Share

41. Gladiator

Author: Aurora
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Setelah kembali dari sekolah pelatihan yang dibangunnya, Ariana tidak langsung pulang ketika dia memilih untuk berkeliling di sekitar ibu kota terlebih dahulu. Semenjak dia sibuk dengan urusan keluarga Alison, Ariana memang jarang memiliki kesempatan untuk datang ke ibu kota lagi. Gadis itu ingin tahu bagaimana keadaan ibu kota saat ini, sekaligus mendengar gosip-gosip terbaru tentang istana yang bisa didengar di kedai-kedai ibu kota.

Demi kenyamanan mereka, Ariana menyarankan agar mereka jalan saja untuk menikmati suasana di ibu kota. Tatapan Ariana jatuh pada papan pengumuman yang ada di alun-alun kota, yang secara tidak biasa dikerubungi oleh banyak orang ketika dia datang.

"Ada apa di sana?" tanya Ariana penasaran. Melihat seorang bangsawan sekelas Ariana tertarik pada papan pengumuman, orang-orang langsung minggir untuk memberi jalan bagi Ariana.

Walaupun Ariana tidak terlalu suka diperlakukan spesial, gadis itu tidak bisa meminta mereka untuk berhenti sehingga dia hanya bisa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   42. Aku Akan Membelinya

    Ketika Ariana hendak memasuki area di dalam arena, dia dihentikan oleh dua penjaga kekar yang badannya dua kali ukuran Valencia. Keduanya membawa senjata dan berwajah seram, sampai Valencia tanpa sadar langsung menggenggam gagang pedangnya dalam pose waspada. "Katakan pada bosmu bahwa Ariana dari keluarga Alison ingin bicara dengannya."Tidak seperti Valencia, Ariana sangat tenang ketika dia menghadapi dua raksasa itu. Satu pengetahuan yang dia tahu dari tempat seperti ini, arena ini juga digunakan untuk menjual para budak sebagai petarung untuk keluarga bangsawan. Jika dia membawa nama keluarganya, kecil kemungkinan bahwa penanggung jawab gladiator akan mengabaikannya. Walaupun saat ini keluarganya tidak disukai oleh kebanyakan bangsawan, statusnya sebagai satu-satunya cucu seorang duke tetap membuat Ariana ditakuti oleh banyak orang. Apalagi untuk ukuran penanggung jawab gladiator yang hanya seorang Baron, dia pasti tidak akan menolak apa pun perintah Ariana. "Silahkan masuk."Ben

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   43. Aku Hanya Ingin Membantu

    Ketika mereka keluar, kelompok mereka bertemu dengan gadis kurus yang sebelumnya Ariana beli. Karena gadis itu dipaksa berdiri di depan pintu keluar, bibirnya yang sudah pucat semakin membiru karena cuaca dingin. Ariana segera melepas mantelnya dengan terburu-buru. Dengan tangannya sendiri, Ariana segera memakaikan gadis malang itu mantel yang baru saja dia lepas. Ariana sedikit memaksa saat gadis itu menolak dengan keras. Jika itu demi kebaikan, Ariana sama sekali tidak ragu untuk bertindak tegas pada gadis itu. "Aku akan marah jika kamu sampai melepas mantel itu. Lalu Valencia, bisakah kita mampir ke toko mantel untuk membeli mantel baru terlebih dahulu? Cornell juga pasti kedinginan jika hanya menggunakan pakaian tipis di cuaca dingin begini."Valencia mengangguk. "Tentu saja, Nona Aria. Anda sendiri, untuk sementara tolong gunakan mantel saya. Anda dan yang lain bisa masuk ke dalam kereta kuda terlebih dahulu. Kalau tidak salah, saya melihat toko pakaian tidak jauh dari tempat in

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   44. Anggota Baru Kediaman Alison

    Begitu mereka kembali ke rumah, Ariana langsung disambut oleh Jimmy yang sudah menunggunya di depan pintu. Setelah Ariana memberi tahu situasinya, Jimmy segera memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan dua kamar baru, pakaian baru, dan juga air panas. Tidak lupa, Jimmy juga meminta seseorang memanggil dokter untuk memeriksa keduanya. Dengan adanya Jimmy di rumah, Ariana tahu dia tidak perlu khawatir keduanya akan kekurangan apa pun selama dia sibuk. Gadis itu tersenyum kecil saat melihat Carla tampaknya takjub dengan rumahnya, sementara Cornell tetap berusaha terlihat tidak peduli walaupun matanya sesekali menatap penasaran lingkungan barunya ini. "Untuk sekarang, kalian bisa mengikuti Jimmy untuk mandi terlebih dahulu sambil menunggu dokter. Jimmy dan ayahnya James adalah kepala pelayan di rumah ini. Tergantung situasinya, keduanya akan saling bertukar tempat untuk bertugas sebagai kepala pelayan," ujar Ariana memberi tahu. Karena dia masih memiliki pekerjaan untuk dilakukan, gad

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   45. Kembalinya Andrew

    Selesai menyerahkan Cornell dan Carla untuk dirawat Jimmy, Ariana kembali fokus untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan padanya. Diam-diam gadis itu tersenyum, saat dia melihat Valencia masih saja mengerutkan alis dari waktu ke waktu. Tanpa perlu diberi tahu, Ariana sebenarnya sudah tahu alasan mengapa Valencia terus saja tidak puas sejak tadi. Namun Ariana memutuskan untuk diam, karena menyelesaikan pekerjaannya lebih penting daripada menjelaskan banyak hal pada Valencia saat ini. Beberapa jam selanjutnya dihabiskan hanya dengan Valencia yang berjaga dan Ariana yang mengerjakan kewajibannya. Ruang belajar Ariana sangat sepi, sampai suara ketukan mengalihkan perhatian keduanya. "Nona Aria, dokter yang dipanggil telah tiba. Saya mohon maaf, tetapi Anda harus diperiksa terlebih dahulu."Valencia diam-diam menatap Ariana ketika Jimmy bicara di luar ruangan. Ternyata bukan hanya dia, Jimmy juga sada bahwa Ariana memiliki memar di bagian lehernya. Kebetulan, tugas Ariana juga bar

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   46. Mungkin ....

    Pagi hari merupakan waktu yang tepat bagi Valencia untuk berlatih pedang. Selain karena di pagi hari dia tidak perlu menjaga Ariana yang masih tidur, kebanyakan kesatria juga belum berkumpul di pagi hari sehingga dia bisa dengan bebas menggunakan tempat latihan sesuka hatinya. Hanya dengan pakaian olahraganya yang diberi penghangat, Valencia mulai berlatih sendirian. Wanita itu melakukan pemanasan, lalu berlari mengelilingi kediaman keluarga Alison ketika salju tidak turun terlalu lebat. Biasanya, Valencia sangat fokus saat wanita itu sudah memulai latihan paginya. Namun kali ini, Valencia tanpa sadar berhenti saat dia melihat sosok yang akrab tengah asik mengumpulkan salju dengan sekop di tangannya. Ketika Valencia mengingat pertarungan sadis yang pria itu lakukan kemarin, wanita itu mau tidak mau merasa Cornell tidak cocok dengan tugasnya saat ini. Ariana telah mengatakan bahwa Cornell akan menjadi tukang kebun di kediaman Alison untuk membayar hutangnya pada Ariana. Namun melihat

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   47. Berhutang dari Kehidupan Sebelumnya

    Terhadap keputusan Ariana untuk menjenguk Cornell dan Carla terlebih dahulu sebelum melakukan hal yang lain, baik James maupun Valencia tidak ingin berkomentar apa pun tentang itu. Walaupun rasanya tidak perlu bagi Ariana yang sibuk untuk menjenguk pelayan biasa, keduanya tetap menghormati keputusan gadis itu. Seperti biasa, James pamit untuk mengamati Ariana dalam bayang-bayang. Hanya Ariana dan Valencia, yang menyusuri lorong kediaman keluarga Alison untuk menemui Carla yang sakit terlebih dahulu. Di tempat lain, Carla yang baru selesai sarapan dan meminum obatnya termenung saat dia masih tidak percaya hidupnya tiba-tiba berubah drastis karena keberuntungan yang dia dapatkan. Di tempat barunya, tidak ada yang memanggilnya budak atau memukulinya walaupun dia tidak salah apa pun. Perasaan diperlakukan seperti manusia itu perasaan yang asing baginya. Tuannya yang baru bahkan memberinya nama yang sangat berarti. Carla, nama cantik yang kini menjadi panggilan barunya. Pemiliknya selal

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   48. Perbatasan Utara

    Perjalanan ke perbatasan utara kerajaan merupakan perjalanan yang sangat berat. Karena Kerajaan Sigmund termasuk kerajaan terbesar dalam satu benua, butuh waktu tiga bulan bagi iring-iringan tentara itu untuk mencapai perbatasan. Semua tentara cukup kelelahan karena harus berpergian begitu jauh. Namun begitu mereka tiba, mereka sudah harus menyelesaikan masalah yang ada di perbatasan. Sejak beberapa kerajaan mengalami gagal panen tahun ini, Kerajaan Sigmund memang menjadi pusat perhatian karena memiliki bahan makanan berlimpah karena metode pertanian mereka yang sudah maju. Beberapa kerajaan yang mencintai perdamaian datang untuk mempelajari cara bertani Kerajaan Sigmund dengan cara yang damai. Namun beberapa kerajaan yang sombong, mulai bertingkah dengan menyerang daerah-daerah perbatasan yang paling rentan. Belum lagi serangan bandit juga menjadi permasalahan yang lumrah di daerah perbatasan. Raoul tidak memiliki waktu istirahat sama sekali, ketika dia harus langsung menangani uru

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   49. Perkembangan Hubungan

    Dalam waktu beberapa bulan, salju akhirnya mencair dan digantikan oleh musim semi yang hangat. Hari-hari di kediaman Alison terasa damai selama beberapa bulan ini. Ariana menghabiskan waktunya untuk belajar mengelola daerah Alison, sementara kakeknya fokus meyakinkan beberapa bangsawan kelompok netral untuk mewaspadai Ratu Melisa dan Putra Mahkota Emilio. Andrew tidak semata-mata meminta para bangsawan itu untuk mendukung Pangeran Raoul. Andrew hanya berharap mereka bisa melihat kemampuan Pangeran Raoul, dan menilai siapakah yang sebenarnya lebih berhak atas takhta. Satu yang membuat Ariana sedikit terganggu, baik Ratu Melisa maupun Putra Mahkota Emilio bersikap terlalu tenang semenjak kepergian Pangeran Raoul. Melihat dari kepribadian mereka, Ariana takut keduanya berencana untuk mencelakai Pangeran Raoul di perbatasan. Ariana sudah berkali-kali mencoba menanyakan masalah itu pada Pangeran Raoul. Namun selain dengan laporan bahwa ada keanehan di antara para bandit yang menyerang dae

Latest chapter

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   115. Menjadi Seorang Raja

    Selesai selesai menemui Melisa, Raoul tidak langsung kembali ke istana ketika dia malah membawa Ariana ke taman kerajaan yang indah. Setelah lama tidak bertemu, Raoul pikir dia memiliki banyak hal untuk dikatakan pada Ariana. Gadis itu tidak tahu betapa Raoul sangat menantikan pertemuan mereka. Walaupun pertemuan mereka tidak seindah yang Raoul bayangkan, tetapi pria itu tetap senang ketika dia melihat Ariana lagi. Sekarang setelah mereka akhirnya memiliki waktu untuk diri mereka sendiri, Raoul ingin bicara berdua dengan Ariana. Pria itu sama sekali tidak ragu saat dia menggandeng tangan Ariana. Jantungnya semakin berdebar keras, ketika pria tersebut tidak melihat penolakan apa pun dari Ariana. Setelah Raoul meminta Ariana duduk di tempat beristirahat yang ada di taman istana, pangeran tersebut menyusul untuk duduk di sebelah Ariana setelah itu. Namun ketika Raoul melihat wajah murung Ariana, pria tersebut tiba-tiba saja kehilangan kata-katanya. Ariana memang telah berubah menjadi w

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   114. Perang Telah Selesai

    Dari kastilnya, Melisa mendengar terompet yang menandakan bahwa perang telah usai. Emilio telah mati, dan Kerajaan Sigmund telah berhasil kembali pada pewaris sahnya. Suara bahagia dia luar kastil berhasil menghancurkan semua harapan Melisa. Wanita itu sempat terpaku, sebelum air matanya mengalir tanpa henti dari kedua matanya. Dengan kematian Emilio, semangat Melisa untuk melarikan diri segera jatuh ke titik nol. Wanita tersebut menatap perang yang telah selesai dari jendela kamarnya, lalu berbalik untuk menatap Teresa yang masih setia untuk menemaninya. Bahkan jika status mereka telah berubah, kesetiaan Teresa tetap sama sampai saat-saat terakhir. Melisa telah menyeret Teresa ke dalam balas dendam dan penderitaan ini. Namun bahkan sekarang, Teresa sama sekali tidak mengeluh ketika dia hanya terus berdiri di belakang Melisa untuk menemani wanita itu. Melihat kegigihan Teresa untuk tetap bersamanya sampai akhir, membuat Melisa kembali sedih. Senyum retak muncul di wajahnya, ketika

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   113. Kematian Emilio

    Ketika Ariana sudah bisa melihat gerbang istana kerajaan, gadis itu melihat bahwa pertarungan antara pasukan Pangeran Raoul dan pasukan masih berlanjut di halaman istana. Ariana baru saja hendak turun dari kudanya untuk membantu, ketika Jimmy yang melihat keberadaan Ariana langsung berteriak pada gadis itu. "Nona Aria, Pangeran Raoul telah memasuki istana bersama dengan yang lain! Kami bisa mengendalikan situasinya di sini. Jadi tolong bantu Pangeran Raoul untuk menemukan Raja Emilio!"Mendengar bahwa Pangeran Raoul telah masuk ke istana terlebih dahulu untuk mencari Emilio, Ariana merasa dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Gadis itu hanya bisa mengangguk pada Jimmy, sebelum memacu kudanya untuk pergi ke istana kerajaan. Semakin dia masuk ke dalam istana, Ariana melihat semakin banyak orang terpaksa berhenti mengikuti Pangeran Raoul untuk melawan musuh yang ada di istana. Ariana berlari cepat ke dalam istana, dan melihat bahwa Pangeran Raoul tengah bertarung melawan Emilio. Di ru

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   112. Pertarungan Terakhir

    Ketika Emilio bangun kembali, dia merasa bahwa ribuan batu telah menindih badanya yang rapuh. Pria tersebut tidak bisa menahan batuk ketika dia mencoba untuk bangun secara tiba-tiba. Pandangannya sedikit kabur. Emilio hanya bisa mendengar seseorang samar-samar memanggil namanya, sebelum dia akhirnya cukup sadar untuk melihat ke sekeliling. Begitu Emilio melirik ke arah suara berdengung yang sejak tadi terus mengganggunua, pria itu menemukan sang Ibu yang selama ini dia kurung di kastil terpencil tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Emilio, syukurlah kamu telah bangun Nak. Tenang saja, sebentar lagi kita akan pergi dari tempat ini. Ibu telah memikirkannya dengan baik. Tidak ada balas dendam atau kejahatan lain. Ibu hanya ingin hidup bahagia denganmu mulai saat ini."Alis Emilio bekerut ketika dia tidak mengerti apa maksud ucapan sang Ibu. Walaupun badan Emilio masih lemas dan sedikit bergetar ketika dia paksakan untuk bangun, pria itu tetap bangun dari posisi tidurnya untuk m

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   111. Gerbangnya Telah Terbuka

    Sekitar tiga puluh menit telah terlewat sejak Ariana awal berlari. Selama waktu itu, gerbang yang seharusnya terbuka masih belum dibuka oleh Carla. Ariana menatap ke arah gerbang dengan tatapan khawatir. Walaupun gadis itu tahu dia seharusnya percaya pada Carla, Ariana tetap saja tidak bisa menahan pikiran buruk yang mulai bermunculan di pikirannya. Sejak awal, membuka gerbang dari dalam dengan kerja sama dari dua orang saja memang terdengar mustahil dilakukan. Ariana baru saja hendak berbalik untuk mencapai gerbang, ketika gerbang berat yang mustahil diangkat sebelumnya perlahan mulai naik ke atas. "Si, siapa yang membuka gerbang itu?! Ke mana orang-orang yang diminta menjaga gerbang itu pergi?!"Dari kejauhan, Ariana bisa mendengar para tentara berteriak panik. Kekacauan semakin parah ketika dari dalam ibu kota saja, Ariana bisa mendengar suara langkah kuda yang melaju dengan cepat. Tatapan di mata Ariana sedikit melembut, ketika dia akhirnya bisa melihat Pangeran Raoul memimpin p

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   110. Menyusup ke Gerbang Ibu Kota

    Pangeran Raoul menatap gerbang ibu kota dengan tatapan nostalgia begitu dia berhasil melihat tempat tersebut dari kejauhan. Dengan masalah yang terus-menerus menimpanya sejak Raoul pergi dari ibu kota, rasanya sudah lama sekali sejak pangeran tersebut bisa kembali ke kampung halamannya. Di dalam gerbang itu, ada Ariana dan ribuan warga ibu kota yang perlu dia selamatkan. Pertarungannya di tempat itu, akan menjadi penentu kemenangannya dalam memperebutkan takhta. Pangeran Raoul menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sendiri. Pangeran tersebut telah melewati banyak pertarungan untuk sampai ke titik ini. Namun dari semua pertarungan, dia tidak pernah merasa sampai segugup ini. Raoul hanya bisa berdoa semoga semuanya berjalan dengan lancar. Ariana telah berhasil diselamatkan dari istana kerajaan, sementara Emilio tidak ada kabarnya setelah diracun. Untuk saat ini, Raoul hanya perlu fokus menerobos masuk ke istana dan mengambil kembali apa yang menjadi miliknya selama ini. "

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   109. Menuju Ibu Kota

    Ketika Ariana sadar kembali, dia sudah berada di ruangan sederhana yang tidak dikenal. Di sekelilingnya, Ariana mendengar suara ramai yang bercampur menjadi satu. Suara anak-anak mendominasi indra pendengaran Ariana. Gadis itu perlahan bangkit dari posisi tidurnya, lalu menatap ke sekeliling untuk mengenali lingkungan di sekitarnya. Hal yang terakhir Ariana ingat merupakan saat di mana dia memaksa untuk menyusul Cornell dan tiba-tiba merasakan perasaan sakit di bagian tengkuknya. Tampaknya untuk menghentikan perlawanannya, Carla telah memukul titik lemahnya hingga dia akhirnya pingsan. Ariana tidak tahu dia ada di mana. Namun satu hal yang pasti, Ariana tidak bisa menemukan keberadaan Carla di tempat asing itu. Setelah kesadarannya kembali, Ariana turun dari tempat tidurnya untuk keluar dari ruangan itu. Gadis tersebut membuka pintu ruangan itu dengan hati-hati, dan langsung disambut oleh anak-anak yang tengah bermain kejar-kejaran di lorong tempat tersebut. "Anak-anak, jangan berl

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   108. Emilio dan Cornell

    Saat itu Raja Emilio tengah berada di ruang kerjanya, ketika seseorang datang dengan terburu-buru untuk memberikan tahu kabar yang paling dia takuti selama ini. "Baginda, seorang penyusup telah masuk dan membawa pergi Duchess Alison!"Mengabaikan semua hal, Raja Emilio langsung berlari untuk kembali ke istana kerajaannya saat itu juga. Emilio pikir, Ariana akan aman di istananya karena dia menugaskan hampir setengah kesatria kerajaan untuk berjaga hanya di tempat itu. Ariana juga telah berperilaku dengan sangat baik akhir-akhir ini. Gadis itu bahkan mengijinkan Emilio untuk bermalam di kamarnya, lalu tersenyum kecil di berbagai kesempatan. Emilio pikir mereka bisa kembali ke titik awal yang dia inginkan sebentar lagi. Kebahagiaan yang dia dambakan ada di depan mata, ketika Ariana sudah mulai membuka hatinya lagi. Namun pemandangan yang pria itu dapatkan ketika kembali ke istananya, telah menghancurkan semua harapan Emilio. Pria itu hanya bisa melihat puluhan kesatria kerajaan yang t

  • Kesempatan Kedua Duchess Tidak Berguna   107. Kabur dari Istana

    Raja Bernard bekerja sangat cepat untuk mempersiapkan pasukannya yang akan ikut kembali bersama Pangeran Raoul ke Ibu Kota Kerajaan Sigmund. Hanya dalam waktu tiga hari, Pangeran Raoul akhirnya siap untuk kembali ke kerajaannya sendiri. Pria tersebut melihat barisan pasukan yang ada di depannya, sebelum berbalik untuk menatap Raja Bernard dan Putri Elle yang mengantar kepergiannya. "Kebaikan Anda hari ini tidak akan pernah saya lupakan. Setelah saya berhasil mengambil alih kerajaan, saya harap dua kerajaan bisa memiliki hubungan yang baik kembali."Raja Bernard tersenyum setelah mendengar ucapan Pangeran Raoul. "Tentu saja. Hubungan kita mungkin pernah buruk karena perang. Nyawa yang hilang juga tidak akan pernah kembali. Namun dari kesalahan ini, aku ingin belajar untuk berpikir lebih kritis sebagai seorang pemimpin. Pangeran Raoul, aku akan menunggu saat di mana kedua kerajaan bisa saling membantu lagi seperti dahulu," ujarnya. "Berhati-hatilah di jalan. Aku harap semuanya berjala

DMCA.com Protection Status