengkar dan hanya mau bercerai saja.Ratna bertanggung jawab membersihkan rumah ini sejak Alvaro dan Floella menikah. Dia tahu watak Floella. Menurutnya, Floella keras kepala.Ratna tak
Selesai berbicara, Alvaro melepaskan dasi dan bersiap untuk mandi. Ketika melewati Floella, pandangannya hampir tidak tertuju pada Floella sedikit pun. Seakan-akan menatap Floella cukup lama adalah bentuk ketidaksetiaan pada Rinoa.Setiap kali melihat Floella, Alvaro akan menyadari wajah Floella yang pucat dan tampak sakit.Floella yang baru sadar langsung mengerti maksud Alvaro. Wajahnya seketika memerah dan terasa panas. Di balik ekspresinya yang malu, ada rasa canggung dan keterkejutan yang tidak bisa diungkapkan. Alvaro mengira Floella mau berhubungan badan dengannya?"Kamu sudah berpikir terlalu jauh," tutur Floella. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum menegaskan, "Malam ini, aku tidur di kamar tamu."Begitu mendengar ucapan Floella, Alvaro menoleh. Wajahnya yang tampan dan menawan tidak menunjukkan ekspresi.Floella sudah pergi tanpa berbasa-basi. Jika dipikir-dipikir, dia pasti akan merasa canggung setelah ditolak.Alvaro tersenyum tipis sejenak, lalu berjalan masuk ke kamar m
Leonel masih terlihat kurus. Kondisinya setelah menjalani kemoterapi sangat buruk. Dia selalu memakai topi rajut.Ketika Floella datang, Leonel sedang berjemur di balkon.Floella tanpa sadar teringat penampilannya setelah dirinya mulai menjalani kemoterapi. Dia melamun sejenak sebelum menyerahkan dua hadiah di tangannya. Katanya, "Paman, selamat ulang tahun. Ini hadiah yang aku dan Alvaro siapkan untukmu."Hadiah yang Floella siapkan untuk Leonel adalah buku-buku fisika yang cukup langka. Dia menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menemukannya.Leonel adalah profesor fisika. Dia pernah menjadi tokoh yang sangat berpengaruh di dunia pendidikan dan telah mendidik banyak murid hebat. Dia mencintai fisika sepanjang hidupnya. Jika bukan karena kejadian dulu, mungkin sekarang dia sudah setara dengan Enrico.Sementara itu, hadiah dari Alvaro yang Floella bantu siapkan adalah sebuah pulpen mewah bermerek. Pulpen seharga 20-an juta cukup berguna untuk pamannya. Ini juga sesuai dengan gaya Al
Floella tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Tidak bisa disebut kecewa, tetapi rasanya ironis. Jika dipikir-pikir, benar juga. Bagaimana mungkin Alvaro tega tidak memberikan status kepada wanita yang dicintainya?Joel menarik Floella ke tempat parkir pintu masuk.Floella melepaskan tangannya dari genggaman Joel terlebih dulu, lalu bertanya dengan datar, "Apa ada yang mau kamu katakan?"Joel bersandar di pintu mobil. Dia sebenarnya tahu Floella sedang sangat marah. Orang yang menusuknya dari belakang ada ayahnya, suaminya, adiknya, bahkan ... termasuk dirinya?Namun, Joel tahu posisinya di dalam hati Floella lebih tinggi dari mereka. Floella pasti akan mendengar perkataannya."Kamu jelas-jelas tahu Alvaro nggak mungkin ada hubungan dengan Tifanny," tutur Joel. Dia menyalakan sebatang rokok sebelum melanjutkan, "Dia sangat peduli pada Rinoa. Siapa pun bisa melihatnya."Floella tertegun. Semua orang berpikir seperti itu."Mengenai Tifanny, bagaimanapun dia juga adikku. Aku nggak bisa dia
Ucapan Tifanny membuat Sabrina mengernyit dengan marah. Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi Floella menahannya sambil menggeleng.Pada saat ini, Floella menyadari bahwa tatapan Rinoa sedang tertuju padanya. Jelas sekali Rinoa sudah mendengar ucapan Tifanny barusan.Rinoa mengangkat alisnya dan tersenyum tipis. Kemudian, dia berbicara kepada Alvaro dan Mario yang ada di sampingnya. Katanya, "Aku masuk dulu."Sikap Rinoa yang anggun dan tenang membuat Floella tampak sangat malu dan serba salah. Floella bisa menebak apa yang sedang dipikirkan Rinoa. Namun, itu sudah tidak penting. Lagi pula, dia sudah tidak menginginkan Alvaro. Bertarung dengan pikiran sendiri juga tidak akan menyelesaikan masalah.Suasana hati Adrian sedang buruk. Floella datang dan terus membuat keributan. Apa yang akan dipikirkan oleh Alvaro?Bagaimana Adrian bisa melanjutkan pembicaraan? Dia menggeleng seolah-olah hatinya terluka karena Floella, lalu berbicara pada Alvaro. Katanya, "Pak Alvaro, kita berkumpul lagi d
Floella buru-buru tiba di restoran privat bergaya rumah tradisional. Restoran ini hanya menerima reservasi harian. Begitu masuk, Floella langsung melihat Sabrina yang ekspresinya tampak marah dan Tifanny dengan rambut acak-acakan di hadapannya."Apa yang terjadi?" tanya Floella dengan ekspresi dingin. Dia menghampiri dan memeriksa apakah Sabrina terluka atau tidak, lalu menemukan bekas cakaran merah di lehernya.Tifanny berteriak, "Kalian sama saja! Kayak ibu-ibu cerewet yang nggak bisa bicara pakai logika!"Sabrina berdiri seraya menimpali, "Kamu punya logika?"Sabrina menggertakkan gigi sebelum menambahkan, "Kalau nggak makan di sini, aku nggak akan tahu ternyata ayahmu bawa anak haram ini untuk bertemu Alvaro! Dia mau menjadikan kakak ipar sebagai kekasih! Cih! Nggak tahu malu!"Ketika datang ke sini, Sabrina kebetulan mendengar pembicaraan di dalam ruang privat. Adrian memperkenalkan putri tidak sahnya kepada Alvaro dan ingin membiarkan Tifanny belajar dengan Alvaro. Belajar apa? B
Sebenarnya, Alvaro menyadari bahwa Floella tidak nyaman saat duduk di sampingnya. Floella terus melihatnya. Alvaro melirik pelan ke arah Floella, lalu tiba-tiba bertanya, "Apa kamu sudah bisa menyesuaikan diri di perusahaan baru?"Floella menggigit bibir dan menjawab, "Lumayan. Aku suka pekerjaanku yang sekarang.""Tampaknya, bekerja di Bluford membuatmu cukup menderita," timpal Alvaro.Floella mengernyit. Sebenarnya, pekerjaan humas di Bluford bukan keahliannya. Dia bekerja di sana demi bisa dekat dengan Alvaro dan menumbuhkan perasaan. Sayangnya, Alvaro tidak pernah peduli apa yang dia inginkan.Alvaro juga tidak peduli dengan jawaban Floella. Ada notifikasi pesan WhatsApp yang muncul di iPad yang sedang dia pegang.Alvaro sepertinya juga berwaspada terhadap Floella. Dia membalikkan layar iPad ke arah meja. Floella yang paham maksudnya langsung mengalihkan pandangan.Alvaro bertanya, "Aku ada urusan penting. Apa kamu bisa naik taksi ke perusahaan?" Meskipun terdengar seperti bertan
Selesai berbicara, Alvaro melepaskan dasi dan bersiap untuk mandi. Ketika melewati Floella, pandangannya hampir tidak tertuju pada Floella sedikit pun. Seakan-akan menatap Floella cukup lama adalah bentuk ketidaksetiaan pada Rinoa.Setiap kali melihat Floella, Alvaro akan menyadari wajah Floella yang pucat dan tampak sakit.Floella yang baru sadar langsung mengerti maksud Alvaro. Wajahnya seketika memerah dan terasa panas. Di balik ekspresinya yang malu, ada rasa canggung dan keterkejutan yang tidak bisa diungkapkan. Alvaro mengira Floella mau berhubungan badan dengannya?"Kamu sudah berpikir terlalu jauh," tutur Floella. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum menegaskan, "Malam ini, aku tidur di kamar tamu."Begitu mendengar ucapan Floella, Alvaro menoleh. Wajahnya yang tampan dan menawan tidak menunjukkan ekspresi.Floella sudah pergi tanpa berbasa-basi. Jika dipikir-dipikir, dia pasti akan merasa canggung setelah ditolak.Alvaro tersenyum tipis sejenak, lalu berjalan masuk ke kamar m
Ketika tiba di rumah pengantin, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Jam sibuk di malam hari membuat Floella tertunda cukup lama.Begitu melihat Floella kembali, Ratna sangat terkejut. Dia bertanya, "Nyonya sudah pulang? Sudah makan belum? Saya siapkan sesuatu, ya?"Floella membalas dengan sopan, "Nggak perlu repot-repot. Aku sebentar lagi pergi."Ratna bertanya dengan cemas, "Kenapa baru pulang malah mau pergi lagi? Apa ... Nyonya dan Tuan bertengkar?"Floella membuka rak sepatu dan mencari sandal sekali pakai sembari menyahut, "Nggak."Mereka memang tidak bertengkar. Alvaro terbiasa mengabaikan Floella. Yang lebih menyakitkan dibandingkan tidak cinta adalah sikap cueknya. Selain beberapa hari yang sudah ditetapkan, mereka hampir tidak berkomunikasi, apalagi bertengkar.Mereka memang tidak pernah bertengkar dan hanya mau bercerai saja.Ratna bertanggung jawab membersihkan rumah ini sejak Alvaro dan Floella menikah. Dia tahu watak Floella. Menurutnya, Floella keras kepala.Ratna tak
Rafael sedikit terkejut melihat Floella menerima permintaan pertemanannya. Dia juga tidak tahu mengapa dirinya menambahkan Floella. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menyapa wanita itu. Rasanya sedikit aneh.Pada akhirnya, Rafael tidak menyapa Floella, melainkan melihat-lihat media sosial wanita itu. Posting di media sosial Floella tidak banyak, sepertinya dia atur agar semuanya bisa terlihat. Posting terakhir yang Floella unggah sudah sekitar dua minggu yang lalu. Itu adalah foto sebuah gedung rumah sakit dengan keterangan.[ Nggak mengejutkan. Aku datang sendiri. Semoga hasilnya bagus .... ]Rafael membayangkan wajah Floella yang tenang saat itu. Jelas sekali Floella pergi menemui dokter sendirian.Kemudian, Rafael menggeser layar ponselnya ke bawah. Sebagian besar berisi tentang kehidupan sehari-hari. Bisa dilihat bahwa Floella sangat mencintai hidup. Dia suka mengunggah kue dan masakan yang dibuatnya, bunga yang dibelinya, dan rumahnya yang dibereskan dengan rapi.Terasa hanga
Floella terkejut bukan main dan segera menghindar.Seorang gadis berseru dari belakangnya, "Maaf, Kak! Drone-ku sepertinya bermasalah dan kehilangan kontrol. Apa Kakak terluka?"Floella menoleh. Gadis itu berusia belasan tahun dan mengenakan gaun rumah sakit. Wajahnya yang cantik seperti boneka dipenuhi rasa bersalah.Floella menggeleng dan berucap, "Nggak apa-apa."Gadis itu menghela napas lega dan berkata, "Syukurlah. Aku nggak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba saja drone ini hilang kendali."Floella menatap drone di depannya, lalu menitipkan kotak biskuit di tangannya pada gadis itu. Dia bertanya, "Kamu keberatan kalau aku memeriksanya untukmu?"Gadis itu terkejut, tetapi segera menjawab, "Nggak, kok!" Saat menerima kotak biskuit Floella, matanya berbinar melihat biskuit-biskuit kecil di dalamnya.Floella mematikan drone itu. Setelah memeriksanya sebentar, dia berkata, "Seharusnya ada malafungsi pada sistem penerbangannya, makanya bisa melenceng dari rute yang ditetapkan. Harus dicek