Ketika Eileen berjalan masuk ke tempat Pijat Relaksasi, sudah ada dua ahli pedikur profesional yang memijat kaki Owen dan Ruby."Aduh! Pelan-pelan. Sakit sekali."Ruby tidak tahan lagi karena kakinya memang jarang dipijat. Lagi pula, ahli pedikur itu memijatnya dengan sekuat tenaga.Sebelum ahli pedikur mengatakan sesuatu, Owen berkata, "Tahanlah sebentar."Kamu dan Fiona telah menjalani hidup mewah dan istimewa. Kamu bukan hanya kurang berolahraga tetapi mungkin juga kondisi kesehatanmu memburuk. Seharusnya kamu berpikir bahwa hidup mewah tidak selalu baik. Zona refleks di bagian bawah kaki menunjukkan keadaan fungsional organ dalam dan seluruh tubuhmu. Kalau kamu merasa sangat kesakitan, itu karena ahli pedikur ini mengerahkan cukup banyak kekuatannya untuk membantumu.""Pria ini benar," ujar ahli pedikur wanita yang memijat kaki Ruby seraya tersenyum."Ya Tuhan! Rasanya benar-benar menyiksa!""Santai saja. P
Tatapan tajam terlihat di mata Lukas. Walaupun kepalanya botak, janggut panjang memenuhi dagunya.Tubuh Lukas memang tidak tinggi, tetapi bahunya sangat bidang. Owen merasa perawakan Lukas mirip seperti orang asing. Lukas mengenakan gelang di pergelangan tangan kanannya. Tangan kirinya menyilang di belakang punggung.Dengan raut muka yang terlihat serius, Owen memegang setir dengan tangannya dan mengarahkan pandangannya pada Lukas yang berjalan menghampirinya."Itu Lukas!"Owen pun terkejut ketika Eileen memanggil nama Lukas."Apakah kamu mengenal Lukas? Bagaimana kamu bisa mengenalnya?" tanya Owen.Eileen menjawab, "Itu bukan urusanmu."Owen berujar, "Kalau kamu tidak ingin memberitahukannya kepadaku, lupakan saja. Lagi pula aku tidak tertarik dengan identitasmu."Saat ini, Lukas berada sejauh dua puluh meter di depan mobil. Owen telah menurunkan kaca jendela mobil.Ruby yang tadi dibopong ma
Suara-suara gemuruh terus berbunyi.Pertarungan sengit sedang terjadi seolah-olah Mars sedang menghantam bumi.Pertarungan itu berkaitan tentang kekuatan dan kekejaman.Pada awalnya, Owen terpaksa harus bergerak mundur karena bahunya yang terluka mengeluarkan darah akibat terkena pukulan. Akan tetapi, tekad yang terlihat di mata Owen semakin kuat. Setelah sepuluh langkah, jarak langkah kaki Owen berubah dari satu menjadi setengah langkah. Setelah dua puluh langkah, Owen tidak banyak bergerak mundur."Owen, kamu sangat tangguh, namun aku tidak akan membiarkanmu pergi."Niat membunuh yang sangat kuat terlihat jelas di mata Lukas. Dia memegang kapak perang dengan tangan kirinya. "Aku sedang tidak ingin bercanda denganmu. Sekarang aku akan ... "Angin bertiup kencang.Kapak perang Lukas telah mendekati bagian dada Owen, namun ancamannya harus terhenti seiring dengan angin yang berhembus. Lukas harus menarik kembali
"Kamu pasti sembuh."Eileen seperti meyakinkan dirinya sendiri dan menasihati Lukas. "Owen adalah dokter yang hebat. Kamu pernah menyelamatkanku saat aku kecil. Waktu itu, kamu mengatakan jika penyakitku sulit disembuhkan. Namun, Owen berhasil menemukan sumber penyakitku dan menyembuhkanku dengan mudah. Jika kamu mau meminta bantuan Owen, kurasa kamu pasti bisa sembuh dan melupakan...""Melupakan dendamku kepada Owen?" Lukas tersenyum getir dan berkata, "Lupakan saja. Owen sudah membunuh saudaraku. Aku tidak akan pernah sudi menemuinya."Setelah berkata begitu, Lukas berusaha keras untuk berdiri. Darah terus mengalir dari sudut bibirnya."Aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit." Eileen berjalan maju untuk membantu Lukas, namun dia ditolak."Aku bisa sendiri. Aku ini kuat. Aku tidak akan mati." Lukas tetap menolak bantuan Eileen dan berjalan di pinggir jalan.Ketika melihat punggung Lukas yang tampak putus asa, semburat
Kepala Karl mendadak tertekuk ke belakang, lalu tubuhnya pun berputar-putar seperti jarum pada jam tangan. Darah pun menyembur dari mulut dan hidungnya, juga dari beberapa gigi besarnya."Apa yang..." Sammy hampir saja melontarkan kata yang kurang sopan.Ruby menutupi keningnya dengan sebelah tangan, lalu memalingkan wajahnya. Gloria yang tadinya berlari ke arah Owen mendadak berhenti. Dia menunjuk ke arah Owen sambil gemetar. Dia tidak tahu harus berkata apa."Sampah!"Owen pun berkata dengan dingin, "Kamu menipu di belakangku. Aku bahkan belum merasa cukup menghajarmu. Untuk pewaris kekayaan yang berlevel rendah sepertimu, kurasa tidak akan ada orang yang mau menegakkan keadilan untukmu, bahkan kalau aku membunuhmu sekalipun. Paham?"Karl tidak bisa membalas karena dia sedang tidak sadarkan diri."Owen, apa kamu tahu apa yang kamu lakukan ini?"Pada saat seperti ini, Gloria pun juga merasa tenang. Dia mendeka
Karl sungguh tercengang. Ada apa ini? Mengapa situasinya berubah total setelah dia pingsan sebentar?"Owen, masuklah ke dalam untuk minum teh bersamaku. Biarkan Karl membodohi dirinya sendiri di sini."Gloria pun membawa Owen dan masuk ke dalam rumah teh sambil kembali menatap Sammy. "Sammy, jangan hanya berdiri saja di sana! Masuklah dan mengobrol bersama Owen! Jangan membuatnya merasa kalau dia tidak disambut di sini!"Sammy tidak bisa berkata-kata.Owen juga tidak bisa berkata-kata.Begitu juga dengan Ruby yang tidak tahu harus mengatakan apa.Malam itu, Owen keluar dari Rumah Teh Frederick setelah pukul sebelas.Dahulu, Owen adalah anggota Pasukan Khusus Pedang Langit dan Tuan Penguasa Kematian. Namun, setelah beberapa jam berada di Rumah Teh Frederick, dia bahkan tidak bisa berpikir jernih.Saat mengemudi, kata-kata Gloria masih saja terngiang-ngiang di telinganya.Owen, mengapa kamu tida
Bianca berbalik untuk menatap Felix secara langsung.Walaupun dia tampak berumur, keanggunannya dahulu yang tak tertandingi masih dapat terlihat di antara alisnya.Pesona terpancar dari matanya meski kulitnya sudah kendur. Walaupun punggungnya sudah tidak dapat berdiri tegak, tangannya yang selalu diletakkan di depan perutnya membuat posturnya terlihat anggun dan sopan."Keluarga Lane di Kota Raja?" Felix memicingkan matanya."Bianca, apa yang kamu bicarakan?" Marie memegang lengan Bianca. Wajahnya penuh kebingungan dan kekhawatiran. Maria tidak mengerti perkataan Bianca."Gadisku yang malang!" Bianca mengangkat tangannya dan mengelus wajah cantik Maria. "Aku ingin menyembunyikan hal ini darimu seumur hidup, tetapi sepertinya aku tidak bisa menyembunyikannya lagi.""Cukup! Berhenti bicara."Felix kehilangan kesabarannya. "Kami bukan dari Keluarga Lane. Kami adalah Keluarga Kelley dari Kota Samudra. Maria, janga
"Kumohon, jangan bunuh aku! Jangan bunuh aku."Felix meletakkan tangannya di atas kedua roda dorong kursi rodanya dan mendorong mundur sekuat tenaga. Tatapan Tim membuat dirinya menggigil."Kamu terlalu banyak berpikir. Aku adalah Hantu Pencabut Nyawa dari Pengadilan Dunia Hitam. Bagaimanapun juga, aku akan tetap menghabisimu."Saat dia sedang berbicara, kaki kanan Tim mengusap-usap tanah dengan perlahan. Kemudian, sebuah parang berputar menembus udara, lalu menancap ke dada Felix.Tubuh Felix mengejang seketika.Darah mengucur dari luka sayat di dadanya dan dari sudut mulutnya."Kenapa? Kenapa? Aku telah memohon kepadamu...Felix mencoba berbicara, tetapi dia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.Pada saat yang sama, Tim mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang. "Cheston, aku telah mengurus semuanya di sini. Kamu bisa melakukannya sekarang."Larry yang sedang berbaring di rumah sakit