Share

Toko Emas

“Tadi itu siapa, Pi?” Panji memulai pembicaraan. Ia dan Sepia duduk bersebelahan. Perginya Alea dan Andre memberi Panji sedikit kesempatan kecil untuk berbicara dengan perempuan itu.

Panji bahkan bertanya tanpa menyempatkan untuk melihat Sepia terlebih dahulu. Sepasang matanya sibuk menggulir foto-foto yang pada layar kecil kameranya. Ia penasaran, tetapi ia juga sungkan untuk bertanya. Ia ingin tahu, tetapi ia ragu untuk memulai bicara. Semuanya serba canggung. Seolah-olah ada dinding pembatas yang menjulang begitu tinggi nan kokoh yang menjadi sekat sulitnya membangun keakraban di antara mereka.

Mendengar nada suara Panji yang seolah bertanya, tetapi tidak ingin tahu atau sama saja dengan malas mengobrol, tetapi memaksa berbicara. Sepia menghela napas kesal. “Harusnya kalau memang tidak ingin tahu, jangan bertanya,” batinnya.

“Bukan siapa-siapa,” sahut Sepia.

Dari cara Sepia dan laki-laki tadi berbicara, saling berinteraksi, bahkan sampai saling melempar senyum, bohong jika masih di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status