Home / Romansa / Kembalinya sang Putri Pewaris / Bab 96 Makan Siang Terlambat

Share

Bab 96 Makan Siang Terlambat

Author: Ziya_Khan21
last update Last Updated: 2025-03-05 07:00:48

Damian menatap Bianna dalam diam. Dia tahu bahwa Bianna keras kepala, dan tidak ada gunanya berdebat dengannya sekarang. Bagaimanapun juga, ini adalah permainannya, dan Damian hanya akan mengamati dari samping—setidaknya untuk saat ini.

Bianna mengalihkan pandangannya ke meja kecil di sudut ruangan, melihat nampan makan yang masih penuh dan tidak tersentuh. Alisnya mengernyit. “Kamu lagi puasa atau bagaimana?” tanyanya, menatap Damian dengan curiga.

Damian, yang sedang bersandar di ranjang sambil memainkan ponselnya, mengangkat alis. “Hah?” Dia mengikuti arah pandangan Bianna dan mendapati nampan makan itu masih di tempatnya sejak tadi. “Oh, itu. Aku tidak sempat makan.”

Bianna mendecakkan lidah. “Tidak sempat atau memang tidak mau?”

Damian hanya mengangkat bahu, tampak tidak tertarik untuk menjelaskan lebih lanjut.

Bianna menghela napas panjang, lalu berjalan ke arah meja dan mengambil nampan makan itu. Dengan gerakan mantap, ia meletakk
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
ida Sari
mereka sama sama terlambat makan,klu Damian ga suka makanan rumah sakit beda sama Bia,dia sibuk berdebat sama Leony td maka nya blm makan haha.. sejak sama km Damian bisa tersenyum Bia,dia suka juga senyum tanpa km tau.
goodnovel comment avatar
Novi M Q
Bianna tu galak, tidak bisa di debat tapi perhatian dan keliatan peduli banget sama orang yang dia sayang. Idaman banget gak sih Tapi apapun itu jgn terlihat baper depan Dami bia, kaya gini aja terus. Malah terlihat menarik, dan menggemaskan
goodnovel comment avatar
Novi M Q
Yaa sejak dapet perhatian dari kamu Bia, satu Damian seneng di perhatikan soal makanan, kedua Bianna jawab tidak menggoda Kevin. Mood Damian jadi baik karna dua hal itu makanya dia terlihat senang dan tersenyum manis
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 97 Kevin Marah

    Saat Kevin memasuki rumah, langkahnya terdengar berat dan penuh amarah. Begitu melihat Leony yang tengah duduk di sofa ruang tamu dengan wajah masam, dia langsung menghampirinya dengan tatapan tajam.“Apa yang kamu lakukan pada Bia tadi?” suaranya dingin, tetapi nada kemarahan jelas terasa.Leony, yang awalnya duduk dengan santai, kini menegakkan tubuhnya. Dia menatap Kevin dengan sinis. “Apa maksudmu?”Kevin menghempaskan jas yang masih dia kenakan ke sofa dengan kasar. “Jangan pura-pura bodoh. Kamu tahu maksudku. Buat apa kamu menemui Bia? Apa kamu tidak punya hal lain yang lebih berguna untuk dilakukan?”Leony mendengkus, lalu menyilangkan tangannya di dada. “Oh? Jadi sekarang kamu membela dia? Sejak kapan kamu begitu peduli pada Bia?”Kevin mencengkeram pergelangan tangannya dengan erat, membuat Leony tersentak. “Sejak kamu mempermalukannya di depan umum! Apa kamu tidak punya otak? Apa kamu tidak sadar bahwa semua orang melihatnya? Ka

    Last Updated : 2025-03-05
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 98 Rencana Baru

    Leony menambahkan, "Dia bahkan terang-terangan mengatakan menyesal telah memilihku! Dia membela Bia di hadapanku, Mom! Seolah-olah aku ini tidak ada artinya!""Itulah sebabnya kamu tidak boleh menyerah! Kamu pikir aku akan diam saja membiarkan perempuan licik seperti Bia merebut suamimu? Tidak akan pernah!" Nada suara Stella mulai meninggi. Aura kemarahan pun terlihat jelas di wajahnya. Leony menelan ludah. Ada sesuatu dalam nada bicara Stella yang membuatnya menggigil, tetapi sekaligus menyalakan bara dalam dirinya. "Tapi bagaimana caranya? Kevin sudah tergila-gila pada Bia lagi. Bahkan aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan!"Stella tersenyum sinis. "Bia memang pintar. Dia tahu bagaimana memainkan peran sebagai wanita lemah dan menggoda untuk menarik perhatian Kevin. Tapi satu hal yang tidak bisa dia lawan adalah fakta bahwa kamu adalah istrinya yang sah. Itu adalah keunggulan terbesarmu."Leony mulai memahami arah pembicaraan Stella. Dia menga

    Last Updated : 2025-03-05
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 1. Sebuah Kenyataan

    “Ah… Sayang, bagaimana kalau istrimu datang?” Deg! Jantung Bianna Arzenia Harland seolah mencelos mendengar suara itu dari dalam kamar. Tangannya yang gemetar menutup mulut agar tidak menimbulkan suara. Telinganya seperti berdenging saat desahan demi desahan dari hasil pergulatan di dalam sana terdengar hingga keluar kamar. “Jangan pedulikan wanita bodoh itu, Sayangku…” Apa katanya?! Wanita bodoh?! Dada Bianna langsung bergemuruh disesaki amarah. Teganya Kevin melakukan ini di belakangnya?! Padahal, sesaat yang lalu, Bianna merasa ada sedikit keraguan dalam hatinya. Bagaimana mungkin, seorang Kevin Jeremy, suaminya yang selama ini begitu mencintainya, mengkhianatinya? Kabar burung itu pasti salah! Namun, setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri…. hatinya hancur berkeping-keping. Bianna tak bisa lagi menahan rasa sesak dalam dadanya. Dia tak mungkin berpaling dan berpura-pura tidak melihat apapun. Karena itu, dia menyentak pintu lebih kuat hingga terbuka. Dua man

    Last Updated : 2024-07-10
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 2. Bertemu Damian

    Bianna tersenyum getir ketika dengan mata kepalanya sendiri melihat mobil yang tadi dia tumpangi akhirnya jatuh dan meledak di bawah jurang. Langit malam pun berubah terang karena api yang menyala dari badan mobil itu. Dia beruntung karena sempat menyelamatkan diri meski blouse yang dia pakai robek di bagian lengan karena tersayat kaca jendela yang pecah. Wanita yang mengikat rambut hitam panjangnya itu pun memilih pergi dan menyingkir dari tempat itu sebelum warga sekitar mendekati lokasi kecelakaannya.Belum lagi terlalu jauh dari tempat kecelakaan, Bianna merasa perutnya sakit sekali. Tidak ingin peduli, tetapi semakin dia berjalan, sakit itu semakin menjadi. Bianna sempatkan berhenti untuk mengatur napas.“Tidak! Aku tidak boleh kalah. Aku masih harus kembali untuk merebut semua yang seharusnya menjadi milikku,” gumam Bianna sembari melanjutkan langkahnya, hingga entah sudah berapa lama dia berjalan tubuhnya semakin melemah dan matanya pun berkunang-kunang.Saat Bianna mengira di

    Last Updated : 2024-07-11
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 3. Pria Gila?

    Pria itu memiliki postur tinggi menjulang, berpakaian jas rapi membalut tubuhnya yang atletis, terlihat makin berwibawa dengan cambang tipisnya. Meskipun buram, tapi Bianna yakin dia adalah pria yang tampan. Hanya saja, Bianna juga yakin ia tidak mengenali pria itu seumur hidupnya.“Saya mencari tahu siapa dirimu saat kamu masih koma.”Bianna tertegun mendengar jawaban Damian. “Semua? Apa keluarga saya tahu saya di sini?” tanyanya memastikan.Damian tidak langsung menjawab. Dia memilih mengambil iPad yang ada di atas sofa lalu membuka laman portal berita bisnis hari ini. Setelah ketemu yang dia cari, pria tampan itu mengulurkan benda pintar itu pada Bianna. “Suamimu sudah menganggapmu mati dalam kecelakaan itu.”Bianna terkejut dengan pernyataan Damian. Dia bawa matanya melihat layar sebelas inch tersebut. Seketika bola matanya membulat sempurna membaca headline news pagi ini.Kevin, sang suami mengumumkan pernikahannya dengan Leony setelah memastikan dirinya tewas dalam kecelakaan

    Last Updated : 2024-07-11
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 4. Titik Balik

    Namun, sepertinya Bianna juga sudah gila. Selama tiga hari ini, dia sudah memikirkan keputusannya ribuan kali. Ia mempertimbangkan baik-buruknya, dan ia sampai pada kesimpulan bahwa tawaran Damian adalah jalan keluar paling mudah. Bianna hanya perlu menikah dengan pria itu untuk mendapatkan sumber daya tak terbatas. Dimana lagi ia bisa mendapatkan kesempatan seperti itu?Jadi, hari ini, ia sudah tampak siap karena sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit oleh dokter. Sesuai ucapan Damian, pria itu datang ke sana untuk menjemputnya, juga untuk menagih jawaban atas tawaran yang dia layangkan.“Anda datang, Tuan?” sambut Bianna sambil tersenyum saat Damian masuk ke dalam ruangan. Pria itu tampak terkejut saat melihat penampilannya. Hari ini, Bianna memakai dress putih sepanjang lutut dengan rompi lengan panjang yang juga sewarna bajunya. Makeup tipis yang menghiasi wajah membuatnya tampak berseri, tidak pucat seperti sebelumnya.Damian tidak mengatakan apapun selama beberapa saat.

    Last Updated : 2024-07-13
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 5. Yang Sesungguhnya

    Teras kantor catatan sipil sudah dipenuhi oleh para wartawan dari berbagai media elektronik mau pun cetak di seluruh Mexico ini. Baik wartawan wanita maupun pria yang membawa mic segera menghampiri sumber berita mereka–Bianna dan Damian–yang berjalan di belakang Eduardo saat ketiganya keluar dari pintu utama gedung itu. Bukan itu saja, lampu blitz dari kamera para pencari berita itu juga menyambut kedatangan ketiganya. Bianna yang belum terbiasa dengan keadaan seperti ini tentu mendadak grogi dan ketakutan. Dia, bahkan hampir melangkah mundur kalau saja tangan besar Damian tidak menahan lengannya. “Hadapi! Kalau kamu mundur sekarang berarti kamu kalah, Bia!” Singkat, tetapi cukup menyentak hati Bianna. “I-iya, Tuan.” “Damian. Mulai hari ini aku suamimu,” ujarnya penuh penekanan di akhir kalimatnya. “Baik, Damian. Aku mengerti,” sahut Bianna tergugu. “Sekarang tersenyumlah. Tunjukkan pada mereka kalau kamu bahagia atas pernikahan ini.” Bianna tidak bisa membantah setiap ucap

    Last Updated : 2024-07-13
  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 6. Tak diduga

    Kaki jenjang Bianna memasuki sebuah kamar di lantai dua rumah mewah itu. Ada Damian menyusul di belakangnya, tanpa bicara dan hanya memperhatikan gerak gerik Bianna yang sedang menyusuri isi kamar miliknya. Bianna cukup terperangah melihat isi kamar paling luas yang ada di rumah ini. Kamar utama dengan ranjang besar berada di sebelah kanan pintu menjadi pemandangan pertama yang ditangkap mata almond wanita itu. Di sebelah kirinya terdapat satu ruangan dengan sliding door kaca buram yang Bianna tebak adalah ruang ganti Damian yang juga terhubung dengan kamar mandi kamar ini. Bianna melanjutkan langkahnya menuju dinding yang ditutupi dengan gorden transparan. Bianna yakin dibalik gorden itu pasti pemandangan luar rumah ini. Namun, sebelum membukanya, wanita berambut panjang itu menengok pada Damian yang ternyata sudah duduk di tepi ranjang dan sedang melonggarkan dasinya. “Maaf, Damian. Aku sudah terlalu lancang menyentuh isi kamar ini,” ujar Bianna yang merasa tak enak karena seda

    Last Updated : 2024-08-23

Latest chapter

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 98 Rencana Baru

    Leony menambahkan, "Dia bahkan terang-terangan mengatakan menyesal telah memilihku! Dia membela Bia di hadapanku, Mom! Seolah-olah aku ini tidak ada artinya!""Itulah sebabnya kamu tidak boleh menyerah! Kamu pikir aku akan diam saja membiarkan perempuan licik seperti Bia merebut suamimu? Tidak akan pernah!" Nada suara Stella mulai meninggi. Aura kemarahan pun terlihat jelas di wajahnya. Leony menelan ludah. Ada sesuatu dalam nada bicara Stella yang membuatnya menggigil, tetapi sekaligus menyalakan bara dalam dirinya. "Tapi bagaimana caranya? Kevin sudah tergila-gila pada Bia lagi. Bahkan aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan!"Stella tersenyum sinis. "Bia memang pintar. Dia tahu bagaimana memainkan peran sebagai wanita lemah dan menggoda untuk menarik perhatian Kevin. Tapi satu hal yang tidak bisa dia lawan adalah fakta bahwa kamu adalah istrinya yang sah. Itu adalah keunggulan terbesarmu."Leony mulai memahami arah pembicaraan Stella. Dia menga

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 97 Kevin Marah

    Saat Kevin memasuki rumah, langkahnya terdengar berat dan penuh amarah. Begitu melihat Leony yang tengah duduk di sofa ruang tamu dengan wajah masam, dia langsung menghampirinya dengan tatapan tajam.“Apa yang kamu lakukan pada Bia tadi?” suaranya dingin, tetapi nada kemarahan jelas terasa.Leony, yang awalnya duduk dengan santai, kini menegakkan tubuhnya. Dia menatap Kevin dengan sinis. “Apa maksudmu?”Kevin menghempaskan jas yang masih dia kenakan ke sofa dengan kasar. “Jangan pura-pura bodoh. Kamu tahu maksudku. Buat apa kamu menemui Bia? Apa kamu tidak punya hal lain yang lebih berguna untuk dilakukan?”Leony mendengkus, lalu menyilangkan tangannya di dada. “Oh? Jadi sekarang kamu membela dia? Sejak kapan kamu begitu peduli pada Bia?”Kevin mencengkeram pergelangan tangannya dengan erat, membuat Leony tersentak. “Sejak kamu mempermalukannya di depan umum! Apa kamu tidak punya otak? Apa kamu tidak sadar bahwa semua orang melihatnya? Ka

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 96 Makan Siang Terlambat

    Damian menatap Bianna dalam diam. Dia tahu bahwa Bianna keras kepala, dan tidak ada gunanya berdebat dengannya sekarang. Bagaimanapun juga, ini adalah permainannya, dan Damian hanya akan mengamati dari samping—setidaknya untuk saat ini.Bianna mengalihkan pandangannya ke meja kecil di sudut ruangan, melihat nampan makan yang masih penuh dan tidak tersentuh. Alisnya mengernyit. “Kamu lagi puasa atau bagaimana?” tanyanya, menatap Damian dengan curiga.Damian, yang sedang bersandar di ranjang sambil memainkan ponselnya, mengangkat alis. “Hah?” Dia mengikuti arah pandangan Bianna dan mendapati nampan makan itu masih di tempatnya sejak tadi. “Oh, itu. Aku tidak sempat makan.”Bianna mendecakkan lidah. “Tidak sempat atau memang tidak mau?”Damian hanya mengangkat bahu, tampak tidak tertarik untuk menjelaskan lebih lanjut.Bianna menghela napas panjang, lalu berjalan ke arah meja dan mengambil nampan makan itu. Dengan gerakan mantap, ia meletakk

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 95 Keluhan Bianna

    Bianna melangkah masuk ke dalam rumah sakit, melewati lorong-lorong yang mulai sepi. Udara hangat dari penghangat ruangan langsung menyambutnya, tetapi tidak bisa menghangatkan hatinya yang dingin saat ini karena dipenuhi dengan berbagai pikiran. Alih-alih pulang ke rumah, dia lebih memilih datang ke sini. Saat tiba di depan kamar Damian, pintunya sedikit terbuka, dan Bianna bisa melihat sosok pria itu sedang duduk di ranjang dengan ekspresi serius, ponsel menempel di telinganya. Meski sedang sakit, Damian tetap tenggelam dalam pekerjaannya. “Pastikan laporan keuangan bulan ini sudah diaudit sebelum meeting minggu depan.” Suara Damian terdengar tegas. “Dan jangan lupa, aku ingin dokumen merger itu siap secepatnya.” Selesai dengan panggilan pertama, Damian langsung menekan nomor lain. Kali ini, dia menghubungi Inez. “Inez, besok pagi bawakan semua dokumen yang harus aku tanda tangani ke rumah sakit. Aku akan pulang besok,” k

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 94 Menghasut Kevin

    "Kalau begitu, duduklah sebentar," ujar Kevin akhirnya, mengisyaratkan Bianna untuk duduk di sofa panjang yang ada di sudut ruangan.Bianna menuruti ajakannya. Dia duduk dengan anggun, menyilangkan kakinya dengan tenang. Kevin mengambil tempat di seberangnya, menatapnya dengan tatapan penuh arti."Aku tidak akan berbohong," kata Kevin akhirnya. "Menjalankan Harland Group tidak semudah yang kamu bayangkan, terutama setelah tender terakhir yang kamu menangkan. Itu benar-benar menyulitkanku."Bianna tersenyum tipis, merasa puas dengan pengakuan Kevin. Dia tahu proyek besar itu akan berdampak besar pada Harland Group, dan itu adalah bagian dari rencananya."Oh?" Bianna memiringkan kepalanya sedikit, berpura-pura terkejut. "Kupikir Harland Group cukup kuat untuk mengatasi tantangan seperti itu."Kevin menghela napas dan menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Harland Group memang kuat, tapi aku tak bisa menyangkal bahwa kemenanganmu dalam tender itu m

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 93 Menemui Kevin

    Saat Bianna keluar dari kafe, Tian yang sudah menunggu di dekat mobil segera mendekat dengan ekspresi terkejut. Matanya membesar saat melihat wajah Bianna yang masih basah, rambutnya yang sedikit menempel di pipi, dan sisa lemon tea yang mengering di ujung blazer yang dia kenakan."Nyonya, apa yang terjadi?" tanya Tian dengan khawatir. "Kenapa rambut Anda basah seperti ini?"Bianna menghela napas panjang dan mengibaskan sedikit rambutnya yang basah, mencoba menghilangkan sisa air yang masih menempel. "Bukan apa-apa," katanya santai, meskipun dalam hatinya masih terasa kesal dengan kejadian tadi.Tian menatapnya ragu. "Apa kita pulang saja? Saya bisa menyiapkan pakaian baru untuk Anda," usulnya.Bianna menggeleng tegas. "Tidak perlu. Aku ingin langsung pergi ke Harland Group."Tian tampak sedikit kaget dengan keputusan Bianna yang tetap ingin melanjutkan rencananya, meskipun jelas ada sesuatu yang terjadi di dalam kafe tadi. Namun, Tian su

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 92 Balasan yang Cantik

    Leony cukup terkejut dengan tawaran Bianna, dia menatap wanita yang masih berpakaian kerja itu dengan ekspresi enggan, tetapi setelah beberapa detik, akhirnya dia menarik kursi di depannya dan duduk dengan kasar. Tangannya mengepal di atas meja, menahan amarahnya yang masih membara.Bianna tersenyum tipis, matanya berbinar dengan ketenangan yang jelas membuat Leony semakin frustasi. "Aku sudah tahu kalau kamu akan melakukan sesuatu seperti ini," katanya seraya melipat serbet di tangannya. "Tapi aku tidak tahu kalau rasanya sememalukan ini."Leony mendengkus, matanya berkilat penuh kemarahan. "Aku tidak peduli bagaimana perasaanmu, Bia. Aku datang ke sini hanya untuk memperingatkanmu untuk tidak mendekati Kevin lagi."Bianna menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, menyilangkan kakinya dengan santai. "Salah paham," katanya ringan. "Aku bukan orang yang mendekati Kevin." Dia berhenti sejenak, menikmati reaksi Leony yang tampak semakin t

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 91 Kemarahan Leony

    Bianna tersenyum samar, tetapi tidak menjawab langsung. Matanya justru beralih menatap jam di dinding. "Sudah hampir waktunya untuk rapat," katanya, mengalihkan pembicaraan.Sean menyadari bahwa Bianna tidak ingin membahasnya lebih jauh. Meskipun rasa penasarannya belum sepenuhnya terjawab, dia memilih untuk tidak memaksa."Baiklah," kata Sean akhirnya, bangkit dari kursinya. "Ayo ke ruang rapat."Bianna mengangguk dan ikut berdiri. Keduanya lalu berjalan keluar dari ruang kerja Bianna menuju ruang rapat, dengan Sean yang masih diam-diam memikirkan sesuatu di dalam benaknya.*** Bianna melangkah masuk ke dalam kafe dengan tenang. Pandangannya menyapu ruangan yang cukup ramai siang itu. Ia memilih tempat duduk di sudut yang agak jauh dari keramaian, lalu duduk dengan anggun sambil melirik jam tangannya. Leony belum datang.Dengan santai, Bianna memanggil pelayan dan memesan ice lemon tea. Dia tidak tahu berapa lama harus menunggu

  • Kembalinya sang Putri Pewaris    Bab 90 Telepon Leony

    Saat Bianna keluar dari rumah sakit dan berjalan menuju mobilnya, ponselnya tiba-tiba bergetar. Dia melihat layar dan mendapati nama Leony tertera di sana. Dahinya mengernyit. Apa lagi yang wanita itu inginkan?Tanpa banyak berpikir, Bianna mengangkat teleponnya."Ada apa?" tanyanya datar.Di seberang sana, suara Leony terdengar tajam. "Kita harus bertemu."Bianna mendesah pelan. “Maaf, aku sangat sibuk. Jika kamu hanya ingin membuang waktuku, lebih baik langsung ke intinya saja.” Suaranya terdengar malas.Leony tertawa sinis. “Jangan sok sibuk, ya? Padahal kamu tidak terlalu sibuk saat merebut suamiku.”Bianna menyipitkan mata. “Lucu sekali mendengar itu darimu. Kamu menelpon seseorang untuk meminta bertemu, tapi bahkan tidak bisa menjaga sopan santun? Di mana tata kramamu?” Nada sindiran Bianna jelas, dan itu membuat Leony semakin kesal."Jalang kamu, Bia!" suara Leony meninggi. “Aku tidak peduli seberapa sibuknya kamu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status