Javier sedang duduk di dalam ruang baca yang gelap. Dia menekan-nekan keningnya hingga Roger datang mengantar segelas air hangat ke dalam ruang baca.Selama beberapa tahun ini, Javier baru bisa tertidur dengan mengandalkan obat tidur.“Tuan, apa perlu aku selidiki masalah Nona Claire lagi?”Termasuk bagaimana hubungannya dengan Henry dan juga hasil tes DNA itu.Tatapan Javier berubah muram. “Tidak usah, aku sudah bisa menebak hubungannya dengan Organisasi Dawn.”Waktu itu kenapa River bisa melindungi ibunya Claire dan kenapa River begitu melindungi Claire. Sepertinya semuanya sudah jelas.Javier mengeluarkan sebutir obat dari kotak obat, tetapi dia tidak memakannya sama sekali.Roger menatapnya. “Begitu sampai di Negara Shawana, Nona Claire pun sudah menyinggung Rega secara terang-terangan. Malam ini dia malah datang ke acara pesta David dan ingin bekerja sama dengannya.”Ujung bibir Javier malah melengkung ke atas. “Tapi mereka pasti tidak kepikiran, aku telah mendahului mereka.”Buka
Claire membiarkan kedua pengawal menunggu di luar. Dia bersama Izza berjalan ke dalam vila. Saat ini, Roger pun telah menunggunya. “Nona sudah datang, ya.”Roger melihat Izza, lalu berkata, “Tuan hanya mengizinkan kamu masuk sendiri.”Langkah kaki Claire terhenti. Dia melirik Izza sekilas. “Kamu tunggu aku di sini saja. Aku akan baik-baik saja.”Izza ragu sejenak, tapi dia juga tidak menentang permintaan Claire.Roger mengamati Izza sekilas, lalu tersenyum. “Dengar-dengar Nona Izza hebat juga. Kapan Nona Izza ada waktu untuk latihan bersama?”Izza memelototinya sembari mengerutkan keningnya. “Boleh, kalau kamu cari mati.”Roger terdiam membisu.Claire berjalan ke dalam ruang baca. Si lelaki sedang berdiri di depan jendela membelakanginya. Dia hanya mengenakan kemeja saja. Jelas-jelas bayangan punggung itu masih sama seperti sebelumnya, tapi entah kenapa Claire bisa merasakan kesepian di dalam dirinya.Javier telah merasakan ada seseorang di belakangnya. Dia pun berkata dengan datar, “B
Javier tersenyum. Namun senyumannya terlihat agak lara. “Aku takut setelah aku melihatmu, aku tidak bisa mengendalikan diriku. Seperti semalam, aku tetap memilih untuk bertemu padamu.”Javier berjalan mendekati Claire. Claire pun tidak memiliki jalan untuk mundur lagi. “Claire, kalau kamu tidak muncul, aku pun bisa mengendalikan diriku untuk tidak merindukanmu. Tapi kamu malah menampakkan diri.”Selama tiga tahun ini, Javier memaksa dirinya untuk tidak memikirkan Claire. Dia bisa membohongi semua orang, tetapi tidak bisa membohongi dirinya sendiri.Claire melepaskan tangan yang dikepal erat. Terlihat sedikit emosi di dalam matanya. Beberapa saat kemudian, Claire menurunkan tangannya. “Lebih baik kita bahas masalah kerja sama saja.”Javier menunduk, lalu tersenyum. Dia berjalan ke depan meja, lalu mengambil sebuah dokumen. “Ini adalah daftar nama kandidat. Ini pemberian David.”Claire terkejut. “Kenapa dia bisa memberikannya kepadamu?”Mungkin karena sedang membahas masalah pekerjaan, C
Betapa percaya dirinya Javier?Namun, tebakannya memang benar.Claire … memang tidak tega menyuruh Izza untuk melukainya. Seandainya Claire mengatakan Javier itu rendahan, bagaimana dengan dirinya?Jujur saja, Claire juga ingin melepaskannya, tetapi Claire juga tidak rela untuk melepaskannya? Bukankah Claire juga rendahan?Tiba-tiba terdengar suara lantang dari belakang. “Aku bukan percaya diri. Aku percaya sama kamu.”Javier mengulurkan tangannya untuk bertautan dengan jemari ramping Claire, lalu kembali merendahkan nada bicaranya. “Claire, maaf.”Nada bicara Javier penuh dengan rasa bersalah, menyesal, dan juga hati-hati.Tiga tahun silam, seandainya Javier tidak bersikeras ingin meninggalkan Claire, mungkin tidak akan terjadi kecelakaan itu.“Apa gunanya minta maaf?” Tatapan Claire berubah murung. Dia pun tersenyum sinis, lalu melepaskan tangan Javier dan berjalan ke sisinya. “Ayah sudah meninggal, Yvonne juga sudah meninggal, anakku juga sudah nggak ada. Kalau waktu itu aku nggak k
Javier menatap Roger dalam waktu lama. Ujung bibirnya sedikit melengkung ke atas. Dia sedang tersenyum menyindir dirinya sendiri. “Sia-sia kamu mengikutiku selama ini. Ternyata kamu bersekongkol dengan kakekku untuk membohongiku.”Sebenarnya Javier tahu, masalah mengumumkan perceraian adalah perbuatan kakeknya. Waktu itu, Javier masih tidak menyadarkan diri, Berwin pun menyuruh Roger untuk memaksa Claire menandatangani surat cerai.Javier tahu Roger tidak akan merahasiakan apa-apa darinya. Seandainya bukan karena perintah Kakek Berwin, mana mungkin Roger berani melakukannya?Namun dalam masalah sebesar ini, Roger malah membantu Kakek Berwin untuk merahasiakannya dari Javier!“Tuan, sebenarnya Pak Berwin melakukannya demi kebaikanmu ….”“Demi kebaikanku?” Javier tersenyum sinis. “Aku telah mencelakai anakku hingga tiada. Semua perbuatan yang kalian lakukan demi kebaikanku itu malah membuatku merasa bersalah selama seumur hidupku. Aku juga berutang terhadap anakku.”Anak itu masih belum
“Kalau kamu bersedia untuk menerimanya, kami juga tidak akan merugikanmu. Kami bahkan akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar untukmu.”Tadi Max telah mengungkit masalah keuntungan dan persahabatan antar dua negara. Namun sebenarnya Max sedang memberitahunya bahwa Organisasi Dawn tidak berhak ikut campur dalam masalah Negara Shawana.Namun, apa Claire mengharapkan keuntungan itu? Claire pun tersenyum. “Secara teori, Organisasi Dawn nggak seharusnya ikut campur. Tapi masalah ini nggak ada hubungannya dengan keuntungan. Masalah Keluarga Gufree adalah masalahku.”Menyadari Claire tidak bersedia untuk mengalah, ekspresi Max pun terlihat tidak senang. “Kalau kamu bersikeras ingin ikut campur, kami tidak akan tinggal diam. Ini adalah peringatan terakhir untukmu.”Max berdiri, lalu mengancing jasnya, baru meninggalkan vila. Sementara itu, Claire tiba-tiba berkata dengan serius, “Keluarga Gufree ada hubungannya sama aku.”Langkah kaki Max terhenti, tetapi dia tidak menoleh.Claire memal
“Kamu masih belum tidur?” Suara Javier terdengar agak serak, tetapi masih terdengar magnetik.Claire tertegun sejenak, lalu berkata, “Kata siapa, aku sudah tidur.”Javier terdiam sejenak, lalu membalas dengan perlahan, “Lampumu masih menyala.”Tiba-tiba Claire berlari ke depan jendela. Tampak sebuah mobil sedan berwarna hitam sedang berhenti di luar gerbang sana. Kemudian, tampak juga Javier sedang berdiri di depan mobil. Dia mengenakan jaket berwarna abu-abu, berdiri di bawah lampu jalan. Dia kelihatan sangat kesepian.Claire menekan-nekan keningnya. Kepalanya terasa agak sakit. “Javier, apa kamu ada urusan?”“Tidak ada.” Javier menengadah kepalanya ke sisi jendela. “Aku hanya lewat.”Claire tersenyum. “Kamu jauh-jauh ke sini, namanya lewat? Tuan Javier, sepertinya alasanmu terlalu nggak kreatif.”“Rega mengutus orang untuk mencarimu.” Javier mengeluarkan sekotak rokok dari saku celananya, lalu mengambil satu batang.Claire menyipitkan matanya. “Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?”Jav
“Benarkah? Seingatku, aku nggak pernah bertemu dengan Tuan Marco.” Claire mengangkat gelas teh dengan santai. “Apa Pangeran Rega mengutusmu untuk mencariku?”Marco menatapnya dan tidak berbicara. Kemudian Claire pun tersenyum. “Sebelumnya Tuan Max tidak berhasil menyogokku. Sekarang giliran Tuan Marco datang untuk menyogokku?”“Aku datang bukan demi kekuasaan Keluarga Gufree.” Marco menuangkan segelas teh untuk dirinya sendiri, lalu melanjutkan, “Aku hanya ingin berkenalan dengan Nona Alice saja.”Claire tersenyum tipis, lalu mengusap ujung gelas. “Lebih baik Tuan Marco terus terang dengan maksud kedatanganmu.”Melihat Alice begitu blak-blakan, Marco juga tidak bertele-tele lagi. “Aku ingin melakukan sebuah transaksi dengan Nona Alice.”Claire mengerutkan keningnya. “Apa maksudmu?”“Seperti yang kukatakan tadi.” Marco meletakkan selembar kartu nama di atas meja. “Mari kita lakukan transaksi dengan semua rahasia yang kamu ketahui.”Belum sempat Claire merespons, Marco pun berdiri merapi
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me