Saat Ariel menyuruh anak-anak untuk latihan sendiri, dia pun duduk di samping sembari menatap ponselnya. Dia sedang berpikir apakah ucapannya terlalu kasar semalam.Pada saat ini, tiba-tiba seorang anak perempuan menangis. Ada seorang anak laki-laki bersikap kasar terhadap anak perempuan itu di saat sedang latihan. Si anak perempuan kesakitan dan tidak berhenti menangis.Ariel mengeluarkan tisu untuk menyeka air matanya. “Sudahlah, aku akan suruh dia untuk minta maaf, ya? Coba kamu lihat, kalau kamu menangis lagi, kamu nggak cantik lagi.”Si anak perempuan terisak-isak. Tidak lama kemudian, dia pun tidak menangis lagi.Ariel melihat anak laki-laki itu. Tatapannya tertuju pada nama di atas dadanya, Sulivan Chaniago.Sulivan memalingkan kepalanya. “Manja sekali.”Ariel menarik napas dalam-dalam. Dia berjalan ke depan Sulivan, lalu membungkukkan tubuhnya untuk menatap Sulivan. “Sebagai seorang anak laki-laki, bukannya sudah seharusnya kamu minta maaf?”“Aku juga tidak bersalah. Salah send
“Aku nggak tahu bagaimana cara menjalani pernikahan. Aku juga nggak tahu apa yang dinamakan toleransi. Tapi aku tahu aku nggak ingin hidup di bawah keinginan orang lain. Kalau … kalau hidup setelah menikah mesti seperti ini, lebih baik aku nggak usah ….”Jodhiva langsung berjalan ke sisi Ariel, lalu memeluknya. Suara Ariel terdengar terisak-isak. Dia terbengong di dalam pelukan Jodhiva.Jodhiva memeluk Ariel dengan erat. Tidak seharusnya Jodhiva memaksa Ariel ….“Ariel, maaf.”Ariel menggigit bibirnya, lalu membenamkan kepala ke dalam dadanya.Jodhiva mengangkat wajahnya, lalu menciumnya. “Tidak seharusnya aku membatasi kehidupanmu hingga kamu merasa tidak bebas. Aku minta maaf.”Ariel mengangkat kelopak matanya. “Apa kamu takut aku akan selingkuh?”Jodhiva terkejut. “Apa?”Ariel mendengus ringan, lalu memalingkan kepalanya. “Kamu nggak izinkan aku untuk bekerja bersama Yogi karena kamu takut aku bakal punya hubungan gelap sama dia? Kalau benar ada sesuatu di antara aku dan dia, kami p
Jodhiva berdeham, lalu mengusap kepalanya. “Dia itu kakak iparmu.”Sulivan merasa kaget.Apa?“Pria” itu adalah kakak iparnya?Sepertinya penjelasan Jodhiva masih kurang jelas. Itulah sebabnya Sulivan jadi salah paham.Saat latihan, Sulivan terus menatap Ariel dengan tatapan aneh. Ariel merasa ada yang sedang menatapnya dari belakang. Setelah melihat dengan saksama, ternyata dia sedang ditatap Sulivan.Sulivan melihat Ariel telah menyadarinya. Dia pun segera mengalihkan pandanganya, lalu mulai latihan.Saat sedang istirahat, Sulivan pergi minum air di samping.“Kamu yang namanya Sulivan?”Ketika mendengar suara Ariel, Sulivan spontan merinding, hampir menjatuhkan gelasnya. “Ada urusan apa kamu mencariku?”Ariel terbengong sejenak. Apa anak zaman sekarang cepat dewasa? Dia juga tidak berpikir kebanyakan. Dia membungkukkan tubuh untuk menatap Sulivan. “Aku menyadari teknik dasar seni bela dirimu cukup bagus. Gimana kalau kamu jadi muridku?”Salah satu ujung bibir Sulivan berkedut. Dia mu
Hardy juga tidak menyadari ada yang aneh dari bocah itu. Dia menjulurkan tangan untuk membelai kepalanya. “Apa kamu berteman dengan anak lain?"Sulivan menggigit bibirnya dan berbisik, “Aku nggak suka main sama mereka.”Gerakan tangan Hardy berhenti. Keningnya kelihatan berkerut. “Kenapa?”Sewaktu di sekolah, Sulivan tidak suka bergaul dengan teman sekolahnya.. “Kita itu mesti banyak berteman. Coba kamu lihat kakakmu, Grace.”Sulivan memalingkan kepalanya. “Kak Grace juga sangat kekanak-kanakan.”Hardy pun tertawa. Kenapa dia bisa memiliki anak yang begitu dewasa?“Ayah.” Tiba-tiba Sulivan melihat ke sisinya. “Apa Kak Jody sudah punya istri?”Hardy merasa agak syok. Dia menyipitkan matanya. “Ada apa?”“Aku cuma lagi bertanya saja.”“Emm, sudah ada.”Sulivan merasa syok. “Benarkah?”Hardy mengendarai mobilnya, lalu bertanya sembari melihat ke depan, “Kenapa kamu tiba-tiba tertarik dengan masalah Kak Jody-mu?”Apa bocah ini adalah seorang anak kecil? Dia tidak tertarik dengan kartun dan
Jodhiva sungguh kehabisan kata-kata. Dia mengesampingkan rambut Ariel, lalu mengecup kening Ariel dengan penuh hati-hati.…Keesokan harinya, Jodhiva dan Ariel mencari Sulivan di sekolah. Saat Sulivan keluar dari kelas, dia pun terbengong melihat Jodhiva sedang bersama seorang wanita.Dunia orang dewasa memang sangat aneh. Satu hari sebelumnya, Jodhiva bersama seorang pria. Sekarang dia malah bersama seorang wanita.Jodhiva melambaikan tangan ke sisinya. “Sulivan, mari sapa kakak iparmu.”Jantung Sulivan hampir saja copot. “Kak Jody, sebenarnya aku punya berapa banyak kakak ipar, sih?”Ariel langsung tertawa.Jodhiva mendorong Ariel ke depan. “Coba kamu lihat dengan saksama.”Ariel tersenyum pada Sulivan. “Dik Sulivan, kita bertemu lagi.”Sulivan merasa familier dengan orang di hadapannya. Tiba-tiba terlukis ekspresi syok di wajahnya. “Apa kamu itu Pelatih Ariel?”Ariel menjentikkan jarinya. “Pintar.”Sulivan menunjukkan ekspresi risi. “Kenapa kamu mesti pakai pakaian wanita?”Ariel te
Silvia sungguh gugup. “Suamiku, menurutmu, apa Jessie akan suka dengan semua hadiah ini? Bagaimana kalau Jessie tidak menyukainya? Astaga! Aku merasa semua ini masih belum cukup. Gimana kalau aku pergi beli lagi?”Hengky mengusap keningnya. Dia menunjukkan ekspresi tidak berdaya. Sepertinya istrinya tidak pernah bersikap segugup ini ketika mempersiapkan hadiah untuknya.Tidak lama kemudian, terdengar suara pelayan dari lantai bawah. “Tuan Muda sudah pulang.”Silvia meninggalkan suaminya, lalu berlari ke lantai bawah. Ketika melihat Jessie dan Jules memasuki rumah, dia pun menyambut dengan tersenyum.Silvia mengabaikan Jules, langsung berlari ke sisi Jessie. “Sayangku, akhirnya kamu pulang untuk mengunjungiku.”Sebelumnya Jessie sudah pernah merasakan sikap ramah Silvia. Dia pun membalas dengan tersenyum, “Ibu, aku pulang untuk mengunjungimu.”Silvia merasa kaget. Dia benar-benar tidak percaya. “Kamu … kamu panggil aku apa?”“Ibu, apa … kamu nggak suka?” Jessie mengira Silvia tidak suka
Jessie berkata dengan tersenyum, “Aku makan semuanya, kok. Aku nggak pemilih.”“Oke kalau begitu. Ibu ke bawah dulu.” Silvia melihat ke sisi Jules, lalu berkata, “Jangan tindas kesayanganku, sudah dengar belum?”Jules terdiam.Setelah Silvia pergi, Jessie pun tidak bisa menahan tawanya lagi. “Ibumu selalu saja seramah ini.”Jules menunjukkan senyuman tidak berdaya. “Dia terlalu menyukaimu.”Jessie menatapnya. “Ibu juga menyukaimu. Bagaimanapun, kamu itu anak kandungnya.”Gerakan Jules tertegun. Jelas sekali dia merasa Jessie sedang menghiburnya. Dia pun tertawa. “Apa kamu takut aku akan merasa sedih?”Jessie tidak berbicara.Jules mengusap kepala Jessie, lalu mencium keningnya. “Bagus kalau Ibu menyukaimu. Kalau diperbolehkan, aku juga berharap kamu bisa merasakan rasa kasih sayang berlimpah dari kami.”Saat makan malam, Silvia sangat menjaga Jessie. Dia bahkan tidak mengindahkan putra dan suaminya.“Sayang, jangan cuma makan daging saja, kamu mesti makan sayur juga. Sayur hijau itu me
Jules terdiam membisu.…Keesokan harinya.Di akademi perfilman nasional.Dacia sedang mempersiapkan naskah di ruang kelas. Jane, Carly, dan beberapa murid lainnya memasuki kelas sembari bersenda gurau.Jane berkata, “Oh, ya, hari ini kekasihku mengadakan pesta di vilanya. Apa kalian bisa hadir?”“Eh, kamu sudah punya pacar?”“Aku sudah pacaran sekitar satu bulan lebih. Aku masih belum sempat memperkenalkannya kepada kalian. Tapi hari ini kalian akan bertemu sama dia.”“Aduh, aku iri banget, deh. Apa pekerjaan kekasihmu?”Jane membalas dengan tersenyum, “Dia punya bisnis keluarga. Belakangan ini, ayahnya suruh dia untuk mulai mengelola perusahaan.”Usai berbicara, Jane berjalan ke sisi Dacia. “Oh, ya, gimana kalau kamu ajak suamimu juga?”Dacia menggigit bibirnya. Dia hendak mencari alasan untuk menolak. Namun, Jane seolah-olah bisa membaca pikirannya saja. “Nggak usah sungkan. Kita semua juga teman satu akademi. Ayolah!”“Iya, Dacia. Ayo, kita pergi bersama. Jane sudah mengundang. Jan
Jules tersenyum, lalu merangkul Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak masalah. Lagi pula, anak kita juga akan lahir di musim panas nanti.”Jessie mengusap perut buncitnya dengan tersenyum. “Musim panas, ya? Entah anak kita itu Taurus atau Gemini?”Jules mencium kening Jessie. “Semua itu bukan masalah.”Pada saat ini, di Area Homa.Jodhiva memilih untuk melakukan foto pengantin di kediamannya. Tim fotografer yang mengikuti mereka adalah tim yang biasanya memotret para selebritas. Tingkat profesional mereka sudah tidak perlu diragukan lagi, begitu pula dengan harganya.Lokasi pengambilan gambar dilakukan di banyak tempat. Setiap kali berpindah lokasi, mereka mengganti satu set gaun pengantin. Semua gaun dirancang khusus dari merek terkenal dengan gaya yang berbeda-beda.Dari pagi hingga sore, mereka mengunjungi banyak lokasi dan mengambil hampir seribu foto pernikahan.Setelah kembali ke hotel, Ariel merasa capek dan berbaring di tempat tidur. “Ternyata mengambil foto pernikahan sangat mele
Bukannya ibu hamil harus istirahat dengan baik? Bagaimana kalau sampai tersenggol? Bukannya akan celaka?Yogi berhenti di tempat. “Selamat.”Ariel tersenyum. “Terima kasih.”“Kak!” Riko datang bersama dua orang pengawal. Ada banyak hadiah di tangan dua orang pengawal itu. Semuanya adalah mainan anak-anak.“Kak, setelah aku dengar kabar kamu lagi mengandung, aku langsung pergi ke mal. Aku rasa anakmu pasti cowok. Jadi, aku sudah beli mainan cowok.”Ujung bibir Ariel berkedut. Dia meletakkan gelas airnya. “Kamu itu memang baik sekali.”Riko pun tersenyum lebar. “Tentu saja, aku saja tidak pernah bersikap sebaik ini terhadap ayahku. Tapi, ayahku juga tidak butuh semua ini, semua ini milikmu. Setelah anakmu dilahirkan nanti, jangan lupa beri tahu dia semua mainan ini dibeli olehku.”Ariel mengangguk. “Baik.”Riko menyuruh pengawal untuk meletakkan hadiah. Dessy membungkuk ke sisi Ariel. “Nona, adikmu ini aktif sekali, ya.”Ariel menunjukkan senyuman canggung, lalu membalas dengan suara kec
Ariel mengangguk.“Bagus sekali. Aku mau beri tahu Tuan Tobias!” Dessy mengambil ponselnya untuk menghubungi Tobias.Saat Tobias mengetahui kabar kehamilan putrinya, dia langsung mengesampingkan mahyongnya. Firman mengangkat kepalanya untuk menatap Tobias. “Apa benar Ariel lagi mengandung?”Tobias tersenyum lebar. Meski dia kalah dalam permainan, dia juga merasa sangat gembira saat ini. “Tentu saja! Dia saja sudah periksa di rumah sakit. Astaga! Akhirnya aku jadi kakek!”Dua teman main mahyong lainnya mengucapkan selamat. “Hebat, Tuan Tobias! Kabar ini adalah kabar gembira. Ingat traktiran.”Tobias melambaikan tangannya. “Tenang saja.”Setelah Ariel kembali ke Vila Galatta, dia langsung pergi ke ruang baca Jodhiva. Saat Jodhiva sedang membaca buku, dia melihat Ariel melempar selembar kertas di atas meja. “Coba kamu lihat!”Gerakan tangan Jodhiva berhenti. Saat membaca tulisan “Laporan Kehamilan”, Jodhiva langsung mengangkat kepalanya.Ariel berkata, “Aku sudah hamil.”Jodhiva meletakka
Usai berbicara, Samuel hendak mengambil ponsel. Levin pun berdiri. “Oke, kalau begitu, aku akan mencobanya. Jangan sampai nanti dibilang, tidak ada yang bisa diandalkan dari Agensi Solar.”Samuel membawa Levin untuk ketemuan dengan Proto di restoran. Saat bertemu, Levin mengikuti persyaratan Samuel untuk mengenakan kacamata.Proto bisa memilih Levin karena melihat dia memiliki sikap sopan santun yang mirip dengan Firman. “Apa Tuan Levin pernah memerani peran antagonis?”Levin menjawab dengan terus terang, “Tidak pernah.”Jari tangan Proto saling bertautan. Dia meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan serius, “Bagus kalau tidak pernah. Aku sudah menonton serial ‘Embun’, Pak Samuel juga pernah bilang kalau aktingmu biasa-biasa saja. Tapi dalam filmku, aku tidak mencari yang jago dalam berakting, aku mengutamakan kepribadian aslimu.”Levin tertegun beberapa detik. "Tapi karakter ini tidak seperti aku. Kamu ingin aku memerankan seorang pria yang munafik, mungkin aku ….”“Semua itu s
Terdengar suara Yelena dari ujung telepon. “Apa Ayah dan Ibu nggak beri tahu kamu?”“Beri tahu apa?”Yelena tersenyum dingin. “Mereka minta uang sama kamu untuk mendaftarkanku ke akademi perfilman. Kebetulan, aku lolos ujian masuk.”Erin langsung berdiri. “Apa? Mereka daftarin kamu ke akademi perfilman? Kenapa kamu nggak beri tahu aku?”“Apa gunanya beri tahu kamu? Kamu selalu menuruti apa kata Ayah dan Ibu. Kalau diminta uang, kamu juga selalu memenuhi permintaan mereka. Uangmu itu seperti nggak ada nomor serinya. Gara-gara kamu, sekarang adik kita sudah tamat, tapi dia selalu saja tiduran di rumah, menunggu dikirim uang sama kamu. Kamu sudah seperti orang tuanya saja yang terus mengasuhnya. Semoga saat kamu tua nanti, dia bisa menjagamu.”“Yelena ….”Tanpa menunggu balasan dari Erin, Yelena langsung mengakhiri panggilan.Keesokan harinya, Yelena mendapatkan peran sebagai adik perempuannya Wilmar. Proto meminta Yelena untuk membaca naskah, lalu memintanya untuk menguasai peran dalam w
Samuel menjelaskan, “Pak Proto memiliki standar yang berbeda dalam memilih pemeran dibandingkan sutradara lain. Dia mencari artis yang benar-benar sesuai dengan kondisi karakter. Baginya, pengalaman pribadi artis yang mirip dengan karakter akan membantu mereka dalam menampilkan perasaan yang paling alami, sebab gadis berusia 20 tahun itu tidak memiliki banyak pengalaman akting.”Dacia merasa terkejut. Ternyata begitu alasannya.Bagaimanapun, dari enam karakter tersangka dalam cerita, ada dua karakter yang paling kompleks, yaitu abang dan adik perempuan dari Keluarga Martha.Adik perempuan dari “Tuan Wilmar” adalah karakter dengan latar belakang yang sangat khusus. Dalam Keluarga Martha, yang lebih mementingkan anak laki-laki dibandingkan perempuan, keberadaan gadis ini semata-mata adalah untuk menyelamatkan abangnya.Dia terpaksa berhenti sekolah di usia muda, bekerja di dunia malam, menghadapi berbagai macam orang dan gaya hidup mewah. Dia adalah karakter yang sangat rendah diri, teta
Ketika mendengar balasan Clara, Dacia spontan tersenyum. Sepertinya Jerremy menjalankan tanggung jawabnya sebagai paman dengan sangat baik.Tidak lama kemudian, Jerremy telah tiba di Vila Kandara. Dia berjalan ke dalam ruang tamu, lalu melihat Clara sedang bermain bersama Jennie di sana. Dacia menyuguhkan makan malam dari dapur, lalu mengangkat kepalanya. “Pulangnya cepat sekali?”Jerremy pun tersenyum. Dia melonggarkan dasinya, lalu berjalan mendekati Dacia. “Ini yang namanya kejutan? Kamu malah bawa putriku kabur dari rumah?”Dacia menyuapi sepotong daging ke mulut Jerremy. “Dicoba?”Jerremy memakannya. “Jam berapa sampainya?”Dacia membalas dengan serius, “Siang hari tadi. Tadi aku temani Jennie, lalu pergi ke Agensi Solar. Kemudian, aku bawa Jennie ke sini.”Tiba-tiba Jennie menangis.Clara menggendong Jennie. “Tante, sepertinya Adik lapar.”Hanya saat kelaparan saja, Jennie baru akan menangis.Dacia berjalan maju untuk menggendong Jennie. “Jennie sudah lapar. Kalau begitu, aku ma
Jessie bukan tipe orang yang mengejar ketenaran atau kekayaan. Meskipun persaingan di pasar sangat ketat, selalu ada naskah yang bagus, dia juga bisa memerankan karakter apa saja.Apalagi dalam naskahnya, ada karakter yang sesuai dengan usia Jessie. Sutradara Proto juga sudah menyiapkan beberapa kandidat untuk peran tersebut.Dua peran yang harus dipilih Dacia. Salah satunya adalah peran wanita yang diminta Sutradara Proto untuk diperankan oleh aktris muda berusia sekitar 20 tahun.Samuel mengangkat cangkir teh dan meminumnya dengan perlahan. “Ada Pak Proto sudah punya kandidat?”“Dia menginginkan sebagian besar artis dan peran pendukung berasal dari Area Homa. Empat pemeran utama masih dalam tahap seleksi. Dua peran lainnya, satu pria dan satu wanita, dia serahkan padaku. Peran pria harus memilih aktor sekitar 30 tahun, sedangkan peran wanita harus berusia 20 tahun.”Samuel mengusap dagunya, lalu berpikir sejenak, “Besok aku akan bantu lihatkan. Nanti aku ajak kamu ikut audisi.”Dacia
Fendra mengangguk. “Emm, berhubung kamu sudah punya pilihan, kamu bisa lakukan sesuai dengan keinginanmu. Ayah akan selalu mendukungmu.”Emiko merangkul lengan Fendra. “Terima kasih, Ayah.”…Satu bulan kemudian.Dacia duduk di pesawat menuju ke bandara ibu kota. Dia mendorong koper berjalan keluar bandara, kemudian dia menaiki taksi untuk menuju ke vila Keluarga Fernando.Dacia tidak ingin memberi tahu Jerremy karena ingin memberinya sebuah kejutan. Setelah mobil tiba di depan pintu vila Keluarga Fernando, Dacia mendorong koper ke dalam rumah.Baru saja memasuki rumah, terdengar suara tangis Jennie. Pengasuh pun sedang sibuk membujuknya. Saat melihat keberadaan Dacia, pengasuh merasa kaget. “Nyonya Dacia?”Dacia menyerahkan kopernya ke pelayan yang berdiri di samping, kemudian berjalan ke sisi pengasuh. “Biar aku gendong saja.”Pengasuh menyerahkan Jennie kepada Dacia. Saa Dacia menggendong Jennie ke dalam pelukannya, hatinya pun merasa luluh.Jennie sudah semakin besar. Dia memiliki