Share

25. Mengadu

Penulis: Nur hikmah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-30 12:42:59

Dzaki yang baru saja pulang dari bersenang-senang dengan Sania terbelalak kaget melihat Mama dan adiknya terbaring di lantai kamar mereka dengan wajah lelah dan pakaian yang amat kotor dan bau.

"Ma, kenapa Mama sama Diana tidur di sini? Kenapa baju kalian kotor dan bau sekali? " tanya Dzaki sambil menutup hidungnya.

Mendengar suara anak kesayangan nya, mata Nyonya Reni langsung terbuka lebar. Ia langsung memainkan perannya sebagai orang yang teraniaya.

"Hiks... Hiks... Mama sama Diana di perlakukan kurang ajar di rumah ini Ki? Adik ipar mu itu menyiksa Mama dan Diana, dan babu di rumah ini juga ikutan menyiksa Mama dan Diana.. Hiks... Hiks... Tolong Mama Ki, masa kamu tega Mama dan adikmu di perlakukan seperti ini? " ucap Nyonya Reni dengan air mata buayanya.

"Apa?? Kurang ajar sekali mereka! Beraninya berbuat seperti itu kepada Mamaku, mertua majikan mereka. Mama tenang saja, aku akan minta keadilan untuk Mama dan Diana kepada Naina. " ucap Dzaki marah dengan wajah merah padam.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   26. Bertengkar dengan Dzaki

    Dzaki kaget mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Naina. "Apa maksudmu berkata seperti itu? Mereka itu bukan orang lain, tapi Mama dan adikku. Yang tidak lain adalah mertuamu dan ipar mu! " ucapnya dengan nada kesal. "Kenapa kau malah kesal padaku? Apa yang di alami Mama dan adik mu itu adalah buah dari perbuatan mereka sendiri. Asal kau tahu, semua pelayan di rumah ini adalah manusia. Bukan binatang yang seenaknya saja di perlakukan oleh Mama dan adik mu. Aku yang menggaji mereka dan hanya aku yang berhak memerintahkan mereka, bukan Mama mu atau adik mu itu! Ingat! Kalian semua hanya numpang di rumah ini! Camkan itu di otak mu! " jawab Naina dengan kesal sambil pergi meninggalkan Dzaki yang kaget mendengar Naina yang dengan tegas membantahnya. Nyonya Reni dan Diana yang menguping langsung kabur ketika melihat Naina pergi meninggalkan Dzaki dengan marah. "Aduh, gimana ini Ma? Si Naina itu tidak bisa lagi kita bodohi? Bisa-bisa kita yang di usir dari rumah mewah ini! " ucap Di

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-09
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   27. Kepergok mencuri

    Keesokan paginya... Naina yang sudah siap dengan pakaian kerjanya, sudah stand by di meja makan menunggu penghuni lainnya yang lagi di panggil Asti. "Pagi Kak! Udah rapi aja pagi ini! Biasanya jam 9 baru mau pergi. " sapa Nadin sambil duduk di samping Naina. "Pagi Juga! Kakak pagi ini ada urusan dulu sebelum ke kantor! Oh ya Mana Farida sama Tante Fatimah? " jawab Naina sekalian bertanya. "Tadi kata Asti, Farida nungguin Tante Fatimah dulu! " jawab Nadin lagi. Yang di tunggu akhirnya datang juga. Farida dan Tante Fatimah datang dengan wajah sungkan. "Kenapa wajah Tante kayak gitu? " tanya Naina heran. "Tante gak enak ikut sarapan bareng kalian? Tante sama Ida di belakang aja yah? " jawab Tante Fatimah dengan wajah menunduk. "Kok Tante jawab nya gitu? Kan kalian tamu nya Aku? Tidak ada seorang pun yang bisa melarang kalian makan di meja ini bersama ku! " ucap Naina dengan tegas. "Iya Tan, gak usah sungkan gitu! Bagaimana pun juga kalau bukan karena Ida, mungkin Kak Naina gak a

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-12
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   28. Kepergok Fatimah

    Fatimah yang bosan berada di kamar memutuskan untuk berjalan-jalan melihat sekeliling rumah. Baru saja menutup pintu kamar, ia mendengar ada suara-suara yang berbisik-bisik tapi masih kedengaran olehnya. "Kok ada suara-suara ya? Semuanya kan sudah pergi kerja? Gak mungkin juga suara pelayan kayak gitu, bisik-bisik tapi agak sedikit keras. Daripada penasaran lebih baik aku cari aja dimana suara tersebut berasal. " Batin Fatimah sambil berjalan mengendap-endap. "Kenapa arahnya ke kamarnya Naina? Kalau gak salah kan cuma Bi Ijah yang di izinkan membersihkan kamar Naina. " gumam Fatimah pelan. Ia pun mendekatkan tubuhnya ke dinding dekat pintu kamar Naina, betapa kagetnya Fatimah ketika melihat kalau Kakak iparnya dan keponakan nya lah yang berada di kamar Naina, dan mengobrak-abrik seperti mencari sesuatu. "Astaghfirullah hal adzim... Ngapain Mbak Reni dan Diana masuk ke kamar Naina dengan lancang dan sembunyi-sembunyi kayak gini? Pasti ada yang gak beres nih! Gak bisa di biarin mer

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   29. Dzaki protes

    "Kurang ajar sekali si Babu itu! Mama tidak terima kalau Fatimah dan anak haram nya ikut tinggal di rumah ini! Mana mereka di beri kamar yang mewah lagi! Gak seperti kita yang hanya di kasih kamar pembantu! " omel Nyonya Reni dengan tidak suka. "Iya, Diana juga tidak suka mereka tinggal di sini! Kalau mereka di sini juga, kita gak bisa leluasa berbuat semaunya di rumah ini! " gerutu Diana dengan kesal. Mereka berdua mengumpat dan menyumpahi Fatimah dan Bi Ijah yang sudah menggagalkan rencana mereka mencuri di kamar Naina ketika sudah berada di dalam kamar mereka. Sedangkan Bi Ijah dan Fatimah sedang asyik membuat kue di dapur untuk semua orang. Pekerjaan mereka selesai ketika azan dzuhur berkumandang. "Fatimah, kalau nanti saya pergi dan tidak ada di rumah, tolong awasi mertuanya Non Naina dan anaknya itu ya? " ucap Bi Ijah meminta tolong kepada Tante Fatimah. "Panggil Imah aja Bi, kan Bibi lebih tua umurnya dari pada aku! Gak Bibi minta pun, aku selalu mengawasi mereka berdua! "

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   30. Niat Dzaki yang sesungguhnya

    Dzaki yang kesal dan gondok terhadap Naina, memutuskan untuk pergi ke salon kecantikan Sania. "Hai sayang? Kenapa datang-datang wajahnya cemberut kayak gitu? " tanya Sania ketika Dzaki memasuki ruangannya dengan wajah murung. "Aku lagi kesal! Aku ke sini ingin menenangkan diri! " jawab Dzaki sambil menjatuhkan tubuhnya ke sofa. "Kenapa sih? " tanya Sania lagi sambil duduk di samping Dzaki dan memeluknya dari samping. "Aku kesal dengan Naina! Sudah dua bulan kami menikah, namun kami tidur di kamar yang berbeda! Bagaimana aku bisa mengendalikan nya kalau tidak bisa membuatnya bertekuk lutut dan patuh kepada ku? " keluh Dzaki dengan raut wajah prustasi. "Awas ya sayang kalau kamu menidurinya karena suka! " ancam Sania dengan wajah cemberut. "Ya ampun sayang.... Kamu tahu kan tujuan aku nikah sama si Naina itu? Aku cuma cinta sama kamu, dulu maupun sekarang! " ucap Dzaki membujuk Sania yang ngambek. "Asal kamu tahu, itu semua murni tercapainya rencana kita! Aku sudah capek hidup su

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-17
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   31. Farida curiga

    Dzaki pulang ke rumah diam-diam tanpa sepengetahuan Naina. Setelah menghabiskan waktu beberapa hari bersama Sania, ia pulang tanpa pemberitahuan. Apalagi sekarang Naina tidak ada di rumah karena keluar kota meninjau beberapa hotel yang ada di sana. Namun semua orang hanya tahu jika ia keluar kota karena pekerjaan tanpa tahu pekerjaan seperti apa. Dzaki mengetahui informasi itu dari mata-mata yang ia tempati di kantor Naina. "Syukur deh kalau si Naina sedang pergi, jadi aku bisa membawa ini ke dalam rumah ini tanpa ketahuan. " gumam Dzaki pelan dengan mengeluarkan sebuah botol yang terbungkus kotak. Ia lalu menyimpan nya di dalam lemari di antara lipatan kain dengan kain lainnya. "Aku akan melakukan semua ini demi masa depan ku dan keluarga ku! Aku tidak mau hidup miskin terus menerus! Setidaknya dengan menghamili Naina, aku pasti bisa mengendalikan dirinya. " Batin Dzaki dengan kekehannya. Setelah merasa tempat menyimpan nya aman, ia pun segera keluar dari kamarnya untuk santai

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   32. Salah sasaran

    "Alhamdulillah, lega rasanya. " ucap Farida dengan wajah senang. "Makasih ya Kak, udah bantuin aku ngaduk susu ini! " ucap Farida lagi dengan wajah ramah. "Iya, Sama-sama! " jawabnya sambil kembali ke sofa memainkan ponsel nya. Tidak lama kemudian, Bi Ijah pun datang dari dapur dengan membawa semangkok besar nasi goreng seafood dan menaruhnya di atas meja. "Ya ampun... Sampai lupa bawa piringnya! " ucap Bi Ijah dengan menepuk pelan jidatnya. "Biar Ida yang ambil ke belakang Bi! " sahut Farida langsung ngacir kebelakang. Ia pun segera mengambil piring serta nampan dan tak lupa gelas yang sama persis dengan gelas yang berisi susu untuk Naina. Farida kembali ke ruang makan dengan membawa piring serta nampan. Ketika Bi Ijah sedang sibuk menyiapkan nasi goreng untuk Naina, Farida dengan gesit menukar gelas yang di tetes sesuatu oleh Dzaki dengan gelas yang baru ia ambil, kemudian menuangkan susu Uht yang ia sembunyikan tadi di balik kotak susu tanpa sepengetahuan Dzaki dan Bi Ijah.

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   33. Diana yang kena!

    Dzaki mondar-mandir di depan sofa yang tidak jauh dari pintu kamar Naina. Ia bingung dan heran karena sudah hampir satu jam Naina belum juga keluar dari kamarnya. "Kenapa Naina belum keluar juga ya? Padahal kan seharusnya ia sudah keluar dari kamar karena kepanasan. Apalagi aku kan memberikan nya melebihi dosis yang di anjurkan, kenapa tidak ada reaksi nya? " Batin Dzaki dengan memegang dagu nya karena bingung. 🌾🌾🌾Diana yang sedang berbaring di kamarnya tiba-tiba kepanasan. Ia beranjak turun dari tempat tidurnya untuk menyetel kipas angin ke nomor yang paling tinggi agar anginnya kencang. "Kenapa aku kepanasan kayak gini ya? Padahal kipas angin sudah aku setel ke tingkat yang paling tinggi! Kenapa masih tidak berasa apa-apa? " gerutu Diana sambil mengipas manual dengan kipas tangan. Karena masih tidak terasa, ia pun melepaskan pakaiannya hingga meninggalkan bra dan CD saja. Ia berbaring di lantai yang dingin agar panas nya segera hilang. Tapi itu semua tidak mempan, dan ia ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-23

Bab terbaru

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   109. Galau mau jadi kakak

    Tian mendengus kesal mendengar teriakan Nadin dari atas balkon rumah Naina. Naina yang malu langsung cepat-cepat memasuki rumahnya tanpa berpamitan lagi pada Tian. "Dasar calon adik ipar durhalim! Kalau bukan adiknya pujaan hati sudah aku tenggelam kan di selokan depan rumah! " gerutu Tian sembari masuk ke dalam mobilnya. Sedangkan orang yang di sebutkan tadi tertawa cekikikan di dalam kamar nya karena dugaan nya pasti Tian sedang mengumpat nya karena kesal. "Seru juga ngerjain tuh bujang lapuk! Ternyata pesona janda cantik kayak kakak ku memang sangat hebat! Apalagi jandanya janda yang masih bersegel, pasti klepek-klepek tuh bujang lapuk karena mendapatkan doorprize tidak disangka sangka! Hihihihi... " gumam Nadin sambil tertawa cekikikan. "Gimana nya ekspresi Bang Tian saat tau Kak Naina masih bersegel? Pasti lucu lihat wajah shock nya itu! Jadi gak sabar lihat mereka nikah! Pasti tuh bujang lapuk cengengesan kayak orang gila karena baru mendapatkan durian runtuh! Hahahaha... "

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   108. Kekerasan Pada Adik Ipar (KPAI)

    "Kalau kamu kriteria cowok idaman mu seperti apa? " tanya Dewa balik ke pada Nadin. "Hemmm apa ya... Setia kali ya? Penyayang, loyal dan gak main tangan jika sedang marahan sama istrinya jika sudah menikah nanti! " jawab Nadin dengan senyum-senyum sendiri membayangkan semua itu. "Oh ya masuk kak yuk kedalam! Aku lapar nih! Marah-marah tadi bikin perut aku lapar lagi! " ajak Nadin sambil mengelus perutnya yang memang mulai keroncongan. "Gak usah ke dalam! Di depan sana ada warung tenda nasi uduk, enak banget pokoknya! Itu kalau kalau kamu mau makan di tempat seperti itu? " ucap Dewa dengan agak sanksi mengajak Nadin makan di tempat favorit nya jika di daerah ini. "Wah, beneran enak Mas? Kuy lah kita ke sana! " sahut Nadin dengan sumringah. "Duh, jadi ngiler makan nasi uduk pakai nila bakar dan sambal nya yang pedes! Ayo Mas cepetan! Udah gak sabar aku! " ucap nya lagi sambil menarik tangan Dewa dan menggandeng nya berjalan ke luar hotel berjalan kaki. Dewa panas dingin di perlaku

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   107. Berbeda dari yang lain

    "Udah, udah... Gak perlu menegangkan urat hanya untuk orang yang seperti ini! Ayo kita keluar saja! Oh ya, terimakasih atas basa basi elo sama gue! " lerai Dewa ikut berdiri dan menggenggam tangan Nadin. Ia langsung membawa Nadin keluar setelah mengucapkan terimakasih kepada pasangan tersebut. "Mau kemana mereka? Kenapa Nadin marah-marah sama pasangan itu? " kata Naina dengan kening berkerut. "Iya, kenapa adik kamu marah-marah sama Pras ya? Tapi, gak aneh sih! Pras kan suka banget bikin gara-gara! " ucap Karina ikut menimpali perkataan Naina. "Serem banget adik kamu itu! Galak dan judes banget! " sahut Juan dengan bergidik ngeri. "He.... He... He... Maklum lah jiwa muda! Gampang banget emosian! " jawab Naina dengan tersenyum kikuk. Naina melirik ke arah Dewa membawa Nadin dengan sangat gelisah. "Gak usah gelisah gitu! Dewa gak bakalan ngapa-ngapain Nadin! Dewa bukan orang yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan! " hibur Tian yang mengerti kekhawatiran Naina. "Aku bukan

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   106. Canda berselimut hinaan...

    "Jes, mendingan elo minta maaf gih sama Naina daripada Bu Inggrid datang kesini! Emang elo mau Bu Inggrid memarahi elo di depan orang banyak kayak gini? Atau elo mau reputasi elo sebagai anak emasnya Bu Inggrid lepas dan elo gak punya bekingan lagi? " ucap Karina dengan santai kepada Jessi yang masih saja tegak mematung. Jessi mendongakkan kepala nya mendengar ucapan Karina dengan ekspresi kaget. "Ayolah Jes, ikutin aja apa kata Karina itu! Gue gak mau Jes gara-gara kejadian ini pernikahan gue sama Niko gagal! Ayolah Jes! Ayolah! " bisik Marta dengan wajah memelas menyenggol pelan lengan Jessi. "Sialan! Awas aja loe perempuan ninja! Kalau bukan elo pemilik hotel ini, gue ogah merendahkan diri gue di hadapan elo-elo semua! Bagaimana pun gue gak rela jika Ibas milih elo! Awas aja loe, tunggu pembalasan gue! " geram Jessi dalam hatinya dengan tangan terkepal. Jessi merutuk dalam hatinya dengan wajah menunduk. Perlahan ia berjalan ke depan Naina kemudian mengangkat wajahnya agar semua

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   105. Mati kutu...

    Semua orang yang ada di aula tersebut terkejut mendengar ucapan Nadin tidak terkecuali Karina dan Sadewa yang belum mengetahui siapa sosok Naina. Marta menyenggol lengan Jessica dengan wajah pucat pasi. Ia benar-benar tidak tahu jika perempuan bercadar yang di bawa Tian adalah pemilik hotel yang mereka sewa ini. "Gimana ini Jes? Gue gak mau di penjara! Bisa-bisa gue gak jadi nikah sama Niko tahun ini kalau gue masuk penjara juga! Mana mau Niko punya istri yang mantan narapidana! " bisik Marta di telinga Jessi sehingga membuat Jessi mendengus semakin kesal. "Gak usah kenapa sih elo Ta! Lagian bukan cuma elo doang yang gak mau masuk penjara, gue juga gak mau! Bisa jatuh reputasi gue kalau gue tercatat sebagai mantan narapidana seperti yang elo bilang! " jawab Jessi juga dengan berbisik. "Gimana? Masih mau melaporkan gue ke polisi? " tantang Nadin dengan tersenyum mengejek. "Ada apa ini ribut-ribut! " ucap seorang laki-laki yang baru saja datang. "Sayang, kamu udah nelpon nya? Gak

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   104. Ulat bulu

    Tian yang kaget langsung mendorong perempuan itu hingga ia terjatuh di lantai. "Elo apa-apaan sih Jes main gandeng aja! Loe gak tau apa kalau Bastian udah ada yang punya! Lagian ngapain sih elo ngaku-ngaku kangen segala! " cerocos Karina dengan wajah tidak suka melihat Jessica agresif seperti itu dengan Tian. Naina hanya melihat pemandangan di depannya dengan raut muka biasa saja. Beberapa orang berbisik-bisik melihat perlakuan kasar Tian kepada perempuan bernama Jessica itu. "Eh Tian, elu apain teman gue sampai jatuh gitu? Elo gak papa Jes? " ucap seorang wanita yang datang menolong si Jessi dan memarahi Tian. "Elo juga Marta! Kalau elo gak tahu bagaimana kejadiannya gak usah ikutan ngomong! Sekarang gue tanya sama elo Jes, apa maksud elo bilang kangen segala dengan Tian hah! " sahut Karina sambil berkacak pinggang di depan mereka berdua. "Apa-apaan sih elo Karin, emang gak boleh gue kangen sama cinta pertama gue? Lagian kan Ibas belum milik siapa-siapa, jadi sah-sah saja dong

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   103. Reunian.

    Acara reuni kampus Dharmawangsa di gelar di sebuah gedung hotel Prameswari yang merupakan salah satu hotel milik Naina. Naina tahu jika salah satu hotelnya di sewa untuk sebuah acara tetapi ia tidak tahu jika itu acara reuni yang akan ia hadiri bersama Tian. Selama perjalanan tak henti-hentinya Tian melirik ke arah Naina sehingga membuat Naina tersipu malu. "Ngenes banget nasib gue hanya di jadikan obat nyamuk! " sindir Nadin dari bangku belakang. Tian pura-pura tidak mendengar sindiran Nadin untuk nya itu. Ia fokus menyetir mobil sambil sesekali melirik Naina yang duduk di sebelahnya. Naina agak terkejut ketika mobil yang di kendarai Tian memasuki halaman parkir hotel miliknya. Tapi ia hanya diam saja, mungkin saja Tian ada urusan dulu di hotel miliknya ini. Ketika mobil berhenti Naina tidak kuasa untuk tidak bertanya langsung kepada Tian. "Kenapa kita kesini? Kenapa gak langsung aja ketempat acaranya? " tanya Naina memicingkan matanya melihat banyaknya mobil yang berdatangan.

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   102. Pergi reuni...

    Tian tergelak kencang mendengar ucapan Nadin yang berkata demikian. Naina hanya tersenyum kecil melihat interaksi mereka terlihat dari matanya yang tampak menyipit. "Dah yuk Kak kita pulang! Malas lama-lama dekat orang gaje kayak gitu! " ajak Nadin mendengus kesal sambil mengamit tangan Naina. "Jangan lupa dandan yang cantik ya biar nanti laku dan gak jomblo lagi! Jam 7 aku jemput! " teriak Tian sambil meledek Nadin. "Aku gak jomblo! Aku single! Jomblo kok teriak jomblo! " jawab Nadin balik sambil ikutan berteriak. "Astaga ini anak! Makin di ladenin makin jadi mereka berdua! Sejak kapan mereka jadi akrab begini ya? " gumam Naina dengan tepuk jidat melihat kelakuan Nadin dan Tian. "Bisa tambah kacau kalau Ida ikut gabung sama mereka berdua! Tambah saling meledek dengan tingkah ajaib Ida yang selalu ada aja yang di jadikan bahan ledekan! " tambah Naina bergumam pelan. "Kakak ngomong apa tadi? " tanya Nadin menoleh ke arah Naina. "Gak ngomong apa-apa kok! Kamu salah dengar kali!

  • Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua   101. Keadilan untuk Diana

    Semenjak duo Yola dan Miska di tangkap dini hari kemarin, lapas wanita makin di jaga dan di awasi dengan ketat. Setiap pelaksanaan kegiatan narapidana selalu di awasi oleh penjaga minimal dua sampai tiga orang. Ruang penyimpanan bahan makanan pun di jaga dan awasi oleh sipir langsung, para tahanan tidak di perbolehkan keluar dari ruang sel kamarnya dan di kunci dari luar oleh sipir penjara. Pihak penyidik menginterogasi mereka berdua di tempat terpisah dengan menanyakan keterlibatan mereka dalam kematian Diana. Awalnya mereka berdua membantah, tetapi setelah di perlihatkan bukti catatan terakhir milik Diana mereka hanya diam. Tidak mengiyakan dan tidak membantah. Bripka Fahrul menginterogasi mereka dengan menjebak mereka pertanyaan yang tidak dalam konteks penyelidikan. Hal itu berhasil dan membuat Yola keceplosan bicara. Dengan kepiawaian Bripka Fahrul menginterogasi mereka, akhirnya mereka berdua mengaku dan saling menyalahkan satu sama lainnya jika mereka kebablasan memberikan Di

DMCA.com Protection Status