Share

Bab 26

Penulis: Olivia Yoyet
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-18 11:00:58

26

Farisyasa mengamati perempuan berambut panjang yang sedang menyantap soto ayam dengan semangat. Farisyasa tertegun menyaksikan isi mangkuk Lilakanti telah berubah memerah, akibat banyaknya sambal yang dituangkan perempuan tersebut.

Farisyasa terkesiap kala Lilakanti memesan porsi kedua yang disertai dengan menambah perkedel dan sosis Solo. Farisyasa mengulum senyuman. Dia tahu jika Lilakanti tengah membutuhkan banyak asupan, untuk meredam emosi.

Andi yang berada di sebelah kiri bosnya, menggigit bibir bawah untuk menahan tawa. Sejak tadi dia memerhatikan Farisyasa yang terus memandangi Lilakanti.

Andi merasa yakin, jika hati sang bos telah terpaut pada perempuan bermata besar yang ayu dan baik hati. Andi juga menyukai Lilakanti, dan dia sangat berharap jika perempuan itulah yang akan menjadi pendamping Farisyasa.

Hampir tiga puluh menit terlewati, Lilakanti mendorong mangkuknya yang telah kosong ke tengah meja. Dia menyomot sepotong sosis Solo dan mengunyahnya dengan cepat.

"M
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Sya
semua mendukung la tinggal minta restu ayah nya Faris aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 27

    27Selama beberapa hari berikutnya, Lilakanti terus-menerus memikirkan permintaan Farisyasa. Bila menuruti kata hati, Lilakanti akan langsung mengiakan ucapan pria itu. Namun, pengalaman buruk masa lalu membuatnya ragu-ragu. Atas saran Nandini, Lilakanti menunaikan salat istikharah. Setiap melam perempuan tersebut melaksanakan salat itu, dan dilanjutkan dengan berdoa supaya mendapatkan kepastian hati. Hal nyaris serupa juga dilakukan Farisyasa. Bila Lilakanti melakukan salat istikharah, pria berjanggut melaksanakan salat tahajjud. Selain untuk memohon restu pada Sang Pencipta, Farisyasa juga melaksanakan itu sebagai salah satu cara membangun perisai diri. Kendatipun belum ada serangan selanjutnya, tetapi Farisyasa percaya dengan perkataan Mulyadi yang turut dikuatkan Zein dan Hendri. Farisyasa tahu, tidak ada cara lain agar bisa terhindar dari kiriman santet. Sebab itu dia bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah, sembari terus memperkuat keimanan. Pagi menjelang siang itu, Farisya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 28

    28Hari berganti. Jumat pagi, Farisyasa baru tiba di ruang rapat kantor SG atau Sundanese Grup, ketika mendengar ponselnya berdering. Pria berkemeja hijau muda meraih ponsel dari tas kerja. Dia segera menerima panggilan itu, sambil berdiri dan jalan mendekati jendela. Rekan-rekan Farisyasa mengamati lelaki berjanggut yang terlihat serius berbincang dengan seseorang yang meneleponnya. Mereka menempati kursi masing-masing sambil menunggu Farisyasa kembali. Kemudian rapat segera dimulai. Emris melafazkan doa sebagai pembuka acara pertemuan itu. Selanjutnya dia membacakan pesan dari Alvaro, tentang dua proyek baru yang ditawarkan bos PG tersebut pada tim SG. Alvaro, Yanuar, Wirya, Zulfi, Yoga, Andri dan Haryono, serta Zein dan Hendri, tidak bisa menghadiri rapat itu, karena mereka sedang bertugas di luar negeri. Sebagai gantinya, mereka mengutus Jauhari sebagai perwakilan. "Ri, bisa dijelaskan detailnya?" tanya Emris. Jauhari mengangguk. Dia berdiri dan memulai penjelasan tambahan t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 29

    29Sandra mengeraskan rahang, sesaat setelah mendengarkan penuturan mamanya yang berjumpa dengan Lilakanti di kediaman Nazeem. Sandra yang masih dendam dengan Farisyasa, nyaris tidak bisa menahan emosi, karena Melissa menyebutkan jika Farisyasa dan Lilakanti akan segera menikah. Perempuan bermata sipit tersebut sangat penasaran dengan sosok Lilakanti. Dia sudah mengecek akun IG Farisyasa, tetapi tidak menemukan unggahan pria itu bersama Lilakanti. Sandra menduga jika Farisyasa telah menghapus postingan itu, karena dulu dia yakin telah melihat video saat Farisyasa berlibur ke Pulau Seribu. Perempuan berhidung mancung mulai memikirkan rencana untuk menemui Lilakanti secara langsung. Sandra sangat penasaran dengan sosok saingannya, yang telah berhasil mencuri hati Farisyasa. Setelah berbincang dengan mamanya, Sandra berdiri dan jalan menaiki tangga. Sesampainya di kamar bernuansa krem, Sandra mengambil ponsel kedua dari laci dan menelepon seseorang yang menjadi kaki tangannya mengi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 30

    30Hari berganti. Siang itu, Baron baru tiba di ruang kerja seusai rapat dengan klien. Dia duduk di kursi putar sembari melepaskan dasi dan kancing teratas kemeja. Tidak berselang lama, Nohan memasuki ruangan sambil membawa berkas. Dia memberikan file teratas pada sang bos, yang langsung sibuk membaca detail laporan, lalu menandatanganinya. "Masih ada yang perlu ditandatangani?" tanya Baron sambil memandangi lelaki berkacamata di kursi seberang. "Enggak ada," jawab Nohan. "Tapi, aku bawa berita buat Bapak," lanjutnya sembari mendorong beberapa lembaran kertas ke dekat Baron. "Apa ini?""Daftar anggota PC cabang Bandung. Ternyata, bosnya pacar saya, juga anggota di sana." "Siapa namanya?" "Farisyasa."Baron terdiam sejenak. "Maksudmu, Kagendra Grup?""Ya, dan dia juga ... calon suami Bu Lilakanti." Baron kembali terdiam. "Apa sudah ada info tentang waktu pernikahan mereka?" "Belum ada. Di kantor Kagendra juga masih desas-desus." Nohan memajukan badan hingga menempel ke meja. "P

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 31

    31Kehadiran Farisyasa dan Lilakanti awal malam itu, mengejutkan Nazeem dan Rumaisha. Mereka bertambah kaget setelah Farisyasa menerangkan tentang rencana pernikahannya dengan Lilakanti. Rumaisha spontan mengucapkan alhamdulillah, kemudian dia memeluk Lilakanti yang tampak tersipu-sipu. Nazeem mengamati pasangan muda di hadapannya selama beberapa saat, sebelum akhirnya dia menyambangi Farisyasa dan mendekap putranya.Elmeira dan Dharvan yang baru tiba, serentak berseru bahagia. Keduanya bergantian memeluk Farisyasa dan Lilakanti yang nyaris tidak berhenti tersenyum. "Aku pernah mimpiin Akang nikah. Ternyata benar-benar kejadian," ujar Elmeira sembari duduk di sebelah kanan Lilakanti. "Beneran?" tanya perempuan bermata besar. "Ya, sekitar seminggu yang lalu. Waktu Teteh dan Rina datang," jelas Elmeira. "Acaranya kapan, Kang?" tanya Dharvan. "Akhir Desember. Banyak tanggal merahnya. Bisa langsung honeymoon," terang Farisyasa yang menyebabkan pipi Lilakanti merona. "Mau honeymoon

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 32

    32Pagi itu, Farisyasa bangun dengan badan yang sakit-sakit. Dia membuka mata sembari meringis menahan nyeri di seluruh tubuh. Kemudian dia memindai sekitar sambil mengingat-ingat kejadian kemarin malam. Pintu kamar terbuka dan seorang pria bertubuh tinggi memasuki ruangan. Dia beradu pandang dengan Farisyasa yang tengah bangkit duduk. Lalu dia menyambangi rekannya dan duduk di tepi kasur. "Sakit, nggak, badannya?" tanya Zein. "Hu um. Kayak habis berantem," sahut Farisyasa sambil mengucek-ngucek mata. "Akang salat dulu. Nanti kupijatin." "Salat naon? Sudah terang gini." "Tetap niat salat Subuh. Allah tahu, Akang nggak sengaja telat bangun." Belasan menit berlalu, Farisyasa meringis ketika Zein memijatnya dengan semangat. Pria bermata sipit menjerit kesakitan, ketika Zein mengurut paha dan betisnya yang kencang. "Paehan wae urang!" desis Farisyasa. "Diam!" geram Zein. "Akang, nih, badannya aja yang gede. Diurut, doang, malah jerit-jerit," ledek Hendri yang tengah menyisiri ram

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 33

    33Baron membulatkan mata kala menerima telepon dari petugas kepolisian terdekat dengan kantor FH Grup. Baron mengeraskan rahang saat sang petugas menerangkan, jika dirinya diharapkan mendatangi kantor polisi untuk memberikan keterangan. Harun telah melaporkan Baron dengan tuduhan berlapis. Pengawal PBK itu juga menyertakan banyak bukti, yang akan dikroscek dengan Baron. Pria berkumis tipis menggertakkan gigi, sesaat setelah menutup sambungan telepon. Baron menggebrak meja sembari memaki, karena kesal pada Harun. Baron memanggil Nohan yang segera datang. Sang asisten terkejut ketika Baron menjelaskan tentang pemanggilan dirinya oleh polisi. "Apa Bapak mau ke sana?" tanya Nohan. "Ya, besok pagi. Aku juga mau melaporkan balik si blegug eta," sahut Baron. "Ehm, sebaiknya Bapak ditemani kuasa hukum." "Aku bisa sendiri." "Yang Bapak hadapi sekarang bukan Bu Lilakanti, tapi sepupunya yang seorang pengawal. Jelas dia lebih punya power dari Bu Lilakanti." Baron melirik asistennya yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 34

    34Baron tiba di kantor polisi tepat jam 8 pagi. Dia ditemani Nohan dan dua asisten pengacara dari firma hukum, yang pernah membantu Baron 2 tahun silam.Selama puluhan menit berikutnya, Baron menjawab semua pertanyaan yang diajukan penyidik. Sekali-sekali dia akan berdiskusi dengan pengacara, lalu kembali melanjutkan pemberian keterangan. Menjelang jam 9, Harun datang bersama empat orang berpakaian safari hitam. Harun mengabaikan delikan tajam Baron, dan hanya menyalami penyidik serta beberapa petugas lainnya. Kala Harun dan rekan-rekannya memasuki ruangan kepala polisi, Baron menggertakkan gigi. Dia tidak menduga bila Harun mengenal para pejabat polisi, dan itu kemungkinan akan mempersulit kehidupan Baron. "Yang jalan paling depan itu dirut PBK," bisik Nohan, sesaat setelah mereka berada di luar ruangan penyidik."Yakin itu orangnya?" tanya Baron. "Ya. Sesuai dengan yang di foto ini." Nohan menunjukkan lembaran kertas yang berisikan foto serta jabatan para petinggi PBK. Baron m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22

Bab terbaru

  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 60

    60Jalinan masa terus berjalan. Tibalah hari yang ditunggu-tunggu semua umat Islam di seluruh dunia. Farisyasa dan Lilakanti serta yang lainnya berangkat menuju gedung KBRI di pusat kota, dengan menggunakan tiga mobil SUV. Sesampainya di tempat tujuan, mereka turun dan bergabung dengan banyak orang, yang juga hendak menunaikan salat Ied. Azrina mengulaskan senyuman saat bertemu dengan beberapa bocah asal Indonesia, yang ikut bersama orang tua masing-masing. Puluhan menit terlewati, salat Iedul Fitri telah usai. Semua orang beranjak memasuki ruangan luas dan antre di beberapa meja prasmanan. Lilakanti mengambilkan makanan buat anaknya terlebih dahulu, kemudian dia mengambil opor, rendang dan sambal goreng kentang cukup banyak untuknya sendiri. Dia hanya menuangkan sedikit lontong ke piring. Kemudian Lilakanti meraih beberapa tusuk sate dan meletakkannya ke atas lontong. "Ma, yakin habis segitu banyak?" tanya Farisyasa, sesaat setelah Lilakanti menduduki kursi di sebelah kanannya.

  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 59

    59Hari berganti menjadi minggu. Farisyasa telah pulih dan beraktivitas seperti biasa. Namun, dia terpaksa tidak berpuasa, sampai kondisi perutnya benar-benar sembuh. Lilakanti tetap menjadi Ibu rumah tangga sepenuhnya. Dia tidak mau Azrina sendirian jika ditinggal bekerja. Gadis kecil tersebut juga masih cuti sekolah, supaya bisa menjalankan ibadah puasa dengan lancar. Pagi itu, Farisyasa baru selesai mandi ketika Lilakanti menerobos ke toilet. Pria bermata sipit, terkejut melihat istrinya yang tengah mengeluarkan isi perut ke kloset. Dengan sigap, Farisyasa memegangi Lilakanti dengan tangan kiri. Sementara tangan kanannya memyambar selang shower kecil dan menyirami kloset hingga bersih. Setelahnya, Farisyasa menuntun Lilakanti ke kamar. Dia membantu menyelimuti perempuan tersebut yang mengeluh kedinginan. Farisyasa meraba dahi Lilakanti dan kaget karena kening istrinya panas. Pria yang hanya mengenakan handuk, mengambil termoteter dari laci untuk mengukur suhu tubuh Lilakanti.

  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 58

    58Jalinan waktu terus berputar. Tibalah saat membahagiakan bagi seluruh umat Islam di dunia. Bulan Ramadhan menjadi waktu yang paling pas untuk memperbanyak ibadah. Sekaligus melatih kesabaran diri. Bagi Farisyasa dan yang lainnya, berpuasa di tempat di mana Islam adalah agama minoritas, menjadi satu tantangan tersendiri. Sebab mereka harus ekstra keras memperluas kesabaran, bila kebetulan menyaksikan orang-orang yang tengah makan ataupun minum di siang hari. Bila bagi orang dewasa, berpuasa di negeri orang sudah berat. Hal itu menjadi ujian paling sulit yang harus dijalani Azrina. Meskipun di sekolahnya, sang kepala sekolah sudah meminta murid-murid lain untuk tidak bersantap di depan Azrina, tetapi masih ada saja yang melakukannya tanpa sengaja. Seperti hari itu, Azrina menggigit bibir bawah saat menyaksikan seorang temannya tengah meminum susu cokelat. Gadis kecil bersweter biru benar-benar haus, hingga akhirnya Azrina menangis. Sang guru yang bernama Michelle, segera membujuk

  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 57 - The Handsome Boy

    57Hari kedua di Quebec, Langdon mengajak rekan-rekannya mengunjungi keluarganya. Perjalanan hampir 30 menit itu usai, saat mereka tiba di pekarangan luas depan rumah besar berarsitektur khas Eropa. Lilakanti terperangah. Dia bahkan memegangi dinding dan pintu model klasik yang sangat disukainya, sembari bergumam sendiri. Kala kedua orang tua Langdon keluar untuk menyalami para tamu, Lilakanti langsung menerangkan kekagumannya akan bangunan itu. Percakapan dilanjutkan di ruang tamu yang terkesan hangat. Sekali lagi Lilakanti terpesona, dan dia sibuk mengamati cerobong asap model lama dengan detail batu bata merah ekspos. "Pa, bisa, nggak? Rumah kita dibikin kayak gini?" tanya Lilakanti setelah kembali duduk di sebelah kiri suaminya. "Bandung sudah panas. Nggak perlu bakaran," jawab Farisyasa. "Iya, nggak usah yang itu. Tapi, dindingnya Mama mau kayak gini." Farisyasa mengangkat alisnya. "Kalau renovasi total, nggak jauh dari 1 miliar, Ma." "Enggak perlu semua. Kamar kita, ruang

  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 56

    56Jumat pagi, seunit mobil SUV biru tua melaju di jalan raya menuju bandara Vancouver. Langdon, supervisor proyek yang berada di kursi samping kiri sopir, menerangkan berbagai hal tentang Quebec pada penumpang lainnya. Quebec adalah provinsi di timur laut Kanada, yang merupakan provinsi terbesar dari 10 provinsi di negara itu. Sebagian besar penduduknya tinggal di bagian selatan provinsi tersebut.Sebagai salah satu provinsi pendiri Kanada dan satu-satunya provinsi dengan mayoritas penduduk berbahasa Prancis, pemerintah provinsi Quebec memiliki kendali yang signifikan atas urusan-urusannya.Langdon yang orang tuanya bermukim di pinggir Kota Quebec, begitu antusias menerangkan kota kelahirannya. Sesampainya di bandara, semua orang turun. Andi, Ibrahim dan Maher bergegas menurunkan semua koper dan tas travel dari bagasi, kemudian mereka ikut menyalami sang sopir yang akan kembali ke tempat proyek. Langdon dan Farisyasa jalan berdampingan sambil menyeret koper masing-masing. Lilakant

  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 55

    55Detik terjalin menjadi menit. Putaran waktu merotasi hari hingga berganti ke minggu dan bulan. Musim dingin telah berakhir di Vancouver. Bunga-bunga bermekaran dengan indah untuk menyambut musim semi nan cerah. Lilakanti sudah memiliki teman-teman baru, yakni para penghuni apartemen tempatnya tinggal. Demikian pula dengan Azrina. Bahkan gadis kecil tersebut ikut bersekolah di kindegarten, yang letaknya tidak jauh dari bangunan apartemen. Selain berteman dengan penghuni, Lilakanti juga makin akrab dengan Thalita Pangestu, anak Tanvir Pangestu, sekaligus keponakan Linggha. Thalita dan Devi, sahabatnya, tengah menempuh pendidikan sarjana di tahun terakhir. Selain kuliah, keduanya juga menyambi kerja untuk mengelola kafe milik Falea, istri Benigno, yang dulu sempat menetap di Vancouver selama dua tahun.Lilakanti juga bekerja di kafe itu sebagai staf keuangan sekaligus kasir freelance. Waktu kerjanya dimulai dari jam 9 pagi hingga 3 sore.Lilakanti juga kian dekat dengan Rosemund al

  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 54 - Rumah Pertama

    54Penerbangan lebih dari 20 jam telah tuntas. Kelompok pimpinan Ibrahim keluar dari pintu kedatangan bandara Vancouver. Mereka disambut sopir bus sewaan, dan seorang staf dari Janitra Grup. Farisyasa menggendong Azrina yang masih mengantuk, memasuki bus kecil dan menempati kursi terdekat dengan pintu. Lilakanti menduduki kursi di samping kiri Azrina, sedangkan Farisyasa berpindah ke kursi depan. Setelah memastikan semua penumpang masuk dan barang-barang terangkut, Ibrahim menaiki bus dan menempati kursi di sebelah kiri Farisyasa. Sopir melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang. Sang staf membagikan kotak kue, yang segera dinikmati para penumpang. "Mama, aku mau pegang salju," pinta Azrina sambil menunjuk ke luar kaca. "Nanti, nyampe di apartemen baru bisa pegang," jawab Lilakanti sembari merapikan rambut putrinya yang kusut. "Rambutnya dikepang aja, ya? Biar nggak berantakan," lanjutnya sambil memulai mengepang. "Mau minum susu." "Habis, Kak. Teh dulu, mau?" "Hu um." Azrina

  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 53

    53Sesuai janji, Baron tiba di hotel menjelang jam 9 pagi. Dia datang bersama Deandre, Erfinda dan Nohan, serta membawakan titipan buah tangan dari keluarganya di Bogor. Farisyasa menyambut semua tamunya dengan ramah. Dia menjamu mereka di restoran hotel, supaya lebih bebas berbincang. Kala Baron meminta waktu untuk bermain bersama Azrina, Lilakanti terpaksa mengiakan. Perempuan bermata besar terus mengamati mantan suaminya yang sedang menemani Azrina berenang bersama Erfinda. "Kamu temui Wirya di kantornya, Re. Tanya jelas-jelas tentang tawaran dari para komisaris CRYSTAL," tukas Farisyasa. "Aku, Kasyafani dan yang lainnya cuma nanam saham. Lainnya, HWZ-ZUB yang urus," lanjutnya. "HWZ-ZUB?" tanya Deandre. "Hendri, Wirya, Zein, Zulfi, Ubaid dan Bayu," terang Farisyasa yang menjadikan Deandre tersenyum. "Aku harus banyak menghafal singkatan nama para bos." "Yang penting-penting saja." Farisyasa terdiam sejenak, kemudian dia melanjutkan perkataan. "Aku nggak bisa pegang banyak pe

  • Kepincut Duda Berjanggut    Bab 52

    52Ruang rapat di lantai tiga kantor PG, siang itu terlihat ramai orang. Hampir semua anggota PG, PC dan PCD datang. Demikian pula staf ketiga perkumpulan itu, dan para pengawal muda PBK. Tio yang berdiri di podium, menyampaikan pidato yang cukup panjang mengenai berbagai kemajuan bisnis semua anggota perkumpulan tersebut. Selanjutnya, Tio memanggil belasan orang, yang segera maju ke depan. Para lelaki bersetelan jas hitam itu berdiri dan berbaris dengan rapi. Tatapan mereka arahkan pada khalayak yang juga memandangi mereka dengan saksama. "Teman-teman kita ini, adalah kloter pertama yang akan berangkat ke Kanada. Mereka akan menjadi pegawai beberapa proyek yang akan dimulai pengerjaannya bulan depan. Setelah musim dingin berakhir," ujar Tio. "Ethan yang mengantarkan teman-teman PG dan PC, akan tinggal di sana sampai tiga bulan mendatang. Ethan punya tugas khusus, yakni menghubungkan rekan-rekan kita dengan rekanan bisnis asli Kanada. Sekaligus membantu mereka untuk mempelajari ba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status