Saat manajer lobi melihat Javier, raut wajahnya langsung berubah pucat. Ternyata anak-anak ini anaknya Javier!Angie pun terbengong.Lelaki di hadapannya sangat tampan dan berwibawa. Pakaian yang dikenakannya juga kelihatan sangat mahal. Dalam sekilas mata, dapat diketahui bahwa lelaki ini memiliki identitas yang tidak biasa.Candice berjalan ke hadapan Javier. “Tuan Javier, kamu lagi di sini? Kebetulan sekali, Jessie ditindas hingga menangis!”Manajer lobi segera mendorong pelayan ke samping, lalu berjalan ke hadapannya dengan mengangguk. “Tuan, aku minta maaf telah membuat putri kesayanganmu mengalami hal tidak menyenangkan.”Tuan Javier? Ternyata lelaki ini adalah Javier Fernando yang terkenal di ibu kota!Kedua kaki Angie seketika terasa lemas. Wajahnya juga tampak memucat.Javier menatapnya dengan tatapan dingin. “Apa katamu tadi?”Angie terbengong sejenak. Meskipun Javier hanya menatapnya saja, Angie pun terkejut dengan wibawanya. Pundaknya seketika merinding. “Aku … aku nggak ng
“Karena aku melihat potensi besar dari proyek ini.” Kedua kaki Benn dilipatkan. Dia mengganti posisi duduk yang nyaman. “Investasi Teluk Bomin memakan waktu dan dana yang cukup besar, bahkan kemungkinan adanya risiko krisis keuangan. Sekarang Pak Andreas sedang kewalahan dengan masalahnya sendiri, tapi dia juga tidak berharap terjadi hal yang tidak diinginkan dengan proyek ini.”“Kalian sudah menginvestasi 1,1 miliar dolar. Seandainya kalian tidak menjalankan proyek sesuai jadwal, kalian akan mengalami kerugian besar. Daripada menunggu hancurnya proyek Teluk Bomin atau diambil alih orang lain, bukankah bagusan aku bergabung dalam proyek ini?”Ketika melihat sikap ragu Aditya, Benn mengangkat gelas teh, lalu mencondongkan tubuhnya. “Pak Aditya, aku berani menjamin aku tidak akan membiarkan sedikit pun masalah terjadi dalam proyek Teluk Bomin.”Aditya mengangkat kepala untuk menatapnya. “Apa persyaratan Tuan Benn?”Benn menyesap teh dengan perlahan, lalu mengusap bibir gelas. “Persyarata
Jerry mengangkat kepalanya. “Ayah, kami telah membuat masalah untukmu. Apa kamu nggak marah?”Javier tersenyum. “Untuk apa Ayah marah?” Cangkir kopi diletakkan di atas meja. “Jika kalian bisa menyelesaikan masalah sendiri, lakukan saja sendiri. Kalau tidak bisa, masih ada ayah kalian.”Jessie berlari ke sisi ayahnya, lalu memeluk lengannya. “Baguslah kalau Ayah nggak marah. Hari ini Kak Jerry sudah membantuku. Wanita jahat itu memfitnahku dengan berlian palsu. Apa dia kira kami nggak punya berlian?”Kening Javier berkerut. Kenapa ucapan Jessie kedengaran agak sombong?Setelah kedua anak ke lantai atas, Roger pun berjalan ke dalam rumah dengan buru-buru. “Tuan, tadi Hudson telepon, Pak Berwin jatuh sakit.”Javier mengernyitkan keningnya. “Apa Ayah sudah tahu?”Roger mengangguk. “Emm, Pak Steven sudah di perjalanan ke Negara Shawana.”Javier langsung berdiri. “Belikan dua tiket pesawat untuk penerbangan besok.”Roger mengiakan. “Baik.”Sore harinya, Claire kembali ke Vila Blue Canyon. Sa
“Oh ya?” Widya juga merasa gembira. “Bu Claire sangatlah pemilih soal desain. Selain mesti cantik, desain juga mesti kreatif, dan juga mesti punya jiwanya.”“Jiwa?” Naomi menatapnya.Widya menjelaskan, “Sebenarnya aku juga nggak ngerti apa maksud jiwa dari sebuah hasil karya. Tapi makna di balik nama Soulna adalah jiwa. Bu Claire juga pernah bilang, perhiasan itu benda mati, tapi setelah didesain, perhiasan itu akan hidup.”Akhirnya Naomi memahaminya.Widya memalingkan kepala untuk menatapnya. “Bu Claire sangat menaruh harapan besar sama kamu.”“Aku?” Naomi tertegun.Widya mengangguk. “Iya.” Tatapannya tertuju pada perhiasan di dalam rak. “Kata Bu Claire, kelak kamu pasti akan menjadi desainer perhiasan yang menonjol.”Tetiba Naomi menunduk. Entah apa yang sedang dia pikirkan. Namun pada saat ini, setelah Widya menerima panggilan, dia berkata pada Naomi, “Kamu keliling sendiri dulu. Aku masih ada urusan.”Naomi pun mengangguk.Setelah Widya pergi, Naomi masih melanjutkan langkahnya unt
Ketika melihat kedatangan Javier dan Claire, Steven pun tertegun sejenak. “Ngapain kalian kemari?”“Datang untuk menjenguk Kakek.” Javier berjalan ke sisi kamar pasien, lalu mengintip sejenak. “Gimana kondisi Kakek sekarang?”Steven menghela napas. “Bisa gimana lagi? Padahal dia sudah berumur, tapi dia masih saja keras kepala. Sudah tahu kondisi tubuhnya tidak bagus, dia malah tidak bersedia ke rumah sakit.”Begitu ucapan dilontarkan, terdengar suara tidak senang Berwin dari dalam kamar. “Dasar kurang ajar! Bukannya hanya tensi darah tinggi saja? Tubuhku masih sangat bugar.”Steven melihat ke sisi Javier dengan ekspresi tak berdaya.Dokter mengatakan Berwin memiliki tensi darah tinggi, ditambah lagi usianya sudah tinggi. Tensi darah yang tinggi secara mendadak sangat tidak bagus untuk orang tua.Steven menanyakan beberapa pertanyaan. Setelah dokter pergi, Steven berkata pada Javier, “Kamu bujuk kakekmu itu.”Javier memasuki kamar pasien.Saat ini, Berwin sedang duduk bersandar di atas
Apa lagi yang bisa mereka katakan? Benn adalah anak keluarga konglomerat terkaya di Negara Hyugana dan juga memiliki hubungan dekat dengan para konglomerat. Mana mungkin dia bisa menyukai wanita dari keluarga kaya biasa?Sepertinya Benn hanya cocok untuk menikahi tuan putri keluarga kerajaan?Benn berpamitan dengan mereka, lalu berjalan ke sisi Aditya. Dia datang untuk bersulang kepada Aditya. Aditya sungguh merasa terhormat. “Tuan Benn, seharusnya aku yang bersulang denganmu.”Benn berkata dengan serius, “Kamu itu senior. Sudah seharusnya aku bersulang padamu.”Aditya juga tidak berkata banyak lagi. Sepertinya Benn juga tidak peduli dengan tata krama seperti itu. Jadi, Aditya pun tidak memedulikannya.Bos yang berdiri di samping Aditya bertanya dengan tersenyum, “Pak Aditya, kenapa putrimu tidak datang bersamamu?”Aditya membalas, “Putriku tidak terbiasa dengan acara seperti ini.”Salah seorang eksekutif melanjutkan dengan maksud menjilat. “Dengar-dengar putri Pak Aditya pernah mengal
“Apa kamu nggak merasa keterlaluan untuk bercanda seperti ini?” Angie kelihatannya sangat sedih.Namun, sikap berlagak sedih itu tidaklah efektif bagi Benn. “Kamu anggap serius, tapi kamu malah main siasat tarik ulur?”Angie segera mencari alasan. “Aku … waktu itu aku masih belum selesai berpikir. Aku bukan lagi main siasat tarik ulur.”Benn terkekeh. “Sekarang kamu sudah selesai berpikir?”“Iya.” Angie kembali mendekati Benn, lalu menarik tangan Ben menempelkannya di atas dada. “Aku nggak lagi berbohong. Tuan Benn, asalkan kamu bersedia, malam ini aku akan menjadi milikmu.”Kebetulan pintu kamar sebelah dibuka. Chelsea telah membersihkan riasan di wajah dan membasuh tubuhnya. Hanya saja, dia masih belum mengeringkan rambutnya. Dia mengenakan jubah mandi, berjalan keluar dengan mendengar panggilan dari kurir pengantar makanan. Tak disangka dia akan memergoki gambaran seperti ini.Kali ini, ketiga pasang mata saling bertemu.Tatapan Chelsea tertuju pada tangan Benn yang ditempelkan di a
Mereka sedang berdiri di balkon dari sebuah rumah. Saat berdiri di balkon itu, Claire serasa bisa menyentuh pantai saja. Bintang yang berkelap-kelip di atas langit pun menambah keindahan di malam hari ini.Javier memeluk Claire. “Suka?”“Suka!” Claire mengulurkan tangannya seolah-olah hendak menggapai bintang di langit.Javier juga mengulurkan tangannya meletakkannya di atas punggung tangan Claire. Kedua tangan saling bertautan. Kedua cincin itu kelihatan sangat berkilauan.Claire membalikkan kepala untuk melihatnya. Dia menjinjit ujung kaki untuk mengecup dagu Javier. Javier tertegun sejenak, lalu tersenyum. “Kamu rasa begini cukup?”Claire menyandarkan kepala di atas pundak Javier. “Jangan keterlaluan!”Javier memiringkan kepalanya untuk mengecup bibir si wanita.Ciuman itu membuat Claire hampir kehabisan napasnya. Javier melepaskannya, lalu mengusap bibir delimanya. Suasana malam ini sangatlah hangat. Angin dingin berembus. Ombak tak berhenti bergelombang. Entah sudah berapa lama