Share

Bab 21

Penulis: Maya Har
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Galih mematut diri di cermin menatap dirinya yang saat itu mengenakan kaos oblong dan celana jin. Setelah dirasa semuanya sudah sempurna, ia mengambil kunci mobil dan melangkah ke luar rumah.

Semalam ia telah memikirkan masalah yang sedang terjadi dalam keluarganya. Galih memutuskan untuk bertemu Marwa dan berbicara dari hati ke hati dan akan meminta penjelasaan versi istrinya. Ia menyesalkan saat itu tak melindungi sang istri dari hinaan orang-orang di sekitarnya.

Kesalaham sebesar apapun, seharusnya ia melindungi perempuan yang menjadi tanggung jawabnya. Apalagi jika ternyata Marwa terbukti tidak bersalah, Galih akan merasa jadi suami yang tidak bertanggung jawab. Mulai hari ini ia akan mengurus masalah keluarganya sendiri. Dimulai dengan mencari tahu kebenaran perselingkuhan yang dituduhkan pada Marwa.

Selama perjalanan, Galih terus memikirkan setiap ucapan ibu dan kakaknya yang didengar kemarin. Ia tak menyangka jika ternyata mereka tak menyukai kebe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 22

    Atik sudah bersiap untuk mengantarkan Galih ke rumah Marwa. Ada keenganan di hatinya untuk mengunjungi rumah besan yang dianggapnya tidak sederajat. Namun, demi mengambil hati putra tirinya yang sedang naik daun, ia harus rela membuang sedikit egonya. Setelah mematut diri di cermin dan merasa penampilannya sudah sempurna, Atik bergegas keluar menuju meja makan."Pagi, Bu," sapa Fitri yang sedang meletakkan piring di meja makan. Atik tersenyum dan mengangguk kemudian duduk di salah satu kursi."Mana yang lain?" Atik mulai mengambil nasi goreng yamg dibuatkan anaknya."Bapak belum pulang, Bu .""Masih jogging?""Iya."Atik melihat pergelangan tangannya. Pukul delapan."Tumben, biasanya jam tujuh sudah balik," ucap Atik, "Galih sama Pandu mana?" tanyanya"Pandu masih tidur, Bu. Kalau Mas Galih udah pergi dari tadi."Atik menghentikan sendok yamg hendak dimasukkan ke mulut."Pergi? Loh bukannya ki

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 23

    "Duh, Pak, lain kali ga usah kaya pahlawan kesianganlah. Jadi susah sendiri, kan?" gerutu Atik tak suka melihat suaminya menolong orang lain, apalagi sampai menyebabkan luka-luka. Nantinya ia akan menjadi repot karena hal itu.Noto tak terlalu menghiraukan omelan sang istri, ia sedang merasakan perih di beberapa bagian tubuhnya. Pagi tadi ia sedang joging sampai ke wilayah kayu manis, di saat sedang beristirat sejenak di depan minimarket sambil meminum air mineral, ia melihat seseorang di parkiran minimarket terlihat kesulitan memutar motornya. Noto langsung berdiri dan membantu perempuan muda yang sedang hamil."Terima kasih, Pak," ucap perempuan yang memakai celana dan kaos yang agak ketat, sehingga perutnya yang membuncit terlihat jelas. Noto hanya terssnyum sambil mengangguk kala itu dan hendak berbalik."Maaf, Pak, boleh minta tolong lagi." Noto urung berbalik, dan menghampiri asal suara. "Ini kuncinya ga bisa masuk." Senyum malu-malu terukir dari w

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 24

    "Oke, deal, ya. Minggu depan, kita mulai proyek usaha kita," ucap Amar antusias sambil mengulurkaan tangan ke arah Marwa. Namun, perempuan yang memiliki senyum manis itu hanya membalas dengan menangkupkan kedua tangan. Melihat itu Amar menjadi salah tingkah."Oke, deal," sahut Sela sambil mengambil alih untuk membalas uluran tangan lelaki berambut agak kecokelatan itu. "Sekarang saatnya merayakan kesepakatan kita," lanjutnya semringah."Oh, ya, ayo dipesan lagi!" Amar memanggil seorang pelayan. Tadi, mereka hanya memesan minuman.Setelah kepergian Galih, Amar menyarankan untuk menunda pembicaraan mereka. Ia khawatir jika perempuan yamg selalu mengisi pikirannya itu sedang bersedih. Namun, Marwa memutuskan untuk tetap berjalan sesuai rencana dan meyakinkam diri jika ia baik-baik saja. Bagi Marwa ini adalah sebuah kesempatan untuknya bisa mandiri. Walaupun kaget ketika melihat siapa yang menjadi rekan usahanya, tetapi jauh di lubuk hati ia merasa lebih ny

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 25

    "Bagaimana kondisi bapak, Fit?" tanya Galih. Mereka duduk berdua di balkon depan kamar sang ayah."Ya, gitu, Kak. bapak masih merasakan sakit di lututnya. Barusan Fitri kasih obat dari dokter. Sepertinya sakitnya berkurang. Jadi, bapak bisa istirahat," jelas Fitri. "Mas Galih mau minum apa? Nanti biar Fitri ambilkan." Fitri menyadari jika kakak keduanya ini terlihat letih. Wajahnya kusut seperti menyimpan banyak beban. Terlebih bibirnya pucat dan kering.Melihat Galih yang masuk kamar sang ayah dengan wajah panik, tentunya lelaki dengan alis tebal itu tergesa-gesa untuk datang ke rumah. Namun, sayang, sang ayah baru saja terlelap tidur sejak beberapa waktu tadi merasakan sakit di beberapa bagian tubuh terutama lututnya. Fitri yang kala itu sedang menyelimuti ayahnya meletakan telunjuk di bibirnya setelah melihat Galih masuk, memberi tanda untuk tidak bersuara. Setelah itu, Fitri mengajak kakaknya untuk ke balkon. "Ga usah Fit, kamu di sini aja," jawab G

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 26

    Marwa baru saja menidurkan putri kecilnya, sejenak ia pandangi gadis kecil berambut keriting tersebut. Dalam usia yamg seharusnya dilimpahi kasih sayang, ia malah sempat diperlakukan dengan tidak manusiawi. Marwa hanya berharap semoga trauma Arum bisa mengikis secara perlahan.Saat ini, Ia dan Arum harus tidur dalam keadaan lampu menyala. Anaknya akan langsung histeris jika melihat suasana kamar menjadi gelap. Marwa mengerti, putri pertamanya itu masih teringat gelapnya gudang dimana ia sempat dikurung.Marwa menghela napas dengan wajah penuh rasa bersalah. Karena masalah yang menimpanya, sang anak harus terkena imbasnya. Ia sangat menyesalkan perbuatan sang mertua. Begitupun sang suami yang mudah terhasut dengan ucapan ibunya. Ketika terlintas Galih dalam pikirannya, tubuh Marwa langsung menegang dan mengingat kejadian tadi siang."Kok Mas Galih ada di cafe? Apa kebetulan, ya?" gumamnya dengan mata yang tak tentu arah juga kening yang berkerut. "Tapi kaya

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 27

    "Sialan Mas Dito! Sampai gini hari belum datang juga," gerutu Lila dengan wajah memerah. "Awas aja nanti kalau datang. Aku ubek-ubek wajahnya," kesalnya. Sejak siang kemarin, Dito mengabarkan jika bertemu dengan keluarga istrinya. Lila juga baru tahu jika bapak tua yanag menyelamatkannya adalah mertua lelaki yang dicintainya. Perempuan berhidung mancung itupun tak bisa berbuat banyak, seperti itulah menjadi simpanan seseorang, ia harus menerima segala resikonya, bahkan terabaikan ketika sedang sakit."Nasib, dah, kalau bukan karena cinta, ogah juga jadi yang kedua," gumam Lila meratapi nasibnya. "Eh, tapi karena harta juga, sih, si Dito kan udah mapan. Sebenarnya, walaupun bercerai tanpa dapat harta dari Gita pun, kayaknya hidupnya ga susah-susah amat." Semalam ia memikirkan untuk memiliki Dito seutuhnya, sepertinya kondisi kucing-kucingan sangat tidak menguntungkan. Ia harus selalu mengalah agar tidak ketahuan dan hal itu kadang menyulitkannya. Seperti hari ini,

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 28

    "Kalian sangat memudahkan pekerjaan kami." Tawa seseorang bergema diiringi tepuk tangan disusul suara langkah-langkah kaki yang berjalan menghampiri dua orang yang masih mengadu kekuatan. Sontak gerakan Vika dan Gita terhenti mendengar ada yang menertawakan. Terlihat ada sekitar enam orang dan orang yang berjalan paling depan terlihat seperti memimpin sedangkan kelima lainnya berjalan seperti seorang pengawal. Menjaga dan memastikan keamanan orang di depannya.Kondisi tubuh dua orang yang berantakan dengan rambut acak-acakan membuat seseorang yang berada paling depan dalam barisan orang asing itu menggeleng dengan senyum mengejek. "Kenapa berhenti? Ayo lanjutkan!" ucapnya sambil melangkah sebentar dan mengenyakkan bokongnya di sofa berwarna putih."Siapa kamu, kenapa berani masuk ke rumahku." Gita melotot marah. "Anto! Mbok Nah!" Ia memanggil orang-orang yang bekerja untuknya, hendak memarahi karena lalai membiarkan orang lain masuk."Jangan berteriak!"

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 29

    Galih berhenti di depan pagar rumah berlantai dua, kemudian ia turun hendak menekan bel untuk meminta dibukakan pintu. Akan tetapi gerakannya terhenti ketika seorang lelaki dengan seragam cokelat bertanya dari balik pagar."Siang, Pak, maaf cari siapa?""Marwa, Pak." "Dengan siapa?""Galih, suaminya.""Oh, Pak Galih. Bentar, Pak." Lelaki paruh baya itu menggeser gerbang dan mempersilahkan Galih masuk. "Mbak Marwa tadi sudah pesan jika Pak Galih datang. Silahkan langsung masuk saja, Pak.""Terima kasih, Pak." Galih melangkah menuju mobil dan masuk ke halaman yamg dipenuhi dengan tumbuhan hijau di pinggir kanan dan kiri jalan menuju pintu utama. Setelah mematikan mesin mobil Galih mengambil beberapa kantong makanan kecil, kue bolu, dan buah-buahan untuk tuan rumah. Hatinya berdebar kencang, tubuhnya merasa gugup untuk bertemu istri dan anaknya. Ia akan berusaha bersikap sebaik mungkin, dan mencoba mengambil hati Marwa juga m

Bab terbaru

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 37

    Sebuah bangunan di pinggir jalan raya terlihat sangat ramai. Dari kaca jendela yang besar, terlihat banyak pengunjung yang datang untuk mencoba restoran baru yang terkenal enak di Jakarta Selatan. Kini, tempat makan tersebut membuka cabang baru di Jakarta Timur. Tentunya masyarakat yang sudah mengetahui restoran khas Betawi lewat video viral di media sosial itu tak akan melewatkan kesempatan untuk mencicipinya. Dengan setengah harga mereka dapat menikmati makanan yang sudah sering didatangi para food blogger. Hampir semuanya menyatakan jika makanan di restoran tersebut patut diacungkan jempol. Walaupun di tempat berbeda, tetapi masih dengan pemilik yang sama, tentunya rasa masakannya pun akan sama. Tampak wajah-wajah ceria yang terlihat menikmati setiap suapan yang singgah dalam mulutnya. "Mantab ini, sih, masakannya. Rempahnya melimpah," puji seorang lelaki yang tampak merem-melek menikmati setiap gigitan pecak ikan yang termasuk makanan best seller.

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 36

    Melihat video dari nomor tak dikenal, wajah Galih tampak pias. Suatu kebenaran telah dungkap oleh tiga orang yamg terlibat dalam kasus perselingkuhan sang istri. Tulang rahangnya mengeras dengan wajah memerah. Teringat dengan ibu juga kakaknya yang tega menuduh Marwa. Padahal ternyata itu adalah rencana jahat mereka. Marwa tidak bersalah.Napasnya memburu dengan dada yang mulai turun naik. Ingatannya melayang ketika perempuan yang dinikahinya diusir paksa bahkan dipisahkan dari Arum. Setelahnya, berbagai caci maki kerap dilontarkan Atik dan Gita terhadap Marwa. Galih mengeram, teriakan menggema di ruang tamu rumah ibunya. "Mas, Mas Galih!" Fitri yang baru keluar dari kamar bersamaan Pandu yang baru datang dari luar segera menghampuri Galih yang berteriak. "Mas, tenang, Mas!" Kedua adik kakak itu berusaha menenangkan kakak kedua mereka. Mereka juga sudah tahu apa yang telah terjadi. Video yang dikirimkam nomor tak dikemal juga membuat Pandu dan Fitri terkejut dan

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 35

    Melihat orang yang sudah ramai, Dito semakin resah. Rencananya untuk melarikan gagal di saat bertemu adik iparnya. Namun, bukan Pandu yang menjadi penyebabnya, melainkan dua orang satpam yang menyapa sehingga, membuat Lila bangun dan keluar rumah.Kala itu perempuan yang masih menggunakan piyama mendelik tajam melihat kunci mobil di tangan Dito dengan kondisi pintu pagar terbuka. Terlihat wajah yang memerah, tetapi masih ditahan karena melihat dua orang yang sedang berkeliling untuk ronda ditambah Pandu yang mematung dengan tatapan dingin."Eh, ini yang ngaku adikmu, Mas." Setelah penjaga keamanan komplek pergi, Lila menunjuk Pandu dengan curiga. Dito pernah mengatakan jika adiknya masih di kampung, sehingga ia merasa orang yang mengunjunginya adalah penipu, tetapi melihat kehadiran Pandu di depan rumahnya membuat Lila curiga."Ini Pandu, adik iparku." Sejenak Lika terperanjat, kemudian ia langsung menguasai diri. Wajah ayunya menyunggingkan senyum sinis.

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 34

    "Mbak Ratih, maaf, ya. Aku jarang datang, sekalinya ke sini malah bawa keluh kesah." Marwa terlihat tak enak hati pada guru mengajinya. Sejak menikah, ia hanya berkunjung satu kali ketika perempuan yang selalu memberikan ilmu agama padanya itu pindah ke Bogor. Setelah itu, karena kesibukan suaminya, ia agak sulit untuk berpergian. Ingin keluar sendiri, tetapi Galih tidak pernah mengizinkan. Sebagai istri, Marwa hanya berusaha patuh. Namun, tidak dipungkiri jika ia jadi menjauh dengan guru mengaji juga temannya yang lain.Merupakan suatu kebahagiaan bisa bertemu kembali dengan perempuan berusia empat puluh lima tahun itu. Usia yang sama dengan almarhumah ibunya. Namun, Ratih terlihat lebih muda dan energik, terlebih anak kedua dari empat bersaudara itu selalu aktif dalam organisasi dan kegiatan masyarakat. Pembawaannya yang selalu berpikir positif dan ramah terhadap orang lain membuat Ratih banyak dikenal dan disukai sekitarnya."Ya ampun, ente kaya sama siapa

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 33 Kecurigaan Galih

    Setelah mematikan mesin, Galih langsung turun dari mobil dengan tergesa memghampiri rumah bercat hijau muda., kemudian menyibak kerumunan sambil mengucapkan maaf dan menghampiri ibunya."Ibu!" Suara panggilan seseorang membuat semua yang berada dekat Atik menengok. Mengetahui bahwa keluarga korban telah hadir, mereka bergeser memberi tempat untuk sang anak mendekati ibunya.Meskipun Galih selalu mendapat perlakuan buruk, tetap saja ia memiliki kekhawatiran ketika orang yamg membesarkannya mengalami musibah. Satu tangannya terulur memegang tangan yang sedikit berkeriput, sambil memanggil dan menanyakan keadaan. Namun, Atik hanya terdiam. Tatapannya kosong seperti memendam beban. Berkali-kali mengusap lengan juga bahu sang ibu, tetap saja perempuan paruh baya itu tak merespon. Akhirnya, dengan sentuhan agak keras, Atik baru menengok."Galih!" Atik lengsung menghambur memeluk anaknya. "Ibu takut!" pecah tangis Atik yang sejak tadi merasa ketakutan.

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 32

    "Dokter, Apakah Kak Gita dan temannya baik-baik saja?" Galih memastikan berkali-kali mengenai kondisi kakaknya. Melihat kedua orang ditemukan dalam kondisi terikat dan tak berdaya membuat lelaki berambut ikal itu khawatir jika ada mental yang terganggu. Terlebih, temannya Vika selalu berteriak ketika tidur. Seolah ada yang sedang menyiksa di alam mimpinya."Kemungkinan pasien mengalami trauma. Apalagi kejadian tersebut hampir saja membahayakan nyawa mereka. Beruntung ditemukan pada waktu yang tepat," jelas lelaki berjas putih tersebut. "Nanti kami akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait kesehatan mental keduanya." Secara fisik, Gita dan Vika tidak mengalami luka yamg serius, hanya saja bibir Vika mengalami memar karena gesekan paku.Galih mengangguk, membenarkan perkataan dokter. Beruntung ia dan Pandu memilih datang ke rumah kakaknya untuk mencari petunjuk. Pada saat membuka gerbang, suara teriakan minta tolong bergema dari ruangan di depan mereka. Walau,

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 31 Siasat Lila

    "Ah, sial! Dimana kuncinya?" Hampir lima belas menit Dito mencari benda pembuka pintu itu, tetap tak ditemmukan. Padahal biasanya Lila selalu meletakkan di lubang kunci atau digantung di dinding samping plintu. Akan tetapi, benda itu tak ditemukan dimanapun.Padahal, ia sudah menunggu moment ini selama berjam-jam. Pada saat kekasihnya lelap tertidur, Dito akan keluar rumah untuk mencari keberadaan Gita. Apalagi mertuanya sejak tadi selalu menelepon menanyakan keadaan sang anak. Dengan terpaksa Dito berbohong, mengatakan belum menemukan. Nyatanya ia sama sekali belum mencari, masih terjebak di rumah Lila.Seingatnya, ia meletakkan kunci serep yang pernah diberikan Lila di dalam tasnya, tetapi benda itu juga menghilang tanpa jejak. Jika seperti ini kejadiannya, sudah pasti ini adalah perbuatan Lila yang tak ingin dia pergi."Argh!" Lama-lama Dito merasa kesal dengan sikap perempuan itu. Belakangan ini, Lila terlalu banyak menuntut. Sungguh, kondisi seperti

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 30

    Pada saat orang lain mempertanyakan keberataan Gita, dua orang di dalam gudang sedang berusaha untuk melepaskan diri. Semenjak mereka disembunyikan dalam ruangan berukuran 5X7 meter itu, hanya kesedihan dan ketakutan yang menguasa hati keduanya. Mereka tak berpikir hal lain, hanya berharap ada yang segera datang menolong. Namun, hampir waktu hampir terlewat setengah hari, tak menunjukkan ada orang yang datang. Mereka semakin putus asa dan terus menangis dengan tangan dan kaki yang terikat juga mulut yang disumpal lakban dengan diberi lubang kecil di tengah mulut untuk mereka mengambil udara. Tetap saja itu terasa sesak, karena mereka tak leluasa menghirup udara bersih dan mengeluarkan karbondioksida Gita memiliki rumah tiga lantai dengan lantai bawah diperuntukkan untuk parkir mobil dan gudang. Sedangkan, lantai dua untuk ruang tamu, ruang santai, dapur, kamar pembantu, dan kamar utama dan di lantai tiga terdapat kamar tamu dan taman. Akses tangga menuju lantai

  • Kesuksesan Istri Berdaster   Bab 29

    Galih berhenti di depan pagar rumah berlantai dua, kemudian ia turun hendak menekan bel untuk meminta dibukakan pintu. Akan tetapi gerakannya terhenti ketika seorang lelaki dengan seragam cokelat bertanya dari balik pagar."Siang, Pak, maaf cari siapa?""Marwa, Pak." "Dengan siapa?""Galih, suaminya.""Oh, Pak Galih. Bentar, Pak." Lelaki paruh baya itu menggeser gerbang dan mempersilahkan Galih masuk. "Mbak Marwa tadi sudah pesan jika Pak Galih datang. Silahkan langsung masuk saja, Pak.""Terima kasih, Pak." Galih melangkah menuju mobil dan masuk ke halaman yamg dipenuhi dengan tumbuhan hijau di pinggir kanan dan kiri jalan menuju pintu utama. Setelah mematikan mesin mobil Galih mengambil beberapa kantong makanan kecil, kue bolu, dan buah-buahan untuk tuan rumah. Hatinya berdebar kencang, tubuhnya merasa gugup untuk bertemu istri dan anaknya. Ia akan berusaha bersikap sebaik mungkin, dan mencoba mengambil hati Marwa juga m

DMCA.com Protection Status