Dalam waktu beberapa bulan, salju akhirnya mencair dan digantikan oleh musim semi yang hangat. Hari-hari di kediaman Alison terasa damai selama beberapa bulan ini. Ariana menghabiskan waktunya untuk belajar mengelola daerah Alison, sementara kakeknya fokus meyakinkan beberapa bangsawan kelompok netral untuk mewaspadai Ratu Melisa dan Putra Mahkota Emilio. Andrew tidak semata-mata meminta para bangsawan itu untuk mendukung Pangeran Raoul. Andrew hanya berharap mereka bisa melihat kemampuan Pangeran Raoul, dan menilai siapakah yang sebenarnya lebih berhak atas takhta. Satu yang membuat Ariana sedikit terganggu, baik Ratu Melisa maupun Putra Mahkota Emilio bersikap terlalu tenang semenjak kepergian Pangeran Raoul. Melihat dari kepribadian mereka, Ariana takut keduanya berencana untuk mencelakai Pangeran Raoul di perbatasan. Ariana sudah berkali-kali mencoba menanyakan masalah itu pada Pangeran Raoul. Namun selain dengan laporan bahwa ada keanehan di antara para bandit yang menyerang dae
Tawa yang menggema di kediaman Alison menghilang sejak kedatangan surat dari istana kerajaan. Sekalipun cuacanya sangat cerah di luar, yang bisa penghuni kediaman Alison lihat hanyalah kegelapan yang menelan tempat tersebut. Semua orang memiliki ekspresi suram di wajah mereka. Di musim semi yang cerah, kediaman Alison terguncang oleh berita yang datang secara tiba-tiba. Sebagai penjaga pribadi Ariana, Valencia hanya bisa berdiri di depan pintu kamar Ariana saat gadis itu menolak siapa pun untuk masuk ke dalam kamarnya. Bahkan Andrew yang sangat Ariana hormati tidak memiliki ijin untuk memasuki kamar Ariana untuk hari ini. Semua orang hanya bisa menunggu dengan cemas di luar ruangan. Mereka benar-benar berharap, Ariana tidak terlalu terguncang karena perintah mendadak ini. "Ariana masih tidak mau membuka pintunya?"Dari arah lain, Andrew datang setelah dia selesai mengganti pakaiannya menjadi pakaian formal untuk memasuki istana. Semua orang menggeleng dengan sedih. "Nona Aria menola
Karena berita bahwa kerajaan mereka akan berperang telah terdengar di mana-mana, istana kerajaan jauh lebih sibuk dari hari lain ketika Andrew akhirnya tiba di tempat itu. Di depan bangsawan lain, Andrew mendapat surat perintah untuk pergi ke perbatasan selatan bersama dengan ribuan pasukan. Terompet perang menggema di seluruh kerajaan. Semua orang berdoa dengan sepenuh hati agar orang-orang yang dikirim ke medan perang bisa kembali dengan selamat nantinya. Selesai upacara formal, Andrew berjalan menyusuri istana sebelum dia kembali ke kediaman Alison untuk mengambil pasukannya sendiri. Pria itu mendatangi kastil tempat Pangeran Raoul tinggal sebelumnya, dan menemukan bahwa Raja Alexius tengah duduk di salah satu tanggal kastil dengan wajah sedih. Andrew tersenyum kecil, saat dia mengambil tempat duduk di sebelah raja muda tersebut. "Melihat Baginda berada di tempat ini, kembali mengingatkan saya tentang bagaimana Anda selalu bersembunyi di tempat ini tiap kali raja terdahulu memar
Karena jarak antara perbatasan utara dan ibu kota sangat jauh, Pangeran Raoul baru menerima berita kepergian Duke Andrew beberapa minggu kemudian. Setelah pangeran tersebut mengetahui bahwa perang mulai pecah dari arah selatan, pria itu berniat membawa semua tentaranya untuk pergi ke perbatasan selatan. Dengan kekuatan yang dipupuknya selama hampir tiga tahun, Pangeran Raoul merasa dia sudah lebih dari mampu untuk membela negaranya dan mengalahkan musuh dari Kerajaan Orvel tersebut. Pangeran Raoul sudah lama berada di medan pertarungan. Dia tahu benar, bahwa Andrew hanya akan mengirim nyawanya pada pintu kematian jika dia pergi untuk melawan pasukan Kerajaan Orvel tanpa kekuatan penuh. Duke Andrew adalah satu-satunya keluarga yang Ariana miliki. Sama seperti dia yang hanya memiliki ayahnya, gadis itu pasti merasa sangat hancur saat dia harus mengirim sang Kakek ke medan perang. Raoul tidak pernah ingin melihat Ariana sedih dengan alasan apa pun. Baginya yang memprioritaskan kebahagia
Kepergian Andrew telah menimbulkan gejolak di antara para pendukung Pangeran Raoul yang baru. Kebanyakan dari mereka bersedia untuk mengambil pihak karena Duke Alison meyakinkan mereka. Namun dengan perginya Duke Andrew ke medan perang, posisi Duke Alison terancam jatuh ketika hanya ada cucu perempuannya yang memegang kontrol kekuasaan saat ini. Beberapa mulai khawatir dengan pilihan mereka sendiri. Dan untuk menenangkan kekhawatiran semua orang, seseorang akan dikirim untuk menemui Ariana secara langsung. Marquis Curtis dari keluarga Alodie menawarkan diri untuk mewakilkan keseluruhan kelompok bangsawan dan menemui Ariana. Kekuatan Marquis Alodie di bawah Duke Alison, jadi tidak sulit baginya untuk meyakinkan para bangsawan yang lain. Pria itu mendatangi kediaman Alison seminggu setelah kepergian Duke Andrew ke perbatasan selatan. Kereta kudanya disambut oleh Jimmy, yang secara resmi telah menggantikan posisi ayahnya sebagai kepala pelayan di kediaman Duke Alison. "Selamat datang d
Hujan yang deras mengguyur Kerajaan Sigmund pada hari itu. Karena hujan tidak berhenti sejak dini hari, Emilio hanya bisa diam dalam istananya sejak dia terjaga pagi hari. Pria yang kini telah tumbuh menjadi pria tampan berusia tujuh belas tahun itu menyentuh kaca kamarnya dengan ringan, lalu menikmati dinginnya suhu yang menjalari jari-jarinya yang menyentuh permukaan dingin tersebut. Putra mahkota itu tidak tahu dari mana semuanya mulai salah. Namun entah sejak kapan, Emilio mulai menyadari bahwa sang Ibu mulai sibuk dengan urusannya sendiri, sementara ayahnya mengurung diri di ruang kerjanya setiap hari. Dia tidak memiliki siapa pun untuk menemaninya semenjak pertunangan antara dia dengan Ariana dibatalkan begitu saja. Emilio mungkin bisa meminta siapa pun untuk datang dan menemaninya. Namun dari mereka semua, tidak ada lagi yang menatapnya setulus Ariana. Memikirkan Ariana hanya membuat perasaan Emilio semakin kacau. Emilio pikir dari banyaknya orang yang hanya baik padanya karen
Suasana di dalam istana sangat tegang karena kecelakaan yang dialami oleh Putra Mahkota Emilio. Dokter kerajaan segera dipanggil untuk memeriksa keadaan Emilio yang cukup buruk. Para pelayan di istana putra mahkota sangat sibuk, sampai dokter akhirnya selesai mengobati Emilio. Namun wajah dokter tersebut tetap pucat bahkan setelah Emilio diobati dengan baik. Ratu Melisa yang sejak tadi berkeliling ruangan dengan gelisah segera menghampiri dokter tersebut. Jejak kekhawatiran tercetak jelas di wajahnya saat wanita itu mulai bertanya tentang keadaan anaknya. "Bagaimana keadaan Emilio, Dokter?"Dokter melihat luka-luka yang ada tubuh Emilio dengan tatapan putus asa. Setelah jatuh dari ketinggian, Emilio menderita beberapa luka yang membuat dokter tersebut gugup sepanjang masa perawatan. Namun yang membuatnya lebih gugup tentu saja Ratu Melisa. Sudah menjadi rahasia umum di dalam istana pangeran, bahwa Ratu Melisa selalu bertindak berlebihan mengenai urusan putra satu-satunya itu. "Sete
Satu minggu telah terlewat sejak Emilio pertama dinyatakan berada dalam kondisi koma. Meskipun memar-memar yang mewarnai tubuh Emilio tersebut sudah hilang, pria itu tetap tenggelam dalam tidur yang panjang tanpa ada perkembangan sedikit pun. Tidak peduli sekeras apa dokter kerajaan berusaha mengobati Emilio, pria itu tetap saja menutup matanya dengan sangat damai. Di ruangan Emilio, duduk Ratu Melisa yang tidak bergerak sedikit pun sejak dia mulai duduk di sebelah anaknya. Matanya yang gelap terus menatap sosok sang anak yang terbaring tidak berdaya. Ratu Melisa tahu semuanya tidak akan ada artinya lagi, jika Emilio benar-benar tidak bisa sadar kembali. Saat ini, Ratu Melisa mungkin masih bisa mengontrol para bangsawan dan memastikan bahwa tidak akan keributan karena kondisi Putra Mahkota Emilio yang tidak kunjung membaik. Namun jika terus begini, bahkan jika Ratu Melisa meracuni seluruh bangsawan yang ada di Kerajaan Sigmund, tidak ada yang bisa dia dapatkan selama Emilio tidak la
Selesai selesai menemui Melisa, Raoul tidak langsung kembali ke istana ketika dia malah membawa Ariana ke taman kerajaan yang indah. Setelah lama tidak bertemu, Raoul pikir dia memiliki banyak hal untuk dikatakan pada Ariana. Gadis itu tidak tahu betapa Raoul sangat menantikan pertemuan mereka. Walaupun pertemuan mereka tidak seindah yang Raoul bayangkan, tetapi pria itu tetap senang ketika dia melihat Ariana lagi. Sekarang setelah mereka akhirnya memiliki waktu untuk diri mereka sendiri, Raoul ingin bicara berdua dengan Ariana. Pria itu sama sekali tidak ragu saat dia menggandeng tangan Ariana. Jantungnya semakin berdebar keras, ketika pria tersebut tidak melihat penolakan apa pun dari Ariana. Setelah Raoul meminta Ariana duduk di tempat beristirahat yang ada di taman istana, pangeran tersebut menyusul untuk duduk di sebelah Ariana setelah itu. Namun ketika Raoul melihat wajah murung Ariana, pria tersebut tiba-tiba saja kehilangan kata-katanya. Ariana memang telah berubah menjadi w
Dari kastilnya, Melisa mendengar terompet yang menandakan bahwa perang telah usai. Emilio telah mati, dan Kerajaan Sigmund telah berhasil kembali pada pewaris sahnya. Suara bahagia dia luar kastil berhasil menghancurkan semua harapan Melisa. Wanita itu sempat terpaku, sebelum air matanya mengalir tanpa henti dari kedua matanya. Dengan kematian Emilio, semangat Melisa untuk melarikan diri segera jatuh ke titik nol. Wanita tersebut menatap perang yang telah selesai dari jendela kamarnya, lalu berbalik untuk menatap Teresa yang masih setia untuk menemaninya. Bahkan jika status mereka telah berubah, kesetiaan Teresa tetap sama sampai saat-saat terakhir. Melisa telah menyeret Teresa ke dalam balas dendam dan penderitaan ini. Namun bahkan sekarang, Teresa sama sekali tidak mengeluh ketika dia hanya terus berdiri di belakang Melisa untuk menemani wanita itu. Melihat kegigihan Teresa untuk tetap bersamanya sampai akhir, membuat Melisa kembali sedih. Senyum retak muncul di wajahnya, ketika
Ketika Ariana sudah bisa melihat gerbang istana kerajaan, gadis itu melihat bahwa pertarungan antara pasukan Pangeran Raoul dan pasukan masih berlanjut di halaman istana. Ariana baru saja hendak turun dari kudanya untuk membantu, ketika Jimmy yang melihat keberadaan Ariana langsung berteriak pada gadis itu. "Nona Aria, Pangeran Raoul telah memasuki istana bersama dengan yang lain! Kami bisa mengendalikan situasinya di sini. Jadi tolong bantu Pangeran Raoul untuk menemukan Raja Emilio!"Mendengar bahwa Pangeran Raoul telah masuk ke istana terlebih dahulu untuk mencari Emilio, Ariana merasa dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Gadis itu hanya bisa mengangguk pada Jimmy, sebelum memacu kudanya untuk pergi ke istana kerajaan. Semakin dia masuk ke dalam istana, Ariana melihat semakin banyak orang terpaksa berhenti mengikuti Pangeran Raoul untuk melawan musuh yang ada di istana. Ariana berlari cepat ke dalam istana, dan melihat bahwa Pangeran Raoul tengah bertarung melawan Emilio. Di ru
Ketika Emilio bangun kembali, dia merasa bahwa ribuan batu telah menindih badanya yang rapuh. Pria tersebut tidak bisa menahan batuk ketika dia mencoba untuk bangun secara tiba-tiba. Pandangannya sedikit kabur. Emilio hanya bisa mendengar seseorang samar-samar memanggil namanya, sebelum dia akhirnya cukup sadar untuk melihat ke sekeliling. Begitu Emilio melirik ke arah suara berdengung yang sejak tadi terus mengganggunua, pria itu menemukan sang Ibu yang selama ini dia kurung di kastil terpencil tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Emilio, syukurlah kamu telah bangun Nak. Tenang saja, sebentar lagi kita akan pergi dari tempat ini. Ibu telah memikirkannya dengan baik. Tidak ada balas dendam atau kejahatan lain. Ibu hanya ingin hidup bahagia denganmu mulai saat ini."Alis Emilio bekerut ketika dia tidak mengerti apa maksud ucapan sang Ibu. Walaupun badan Emilio masih lemas dan sedikit bergetar ketika dia paksakan untuk bangun, pria itu tetap bangun dari posisi tidurnya untuk m
Sekitar tiga puluh menit telah terlewat sejak Ariana awal berlari. Selama waktu itu, gerbang yang seharusnya terbuka masih belum dibuka oleh Carla. Ariana menatap ke arah gerbang dengan tatapan khawatir. Walaupun gadis itu tahu dia seharusnya percaya pada Carla, Ariana tetap saja tidak bisa menahan pikiran buruk yang mulai bermunculan di pikirannya. Sejak awal, membuka gerbang dari dalam dengan kerja sama dari dua orang saja memang terdengar mustahil dilakukan. Ariana baru saja hendak berbalik untuk mencapai gerbang, ketika gerbang berat yang mustahil diangkat sebelumnya perlahan mulai naik ke atas. "Si, siapa yang membuka gerbang itu?! Ke mana orang-orang yang diminta menjaga gerbang itu pergi?!"Dari kejauhan, Ariana bisa mendengar para tentara berteriak panik. Kekacauan semakin parah ketika dari dalam ibu kota saja, Ariana bisa mendengar suara langkah kuda yang melaju dengan cepat. Tatapan di mata Ariana sedikit melembut, ketika dia akhirnya bisa melihat Pangeran Raoul memimpin p
Pangeran Raoul menatap gerbang ibu kota dengan tatapan nostalgia begitu dia berhasil melihat tempat tersebut dari kejauhan. Dengan masalah yang terus-menerus menimpanya sejak Raoul pergi dari ibu kota, rasanya sudah lama sekali sejak pangeran tersebut bisa kembali ke kampung halamannya. Di dalam gerbang itu, ada Ariana dan ribuan warga ibu kota yang perlu dia selamatkan. Pertarungannya di tempat itu, akan menjadi penentu kemenangannya dalam memperebutkan takhta. Pangeran Raoul menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Pangeran tersebut telah melewati banyak pertarungan untuk sampai ke titik ini. Namun dari semua pertarungan, dia tidak pernah merasa sampai segugup ini. Raoul hanya bisa berdoa semoga semuanya berjalan dengan lancar. Ariana telah berhasil diselamatkan dari istana kerajaan, sementara Emilio tidak ada kabarnya setelah diracun. Untuk saat ini, Raoul hanya perlu fokus menerobos masuk ke istana dan mengambil kembali apa yang menjadi miliknya selama ini. "
Ketika Ariana sadar kembali, dia sudah berada di ruangan sederhana yang tidak dikenal. Di sekelilingnya, Ariana mendengar suara ramai yang bercampur menjadi satu. Suara anak-anak mendominasi indra pendengaran Ariana. Gadis itu perlahan bangkit dari posisi tidurnya, lalu menatap ke sekeliling untuk mengenali lingkungan di sekitarnya. Hal yang terakhir Ariana ingat merupakan saat di mana dia memaksa untuk menyusul Cornell dan tiba-tiba merasakan perasaan sakit di bagian tengkuknya. Tampaknya untuk menghentikan perlawanannya, Carla telah memukul titik lemahnya hingga dia akhirnya pingsan. Ariana tidak tahu dia ada di mana. Namun satu hal yang pasti, Ariana tidak bisa menemukan keberadaan Carla di tempat asing itu. Setelah kesadarannya kembali, Ariana turun dari tempat tidurnya untuk keluar dari ruangan itu. Gadis tersebut membuka pintu ruangan itu dengan hati-hati, dan langsung disambut oleh anak-anak yang tengah bermain kejar-kejaran di lorong tempat tersebut. "Anak-anak, jangan berl
Saat itu Raja Emilio tengah berada di ruang kerjanya, ketika seseorang datang dengan terburu-buru untuk memberikan tahu kabar yang paling dia takuti selama ini. "Baginda, seorang penyusup telah masuk dan membawa pergi Duchess Alison!"Mengabaikan semua hal, Raja Emilio langsung berlari untuk kembali ke istana kerajaannya saat itu juga. Emilio pikir, Ariana akan aman di istananya karena dia menugaskan hampir setengah kesatria kerajaan untuk berjaga hanya di tempat itu. Ariana juga telah berperilaku dengan sangat baik akhir-akhir ini. Gadis itu bahkan mengijinkan Emilio untuk bermalam di kamarnya, lalu tersenyum kecil di berbagai kesempatan. Emilio pikir mereka bisa kembali ke titik awal yang dia inginkan sebentar lagi. Kebahagiaan yang dia dambakan ada di depan mata, ketika Ariana sudah mulai membuka hatinya lagi. Namun pemandangan yang pria itu dapatkan ketika kembali ke istananya, telah menghancurkan semua harapan Emilio. Pria itu hanya bisa melihat puluhan kesatria kerajaan yang t
Raja Bernard bekerja sangat cepat untuk mempersiapkan pasukannya yang akan ikut kembali bersama Pangeran Raoul ke Ibu Kota Kerajaan Sigmund. Hanya dalam waktu tiga hari, Pangeran Raoul akhirnya siap untuk kembali ke kerajaannya sendiri. Pria tersebut melihat barisan pasukan yang ada di depannya, sebelum berbalik untuk menatap Raja Bernard dan Putri Elle yang mengantar kepergiannya. "Kebaikan Anda hari ini tidak akan pernah saya lupakan. Setelah saya berhasil mengambil alih kerajaan, saya harap dua kerajaan bisa memiliki hubungan yang baik kembali."Raja Bernard tersenyum setelah mendengar ucapan Pangeran Raoul. "Tentu saja. Hubungan kita mungkin pernah buruk karena perang. Nyawa yang hilang juga tidak akan pernah kembali. Namun dari kesalahan ini, aku ingin belajar untuk berpikir lebih kritis sebagai seorang pemimpin. Pangeran Raoul, aku akan menunggu saat di mana kedua kerajaan bisa saling membantu lagi seperti dahulu," ujarnya. "Berhati-hatilah di jalan. Aku harap semuanya berjala