Jadi, alasan Claire diusir dari rumah ada hubungannya dengan kejadian malam itu?Ekspresi Javier menjadi muram. Claire tidak bersedia mengakui dialah wanita pada enam tahun silam. Dia begitu menjaga jarak dan mewaspadai Javier. Jangan-jangan semua ini karena Kayla?Pantas saja Claire sangat membenci Kayla. Dia telah dijebak oleh Kayla. Jika malam hari itu, manajer hotel tidak salah memberi kartu kamar, sepertinya lelaki yang akan bermalam dengan Claire adalah Gary. Kepikiran hal ini, tatapan Javier semakin dingin lagi.“Oh ya, Tuan, aku juga telah berhasil menyelidiki masalah Nona Claire diberi obat sewaktu di ruang karaoke. Dia dibawa pergi oleh Nona Kyala. Orang yang hendak mereka jumpai waktu itu adalah Gary.”Roger tahu Javier merasa Gary hanyalah seorang tokoh kecil. Namun masalah ini terus menjanggal di hati Roger, dia pun pergi menyelidiki masalah Gary dan hasilnya sangat mengejutkan.“Gary dan Nona Kayla pernah bekerja sama sebelumnya. Dengar-dengar si Gary sangat playboy. Istr
Wajah Claire menjadi merona. Sekarang malah giliran dia yang dipermainkan Javier!Claire menepis tangannya, lalu berkata, “Nggak seru.”Selesai berbicara, Claire membalikkan tubuhnya. Namun, Javier malah menarik tangannya mendorongnya ke dinding. Kedua tangan Claire yang meronta tertahan. Dia pun menatap Javier dengan takut. “Javier, kalau kamu berani menyentuhku ….”“Bukankah kamu suruh aku mengajarimu?” Javier semakin mendekat. Dia meraba pinggang Claire, lalu beralih meraba ke bagian pengait di belakang punggung Claire. Pengait itu malah dilepaskan oleh Javier!Telapak tangan dingin meraba-raba tubuh mulus Claire, membuat Claire merasa merinding. Dia pun berkata dengan wajah merona, “Javier!”Javier menunduk untuk mengecup bibir Claire. Dia sama sekali tidak memberi Claire kesempatan untuk bicara.Menjengkelkan sekali!Claire berusaha untuk meronta. Pakaiannya sudah berantakan akibat ulah Javier. Hal yang paling di luar dugaan adalah … sejujurnya Claire tidak merasa risi sama sekali
Jessie berkata, “Ibu, kenapa kamu malah merahasiakannya dari kami? Hmph!”Jody pun terdiam.Candice mengisyaratkan mereka bertiga untuk mengecilkan suara mereka. “Bukannya aku ingin merahasiakannya dari kalian. Kalau aku memberi tahu kalian, sepertinya aku akan diblokir sama ibu kalian!”Setelah dipikir-pikir, ucapan Jerry sangatlah masuk akal. Dengan karakter ibu mereka, dia pasti akan memblokir ibu angkat mereka.“Ibu, kamu tenang saja. Kamu memperlakukan kami dengan sangat baik. Kamu tidak akan mengizinkan ibu untuk memblokirmu …,” ucap Jessie.“Kenapa ibu kami merahasiakan masalah ini dari kami?” tanya Jody dengan tenang.Candice mengangguk. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Ibu kalian juga kehabisan akal. Bagaimanapun, kalian juga tahu mengenai hubungan Tuan Javier dengan Kayla. Haish! Jujur saja, ibu kalian nggak suka sama Kayla, itu sebabnya dia nggak suka sama Tuan Javier.”Ketiga bocah cilik pun mengangguk. Semuanya memang sesuai dengan perkiraan mereka. Gara-gar
“Krek!”Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, lalu terdengar suara jepretan yang mengagetkan Kayla. Kayla menoleh melihat ke sisi pintu, dia menyadari ada yang membuka pintu.Sialan! Ada yang memotretnya!Kayla sungguh kesal. Dia segera mengenakan pakaiannya, lalu pergi mengamati situasi ke sisi pintu. Dia sungguh penasaran siapa yang berani memotretnya!Padahal Kayla telah bersusah payah menaruh obat di minuman Javier, keberhasilan pun tinggal selangkah lagi. Sekarang malah ada yang mengganggunya!Dalam sesaat, terdengar suara dari tangga. Kayla pun mendengus. Ketahuan, ‘kan?Kayla berjalan ke tangga darurat, tetapi dia tidak menemukan siapa-siapa di dalam sana. Tiba-tiba dia merasakan pukulan yang cukup kuat di belakang lehernya. Kayla langsung jatuh pingsan di tempat.Jerry meletakkan kayu di tangannya, lalu berkata, “Apa wanita sepertimu pantas untuk bersama ayahku!”Kepikiran dengan jebakan yang dilakukan wanita ini terhadap ibunya, tatapan Jerry terlihat semakin licik lagi.Jerry berl
Ketika melepaskan potongan terakhir, Jody dan Jerry pun terbengong melongo.“Kak, kenapa punya kita baru sekecil itu?”“Ergh, mungkin punya kita masih belum tumbuh besar.”Ribut sekali!Bulu mata Javier bergetar. Dia hanya merasa tubuhnya terasa panas dan juga dingin. Steve yang sudah tersadar pun melebarkan matanya. Dia menyadari dirinya sedang berendam di dalam bathtub. Kemudian, ada seekor mainan bebek kuning mengapung di atasnya.Javier memicingkan kepalanya, lalu tampak dua bocah cilik sedang berbicara di samping bathtub.“Jody?” Javier merasa syok.Kedua anak kecil itu memalingkan kepalanya untuk melihat Javier.Tatapan Javier dan kedua bocah cilik saling bertemu. Dia kelihatan cukup kaget. Wajah kedua bocah itu sangatlah mirip. Bahkan, Javier juga tidak bisa membedakannya. Awalnya, dia merasa karakter “Jody” berubah drastis. Ternyata … mereka kembar tiga!Heh! Wanita itu merahasiakannya dengan sangat erat!“Paman, kamu sudah bangun, ya?” Kedua mata Jerry berkilauan. Jessie yang
Javier memang tidak akan menyalahkan Claire, tetapi dia tidak akan melepaskan wanita itu.Claire baru meninggalkan studio di Grup Angkasa. Saat dia pergi, dia baru mengeluarkan ponselnya. Kebetulan satu jam lalu, Jessie mengirim pesan kepadanya.Setelah pesan dibuka, kedua mata Claire pun terbelalak.“Ibu, kami sudah menculik Ayah ke rumah. Kami tunggu kepulanganmu ….”Claire langsung mengebut kembali ke rumah. Begitu masuk ke rumah, dia menyadari tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Dia segera berlari ke kamar mereka bertiga. Siapa sangka, kamar mereka telah dikunci dari dalam.“Kalian bertiga! Keluarkan dia!” Claire mengetuk pintu. Ketiga bocah menahan di belakang pintu, tidak berani membukakan pintu.Sesuai dugaan, ternyata Ibu tidak menerima Ayah. Mereka sungguh berharap malam ini Ayah sanggup menaklukkan Ibu ….“Kalian tidak mau keluar, ‘kan? Oke, aku akan pergi ambil kunci cadangan.” Claire emosi hingga tersenyum. Bagus! Ketiga bocah cilik ini malah menyembunyikan lelaki bere
Claire menatap ketiga bocah tanpa ekspresi. “Kalian memang hebat.”Jessie berkata, “Ibu, kami hanya ingin kamu menjalin hubungan baik dengan Ayah.”Jerry pun menimpali, “Iya, Ibu. Coba kamu lihat betapa kasihannya kami hidup tanpa seorang ayah.”Sementara, Jody tidak tahu harus berkata apa. Dia pun hanya mengangguk saja.“Aku mau pergi cuci muka.” Claire langsung masuk ke kamar mandi.Jessie menggaruk kepalanya. “Sepertinya Ibu tidak tidur semalaman.”Jerry pun mengangguk. “Aku sudah menyadari kantong mata Ibu ….”Ketiga bocah cilik menatap Javier yang sedang tertidur. Mereka pun berjalan mendekatinya.Jerry berkata, “Kenapa Ayah masih belum bangun?”Jessie dan Jody menatap ayah mereka dengan lama. Jody merasa ada yang aneh. Dia langsung menjulurkan tangannya untuk mengelus kening ayahnya.“Sepertinya Ayah demam!”Jerry pun terkejut. “Jangan-jangan gara-gara kita rendam Ayah dengan air es?”Tiba-tiba kedua bocah cilik merasa bersalah. Ternyata mereka telah membuat ayah mereka sakit.Cl
Javier menundukkan kepalanya. Jadi, itulah alasannya kedua anak ini dikontrak oleh perusahaan agensi?Melihat Jody hendak mempersiapkan makanan lagi, Javier pun mengusap kepalanya. “Sudahlah, sisanya biar Ayah saja yang masak.”Jody menatap Javier dengan kebingungan. “Ayah bisa masak?”Javier sebagai seorang anak sulung dari Keluarga Fernando dan tokoh terkemuka di ibu kota, seharusnya hidup dengan dilayani, ‘kan?“Tentu saja.”Javier mengenakan celemek, lalu masuk ke dalam dapur. Jessie dan Jody melihat bayangan punggungnya sambil menatapnya dengan tatapan penuh harapan.Saat ini Jerry berlari menuruni tangga. Dia pun tercium aroma lezat. “Kak, kamu lagi masak ….”Melihat sang kakak dan adik sedang duduk rapi di depan meja makan, Jerry pun spontan melirik ke sisi dapur. Kemudian, kedua matanya pun terbelalak. Ternyata Ayah sedang mempersiapkan sarapan!Javier meletakkan sarapan di atas meja. Mereka bertiga pun merasa sangat kagum.Jerry menatap Javier dengan terus mengedipkan matanya.
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p
Jules menatapnya. “Bagaimana kondisi tubuhmu?”Willie membalas dengan tersenyum, “Tidak apa-apa. Namanya juga sudah tua, wajar kalau sering sakit. Aku sudah bekerja selama bertahun-tahun. Aku selalu mendedikasikan diriku dalam urusan negara. Aku tidak merasa bersalah terhadap rakyatku, tapi aku merasa aku bersalah terhadap kalian.”Jules menggigit bibirnya dan tidak berbicara.Tatapan Raja Willie tertuju pada luar jendela. Tatapannya kelihatan datar. “Aku bersalah terhadap nenekmu, juga bersalah terhadap ibumu, kamu, dan juga Dacia.”Willie merasa sakit hati dengan perbuatan yang dilakukan ibunya Dacia. Bagaimanapun, Lidya juga adalah putrinya. Terlebih, sebenarnya Dacia juga tidak bersalah.Jessie memutar sedikit bola matanya. “Kakek, kamu mesti jaga kesehatanmu dengan baik. Jadi, kamu bakal punya kesempatan untuk menebus kesalahanmu. Dacia juga nggak bakal salahin kamu.”Ketika mendengar ucapan Jessie, Willie pun tersenyum. “Semoga saja seperti itu.”Willie mulai terbatuk-batuk. Jule
Jules merangkul pundak Jessie. Dia menggigit bagian yang sudah digigit Jessie tadi. “Emm, manis sekali, seperti aroma Jessie.”Wajah Jessie terasa panas. “Kamu … aku suruh kamu coba ubinya. Kenapa kamu sembarangan bicara, sih?”Senyuman di wajah Jules semakin lebar lagi. “Tadi kamu baru makan di rumah Kak Jerry. Sekarang kamu malah mau makan ubi.”“Putramu lagi lapar, bukan aku.”“Putra kita jago makan juga, sepertinya kelak dia akan menjadi bocah gendut.”Jessie mengusap perutnya sembari tersenyum. “Bisa jadi dia itu gadis gendut.”Jules mengesampingkan rambut Jessie. Dia melihat Jessie yang semakin rakus itu dengan tersenyum. “Tidak masalah. Aku suka dua-duanya.”Pada saat ini, ponsel Jessie tiba-tiba berdering. Dia mengambil ponsel, lalu melihat sekilas. Ternyata ada panggilan masuk dari Silvia.“Ibu?”Silvia berkata dengan tersenyum, “Sayangku, malam ini aku dan ayahmu tinggal di istana, tidak pulang ke rumah. Ingat bantu aku sampaikan kepada Jules. Oh, ya, kalau Jules berani menin
Jules tersenyum. “Mereka semua baik-baik saja. Bagaimana dengan Paman?”Daniel mengangguk sembari mengangkat gelas teh. “Aku juga baik-baik saja.”Jerremy berjalan menuruni tangga. Ketika melihat keberadaan Jules, dia pun berkata, “Pintar juga, datangnya saat jam makan.”Jessie mencondongkan kepalanya keluar dapur. “Jangan tindas suamiku!”Jerremy terdiam membisu.Daniel pun tersenyum, lalu mengalihkan topik pembicaraan. “Hari ini kita makan hotpot saja?”Jessie segera menimpali, “Iya, hotpot enak, kok!”Jules mengatakan, “Aku ikut istriku saja.”Saat Daniel hendak berbicara, Jerremy malah menunjukkan rasa tidak puasnya. “Masa makan ….”Dacia langsung berdeham.Jerremy berlagak merenung, lalu memiringkan kepalanya. “Iya, makan hotpot saja.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi.Pada jam lima sore, meja makan sudah dipenuhi dengan bahan makanan, seperti daging sapi, daging ayam, daging ikan, daging udang, dan berbagai jenis sayur hijau. Bukan hanya itu saja, ada juga camilan di s
Jodhiva berjalan keluar. “Apa kamu tidak pernah berendam?”“Nggak ada musim dingin di Pulau Persia. Siapa juga yang akan berendam?” Ariel menoleh. Ketika melihat Jodhiva hanya membungkus setengah tubuhnya dengan handuk, dia segera mengalihkan pandangannya.Jodhiva berjalan ke belakang Ariel, lalu mengulurkan tangan untuk memeluk Ariel. “Bukannya kamu mau berendam air panas?”Ariel menarik napas dalam-dalam. “Aku memang mau berendam, tapi kamu malah menggodaku.”Jodhiva pun tersenyum. “Sekalian.”Usai berbicara, Jodhiva langsung menggendong Ariel.Ariel memeluk leher Jodhiva sembari memejamkan matanya. “Jangan ceburin aku!”Jodhiva membawanya turun ke dalam pemandian air panas. Seiring dengan suara “byur”, air memercik ke segala arah. Ariel muncul ke permukaan. Rambut panjangnya yang basah menempel di punggungnya.Ariel mengusap air di wajahnya dan berteriak, “Dasar berengsek!”Jodhiva memeluk Ariel di dalam pelukannya. “Ariel.”Ariel hanya merasa jari tangannya terasa dingin. Dia pun t