Share

Bab 2703

Penulis: Daun Jahe
Jessie terbengong, lalu menerima ucapan selamat dengan tersenyum. “Terima kasih.”

“Jessie, aku mau minta maaf untuk masalah sebelumnya.” Hiro menggerakkan bola matanya. “Pada akhirnya, aku sudah mengecewakanmu. Tidak peduli dulu atau sekarang, aku tidak tahu apa yang sebenarnya aku inginkan dan apa yang ingin aku lakukan.”

Jessie menatap Hiro selama beberapa saat. “Kak Hiro, masalah sudah berlalu. Sekarang bukannya kamu masih bisa memilih?”

Hiro tertegun sejenak. Beberapa saat kemudian, dia tersenyum tipis. “Memang benar, tapi semuanya sudah berubah, tidak bisa kembali lagi.”

Sepertinya ada makna tersirat dalam ucapan Hiro.

Jessie kepikiran sesuatu. “Maksudmu, Yura?”

Hiro tidak berbicara.

“Kak Hiro, Aku harap kamu bisa melewati hidupmu dengan baik. Semua hal di dunia ini pasti berubah, tapi kamu tetap mesti melanjutkan hidupmu. Aku berharap kamu atau Yura bisa melewati hidup kalian masing-masing dengan bahagia.”

Hiro mengangkat kelopak matanya, lalu menatap Jessie. “Terima kasih.”

Jess
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2704

    Girman menunjukkan wajah seriusnya. Namun, berhubung putranya sudah setuju, dia juga malas untuk berkata panjang lebar lagi. “Aku akan atur kalian ketemuan pada jam tiga sore besok.”Keesokan harinya, di sebuah restoran mewah.Levin mengenakan kacamata hitam berjalan ke dalam ruangan VIP. Ketika tidak melihat bayangan tubuh orang di dalam ruangan VIP, dia pun melepaskan kacamatanya. “Apa yang dia lakukan? Lagi permainkan aku?”Berhubung wanita itu tidak datang tepat waktu, Levin juga tidak ingin menunggu lagi. Dia langsung membalikkan tubuhnya hendak berjalan pergi. Siapa sangka, wanita di belakangnya telah mengagetkannya.Wanita itu memiliki rambut sebahu yang rapi. Dia mengenakan atasan sutra putih berkerah rendah, dipadukan dengan syal sutra biru bermotif, serta celana panjang longgar model lurus.Penampilannya tampak sederhana dan bersih, tanpa aksesori berlebihan. Satu-satunya pelengkap hanyalah jam tangan dan tas kulit buaya.Levin tertegun sejenak. “Kamu ….”Wajah ini kelihatan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2705

    Setelah berpikir sejenak, terlintas kilauan di dalam mata Levin. Dia mencondongkan tubuhnya. “Kalau menikahnya palsu, apa perlu … aku beri nafkah batin?”Yunita terdiam sejenak. “Nggak usah.”Levin pun tersenyum, lalu mengambil pena. “Oke! Aku hanya khawatir suatu hari kamu menagihnya dariku. Aku itu seorang tokoh publik, nanti aku bisa curhat sama siapa?”Yunita terdiam. Sepertinya Levin sudah berpikir kebanyakan?Setelah Levin tanda tangan surat perjanjian, Yunita baru menandatanganinya.Levin melihatnya. “Kalau tidak pakai cap sidik jari, hanya tanda tangan saja, sepertinya ….”Belum sempat Levin menyelesaikan omongannya, Levin melihat Yunita mengeluarkan lipstik, lalu menempelkan jari tangannya di atas lipstik, lalu menempelkannya di atas kertas.Setelah itu, lipstik diserahkan kepada Levin. Levin menarik napas dalam-dalam sembari mengangguk. Dia juga mencap sidik jarinya.Kemudian, lipstik itu pun dipatahkan oleh Yunita.Kening Levin pun berkerut.Yunita merapikan lembaran surat p

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2706

    Di lorong pintu masuk menuju acara, meja-meja yang tertata rapi menggantikan pilar bunga yang menciptakan suasana unik. Di area pendaftaran, lukisan cat minyak dipajang selaras dengan tema warna acara, memberikan sentuhan kreatif dan menarik.Bahkan papan penyambutan pun terbuat dari kulit, kelihatan berbeda dari biasa, tetapi memancarkan kesan mewah dan elegan.Setiap tamu yang memasuki acara sungguh terpukau oleh dekorasi yang luar biasa.Anggota Keluarga Fernando dan Herbert berdiri di area pendaftaran untuk menyambut para tamu.Sementara itu, Jerremy, sang mempelai pria sebagai pemeran utama hari ini, tampil memukau dalam setelan jas putih yang sempurna membingkai postur tubuhnya yang tinggi dan proporsional.“Mempelai pria hari ini ganteng sekali.”Jessie dan Jules berjalan mendekat.Jerremy pun tertawa, lalu menyerahkan satu kantongan suvenir pernikahan kepadanya. “Mulutmu manis sekali.”Jessie yang menerima suvenir pernikahan tersenyum. “Aku pergi lihat kakak iparku dulu.”Kemud

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2707

    Candice pun tertawa. “Ayo, kita tebak sekali lagi. Kita tebak anaknya Jody.”“Aku nggak percaya aku bakal kalah lagi. Aku tetap taruhan kembar dua!”“Kalau begitu, aku tetap kembar tiga!”Cherry berkata, “Kali ini 20 juta!”Kedua mata Candice langsung berkilauan. “Royal sekali?” Usai berbicara, dia berjalan ke hadapan Cahya. “Kak Cahya, istrimu lagi hambur-hamburin uang. Kamu nggak atur dia?”Cahya pun tersenyum. “Aku taruhan 200 juta.”Candice terdiam membisu.Louis bertatapan dengan Cahya. “Aku ikut apa kata istriku. Aku juga taruhan 200 juta.”Cahya berkata, “Berhubung taruhannya lumayan banyak, sekalian saja taruhan jenis kelaminnya.”Louis dan Candice tertegun sejenak. Mereka berdua pun sepakat. “Setuju.”Setelah mereka berdua selesai berdiskusi, mereka berdua bertarih duanya anak laki-laki dan satunya lagi anak perempuan. Sementara, Cahya dan Cherry bertaruh dua-duanya anak laki-laki.Ketika melihat taruhan para senior, Jodhiva dan Ariel melihat ke sisi perut buncit sembari terse

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2708

    “Oke.” Grace mengambil remote. “Clara, aku belajar dulu. Nanti aku baru ajari kamu.”Clara mengangguk. “Oke.”Ariel dan Jodhiva berjalan keluar. “Dengar-dengar malam ini ada pesta BBQ. Kenapa aku hamil pada saat seperti ini? Aku jadi nggak bisa makan apa-apa.”Ariel sungguh menginginkannya.Jessie berkata dengan tersenyum, “Kamu bisa makan daging panggang yang nggak terlalu gosong, biar Kak Jody panggang buat kamu, dijamin bersih dan sehat. Tapi, kamu jangan makan kebanyakan, nanti kamu malah panas dalam.”Begitu mendengar, Ariel langsung merasa gembira. “Serius?” Kemudian, dia melihat ke sisi Jodhiva. “Malam ini kamu masak buat aku!”Jodhiva sungguh kehabisan kata-kata. Ketika melihat Ariel begitu menginginkannya, dia pun mengangguk. “Oke, malam ini aku akan masak buat kamu.”Langit semakin gelap. Lampu di balkon sudah terang benderang. Ada panggangan, makanan lezat, minuman beralkohol di sana. Terlihat juga anak-anak sedang bermain dengan gembira.Jodhiva berubah profesi menjadi koki

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2709

    Grace menimpali, “Tadi saja ayahku kupas kulit udang buat Ibu. Kalian orang dewasa memangnya nggak tahu malu?”Cherry terdiam.Candice dan Claire langsung tertawa.Rembulan menggantung di atas langit. Lampu jalan terang benderang. Semua orang larut dalam suasana gembira.…Setelah pernikahan berakhir, Dacia membawa putrinya dan Jerremy ke lokasi syuting di Area Homa. Mereka berdua juga sekalian berlibur.Jodhiva dan Ariel belajar merawat anak di Kompleks Amara. Jadi setelah anak mereka lahir, mereka pun tidak akan kewalahan.Sekarang Jules sedang magang menjadi ayah yang teladan, sedangkan Jodhiva sudah menjadi ayah yang profesional. Mereka berdua bahkan sempat berlomba satu sama lain. Jessie dan Ariel yang berada di samping sampai kehabisan kata-kata.Ariel bertanya padanya, “Apa kalian masih belum memikirkan nama anak kalian?”Jessie menggeleng, lalu berkata, “Aku ingin panggil Satu Dolar, Dua Dolar, dan Tiga Dolar.”Ujung bibir Ariel langsung berkedut. “Asal-asalan sekali?”Jessie m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2710

    Setelah memasuki mobil, Yura memasang sabuk pengaman. Bastian juga memasuki mobil, lalu mengendarainya meninggalkan bandara.Sepanjang perjalanan, Yura tidak berbicara sama sekali, hanya memandang pemandangan di luar jendela.Bastian menatapnya sekilas. “Kamu gampang percaya sama orang lain? Apa kamu tidak takut akan kujual?”Yura memalingkan kepala untuk menatap Bastian. “Kamu nggak akan melakukannya.”“Kenapa kamu tahu aku tidak akan melakukannya? Jangan terlalu gampang percaya sama cowok.”“Termasuk kamu?” tanya Yura.Bastian berdeham. “Termasuk aku juga tidak masalah.”Tiba-tiba Yura tertawa. “Kamu bisa berteman dengan Jody, berarti kamu itu punya etika yang baik. Lagi pula, malam itu kamu juga nggak mencari kesempatan dalam kesempitan, makanya aku berani percaya sama kamu.”Bastian tertegun sejenak. Dia berkata dengan ketus, “Kamu masih berani ungkit masalah malam itu.”Seumur hidupnya, penghinaan terbesar yang pernah Bastian terima, sepertinya adalah kejadian di malam hari itu!S

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2711

    Masa kontrak selama tiga tahun itu sudah lebih dari cukup. Setidaknya dia tidak perlu berkencan buta dengan pria lainnya lagi.Seandainya pada masa kontrak mereka, mereka menemukan kandidat yang lebih cocok atau menemukan pujaan hati mereka, kontrak itu pun akan dibatalkan. Intinya, mereka berdua bersama demi saling memanfaatkan menjadi tameng.“Ayah, Ibu, kalian sudah berpikir kebanyakan. Kami bersedia mencoba untuk berpacaran. Kami juga masih butuh waktu untuk mengenal satu sama lagi. Seandainya kalian suruh kami untuk menikah sekarang, gimana kalau ternyata kami nggak cocok? Aku mesti cerai, dong?”Ucapan Yunita memang masuk akal. Moris dan Ingga pun tidak curiga lagi.Yunita berdiri. “Sudahlah, kalian nggak usah khawatir dengan masalah kami.”Kemudian, Yunita berjalan ke lantai atas.Ingga dan suaminya saling bertukar pandang. Mereka pun kelihatan tidak berdaya.…Di dalam lokasi syuting, Levin mencari Proto di ruang istirahatnya. “Emm, Pak Proto ….”Ketika melihat Levin yang terba

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status