Share

47. Rian Merajuk

last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-24 20:15:35

Aku dan Rian duduk di kursi teras. Lelaki itu masih mengunci rapat mulutnya sejak ia berdiri di depan pintu rumah dan melihat Ramon memegang tanganku. Aku tidak menyalahkan lelaki ini, karena siapapun yang melihat Ramon seperti tadi padaku, pasti akan salah paham. Ditambah bumbu bon cabe yang meluncur dari bibir tipis adikku yang membuat Rian semakin cemberut saja.

Ramon sudah pulang karena Robi ternyata sudah tidur di kamar mama. Lalu di mana Dini? Mama meminta Dini masuk ke kamar dan memberikan waktu padaku untuk bicara dengan Rian. Namun sudah setengah jam kami duduk sedikit berjarak, Rian masih mengunci mulutnya. Aku lelah dan mengantuk, tetapi Rian nampaknya tidak ingin meluruskan masalah, tetapi juga tidak mau pulang.

"Mas, maaf, aku lelah sekali hari ini. Laporan semua aku yang kerjakan karena Widya tidak masuk. Jika kamu ingin bertengkar denganku, silakan, tapi tahan sampai besok ya, karena aku sudah tidak bertenaga. Aku ngantuk banget, Mas."

"Oh, jadi kamu mengusirku?"

"
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    48. Usaha Dini Mendekati Rian

    Demamku memang sudah turun, tetapi saat membaca status Dini yang tengah magang di kantorku sekaligus kantor Mas Rian membuatku jengah juga. Dini memang adikku, walau tidak kandung. Dini bayi saudara di kampung mama yang diadobsi karena kedua orang tuanya tidak mampu. Dini yang sakit-sakitan akhirnya membuat mama iba dan membawanya ke Bandung saat usia Dini masih empat bulan. Sejak saat itu Dini menjadi adikku. Tidak ada perbedaan antara perlakuan mama denganku ataupun dengan Dini. Mama pandai menutup rapat rahasia ini karena ia pun amat menyayangi adik angkatku itu. Sampai sekarang, Dini hanya tahu, bahwa kamilah keluarganya dan mama adalah ibu yang melahirkannya. Ketika muncul permasalahan seperti ini membuatku mau tidak mau memikirkan Dini juga. Sebagai kakak yang sayang adiknya, aku tidak ingin bertengkar apalagi sampai bermusuhan dengan Dini hanya karena seorang pria. "Bunda, mau makan disuapin, Bunda," ujar Robi sambil menyentuh kepalaku. Garis bibir ini melengkung tinggi. Pu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    49. Baso dan Kissing

    Pukul empat sore Rian sudah sampai di rumahku. Ia membawakan empat bungkus baso malang terenak di daerah kami. Tidak lupa juga ia membawakan kue untuk Robi. Rian memang sangat baik dan tidak punya celah untuk aku menolaknya.Cemburu seperti kemarin itu masih wajar, hal itu pun ia lakukan karena ia mencintaiku dan takut kembali pada Ramon."Selera tidak?" tanyanya saat aku ikut menyantap baso malang bawaannya. Di depan kami duduk ada mama yang tengah menyuapi Robi dengan baso yang sama."Selera dan enak seperti biasa, terima kasih ya, Mas," kataku tulus sambil menyunggingkan senyum."Sama-sama." Dia ikut tersenyum sambil menyentuh keningku."Sudah tidak demam. Semoga lekas sehat lagi ya. Aku mau ajak kamu jalan sama Robi." Aku mengangkat wajah untuk menatap lelaki ini, yang tidak pernah sedikit pun menyerah untuk mendapatkanku."Jalan ke mana?" tanyaku masih dengan menatapnya."Ke mana aja? Apa kamu mau kita jalan ke KUA?" aku tertawa mendengar candaannya."Robi, ikut Nenek ke dapur yu

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-28
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    50. Genderang Musuh

    "Oh, jadi Teteh yang minta Mas Rian memberikan pekerjaan banyak untukku agar aku lembur di kantor? Curang sekali, Teteh. Wajah Teteh nampak lugu, tetapi hati Teteh busuk." Aku yang masih fokus di depan televisi, langsung menoleh kaget mendengar perkataan kasar Dini. Ini pertama kalinya ia bersikap kurang ajar padaku, hanya karena seorang Rian. "Aku jelaskan juga percuma, karena hati kamu sudah tertutup. Robi, ayo, masuk kamar. Besok sekolah!" Aku bangun dari duduk, lalu menarik pelan lengan putraku untuk segera ke kamar mandi. "Mau apa, Bunda?" tanya Robi tidak mengerti. "Sikat gigi sebelum tidur. Permennya dimakan besok saja." Aku menggiring Robi masuk ke kamar mandi, meninggalkan Dini yang tengah melipat kedua tangannya di dada karena kesal. Tidak lama kemudian, aku mendengar suara pintu kamar dibanting. Robi kembali menoleh kaget padaku, lalu kepalanya mengintip keluar dari kamar mandi. "Ada apa sih?" tanya Robi dengan polosnya. Aku tertawa pelan, laut mempercepat menggosok gi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    51. Pesanan Makanan

    POV AuthorDini berusaha membetulkan kembali laporan yang kemarin sudah ia buat dengan air mata yang terus saja mengalir. Hatinya sakit dan juga kecewa karena tetehnya tega merusak laporannya sehingga ia ditegur Mbak Miska. Tidak banyak yang bisa ia lakukan, termasuk melapor pada Rian karena lelaki dewasa yang ingin sukai itu belum kelihatan barang hidungnya. "Kalau cengeng, gak usah magang, Neng!" Seru Miska saat melewati meja Dini. Gadis itu mengangkat wajahnya, menatap sekilas Miska yang melirik sinis. "Aneh kantor ini, pasti ada jinnya. Jelas-jelas semalam sudah rapi, kenap pagi ini berantakan lagi?" gumam Dini sambil menyeka air matanya dengan kasar. "Sebelum laporan itu masuk ke mejaku, biasanya ada Puspa yang mengecek. Bisa saja kakak kamu itu memang yang iseng mengerjai kamu. Tahu sendiri kan, dia sedang dekat dengan Pak Rian dan kamu; adiknya malah magang di sini. Gak lucu juga selesai kamu wisuda, kamu dan Puspa satu kantor. Kalau aku sih, lebih bagus anak baru lulus yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-12
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    52. Masalah Baru

    Bukan Dini namanya kalau mudah putus asa. Tipikal Dini dan Puspa yang memang sejak kecil sudah hidup bersama, sangatlah jauh berbeda.. Puspa lebih sabar dan nrimo dibandingkan Dini. Puspa juga lebih dewasa bukan karena usianya, tetapi memang modelnya sejak dulu sudah seperti itu. Beda dengan Dini yang ceplas-ceplos dan apa adanya. Dini pun termasuk anak yang nekat dan berani. Di sekolah, tidak ada yang berani meledek apalagi mem-bully gadis itu karena dianggap tidak punya ayah dan tidak mirip dengan mamanya. Dini membaca pesan dari Puspa, hanya dibaca saja, tanpa niat ingin membalas. Rasanya lucu sekaligus seru karena berhasil mengerjai sang Kakak. Semangt bekerjanya pun naik berkali-kali lipat karena perutnya yang kenyang dan kepuasan emosi yang tersalurkan. Lalu bagaimana sikap Puspa? Wanita itu mendengkus kesal menyaksikan pesannya hanya dibaca saja tanpa dibalas. Ia melanjutkan pekerjaannya, mencoba melupakan kesialan hari ini. Pukul lima sore, Puspa sudah siap-siap ingin pulan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    53. Salah Paham

    "Dih, terserah saya mau beli baju apa, gak pakai uang Teteh juga. Lagian kalau saya mau minjem punya Teteh, saya gak mungkin bisa pakai karena kebesaran. Jadi saya beli baru, memangnya gak boleh?" Dini membela diri. Wajahnya sama sekali biasa aja, tidak seperti orang yang sedang dituduh melakukan kesalahan. "Udah, ah, orang baru pulang udah diributin aja! Capek!" Belum sempat Puspa membuka mulut, Dini sudah melepaskan cengkeraman pada lengannya dan berlalu dari hadapan Puspa. Pintu kamar dibanting oleh gadis itu. Puspa hanya bisa menghela napas sambil mengurut dadanya. Memang benar apa yang dikatakan Dini, mungkin hanya dia saja yang terlalu berlebihan. Siapapun berhak membeli baju yang ia suka, meskipun baju itu mirip dengan baju orang lain. "Dini sudah pulang?" Bu Suci keluar dari kamar setelah salat Isya. "Sudah, Ma." Puspa mengunci pintu kembali. "Sudah kamu tanyakan soal baju itu?" tanya Bu Suci lagi penasaran. "Sudah, Ma, gak papa deh, memang mungkin Dini senang baju yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    54. Sikap Rian

    Puspa sudah berada di kantin kantor bersama dengan Rian. Pria itu meminta penjelasan dari Puspa ada apa sebenarnya dengan Dini. Kejadian pagi ini membuatnya kaget, syok, sekaligus malu karena sudah salah merangkul wanita yang ia kira adalah Puspa. Untung saja tidak ada orang lain selain mereka bertiga, tetapi tetap saja ia merasa tidak enak hati dengan Puspa dan Dini. "Sayang, aku bener gak tahu," kata Rian setelah pelayan membawakan dua gelas teh manis ke meja mereka. "Aku gak nyalahin kamu, Mas. Mungkin bukan hanya kamu, tapi teman-teman yang lain pun di atas sana bisa jadi salah panggil juga. Dini memang sengaja melakukannya. Dia menyukai kamu dan berharap kamu menoleh padanya dengan dia memakai baju yang sama dengan punyaku. Bukan hanya satu, tapi ada beberapa baju dan rok yang sama." Rian melotot tidak percaya. "Ya ampun, untuk apa? Memang kalian tidak satu ukuran badan. Adik kakak saling pinjam baju kurasa itu juga biasa, t-tapi .... ""Tapi kalau lebih dari banyak baju yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    55. Tamparan

    Gadis itu duduk dengan tubuh gemetar setelah dibentak oleh Rian. Ia sama sekali tidak menyangka Rian bisa sekasar itu, padahal di depan tetehnya dan mamanya, Rian begitu manis dan sopan. Apakah ini tabiat asli lelaki itu? Atau semua ini ia lakukan atas permintaan Teh Puspa? Gila! jika sampai Teh Puspa membalasku hanya karena fried chicken, benar-benar wanita ular. Pantaslah Banget Ramon punya istri lebih dari satu, ternyata Teh Puspa tidak lebih baik dari Ayu. Dini terus saja bermonolog sambil menatap monitor komputer yang berkabut karena terhalang air matanya. Tangannya dengan kuat menggenggam gelas berisi air putih. Kesal, marah, kecewa, terkejut, dan paling utama malu dengan Bu Susan. "Ya ampun, gue kira kakaknya yang licik, ternyata adeknya juga. Kalian ini benar-benar sodara yang kompak," sindir Miska saat ia melewati meja Dini. Gadis itu tidak mau menyahut. Kalimat pedas yang dilontarkan Miska ia anggap angin lalu karena banyak juga di kantor yang tidak begitu suka dengan Mis

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23

Bab terbaru

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    138. Ending

    Bu Suci belum benar-benar tidur saat anak menantunya pulang. Ia sengaja sedikit berbohong agar Ramon dan Dini mau segera pulang ke rumah. Bagaimanapun ini adalah malam pengantin putrinya, tidak lucu kalau malam pengantin dihabiskan dengan menemani nenek-nenek yang sedang sakit. Bu Suci mengambil ponsel, lalu ia mengirimkan pesan pada Puspa.Assalamualaykum, Puspa, Pak RT dan kepala keamanan komplek sudah kamu beritahu perihal pernikahan Dini belum?SendPesan itu tidak langsung dibalas oleh Puspa. Mungkin anaknya itu sudah tidur. Pikir Bu Suci. PuspaWa'alaykumussalam. Iya, Ma, Puspa sudah informasikan pada Pak RT dan kepala keamanan. Kertas bukti pernikahan siri Dini dan juga foto Dini tadi sudah saya kirimkan sekalian. Mama jangan khawatir. Istirahat ya, tidurnya jangan kemaleman.Oke, terima kasih sayang. Kamu juga istirahat. Jangan lupa besok kalau kemari bawakan Mama bubur candil ya.SendBu Suci tersenyum lega setelah membaca pesan Puspa. Akhirnya ia bisa tidur nyenyak malam

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    137. Hari Pernikahan

    Saya terima nikah dan kawinnya Andini binti fulan, dengan mas kawin seperangkat alat salat serta perhiasan emas lima belas gram, dibayar tunai. SahSemua orang yang ada di dalam ruangan kamar perawatan Bu Suci mengucap syukur atas sudah terlaksananya pernikahan siri yang dilakukan oleh Ramon dan juga Dini. Ada saudara dari pihak ibunya sebagai saksi, sedangkan dari pihak Ramon ada salah satu teman pria lelaki itu yang kebetulan sedang ikut pameran di Bandung. Lalu untuk Dini, dinikahkan oleh wali hakim karena memang tidak ada yang tahu ke mana dan di mana keluarga Dini yang asli. Dini yang siang ini diminta memakai baju panjang dan selendang panjang untuk menutupi kepalanya, terlihat semakin ayu dan mempesona. Make up tipis yang dibantu oleh Puspa berhasil membuat Ramon tidak bisa berkedip menatap istri kecilnya. Setelah ijab kabul, semuanya mengalami Dini dan juga Ramon, tidak lupa Dini mencium punggung tangan mamanya sebagai bentuk sungkem hormat pada wanita yang dengan sepenuh

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    136. Kasih Ibu Sepanjang Masa

    Setahun setelah kepergian suaminya, Bu Suci hanya berdua saja dengan Puspa. Putri semata wayang yang baru duduk di bangku kelas satu sekolah dasar. Kepergian suaminya yang sakit tiba-tiba tentu saja meninggalkan luka teramat dalam untuknya. Keluarga mereka sedang menikmati indahnya berumah tangga dengan satu anak yang cerdas. Namun, tidak ada yang dapat menebak umur, rejeki, dan jodoh manusia. Sang Suami dipanggil untuk selamanya menghadap Khalik. Bu Suci mencoba tegar sebagai istri dan juga ibu, walau tidak ada satu pun yang tahu bahwa hatinya benar-benar patah. Separuh jiwanya pergi. Ia yang sehari-hari menjadi ibu rumah tangga, harus berusaha lebih giat lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Memang ada pensiun yang ia dapat dari kantor suaminya, karena suaminya adalah Pegawai Negeri Sipil di kantor pengadilan negeri, tetapi tetap saja berbeda saat ia masih memiliki suaminya tercinta. Sampai suatu hari, suara tangisan bayi berada begitu dekat di telinganya saat ia tengah salat tahaj

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    135. Sidang Pertama

    Seminggu sudah berlalu dan kondisi Bu Suci masih sama. Tidak ada pergerakan apapun atau perkembangan lainnya. Puspa dan Dini masih bergantian jaga, menunggui mamanya tanpa keluh kesah karena rasa sayang keduanya. Dokter sempat mengatakan bahwa jika mama mereka sadar, maka itu adalah sebuah mukjizat. Sama saja bukan dengan mengatakan bahwa mereka harus ikhlas jika hal buruk terjadi pada mamanya. Dini dan Puspa sempat syok saat dokter mengatakan hal itu, tetapi keduanya kembali saling menguatkan. Tentu saja dengan support pasangan masing-masing. Puspsa didukung oleh suaminya, sedangkan Dini didukung dan dikuatkan oleh Ramon. Dua lelaki yang selalu mendukung dan menyemangati dua beradik itu karena rasa sayang mereka. "Jam berapa sidang hari ini?" tanya Ramon pada Dini saat pria itu meneleponnya setelah salat subuh. "Jam delapan, Bang, doakan lancar ya. Dini sedikit takut, tapi kata Mas Galih dan pengacara, Dini gak boleh takut karena Dini gak salah. Dini akan ceritakan kejadian yang s

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    134. Puspa Pulang ke Rumah Mertua

    "Mana, Ramon?" tanya Puspa saat Dini muncul bersama Robi, keluar dari lift. "Bunda!" Robi memeluk bundanya yang sudah sangat ia rindukan. Puspa pun berjongkok untuk memeluk Robi yang baru tidak ia lihat satu minggu, sudah semakin montok badannya. Terutama di bagian perut dan pipi. "Aduh, anak Bunda, lucu banget sih. Ndut banget! Baru gak ketemu sebentar saja, rasanya kamu udah naik sekarung," kata Puspa yang diikuti tawa Robi dan juga Dini. "Belajaan apa itu?" tanya Puspa saat Dini berjalan ke arah sofa sambil meletakkan tiga bungkusan milik Robi. "Ini baju Robi tiga stel, mainan, sama makanan, Teh. Ini, Teteh mau? Makan saja. Saya dan Robi sudah makan tadi. Bang Ramon hanya antar sampai depan pintu lobi karena harus buru-buru pulang ke Jakarta. Bang Ramon salam untuk Teh Puspa dan Mas Galih." "Kalian pergi sama anaknya Ayu juga? Kamu gak papa, Dini? Jalan sama anak calon suami?" tanya Puspa sembari memperhatikan dengan jeli ekspresi yang ditunjukkan Dini. "Iya, Teh, sama Ana da

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    133. Sonya Bertemu Dini

    Ramon dan Dini sudah bersama dengan Ana, Mona, dan Robi di dalam sebuah mall. Acara dimulai dengan berbelanja aneka pakaian lucu untuk si Kembar, dilanjut dengan nonton film di bioskop, beli aksesoris, dan perlengkapan sekolah, lalu ditutup dengan makan sore. Ya, tidak terasa sudah pukul lima sore. Sejak pukul sepuluh pagi kelimanya bersenang-senang di mall. Dini dengan senang menemani Ramon berkeliling membawa putri kembarnya. Tidak ada protes ataupun rasa cemburu. Ia percaya sikap dan perasaan pria itu saat ini hanya ingin membahagiakan anak-anak yang tadinya hanya bisa ia temui lewat video call. Tidak mungkin ia cemburu pada bentuk kasih sayang ayah pada putrinya. Ia adalah anak yang lahir dan tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah, untuk itu ia tidak mau ada yang merasakan sama sepertinya, apalagi jelas-jelas ayah si Kembar ada dan berkecukupan. "Capek ya?" Ramon merangkul pundak Dini sambil mengusapnya pelan. "Nggak, seru tahu, jalan-jalan di mal. Sampai malam juga saya mau. S

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    132. Usaha Sonya

    "Kamu gak ke dokter memeriksakan kehamilan kamu?" tanya seorang wanita setengah baya pada putri semata wayangnya. "Males, Ma." Sonya menjawab tanpa semangat.. Ini adalah hari ketujuh ia menjauh dari Rian. Berharap pria ia menghubunginya, memberikan maaf untuknya. Wanita itu menyadari bahwa ia sudah jatuh cinta pada Rian yang awalnya ia setuju untuk dijodohkan dengan pria itu, hanya untuk menutupi kehamilannya saja. Bukan murni karena ia mau dijodohkan. Setelah melewati beberapa bulan bersama Rian dan menikah, dan hari itu juga gagal, barulah ia sadar bahwa dirinya benar mencintai Rian. "Masih memikirkan soal Rian?" tanya Bu Karina sambil menyentuh lembut rambut putrinya. Sonya mengangguk dengan air mata yang siap tumpah. "Sonya mencintai Rian, Ma. Benar-benar mencintai Rian. Sonya ingin semuanya balik lagi seperti awal. Sonya ingin Rian mau menerima Sonya lagi setelah anak ini lahir, tetapi Rian sepertinya begitu jijik dengan Sonya. Rian gak mau sedikit pun mendengarkan alasan da

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    131. Ciuman Mendebarkan

    Ia pria dewasa yang sudah makan asam garam kehidupan rumah tangga. Kenal dengan tidak banyak wanita dan menurutnya, Dini adalah wanita kedua paling polos setelah Ayu yang pernah ia temui. Jika dengan Ayu ia melakukan kesalahan yang sangat buruk, memanfaatkan kepolosan serta kebaikan keluarganya, maka dengan Dini, ia tidak akan berbuat hal yang seperti itu. Bibir Dini baginya terlalu manis sehingga ia tidak bisa segera melepas pagutannya. Namun, jika tidak dihentikan sekarang, maka akan ada setan membisikinya untuk hal yang lebih nekat lagi. Ciuman itu pun terlepas saat keduanya hampir kehabisan napas. Ramon mengusap bibir Dini yang merah merekah karena ulahnya. "Bibir kamu manis sekali, kayaknya saya bisa kena diabetes kalau sering-sering cium kamu," kata Ramon membuat rasa hangat di pipi Dini kembali terasa hingga ke telinganya. "Apaan sih?" Dini menunduk malu, tangannya mencoba melepas pelukan Ramon, tetapi tidak bisa. "Masih mau peluk, karena besok udah gak bisa dan saya harus

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    130. Apakah Dini Cemburu?

    Acara makan berdua dengan Ramon berganti dengan acara makan bersama anak-anak dan mantan istrinya. Bagi Dini yang terbiasa dengan anak kecil, tentu tidak sulit untuk berinteraksi. Lihat berapa jahatnya ia waktu itu pada Puspa, tetapi pada Robi ia tetap sayang dan juga perhatian. Mungkin karena ia tipe perempuan penyuka anak kecil, sehingga tidak masalah baginya harus berkenalan dengan dua anak lagi dari Ramon. "Apa kalian pacaran?" tanya Ayu pada Ramon, tetapi matanya juga beralih pada Dini. "Tidak pacaran. Kami hanya dekat saja, tetapi akan segera menikah." Suara pria itu begitu tenang dan terkendali. Seolah-olah menegaskan bahwa ia dan gadis di dekatnya sudah sangat serius. "Kelihatan seperti ayah dan anak. Apa kamu yakin memilih Mas Ramon sebagai suami?" tanya Ayu lagi kali ini diiringi gelak tawa. Namun, menurut Dini, hal ini tidak lucu, justru tengan mencemoohnya. Lalu apa ia harus marah? Tentu tidak, masalah hidupnya suda lebih banyak dan ia tidak berminat untuk mencari masal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status