“Pemimpin kepolisian, jangan khawatir, aku pasti akan melakukan yang terbaik!” Wilbert merasa yakin karena dia sudah pernah menyembuhkan orang yang terkena gigitan ulat beracun sebelumnya. “Kalau begitu, maaf aku merepotkanmu, Tuan Wilbert!” Frank Hartley berkata dengan penuh semangat. Tidak peduli setinggi apa status dan jabatannya, saat ini, Hartley hanyalah seorang ayah, dia hanya berharap putranya bisa sembuh. Wilbert mengangguk, dan kembali berjalan ke depan tempat tidur, dan mengeluarkan sebungkus jarum perak. Setelah mengambil jarum perak, dia menusuk jari Rizetzy dengan lembut, dan jarum perak itu bersinar. Namun, cahaya itu tiba-tiba nerubah menjadi hitam pekat yang terlihat oleh mata telanjang. “Waktunya sudah cukup lama, jadi racunnya sudah menyerang ke jantung, sepertinya hanya bisa dikeluarkan dari dalam!” Wilbert berkata lalu mengeluarkan jarum perak yang cukup panjang, ini merupakan jarum paling besar yang ada di dalam tas itu. Wilbert memegang jarum perak dan meng
“Tuan Hartley, jangan panik, sebentar lagi putramu akan baik-baik saja!” Wilbert berkata dengan acuh tak acuh. Karena Rizetzy sudah bangun, Wilbert menghela nafas lega dan dengan lambaian tangannya dia menarik kembali semua jarum perak yang ada di tubuh Rizetzy. Melihat Wilbert begitu tenang, Hartley merasa lega dan menunggu putranya bisa mengenalinya lagi dengan tenang. “Aa-aarrrgghhh!” Tiba-tiba Rizetzy membuka mulutnya dan berteriak keras. Melihat itu, Hartley, Wilbert dan Will juga terkejut. Setelah teriakannya, Rizetzy yang terus berbaring di tempat tidur tiba-tiba duduk dan sepasang matanya masih berwarna merah darah. Tapi ada kabut hitam yang menyembur keluar dari mulutnya, dan kemudian seluruh wajah Rizetzy berubah menjadi warna hitam. Tubuhnya tiba-tiba berubah menjadi hitam dan membusuk, saat melihat putranya seperti itu, Hartley tercengang. Wilbert juga tercengang, dia tidak menyangka, Rizetzy akan berubah menjadi seperti itu, tadi dia sudah memaksa racun itu keluar dar
Wilbert tahu kalau dia tidak akan bisa bertahan lama, dan ulat ini adalah ulat beracun yang paling terkenal di Lumina, ulat itu bisa mengendalikan pikiran orang, dan membunuh orang yang sedang dia kendalikan setiap saat. Semakin besar ulat ituz akan semakin sulit ditangani, sedangkan ulat yang sedang dihadapi oleh Wilbert berukuran sebesar kepalan tangan, dan apabila bisa mengendalikan ulat sebesar itu, pasti bukan orang biasa di Lumina. Meskipun Wilbert tidak tahu siapa orang di Lumina yang berani mengendalikan putra seorang pemimpin seperti Hartley dengan ulat Voodo. Tapi, pihak lawan pasti seseorang yang berkuasa dan tidak takut pada status Hartley. Mendengar Wilbert kembali berteriak, Hartley dan Will tersadar lalu bergegas berlari keluar. Wilbert yang melihat dua orang itu berlari keluar segera menghindar dan bergegas berlari keluar, dia menutup pintu kamar dengan rapat. Setelah menutup pintu kamar, Wilbert baru menyadari kalau sepasang kakinya gemetar dengan hebat dan tubuhn
Ketika Wilbert mendengar ucapan Nathan, dia menjadi sangat marah. “Hanya seekor ulat Voodo kecil? Nanti setelah kamu melihat ulat Voodo itu, bukan lagi ulat Voodo yang kecil, itu adalah ulat paling beracun di Lumina, dia bisa mengendalikan pikiran orang dan kalau kamu masuk seperti ini ke dalam sana, kamu akan segera mati!” Nathan hanya tersenyum dan mengabaikan Wilbert, dia sudah membunuh ratusan ekor ulat dan ular beracun di wilayah Abyss. Mana mungkin dia tidak mengetahui hal ini, ulat Voodo yang begitu menakutkan di mata orang lain, hanya seperti ulat biasa di mata Nathan. Tapi, saat Nathan hendak membuka pintu kamar, Wilbert ketakutan setengah mati dan bersembunyi di belakang Nathan, seorang ahli sihir nomor satu di Arial sekarang menjadi seperti ini, sungguh konyol! Saat Hartley melihat Wilbert yang bersikap seperti itu, dia merasa kecewa. Pria tua itu mengingat sikapnya yang penuh rasa hormat pada Wilbert barusan, dan tidak percaya sedikitpun pada Nathan, Hartley merasa sanga
“Berani-beraninya!” Hartley yang melihat Nathan masih ingin melakukan sesuatu pada putranya tiba-tiba menjadi marah, auranya tiba-tiba meningkat dan dia ingin menampar Nathan dengan telapak tangannya. Hartley adalah orang telah membuat pencapaian besar dalam peperangan, dan kekuatannya tidaklah buruk, tamparannya itu menghasilkan pukulan yang keras, dan itu sangat kkuat Nathan tidak takut dengan tamparan Hartley, tapi dia tidak ingin bertarung dengan Hartley, jadi dia hanya bisa mundur dan menghindari tamparan itu. “Tuan Nathan, apa yang terjadi sebenarnya?” Milan bergegas bertanya pada Nathan. Jelas-jelas Rizetzy sudah sembuh, kenapa Nathan mengatakan kalau Rizetzy belum sembuh, dan masih dikendalikan oleh ulat Voodo itu. Nathan tidak menjelaskannya kepada Milan dan menatap Hartley lalu berkata. “Saat ini, tubuh putramu sedang dikendalikan oleh orang lain, jangan mau dibohongi, atau kamu akan mendapat masalah besar!” Nathan tahu ada orang yang menanamkan ulat Voodo itu pada Rize
“Mantra suci?” Nathan menyeringai. “Dia hanya membohongi kalian, tadi mereka semua juga berlari keluar karena ketakutan, dan Wilbert juga tidak tahu harus berbuat apa, dia berkata seperti itu agar aku tidak bisa merebut pujiannya!” Nathan sudah menyadari kalau Wilbert hanya berbicara belaka, tadi saat Wilbert melihat ulat Voodo itu, bagaimana mungkin dia tidak tahu kalau Rizetzy sedang dikendalikan oleh ulat Voodo? “Omong kosong! Aku rasa, kamu ini sangat ingin merebut pujiannya, ya?” Will berkata dengan penuh penghinaan. “Tidak peduli apakah putraku boneka atau bukan, aku tidak akan membiarkanmu menyentuhnya sama sekali!” Hartley berkata dengan tegas, dan menghadang di depan Rizetzy. “Kalau begitu, jangan salahkan aku bersikap kasar!” Setelah berkata, Nathan langsung melambaikan tangannya, dan sebuah cahaya berwarna kuning bersinar terang dan memenuhi seluruh ruang tamu utama. “Aku akan menunjukkan pada kalian, apa itu mantra suci yang sebenarnya!” Begitu Nathan selesai bicara,
“Putraku, tenang saja, tidak akan ada yang bisa membunuhmu, aku sudah meminta Tuan Wilbert untuk menjagamu, tenang saja!” Hartley berjongkok dan memeluk Rizetzy dengan erat sambil menenangkannya. “Tuan Nathan!” Milan melihat Wilbert yang bergerak dan pergerakannya begitu ganas bergegas ingin membantu Nathan. “Milan, kalau kamu berani membantu Nathan, aku tidak hanya akan memecatmu, tapi aku juga akan memberi pelajaran padamu!” Hartley menatap Milan dengan marah. Milan membeku di tempat dan merasa sangat dilema. “Kapten Milan, kamu lihat saja, hanya seorang seorang pembohong sepertinya, tidak akan bisa melukaiku!” Nathan menyeringai dan wajahnya penuh ekspresi jijik. “Bocah, sebentar lagi kamu sudah tidak akan bisa menyombongkan diri lagi!” Wilbert mendengus. “Jurus Bara Api!” Wilbert berteriak dan telapak tangannya seketika meledakkan api yang menderu, dan gelombang panas menyapu seluruh ruangan dalam sekejap. Will juga tersenyum muram saat ini, Nathan sudah merusak
Rizetzy yang melihat itu memeluk Hartley dengan erat dan tidak mau melepaskannya, lalu berteriak dengan keras. “Ayah! Kamu tidak boleh percaya pada mereka, aku adalah putramu, mana mungkin aku boneka?! Ayah, lihat aku!” Hartley yang melihat Rizetzy seperti itu, merasa tidak tega kalau Nathan turun tangan. Nathan tahu kalau dirinya harus turun tangan secara paksa, karena Hartley sudah dipengaruhi oleh Rizetzy saat ini. “Hanya orang dari Lumina, berani mempermainkan Tuan Hartley?! Dia memang pantas mati!” Setelah berkata Nathan mengulurkan tangannya ke arah Rizetzy. Hartley ingin menghentikannya tapi sudah terlambat, kecepatan Nathan sangat cepat dan dalam sekejap mata Rizetzy sudah berada di tangan Nathan. “Ayah! Tolong …. selamatkan aku!” Rizetzy berusaha berontak. Namun pada saat ini, Nathan tidak memberikan Hartley kesempatan untuk menyelamatkannya lagi. Bugh! Naghan menepuk dahi Rizetzy dengan telapak tangannya dan kemudian cahaya kuning menyala dari atas kepala Rizetzy mem
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u