Herbert menatapnya. “Dia berantem lagi sama Pak Andri?”Meskipun Herbert sudah berumur, matanya masih sehat. Meskipun jaraknya cukup jauh, dia juga bisa melihat bengkak di wajah Julie. Satu-satunya orang yang bisa memukul Julie hanyalah Andri. Meski cucunya tidak puas dengan istrinya, dia juga tidak mungkin akan turun tangan memukul Julie.Dimas mengangguk.Herbert menghela napas. “Biarkan dia istirahat di atas.” Usai berbicara, dia berpesan kepada pelayan untuk mengantar makan siang ke kamarnya.Claire menatap Herbert. Sepertinya Hebert sama sekali tidak peduli dengan gosip-gosip yang menerpa Julie. Dapat diketahui apakah gosip itu nyata atau bukan.Selesai makan siang, Claire membawa Jessie jalan-jalan di halaman. Jessie merangkul lengannya. “Ibu, apa kedua pasangan yang menjalankan pernikahan bisnis nggak akan bisa bahagia?”Claire tertegun sejenak, lalu memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini?”Jessie spontan membalas, “Bukannya Tante dan Pam
Terusan didesain dengan model imut. Wanita yang berusia agak tua pasti tidak cocok dengan terusan ini. Buktinya, Jessie kelihatan sangat menawan dengan terusan itu.Selain soal usia, Jessie juga sangat berkarisma dan mewarisi penampilan cantik orang tuanya.Jessie baru berusia 14 tahun, tetapi dia sudah begitu cantik. Setelah Jessie dewasa nanti, bisa jadi dia akan menjadi wanita tercantik di ibu kota.“Sayangku, kenapa kamu secantik ini, sih! Aku sayang banget sama kamu!” Julie memeluk Jessie dengan erat. “Kalau aku itu cowok, aku bersedia untuk menunggumu selama 10 tahun.”Jessie memang sangat memesona! Namun, Jessie sungguh tidak berdaya.“Eh, ada Bu Julie di sini.” Terdengar suara seseorang dari belakang. Senyuman di wajah Julie menjadi kaku. Dia memalingkan kepalanya menatap wanita berambut merah dengan tubuh tinggi dan langsing.Wanita itu mengenakan pakaian bermerek dengan riasan tebal. Dia sungguh kelihatan bagai seorang selebritas saja.Manajer toko juga merasa canggung. Satu
“Bahkan meski aku pukul Julie, Pak Andri juga nggak bisa berkata lain. Semua orang juga tahu putrinya itu genit. Keluarga Ozara saja nggak peduli sama dia. Sudah syukur dia nggak diusir!”Julie pun tersenyum sembari meletakkan tangan di atas pundak Jessie. “Iya, selama ada Jessie, aku nggak bakal merasa takut.” Julie menatap Qintari sembari mengangkat-angkat alisnya. “Coba kamu pukul! Aku juga ingin lihat gimana kamu dipukul sama ayahmu besok.”Emosi Qintari seketika meledak. Dia mengangkat tinggi tangannya. Namun, belum sempat tamparan mengenai wajah Julie, tangannya pun ditarik.Qintari memalingkan kepalanya. Raut wajahnya seketika berubah muram ketika melihat Dimas. “Tuan, apa kamu lagi bantu wanita murahan ini?”Tidak mungkin Dimas menyukai Julie yang begitu genit. Meskipun mereka berdua telah menikah, Dimas juga tidak pernah mengungkit istrinya di depan umum. Mereka hanya melewati hidup mereka masing-masing.Itulah kenapa Qintari beranggapan Keluarga Ozara tidak akan membantu Juli
Kondisi Qintari lebih tragis daripada Julie. Wajahnya dipukul hingga membengkak. Pakaian dan rambutnya berantakan. Dia tidak kelihatan seperti anak keluarga orang kaya, melainkan lebih mirip dengan orang gila saja.Entah siapa yang melaporkan masalah ini ke polisi. Polisi pun bergegas ke lokasi kejadian. “Siapa yang berkelahi?”Qintari menunjuk Julie dengan menangis. “Pak Polisi, dia yang pukul aku.”Polisi melihat Qintari yang berantakan, lalu melihat ke sisi Julie. Kepalanya mulai terasa sakit. Bukankah dia adalah putri dari Keluarga Morales yang menikah dengan Tuan Dimas?Polisi terpaksa melirik ekspresi Dimas.Belum sempat Dimas berbicara, Julie duluan berjalan ke sisi polisi. “Pak Polisi, aku ikut sama kalian. Aku akan kerja sama dalam pemeriksaan.”Jessie merasa panik, langsung menunjuk Qintari. “Jelas-jelas bukan tanteku yang memulai. Dia yang duluan turun tangan.”Raut wajah Qintari langsung berubah.Polisi terdiam sejenak. Pada akhirnya dia juga menyuruh anggotanya membawa Qi
Polisi yang agak berumur selesai meminum tehnya, lalu membuka botol minum. “Baik, kalian obrolkan secara pribadi saja. Masalah ini sudah ditekan oleh Pak Andri. Kalian jangan buat masalah lagi.”Kedua polisi muda berdecak lantaran tidak diperbolehkan melanjutkan omongan ini. Jadi, mereka terpaksa menyibukkan diri mereka.Orang di luar pintu sudah tidak kelihatan batang hidungnya lagi. Saat ini Julie sedang duduk di ruang tahanan sembari menyantap makanannya. Makanan yang dipesan Julie adalah makanan dari restoran bintang lima. Berhubung kondisi Julie agak istimewa, pihak polisi mengizinkan dia untuk memesan makanan dari luar.“Bisa-bisanya kamu kepikiran untuk makan mewah di tempat seperti ini.” Gerakan tangan Julie tertegun ketika mendengar suara Dimas.Julie mengangkat kepalanya dengan malas. “Terserah aku mau makan apa. Pak polisi saja nggak atur aku, kamu malah atur-atur aku?”“Aku tidak sedang mengaturmu.” Sikap Dimas sangatlah datar. “Kakek suruh aku untuk menjemputmu.”Bola mat
Javier tersenyum. “Kamu menyuruh Dimas menikahinya karena alasan itu? Sepertinya semua tidaklah adil bagi Dimas.”Herbert mengangkat kepalanya, lalu menjawab dengan tenang, “Kalau mereka ingin bercerai, aku juga akan menyetujuinya. Sebenarnya aku lebih ingin mengangkat Julie menjadi cucu angkatku.”Kebetulan Dimas sedang menuruni tangga, dia bisa mendengar semua ucapan Herbert dengan jelas.Herbert memang tidak sedang bercanda. Waktu itu pernikahannya juga adalah pernikahan bisnis yang diatur oleh orang tuanya. Dia bisa merasakan betapa tersiksanya menikahi wanita yang tidak dicintainya.Meskipun Herbert berusaha untuk toleransi, memilih hidup dengan istrinya. Dia juga tidak bisa mengubah perasaannya terhadap Luna. Siapa sangka Luna akan meninggal di saat Herbert masih sangat mencintainya.Waktu itu, saat Herbert meninggalkan Negara Hyugana, dia tidak menyangka pertemuan mereka waktu itu adalah pertemuan terakhir mereka.Seiring berjalannya waktu, perasaan memang bisa berubah. Hanya sa
Jody menyerahkan layang-layangnya kepada Dimas, lalu berlari ke sisi Jerry dan Jessie.Julie tertegun sejenak, lalu memalingkan kepalanya melihat Dimas yang sedang menarik tali. Dia langsung melipat kedua tangannya. “Kenapa kamu malah di sini?”“Aku lagi di rumahku sendiri. Kenapa aku nggak boleh di sini?” Setiap ucapan Dimas sangat masuk akal. Alhasil, Julie pun tidak tahu harus berkata apa lagi. Memang benar, Julie sedang berada di Kediaman Ozara. Memang tidak ada salahnya Dimas bermain di halamannya sendiri.“Oke, main sana.”Saat menyadari Julie hendak pergi, Jessie pun menjerit, “Tante, kamu mau pergi, ya? Kalau nanti dia kalah, itu berarti Tante yang kalah, ya?”Mereka membagi dua regu untuk bertanding layang-layang siapa yang lebih tinggi. Layang-layang siapa yang talinya putus, regu dialah yang kalah.Regu yang kalah harus menyetujui satu permintaan dari regu yang menang. Inilah aturan yang ditetapkan sebelum bermain layang-layang.Julie tertegun di tempat. Dia sungguh emosi.
“Sudahlah, masih ada yang ingin aku bicarakan dengan kakek kalian. Kamu main sama kakakmu dulu.”Jessie mengiakan, lalu berjalan meninggalkan ruang baca. Dia menuruni tangga, lalu tampak kedua abangnya dan Hiro sedang berdiri di ruang tamu.Jessie tampak terbengong. “Kak Hiro?”Hiro tersenyum. “Selamat Hari Raya. Ini ada hadiah buat kamu.”“Hadiah apa?” Kedua mata Jessie berkilauan. Dia berlari ke sisi Hiro.Hiro memberikan kotak hadiah kepadanya. Jessie menerima dengan tersenyum manis, lalu membukanya. Isinya adalah seutas gelang kristal merah muda.Jerry berdecak. “Kamu bawain hadiah buat adikku? Kenapa tidak sekalian bawain hadiah buat kami?”Lelaki ini memang memendam niat buruk! Dia memang pintar dalam mendapatkan hati adik mereka!Sepertinya Hiro tahu Jerry akan berbicara seperti itu, dia pun tersenyum. “Aku bawa hadiah untuk kalian semua.”Hiro menyuruh pengawal untuk membawakan kotak hadiah ke rumah. Tidak ada satu pun yang tidak mendapatkan hadiah dari Hiro.“Baik, berhubung k