Share

Bab 968

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-03-02 21:28:31

Saat keheningan menyelimuti ruangan, tiba-tiba terdengar tawa arogan yang menggema. “Hahaha, sudah tiga hari. Tua bangka, apakah kau sudah berpikir? Mau menyerahkan seluruh aset dengan patuh dan keluar dari Kota Moniyan, atau biarkan nyawa orang-orang Keluarga Alvaro terperangkap di sini?”

Harris pun memasuki ruang tamu dengan langkah angkuh. Dia segera memerintahkan seseorang untuk membawa sebuah kursi dan duduk di hadapan Justin.

Melihat hanya Harris yang datang bersama rombongannya, tanpa Herry, wajah Justin sedikit mencair. Dia kemudian berkata dengan nada dingin. “Harris, meskipun keluarga kita berselisih, belum pernah terjadi saling membunuh. Tapi kini, kau ingin mengusir Keluarga Alvaro dari Kota Moniyan? Bukankah itu keterlaluan? Apakah kau tak takut Martial Shrine akan menghukum Keluarga Holcy?”

Harris kembali tertawa keras. “Hahaha .… Tua bangka, apakah kau sudah pikun? Tanpa perintah dari atasan, apakah aku berani? Sejujurnya, Nathan …. bocah itu telah menyinggung Martial S
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 969

    Reus menggertakkan giginya, rasa sakit dan keputusasaan terlihat jelas. “Serahkan saja, apa lagi yang bisa kita lakukan?”Justin mengibaskan tangannya, sementara Reus—tanpa pilihan lain—hanya bisa mengambil stempel yang telah disiapkan.“Aku telah bersumpah akan melindungi Keluarga Alvaro. Jika ada yang berani mengambil keuntungan dari keluarga ini, harusnya kau tanyakan padaku dulu!” seru sosok pria dengan aura yang tajam mendominasi dan penuh amarah.Di saat itu, Nathan perlahan memasuki ruangan, langkahnya penuh ketegasan, seolah kehadirannya akan mengubah segalanya. Nathan muncul sebagai simbol perlawanan dan keadilan bagi masa depan keluarga Alvaro.Melihat Nathan muncul, Justin dan Reus langsung tersenyum lebar, penuh semangat. “Tuan Nathan!” teriak Justin dengan kegembiraan, lalu segera berdiri.Nathan mendekati Justin, mengisyaratkan agar dia duduk, kemudian berbalik dan menatap tajam Harris serta Herry. “Kalian mengandalkan kekuatan saja? Mau menguasai Keluarga Alvaro hanya d

    Last Updated : 2025-03-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 970

    Di ruangan itu, semua mata tercengang. Nathan, tanpa gerak sedikit pun, telah menghancurkan kepala Harris dengan kekuatan yang luar biasa, sesuatu yang mustahil dipercaya oleh siapa pun yang menyaksikannya!Justin, yang mengamati semuanya, merasakan kebahagiaan yang mendalam. Kekuatan Nathan yang kian menguat adalah keuntungan besar bagi Keluarga Alvaro. Keputusan untuk mempertaruhkan segalanya pada Nathan ternyata merupakan taruhan yang tepat.Tak lama kemudian, Herry yang masih terpukul berteriak dengan amarah. “Nathan, aku akan membunuhmu!” sambil menatap tubuh Harris yang hancur. Mata Herry yang memerah menyala, dan dia berjuang maju menerjang ke arah Nathan, penuh dendam yang membara.Swooosshshh!Aura puncak penguasa Ingras di tubuh Herry meledak, disertai hembusan angin kencang yang menyapu seluruh ruang tamu. Dalam kekacauan itu, Herry tampak seperti kehilangan kendali, wajahnya menyiratkan kegilaan saat tubuhnya terperangkap dalam tekanan yang datang dari segala arah. Namun,

    Last Updated : 2025-03-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 971

    Meskipun usianya sudah menua, Justin tetap menunjukkan ketegasan dan kekejaman yang diperlukan untuk menjaga kehormatan keluarga. Seperti kata pepatah, orang yang dermawan sulit mempertahankan kekayaan tanpa kendali yang keras.Setelah menata para petinggi Keluarga Alvaro, Nathan mengeluarkan sebuah botol kecil dari dalam sakunya. “Reus, ini beberapa butir obat kehidupan. Latihlah dirimu dengan obat ini dan segera tingkatkan kekuatanmu!” Nathan berkata dengan nada serius, karena dia tahu, mengandalkan dirinya sendiri saja tidak cukup untuk melindungi Keluarga Alvaro. Dia harus memastikan kekuatan keluarga ini tumbuh seiring waktu.Reus menerima obat kehidupan itu dengan semangat, mengucapkan terima kasih. “Terima kasih, Tuan Nathan!”“Ke depan, aku akan meminta Saibu Care mengantarkan obat-obatan secara berkala kepada Keluarga Alvaro. Tuan Justin, pilihlah beberapa orang cerdas dan dapat diandalkan, dan segera tingkatkan kekuatan mereka. Tidak lama lagi, kita mungkin akan menghadapi p

    Last Updated : 2025-03-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 972

    “Secara logika, kau sudah angkat bicara. Tentu saja aku akan mengindahkan pendapatmu, namun Tuan Ryujin sudah berpesan berkali-kali, untuk sementara, kita tidak boleh menyentuh Nathan. Walaupun begitu, aku tahu dia tidak akan bertahan terlalu lama!” ujar Sancho dengan ekspresi serba salah.Mendengar pembicaraan tentang Ryujin, Jazer mengernyit dan mengangguk pasrah. “Kalau begitu, kita hanya bisa membiarkan Nathan hidup bebas selama beberapa hari lagi. Tapi aku tidak sanggup lagi menahan rasa perih melihat putraku dipukuli seperti itu!”Sancho lalu menatap tajam ke arah Jazer dan berbisik dengan suara rendah, “Kepala Keluarga Zellon, kalau kau sudah tak mampu menahan amarah, aku punya sebuah ide!” Mata Sancho menyala dengan kilatan perhitungan.Jazer, yang mendengar bisikan itu, tercengang. “Ketua Sancho, aku .… aku takut Ryuki bukanlah tandingan Nathan. Bukankah nanti dia akan dipermalukan?”Dengan senyum tipis yang penuh kepastian, Sancho menjawab. “Kau tak perlu khawatir. Meski Nat

    Last Updated : 2025-03-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 973

    Kemudian, Nathan mengajak Sarah dan Beverly. “Sarah, Beverly, kalian ikutlah aku berlatih!”Namun, dengan senyum lembut, Sarah menjawab. “Kamu pergilah dulu, Nathan. Aku dan Eve mau berjalan-jalan dan berbelanja.”“Tapi, mau membeli apa? Hari sudah gelap!” tanya Nathan khawatir.“Kami akan membeli keperluan wanita. Tenang saja, kami akan segera kembali. Kamu pergilah dulu!” ujar Sarah sambil menarik Beverly, meninggalkan kediaman Keluarga Calderon.Melihat kepergian mereka, Nathan merasakan sedikit kegundahan di hati. “Tuan, dengan kekuatan Nona Sarah dan Nona Beverly, tidak banyak yang akan berani mendekati mereka. Kamu tak perlu khawatir!” ujar Nelson dengan lembut, berusaha menenangkan Nathan.Pikiran Nathan pun semakin jernih. Dengan kemampuan Sarah dan Beverly, bahkan seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir akan kesulitan menandingi mereka berdua.Tanpa menunda, Nathan memerintahkan Nelson mencari ruang tertutup. Di sana, dia mengeluarkan lukisan aliran sunyi di hamparan yan

    Last Updated : 2025-03-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 974

    Tak lama kemudian, beberapa dari mereka bergegas mendekati Sarah dan Beverly, dengan tatapan campuran antara ngeri dan takjub. Sementara itu, Sarah dan Beverly hanya tersenyum dingin dan terus melangkah, bahkan ketika mereka melewati mobil bmw itu, Sarah dengan ringan menepuk bodinya. Mobil meleleh seketika, penyok seolah ditabrak oleh benda berat, menyisakan keheningan yang mencekam.Tawa lepas terdengar dari kerumunan. “Hahaha, rasanya menyenangkan sekali! Lihatlah ekspresi para idiot itu, benar-benar lucu!”Namun, di tengah tawa itu, Beverly menyela. “Sarah, bukankah Nathan sudah berpesan? Di keramaian seperti ini, jangan sampai gunakan kekuatanmu untuk menghadapi orang biasa. Kenapa kau lupa?”Sarah hanya menjawab dengan acuh. “Tenang, aku tak membunuh siapa pun. Hanya memberi pelajaran kepada para lelaki hidung belang itu!”Tak lama setelah itu, saat mereka meninggalkan pusat keramaian dan menuju pinggiran kota, tiba-tiba aura misterius mulai menyelimuti mereka. Empat pria bertop

    Last Updated : 2025-03-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 975

    ‘Siapa sebenarnya mereka? Mengapa mereka menangkap Sarah? Apakah mereka menyimpan dendam kepadanya?’ Nathan merenung dengan tenang.Beverly mendesaknya. “Nathan, cepat pikirkan cara untuk mencarinya!”Dengan tenang, Nathan mengibaskan tangannya. “Jangan panik, biarkan aku berpikir!”Dia memejamkan mata dan mengernyitkan kening, seolah menimbang setiap kemungkinan. Tak lama kemudian, mata Nathan terbuka lebar, memancarkan cahaya yang penuh ketegasan. “Aku tahu siapa yang menangkap Sarah!”Tubuhnya langsung dipenuhi aura pembunuh yang mengerikan.“Siapa?” tanya Beverly dengan suara panik.“Ging dari Martial Shrine!” jawab Nathan dengan mata menyipit tajam.“Ging?” Beverly tercengang. “Untuk apa dia menangkap Sarah? Apakah dia hendak menggunakannya untuk mengancammu?”Nathan menggeleng. “Mereka tidak menangkap Sarah karena aku, melainkan karena energi spirituala api Sarah. Kau ingat, saat aku bertarung dengan Ging, aku menghisap darah Sarah. Ging melihat itu. Pasti, dia menangkap Sarah u

    Last Updated : 2025-03-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 976

    “Nathan, apa yang kamu lakukan sampai menerobos masuk ke Martial Shrine? Kamu benar-benar tidak takut mati, ya?” seru Sancho dengan tatapan dingin.Nathan tak mempedulikan Sancho. Tatapan matanya yang bagaikan batu obsidian jatuh pada Ging, memancarkan dinginnya es yang menekan seolah tak berujung.“Ging, cepat serahkan Sarah padaku!” teriak Nathan dengan suara serak namun penuh ancaman.“Apa yang kamu bicarakan? Kenapa aku tidak mengerti?” balas Ging, menggeleng seolah kebingungan.“Berhenti berpura-pura! Wanitaku ditangkap olehmu. Hari ini, kalau kamu tak melepaskannya, aku akan membuatmu menyesal!” seru Nathan, sepasang matanya menyipit tajam dan kekuatan spiritual di dalam tubuhnya mulai mendidih.“Hahaha!” Melihat sikap Nathan, Ging tertawa terbahak-bahak. “Bajingan sepertimu berani bicara besar, dengan kekuatanmu itu apa yang bisa kamu lakukan padaku?” serunya sinis, tak menunjukkan sedikit pun rasa takut.Namun Nathan tak gentar. “Lepaskan dia, atau ….” teriaknya dengan amarah

    Last Updated : 2025-03-04

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1080

    Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1079

    Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1078

    Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1077

    Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1076

    Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1075

    Cahaya lembut itu merambat ke rantai hitam yang menyekapnya, mengikis aura dingin kegelapan yang membekukan. Satu per satu rantai itu tergerus tenaga damai, lalu melingkup ke dalam tanah seperti akar yang kembali pulang. Suara raungan naga raksasa teredam, tubuh Nathan kembali bersih dari cengkraman gelap.Kaidar menegang, pandangannya melekat pada mutiara di tangan Nathan. Air mukanya memerah—rasa iri menyala di balik sorot matanya yang tajam. Baginya, harta Nathan adalah pusaka legendaris, pedang Aruna, cincin Ruang, Batu Mata Naga… dan kini cahaya Langit yang lebih agung lagi.“Nathan, semua itu akan jadi milikku, setelah kau mati!” desis Kaidar, suaranya bergema dingin.Cahaya hitam di atas kepalanya kembali memancar, menyembur seperti laser ganas, siap meremukkan segalanya.Namun Nathan hanya tersenyum tenang. Dia mengangkat kedua tangan, membiarkan kilau cahaya jatuh di telapak. Cahaya damai merembes ke pori-pori kulitnya, mengeras menjadi aura emas yang menyala-lenyap.Saat ali

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1074

    “Inikah kartu terakhirmu?” suara Nathan dalam bisik dingin.Sementara Kaidar terhuyung, mata mereka bertemu, rasa benci dan keinginan menang beradu tajam.Kaidar mengerang, lalu senyumnya memberi amaran. "Kau pikir ini sudah selesai? Saatnya kutunjukan kekuatan utamaku!”Dalam satu gerakan kilat, aura hitam di sekujur tubuhnya meroket, membentuk lingkaran manik-manik darah yang melayang di udara. Api malam menyala lebih pekat, memancarkan cahaya jingga dan ungu yang memutihkan langit. “Naga kegelapan!” teriaknya, sebuah ikatan darah naga yang membangkitkan roh kegelapan di dalamnya.Kegelapan pekat berdenyut di atas kepala Kaidar, merangkai diri menjadi lingkaran hitam pekat yang melayang. Dalam pusaran itu, udara bergetar, seperti permukaan danau yang berubah menjadi lautan gelombang badai. Cahaya sirna, hanya bayangan pekat yang menelan segalanya.Nathan menyipitkan mata, merasakan tekanan dalam rongga dada. “Apakah dia akan memanggil makhluk gelap lagi?” gumamnya pelan, ingatan ten

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1073

    Satu menjadi dua, dua menjadi tiga—hingga akhirnya, enam sosok Nathan berdiri sejajar, masing-masing memegang pedang Aruna yang berkobar.Mantra Kaidar berubah menjadi enam telapak tangan raksasa, turun dari langit seperti hukuman para dewa.BAAAAANG!Langit seolah runtuh oleh tekanan dari telapak-telapak tangan itu. Namun di tengah tekanan, Nathan mengangkat pedangnya dan berteriak. “Api spiritual, bangkit!”Keenam pedang Aruna menyala, api merah membubung lebih dari sepuluh meter. Dalam sekejap, kobaran itu menembus telapak-telapak raksasa, membakar mantra hingga menguap di udara.“AAARGHH!”Teriakan memilukan terdengar. Kaidar muncul dari balik api, tubuhnya terbungkus jilatan merah membara. Dia berteriak panik, berguling di tanah, mencoba memadamkan api yang melahap pakaiannya.Saat apinya padam dan dia baru merasa lega.Namun, sebuah tangan emas mencengkeram kerah bajunya. Tatapan Kaidar membeku saat dia melihat Nathan berdiri di hadapannya, mata bersinar, wajahnya keras dan mend

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status