David terkejut dengan apa yang Sumanto lakukan. Ia merasa marah dan mengepalkan tangan, tetapi sebelum pukulan itu diberikan, penyihir tersebut menyatukan kedua telapak tangan dan berkata, "Maafkan aku karena saat ini ada yang sedang mengintai kita.""Mengintai?" David melihat sekeliling untuk mencari keberadaan si pengintai."Aku akan memikirkan caranya, tetapi kau harus berjanji untuk tidak memberitahukan hal ini kepada siapa pun.""Baiklah." David menumbuhkan sayap, kemudian terbang."Kira-kira apa yang mereka bicarakan?" tanya Rune."Apa kau tidak mendengarnya?""Aku mendengarnya, tetapi yang aku maksud adalah–""Jika kau sudah mendengarnya, kenapa bertanya?""Catly, aku belum selesai bicara.""Oh.""Mungkinkah David meminta penyihir itu untuk menangkap Taro?""Jika iya, artinya penyihir itu bekerja dengan dua makhluk."Sumanto berjalan memasuki rumah, tetapi tiba-tiba memberikan tatapan tajam kepada Rune dan Catly. Mereka berdua pun mematung sembari terus melihat gerak-geriknya.S
"Tidak," jawab Rune."Apa yang kalian bahas?" tanya Digi."Tidak ada," jawab Rune."Digi, aku dan Arune akan pergi jalan-jalan. Apa kau mau ikut?""Ya.""Aku juga!" teriak Mangan sembari tersenyum."Mangan, apa kau tidak sibuk?""Tidak."Mereka pergi ke atas bukit untuk melihat pemandangan. Catly menghirup udara segar sembari membentangkan tangan dan memejamkan mata, sementara Rune berkeliling untuk mencari keberadaan Taro karena makhluk tersebut kabur saat Seseven mengobrol."Rune, apa kau mempunyai masalah yang tidak bisa diselesaikan?"Rune menunduk sembari berpikir tentang apakah ia harus menceritakan kebenaran tentang Sam atau tidak. Catly berjalan menghadap Rune sehingga lelaki tersebut menatapnya. Gadis itu memberikan senyuman sembari mengangguk."Sebenarnya aku adalah Rune."Mangan tertawa karena merasa jika apa yang Rune katakan itu lucu. Ia pun mengucapkan, "Tentu saja kau Rune."Digi melihat dari jauh, kemudian menghampiri mereka dan berkata, "Jelaskan, aku tidakpaham.""Or
Raguna mengayunkan pedangnya ke kiri dan kanan menggunakan dua tangan. Rune merasa aneh saat melihatnya dan berpikir jika itu bukanlah cara menggunakan pedang.Raguna memegang pedangnya dengan kedua tangan dan mengarahkannya ke kiri, kemudian mengumpulkan tenaga dan dalam seketika ia mengarahkan pedangnya ke belakang, kemudian menghantamkannya dengan sekuat tenaga.Setelah itu, ia mengulurkan tangan kiri dan meletakannya di dahi secara diagonal dan memandang langit seperti sedang melihat sesuatu yang jauh serta menaruh pedang dengan tangan kanan di bahunya.Dalam seketika Raguna merasa kesakitan dan secara langsung memegang bahunya yang terkena pedangnya sendiri.Rune sedikit tersenyum karena merasa lucu dengan Raguna yang memakai pedang bagaikan palu.Pengawal langsung berlari menghampiri Raguna dan bertanya, "Apa Pangeran tidak terluka?"Raguna mencoba mencolek bahu untuk memastikan apakah ada darah yang keluar atau tidak. Setelah diyakini jika tidak ada darah yang keluar, ia pun ber
Sam menatap Rune yang sedang tersenyum jahat, kemudian mundur dan mengeluarkan pedang."Apa yang kauinginkan?""Aku ingin tubuhku kembali."Rune menggunakan jurus Kejutan Horizontal dengan cara memanggil dan menempatkan Arune di belakang lawan, kemudian membuatnya mengayunkan belati secara horizontal ke punggung.Namun, Sam membuat dirinya tembus sehingga jurus Rune terasa sia-sia. Lelaki tersebut tersenyum, kemudian tertawa terbahak-bahak."Kau tidak akan bisa mengalahkanku.""Aku memang tidak bisa mengalahkanmu dengan bertarung, tetapi mungkin dengan cara lain.""Cara apa?""Memberitahu kebenaran kepada Seseven.""Mereka tidak mungkin mempercayaimu.""Mereka memang tidak mempercayaiku, tetapi bagaimana dengan Catly dan Mangan?"Rune tersenyum jahat karena yakin jika saat ini Sam merasa khawatir. Seseven datang bersama Sumanto, kemudian penyihir itu mengangkat tongkatnya dan membuat sebuah bola besar yang mengurung kedua lelaki itu.Rune merasa heran saat melihat Sam yang tiba-tiba te
Rune berteleportasi ke depan Catly dan menahan bola api biru itu menggunakan pedang. Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi, yaitu elemen tersebut membakar senjatanya.Rune relfek mengayunkan pedang ke berbagai arah dengan tujuan memadamkan. Namun, api biru itu tetap menyala.Dalam seketika ia teringat dengan kejadian saat bertarung dengan Nina. Lelaki tersebut pun berjalan maju sehingga berada dalam jarak yang cukup jauh dari Catly, kemudian menggunakan jurus Gelombang Angin dan apa yang ia pikirkan pun terjadi, yaitu sebuah gelombang api biru meluncur ke arah David.Dalam seketika garuda itu pun terbang mundur untuk menghindar. Rune tersenyum karena mendapatkan kekuatan baru, yaitu menyerap kekuatan.Ia melihat pedang dan ternyata api biru itu sudah menghilang. Lelaki tersebut mempunyai sebuah keinginan untuk mencoba kekuatan barunya.Rune menodongkan pedang kepada David, kemudian berteriak, "David, aku ingin bertarung denganmu!"David merasa jika tidak bisa menandingi Rune. Oleh
Saat sampai, mereka mendengar keluhan dari para pedagang karena apa yang mereka jual telah diambil."Ini adalah perbuatan gadis itu!" teriak salah satu pedagang.Mereka mengelilingi hutan untuk mencari keberadan gadis yang telah menyebabkan kekacuan, tetapi tidak kunjung ketemu.Rune melihat Taro dan para prajurit yang mengubah air sungai menjadi es, kemudian melewatinya. Ia tertarik dengan kekuatan yang dimiliki oleh makhluk itu, tetapi memutuskan untuk mengikuti mereka setelah menyelesaikan misi."Siapa namamu?""Ivan. Memangnya kenapa?""Hanya ingin tahu." Rune cengengesan.Mereka melanjutkan pencarian hingga sampai di padang rumput, kemudian melihat seorang gadis yang sedang memakan apel sembari duduk bersandar di pohon.Mereka bersembunyi di balik pohon, kemudian Ivan berkata, "Dia adalah pencuri.""Oh, jadi dia.""Gracia!"Rune dan Ivan melihat gadis bernama Rin yang berlari sembari menggenggam sebuah okarina, kemudian berdiri di dekat Gracia."Itu tadi sangat seru dan kita akan
Gracia pergi ke tebing, kemudian membuat pijakan di udara dan berjalan di atasnya, lalu mengejek Seseven dengan menjulurkan lidah.Catly merasa marah, kemudian menghampirinya, tetapi Rune menghentikan dengan cara memegang tangan."Aku ingin menghampiri gadis itu.""Apa kau melihat jalan?" tanya Fony sembari bersedekap.Catly menatapnya, kemudian berkata, "Apa kau tidak melihat gadis itu berjalan?""Catly, dia menggunakan kekuatannya untuk berjalan. Jadi, hanya dia yang dapat berjalan," ucap Rune sembari menatap Gracia.Catly menunduk, kemudian berkata, "Baiklah."Fony melihat tangan Catly dan Rune yang saling berpegangan, kemudian bertanya, "Sampai kapan kalian akan terus bergandengan?""Apa kau cemburu?" tanya Catly sembari tersenyum.Fony membuang muka, kemudian bertanya, "Kenapa aku harus cemburu?""Karena kau tidak mempunyai kekasih."Catly melihat Fony yang mengepalkan tangan, kemudian merasa sangat senang karena berhasil membuat temannya itu marah, lalu melanjutkan permainan deng
Rune langsung menghadang Tridi agar tidak melukai Gracia."Apa yang kaulakukan?" tanya Andini."Aku tidak akan membiarkan kalian membunuhnya!""Kenapa kalian ingin membunuh gadis itu?" tanya Catly."Dia adalah pemilik cincin angin."Catly menatap Gracia sembari menyentuh dagu dengan jari telunjuk."Aku tetap tidak akan membiarkan kalian membunuhnya!""Rune, bukankah misi kita membunuhnya?" tanya Catly."Memang, tetapi aku tidak akan membunuhnya.""Kenapa?""Aku tidak suka dengan pembunuhan. Lagipula kita adalah tim penyelamat, bukan pembunuh.""Terkadang kau harus melakukan hal yang dibenci untuk bisa hidup," ucap Andini."Rune, kita harus membunuhnya untuk menyelesaikan misi.""Tidak, Catly.""Ingatlah misi menangkap manusia serigala!" suruh Fony sembari bersedekap, kemudian berkata, "Saat itu kau dikeluarkan karena melindungi target dan aku mengerti jika saat itu kau melakukannya untuk melindungi teman kita, tetapi tidak untuk sekarang.""Wow, kau mengatakan 'Saat itu' dua kali," uca