Share

Bab 393

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-08-04 19:32:29

Kota Boulmer.

Nathan dan Sarah sudah kembali ke kediaman Zatulini, yang saat ini sudah menjadi miliknya. Ryzen terus berlatih siang dan malam, sejak memakan pil kesehatan grade S dari Nathan, Ryzen merasakan kekuatannya meningkat dengan pesat.

'Sudah tiga hari, tidak ada pergerakan dari Unique Care? Sepertinya, sudah saatnya pergi kesana!' Nathan bergumam pada dirinya, dan menatap ke arah tempat Unique Care berada.

Awalnya, Nathan ingin segera pergi ke bukit Lantis untuk memburu batu-batu spiritual. Namun, dia juga tidak bisa melepaskan Unique Care, karena Unique Care bagaikan sebuah harta karun baginya.

Dan pada saat ini, Nichole bergegas menghampiri. “Tuan Nathan, Unique Care mengutus seseorang untuk mengundangmu pergi ke sana!”

Nathan yang mendengarnya seketika tertawa. “Aku baru berencana pergi kesana, sekarang mereka mengutus orang untuk mengundangku? Kalau begitu, ayo kesana!”

“Tuan Nathan, apa aku perlu membawa lebih banyak orang?” Nichole bertanya dengan suara pela
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 394

    Nathan menjadi semakin bingung, dia menatap Reus dan mengernyitkan keningnya. “Apa kalian mengetahui sesuatu? Aku ingin mendengar yang sejujurnya!” Reus mengangguk, dia menatap Steve dan yang lainnya. “Kalian semua keluar! Tanpa perintah dariku, tidak ada orang yang boleh masuk!” Steve mengangguk dan membawa orangnya keluar, Nathan juga berkata pada Nichole. “Kamu juga keluar dulu!” Nichole juga menganggukkan kepalanya dan berjalan keluar. Di dalam ruangan itu hanya tersisa Reus dan Nathan berdua. Pada saat ini, Reus membungkuk dan berkata dengan hormat. “Kakekku mengatakan kalau Tuan Nathan adalah seorang kultivator abadi, dan harus dihormati oleh orang lain. Dia juga berharap Tuan Nathan bisa melindungi Keluarga Alvaro, sejahtera untuk setiap generasinya!” Nathan yang mendengarnya seketika terkejut bukan main, kakek Reus ini adalah orang pertama yang mengetahui identitasnya, tidak ada yang pernah mengatakan kalau dia adalah seorang kultivator sebelumnya. Sedangkan Nathan, dia

    Last Updated : 2024-08-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 395

    “Steve, aku beritahu, kedepannya Unique Care harus mendengarkan perintah dari Tuan Nathan, tidak peduli bahan obat apapun harus membiarkan Tuan Nathan memilih terlebih dahulu! Kalau ada yang berani tidak menaatinya, bunuh!” Reus berkata dengan wajah dingin kepada Steve. “Baik Tuan Muda kedua, aku mengerti!” Steve menganggukkan kepalanya. “Pergi dan bawa semua bahan obat untuk Tuan Nathan dan masukkan ke dalam mobil!” Reus bberkata Steve bergegas berkata pada pengurus rumah. “Addy, segera utus orang untuk memuat bahan obat ke dalam mobil, masukkan semua bahan obat!” Setelah berpesan, Steve menatap Reus lalu menatap Nathan, dia membuka mulutnya dan ingin bicara. “Tuan Pardew, katakan saja apa yang ingin kamu katakan!” Nathan berkata pada Steve. “Tuan Nathan bertanya padamu, kamu katakan saja langsung, kenapa wajahmu seperti itu seperti itu?” Reus menegur Steve. “B-baik!” Steve mengangguk berulang kali lalu berkata pada Reus dan Nathan. “Tuan Muda kedua, Tuan Nathan, beberapa hari

    Last Updated : 2024-08-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 396

    Setelah berjalan memasuki restoran, Stefano ingin memesan ruang VIP tapi Nathan menghentikannya. Karena, hanya mereka berdua saja yang akan makan, dan mereka bisa makan dimana saja dan tidak perlu memesan ruang VIP. Setelah mencari tempat yang agak terpencil, Stefano secara khusus memesan beberapa menu spesial dari restoran. Sambil menunggu hidangan, Nathan sengaja melirik beberapa orang yang sedang makan di restoran dan menemukan ada beberapa seorang ahli bela diri. Kalau ini adalah acara pertemuan seni bela diri di Wilayah Melbourne, maka, tidak heran akan ada banyak seorang ahli bela diri. Tapi, ini adalah Kota Antarka, kenapa ada begitu banyak para ahli bela diri? “Sebenarnya, cukup aneh kalau dibicarakan, dulu tidak peduli sesibuk apa pun, tidak akan ada orang sebanyak ini. Aku datang ke Kota Antarka selama beberapa hari, dan melihat beberapa kelompok orang asing yang naik ke gunung, sepertinya semakin banyak orang yang berjudi batu akik!” Stefano melihat Nathan melirik orang-o

    Last Updated : 2024-08-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 397

    Nathan menatap gadis itu, dan ekspresinya seketika seperti kesurupan, gadis itu memang memiliki tubuh yang terlalu bagus, terutama pakaian yang dia gunakan. Rok yang di pakai menunjukkan kakinya yang kecil dengan jelas, dan sepasang kakinya yang seputih salju diatas sepatu hak tinggi. Seolah-eolah, dia baru keluar dari khayangan. ​ “Pelayan, carikan ruangan VIP!” seorang pengawal di belakang gadis itu berkata pada pelayan. “Maaf, saat ini ruangan VIP sudah penuh, hanya tersisa meja di ruangan umum!” Pelayan itu berkata dengan tidak berdaya. "Aku tidak mau tahu, harus ruangan VIP!” raut wajah pengawal itu berubah menjadi dingin, dan dia memelototi pelayan itu. Pelayan itu kaget dan berkata dengan terbata-bata. “Tapu, benar-benar sudah penuh.” “Baiklah, kalau begitu di ruangan utama saja!” Gadis itu berkata lalu mencari tempat duduk dan duduk. “Nona besar, Tuan Besar sudah berpesan agar anda tidak—” “Diam, aku akan kembali setelah makan!” Gadis itu tampak tidak sabar, dan pengaw

    Last Updated : 2024-08-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 398

    "S-siapa kalian? Lepaskan aku!" Jane berjuang keras untuk memberontak, tapi itu tidak berguna sama sekali. Seorang pria mengeluarkan handuk putih kecil dan menutup mulut serta hidung Jane, dan dalam sekejap Jane kehilangan kesadarannya. Beberapa orang itu memasukkan Jane ke dalam mobil, dan tepat saat mereka hendak menyalakan mobil, Nathan turun dari mobil. “Di siang bolong begini, masih merampok? Apa kalian tidak punya aturan?” Beberapa orang itu tertegun sejenak dan saat melihat Nathan dan Stefano hanya berdua, mereka tiba-tiba menunjukkan tatapan tajam. Salah satu dari mereka menunjuk Nathan dengan katana dan berkata. “Ini bukan urusanmu, enyahlah dari ssini" “Ini adalah waktu yang tepat untuk menjadi seorang pahlawan, kenapa bukan urusanku?” Nathan mencibir dan melangkah maju. Beberapa orang yang melihat ini mencoba menebas Nathan dengan katana di tangan mereka, dan tampaknya mereka adalah pembunuh yang kejam. Nathan tidak terburu-buru, dia menyambut mereka, dan Stefano yang

    Last Updated : 2024-08-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 399

    “Kalian tidak bisa berkata-kata lagi, kan?! Aku sudah tahu sejak awal, pria bajingan seperti kalian mana mungkin tidak menginginkan tubuhku!” Jane menggertakkan giginya. “Apa kamu sudah selesai bicara?” Nathan mengernyitkan keningnya dan bertanya pada Jane, “Apa maksudmu?” Jane menatap Nathan.​ “Kalau sudah selesai bicara, kamu sudah boleh pergi!" Nathan menunjuk ke arah pintu, dan berkata dengan datar. Jane tercengang, dan menatap Nathan dengan heran. “K-kamu benar-benar akan melepasku?” “Pintu terbuka, tidak ada orang yang menghalangimu,” Nathan menatap Jane dengan dingin. Jane menatap Nathan lalu menatap Stefano, dan perlahan-lahan berjalan turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju pintu. Melihat Nathan dan Stefano tidak bergerak, Jane segera berlari keluar dari pintu. Melihat Jane berlari dengan cepat, Nathan tersenyum ringan dan berkata pada Stefano. “Ayo istirahat, besok kita akan naik ke atas bukit untuk melihat-lihat!” Stefano mengangguk, dan kembali ke kamarnya unt

    Last Updated : 2024-08-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 400

    Jane terus menggelengkan kepalanya. “Aku terbangun dan aku pikir mereka ingin melakukan sesuatu kepadaku, tapi mereka kedua tidak melakukan apa-apa dan membiarkan aku pergi!” “Tuan Besar, apakah dua orang pemuda itu yang membunuh orang yang mencoba membegal Nona? Kalau begitu, mereka sepertinya bukan ingin menculik Nona melainkan menyelamatkan Nona. Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka membiarkan Nona pulang begitu saja!” pengawal itu kembali berkata. “Ya, ada kemungkinan seperti itu, kalau benar dua pemuda itu menyelamatkan putriku, maka aku akan membalas budi mereka!” Sebastian mengangguk, lalu berkata pada Jane. “Apa kamu tahu dimana mereka berdua?” “Aku hanya tahu mereka ada di Hotel Spark, tapi aku lupa nomor kamar mereka karena aku terlalu panik dan aku tidak sempat melihatnya!” Jane menjelaskan. “Nona, beritahu aku bagaimana penampilan dua pemuda itu, aku akan menyuruh seseorang untuk mencari mereka!” pengawal itu bertanya pada Jane, “Aku mana ingat, saat itu aku ketakuta

    Last Updated : 2024-08-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 401

    ​“Tuan Muda Stefano, ternyata Anda?!” Fritz sedikit terkejut saat dia melihat Stefano. “Benar! Aku membawa Tuan ….” Stefano ingin memanggilnya Tuan Nathan, tapi dia melihat Nathan memberi isyarat padanya, dan segera mengubah perkataannya. “Tidak, aku membawa temanku datang untuk mengumpulkan batu-batu giok, dan kebetulan bertemu dengan Nona Jane yang mengalami bahaya di tengah perjalanan. Jadi, kami menyelamatkannya, karena Nona Jane pingsan, kami hanya bisa membawanya ke hotel, dan membiarkannya pergi setelah sadar!” “Aku tentu percaya pada perkataan Tuan Muda Stefano, aku sangat berterima kasih kepada kalian! Tuan Besar kami ingin bertemu dengan kalian, dan ingin membalas budi kalian kepada kalian!” ucap Fritz kepada Stefano. Stefano mana bisa mengambil keputusan, dia hanya bisa melirik Nathan diam-diam dan saat melihat Nathan mengangguk, dia baru menjawab sambil tersenyum. “Aku juga kebetulan ingin bertemu dengan Tuan Sebastian, dan membahas mengenai batu-batu giok!” “Tuan

    Last Updated : 2024-08-06

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 952

    “Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 951

    Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 950

    “Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 949

    Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 948

    Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 947

    Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 946

    Kaidar tercengang, alisnya mengangkat dengan dingin. “Kenapa? Apakah kau pikir Ging dan yang lainnya tak berani membunuhmu?”“Bukan karena mereka tak berani, tapi mereka memang tak akan mampu membunuhku. Perhitunganmu sudah keliru!” balas Nathan dengan senyum sinis.Dengan lambaian tangannya, seberkas cahaya keemasan pun menyelimuti dirinya, menandakan bahwa kekuatan dan keberanian yang dimilikinya jauh melebihi bayangan yang pernah terpikirkan oleh lawan-lawannya.Nathan melompat ke dalam sungai bawah tanah tanpa ragu, tubuhnya menyatu dengan kegelapan aliran yang deras. Saat dia menjulurkan kepalanya, suara tegasnya menggema. "Sungai bawah tanah ini pasti mengalir ke luar. Aku tak perlu keluar lewat pintu masuk makam kuno. Meski mereka berusaha membunuhku, jalanku sudah kuatur!" Begitu kata-kata itu terucap, Nathan menyelam lebih dan hingga menghilang dari pandangan.Melihat sosoknya lenyap, mata Kaidar menyala dengan keserakahan. Tak disangka, Nathan telah merencanakan jalan keluar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 945

    “Nathan, semua ini merupakan benda-benda berharga!” kata Bachira, suaranya penuh kekaguman.“Kalau Tuan Bachira menyukainya, aku akan menghadiahkan satu padamu,” balas Nathan sambil memilih sebuah artefak batu giok dan menyerahkannya kepada Bachira.Bachira tercengang, kemudian tertawa lepas. “Hahaha …. Nathan, luar biasa! Aku akan menjalin pertemanan dengan orang sepertimu!”Tanpa ragu, Nathan juga memilih satu artefak lagi untuk diberikan kepada Abel. Di sela-sela pemberian itu, Kaidar, yang berdiri tak jauh, menatap dengan mata panas penuh perhitungan, namun memilih untuk diam.“Kak Nathan, apakah di dalam peti itu hanya ada artefak batu giok? Adakah harta karun lainnya?” tanya Abel dengan penuh rasa penasaran.Nathan kemudian mengeluarkan sebuah cincin berwarna gelap dan berkata. “Masih ada cincin ini. Aku tak tahu apa kegunaannya?”Meskipun tanpa energi spiritual, cincin itu terasa sangat aneh, mengingat seorang kaisar biasanya mengenakan cincin giok yang mewah, bukan cincin hita

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 944

    Sementara itu, di dalam gua, semua orang telah pergi kecuali Kaidar. Dia tetap berdiri di sana, tenang bagai patung, menanti sesuatu yang belum terungkap."Tuan Kaidar, semua telah berlalu, mengapa kau masih di sini?" tanya Bachira dengan nada heran. "Aku hanya penasaran dengan isi peti mati perunggu itu, ingin menyaksikan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya," jawab Kaidar dengan santai.Bachira tampak bingung. "Kini energi kita telah ditekan, tak seorang pun berani mendekati peti mati perunggu itu. Bagaimana kau bisa melihat isinya?" "Bukankah masih ada dia di sini?" seru Kaidar sambil menunjuk Nathan. "Dia pasti memiliki cara untuk membuka peti mati perunggu itu."Bachira mengarahkan pandangannya kepada Nathan dan bertanya. "Nathan, apakah kau berniat membuka peti mati perunggu itu?"Tanpa ragu, Nathan mengangguk, dia telah datang untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dalam peti mati perunggu tersebut."Tetapi kau harus berhati-hati. Terlalu banyak perangkap mengintai d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status