Share

Bab 515

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-09-14 23:49:51

Frank mengangguk. “Tuan Wilbert memintamu untuk menunggu, biarkan saja.”

Gadis itu melangkah ke samping, dan Wilbert melangkah maju lalu meraih tangan kanan Rizetzy. Melihat lima jari tangan Rizetzy yang menjadi hitam pekat, dan darah terus mengalir dari jari-jarinya dan ada bau busuk.

“Tuan Frank, sebenarnya, bagaimana bisa putramu terluka?” Tanya Wilbert.

“Aku dengar dari temannya kalau putraku terluka karena digigit sesuatu, lalu akhirnya dia pingsan dan kepalanya terbentur di tanah. Dan sejak saat itu, dia menjadi seperti ini,” Frank juga kebingungan. “Aku sudah mencari berbagai dokter, ahli bedah, dan melakukan banyak tes. Namun tidak mengatakan kalau anak aku keracunan, dan pemeriksaan otaknya juga normal tetapi dia tidak bisa bangun, dan harus mengandalkan ventilator untuk mempertahankan hidupnya.”​

“Terluka karena digigit?” Wilbert melihat jari-jari Rizetzy yang menghitam dan sedikit mengernyit. “Kalau begitu, apakah luka di jari putramu ini tidak bisa disembuhkan?”

“Bena
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 516

    “Apa yang dia katakan hanya benar setengah, meskipun orang ini terbaring di tempat tidur karena digigit ulat beracun, tapi sulit untuk disembuhkan. Dan jarinya sudah membusuk dan bernanah. Hanya saja, dia koma selama satu tahun lebih itu bukan karena digigit ulat beracun,” Nathan menjelaskan. “Lalu karena apa?” Milan bertanya dengan penasaran. Belum sempat Nathan menjawab, Wilbert sudah menoleh dan menatap Nathan. “Kenapa? Maksudmu aku salah? Kalau kamu hebat, coba saja, berhenti berkata sok di belakang, untuk apa kamu berpura-pura?” Wilbert menyimpan jarum peraknya dan menatap Nathan dengan dingin. “Hanya seorang bocah ingusan sepertimu, apa yang kamu pahami? Bahkan kamu berani mempertanyakan Tuan Wilbert?! Kalau kamu merasa begitu hebat, jangan bicara saja, coba tunjukkan!” Will berkata dengan penuh penghinaan. “Will, Tuan Nathan berkata seperti itu pasti ada alasannya sendiri, kamu dan Wilbert sudah berani menipu kami! Kalian, para pembohong besar juga berani mengatakan diri ka

    Last Updated : 2024-09-14
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 517

    “Sudah, tidak usah bicara lagi, kalian keluarlah, jangan mengganggu Tuan Wilbert!” Hartley mengibaskan tangannya dan berkata dengan dingin. Tidak peduli Nathan benar-benar mengerti pengobatan atau tidak, menurut Frank Hartley, seorang pemuda berusia dua puluh tahunan seperti Nathan mana mungkin bisa menandingi Wilbert, tidak peduli dalam kemampuan atau pengalaman, Nathan tidak sebanding dengan Wilbert. Bagaimanapun, Wilbert merupakan ahli sihir nomor satu di Arial, itu bukan omong kosong, dia pasti punya kemampuan yang nyata. ​ Melihat adegan ini, Will tiba-tiba tersenyum puas, dengan adanya kepala keluarga Hartley, dia tidak perlu takut lagi pada Milan. “Kapten Milan, kamu ini sudah tidak muda, kenapa masih mau dibohongi oleh seorang bocah seperti itu? Kamu harus tahu, ini tugas untuk memeriksa penyakit putra dari pemimpin kepolisian, kalau ada kesalahan, apa kamu bisa menanggung konsekuensinya? Aku rasa, kamu sengaja mengundang bocah itu, dengan tujuan untuk mencelakai putra

    Last Updated : 2024-09-15
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 518

    “Dia tidak bisa melihatnya, maka bisa dibilang dia adalah sampah, ahli sihir nomor satu apanya, tidak tahu malu!” Nathan menyeringai dan berkata dengan jijik sambil menunju ke arah Wilbert. “Nathan, jangan banyak omong kosong, karena kamu tahu apa yang terjadi dengan Tuan Muda Rizetzy, maka kamu saja yang mengobatinya! Malau kamu bisa mengobatinya, aku …. Wilbert Rakasha, akan bersujud dan minta maaf kepadamu! Kalau kamu tidak bisa, aku akan mengusirmu dan mencari seseorang untuk melemparkanmu ke dalam lautan!” Wilbert berkata dengan ekspresi muram. “Tidak, tidak boleh!” kepala keluarga Hartley bergegas berdiri dan menghentikan. “Putraku bukan kelinci percobaan, kalian jangan menggunakan dia untuk bertaruh! Sialan!” Setelah Hartley berbicara, dia menatap Milan dan berkata. “Milan, segera bawa Nathan keluar, ini adalah perintah!” Milan menatap Hartley dan membuka mulutnya, tapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun, akhirnya dia hanya menghela nafasnya. “Tuan Nathan, kit

    Last Updated : 2024-09-15
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 519

    “Pemimpin kepolisian, jangan khawatir, aku pasti akan melakukan yang terbaik!” Wilbert merasa yakin karena dia sudah pernah menyembuhkan orang yang terkena gigitan ulat beracun sebelumnya. “Kalau begitu, maaf aku merepotkanmu, Tuan Wilbert!” Frank Hartley berkata dengan penuh semangat. Tidak peduli setinggi apa status dan jabatannya, saat ini, Hartley hanyalah seorang ayah, dia hanya berharap putranya bisa sembuh. Wilbert mengangguk, dan kembali berjalan ke depan tempat tidur, dan mengeluarkan sebungkus jarum perak. Setelah mengambil jarum perak, dia menusuk jari Rizetzy dengan lembut, dan jarum perak itu bersinar. Namun, cahaya itu tiba-tiba nerubah menjadi hitam pekat yang terlihat oleh mata telanjang. “Waktunya sudah cukup lama, jadi racunnya sudah menyerang ke jantung, sepertinya hanya bisa dikeluarkan dari dalam!” Wilbert berkata lalu mengeluarkan jarum perak yang cukup panjang, ini merupakan jarum paling besar yang ada di dalam tas itu. Wilbert memegang jarum perak dan meng

    Last Updated : 2024-09-15
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 520

    “Tuan Hartley, jangan panik, sebentar lagi putramu akan baik-baik saja!” Wilbert berkata dengan acuh tak acuh. Karena Rizetzy sudah bangun, Wilbert menghela nafas lega dan dengan lambaian tangannya dia menarik kembali semua jarum perak yang ada di tubuh Rizetzy. Melihat Wilbert begitu tenang, Hartley merasa lega dan menunggu putranya bisa mengenalinya lagi dengan tenang. “Aa-aarrrgghhh!” Tiba-tiba Rizetzy membuka mulutnya dan berteriak keras. Melihat itu, Hartley, Wilbert dan Will juga terkejut. Setelah teriakannya, Rizetzy yang terus berbaring di tempat tidur tiba-tiba duduk dan sepasang matanya masih berwarna merah darah. Tapi ada kabut hitam yang menyembur keluar dari mulutnya, dan kemudian seluruh wajah Rizetzy berubah menjadi warna hitam. Tubuhnya tiba-tiba berubah menjadi hitam dan membusuk, saat melihat putranya seperti itu, Hartley tercengang. Wilbert juga tercengang, dia tidak menyangka, Rizetzy akan berubah menjadi seperti itu, tadi dia sudah memaksa racun itu keluar dar

    Last Updated : 2024-09-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 521

    Wilbert tahu kalau dia tidak akan bisa bertahan lama, dan ulat ini adalah ulat beracun yang paling terkenal di Lumina, ulat itu bisa mengendalikan pikiran orang, dan membunuh orang yang sedang dia kendalikan setiap saat. Semakin besar ulat ituz akan semakin sulit ditangani, sedangkan ulat yang sedang dihadapi oleh Wilbert berukuran sebesar kepalan tangan, dan apabila bisa mengendalikan ulat sebesar itu, pasti bukan orang biasa di Lumina. Meskipun Wilbert tidak tahu siapa orang di Lumina yang berani mengendalikan putra seorang pemimpin seperti Hartley dengan ulat Voodo. Tapi, pihak lawan pasti seseorang yang berkuasa dan tidak takut pada status Hartley. Mendengar Wilbert kembali berteriak, Hartley dan Will tersadar lalu bergegas berlari keluar.​ Wilbert yang melihat dua orang itu berlari keluar segera menghindar dan bergegas berlari keluar, dia menutup pintu kamar dengan rapat. Setelah menutup pintu kamar, Wilbert baru menyadari kalau sepasang kakinya gemetar dengan hebat dan tubuhn

    Last Updated : 2024-09-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 522

    Ketika Wilbert mendengar ucapan Nathan, dia menjadi sangat marah. “Hanya seekor ulat Voodo kecil? Nanti setelah kamu melihat ulat Voodo itu, bukan lagi ulat Voodo yang kecil, itu adalah ulat paling beracun di Lumina, dia bisa mengendalikan pikiran orang dan kalau kamu masuk seperti ini ke dalam sana, kamu akan segera mati!” Nathan hanya tersenyum dan mengabaikan Wilbert, dia sudah membunuh ratusan ekor ulat dan ular beracun di wilayah Abyss. Mana mungkin dia tidak mengetahui hal ini, ulat Voodo yang begitu menakutkan di mata orang lain, hanya seperti ulat biasa di mata Nathan. Tapi, saat Nathan hendak membuka pintu kamar, Wilbert ketakutan setengah mati dan bersembunyi di belakang Nathan, seorang ahli sihir nomor satu di Arial sekarang menjadi seperti ini, sungguh konyol! Saat Hartley melihat Wilbert yang bersikap seperti itu, dia merasa kecewa. Pria tua itu mengingat sikapnya yang penuh rasa hormat pada Wilbert barusan, dan tidak percaya sedikitpun pada Nathan, Hartley merasa sanga

    Last Updated : 2024-09-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bb 523

    “Berani-beraninya!” Hartley yang melihat Nathan masih ingin melakukan sesuatu pada putranya tiba-tiba menjadi marah, auranya tiba-tiba meningkat dan dia ingin menampar Nathan dengan telapak tangannya. Hartley adalah orang telah membuat pencapaian besar dalam peperangan, dan kekuatannya tidaklah buruk, tamparannya itu menghasilkan pukulan yang keras, dan itu sangat kkuat Nathan tidak takut dengan tamparan Hartley, tapi dia tidak ingin bertarung dengan Hartley, jadi dia hanya bisa mundur dan menghindari tamparan itu. “Tuan Nathan, apa yang terjadi sebenarnya?” Milan bergegas bertanya pada Nathan. Jelas-jelas Rizetzy sudah sembuh, kenapa Nathan mengatakan kalau Rizetzy belum sembuh, dan masih dikendalikan oleh ulat Voodo itu. Nathan tidak menjelaskannya kepada Milan dan menatap Hartley lalu berkata. “Saat ini, tubuh putramu sedang dikendalikan oleh orang lain, jangan mau dibohongi, atau kamu akan mendapat masalah besar!” Nathan tahu ada orang yang menanamkan ulat Voodo itu pada Rize

    Last Updated : 2024-09-17

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status