Share

Bab 397

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 19:22:29

Nathan menatap gadis itu, dan ekspresinya seketika seperti kesurupan, gadis itu memang memiliki tubuh yang terlalu bagus, terutama pakaian yang dia gunakan. Rok yang di pakai menunjukkan kakinya yang kecil dengan jelas, dan sepasang kakinya yang seputih salju diatas sepatu hak tinggi. Seolah-eolah, dia baru keluar dari khayangan.

“Pelayan, carikan ruangan VIP!” seorang pengawal di belakang gadis itu berkata pada pelayan.

“Maaf, saat ini ruangan VIP sudah penuh, hanya tersisa meja di ruangan umum!” Pelayan itu berkata dengan tidak berdaya.

"Aku tidak mau tahu, harus ruangan VIP!” raut wajah pengawal itu berubah menjadi dingin, dan dia memelototi pelayan itu.

Pelayan itu kaget dan berkata dengan terbata-bata. “Tapu, benar-benar sudah penuh.”

“Baiklah, kalau begitu di ruangan utama saja!” Gadis itu berkata lalu mencari tempat duduk dan duduk.

“Nona besar, Tuan Besar sudah berpesan agar anda tidak—”

“Diam, aku akan kembali setelah makan!” Gadis itu tampak tidak sabar, dan pengaw
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 398

    "S-siapa kalian? Lepaskan aku!" Jane berjuang keras untuk memberontak, tapi itu tidak berguna sama sekali. Seorang pria mengeluarkan handuk putih kecil dan menutup mulut serta hidung Jane, dan dalam sekejap Jane kehilangan kesadarannya. Beberapa orang itu memasukkan Jane ke dalam mobil, dan tepat saat mereka hendak menyalakan mobil, Nathan turun dari mobil. “Di siang bolong begini, masih merampok? Apa kalian tidak punya aturan?” Beberapa orang itu tertegun sejenak dan saat melihat Nathan dan Stefano hanya berdua, mereka tiba-tiba menunjukkan tatapan tajam. Salah satu dari mereka menunjuk Nathan dengan katana dan berkata. “Ini bukan urusanmu, enyahlah dari ssini" “Ini adalah waktu yang tepat untuk menjadi seorang pahlawan, kenapa bukan urusanku?” Nathan mencibir dan melangkah maju. Beberapa orang yang melihat ini mencoba menebas Nathan dengan katana di tangan mereka, dan tampaknya mereka adalah pembunuh yang kejam. Nathan tidak terburu-buru, dia menyambut mereka, dan Stefano yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 399

    “Kalian tidak bisa berkata-kata lagi, kan?! Aku sudah tahu sejak awal, pria bajingan seperti kalian mana mungkin tidak menginginkan tubuhku!” Jane menggertakkan giginya. “Apa kamu sudah selesai bicara?” Nathan mengernyitkan keningnya dan bertanya pada Jane, “Apa maksudmu?” Jane menatap Nathan.​ “Kalau sudah selesai bicara, kamu sudah boleh pergi!" Nathan menunjuk ke arah pintu, dan berkata dengan datar. Jane tercengang, dan menatap Nathan dengan heran. “K-kamu benar-benar akan melepasku?” “Pintu terbuka, tidak ada orang yang menghalangimu,” Nathan menatap Jane dengan dingin. Jane menatap Nathan lalu menatap Stefano, dan perlahan-lahan berjalan turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju pintu. Melihat Nathan dan Stefano tidak bergerak, Jane segera berlari keluar dari pintu. Melihat Jane berlari dengan cepat, Nathan tersenyum ringan dan berkata pada Stefano. “Ayo istirahat, besok kita akan naik ke atas bukit untuk melihat-lihat!” Stefano mengangguk, dan kembali ke kamarnya unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 400

    Jane terus menggelengkan kepalanya. “Aku terbangun dan aku pikir mereka ingin melakukan sesuatu kepadaku, tapi mereka kedua tidak melakukan apa-apa dan membiarkan aku pergi!” “Tuan Besar, apakah dua orang pemuda itu yang membunuh orang yang mencoba membegal Nona? Kalau begitu, mereka sepertinya bukan ingin menculik Nona melainkan menyelamatkan Nona. Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka membiarkan Nona pulang begitu saja!” pengawal itu kembali berkata. “Ya, ada kemungkinan seperti itu, kalau benar dua pemuda itu menyelamatkan putriku, maka aku akan membalas budi mereka!” Sebastian mengangguk, lalu berkata pada Jane. “Apa kamu tahu dimana mereka berdua?” “Aku hanya tahu mereka ada di Hotel Spark, tapi aku lupa nomor kamar mereka karena aku terlalu panik dan aku tidak sempat melihatnya!” Jane menjelaskan. “Nona, beritahu aku bagaimana penampilan dua pemuda itu, aku akan menyuruh seseorang untuk mencari mereka!” pengawal itu bertanya pada Jane, “Aku mana ingat, saat itu aku ketakuta

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 401

    ​“Tuan Muda Stefano, ternyata Anda?!” Fritz sedikit terkejut saat dia melihat Stefano. “Benar! Aku membawa Tuan ….” Stefano ingin memanggilnya Tuan Nathan, tapi dia melihat Nathan memberi isyarat padanya, dan segera mengubah perkataannya. “Tidak, aku membawa temanku datang untuk mengumpulkan batu-batu giok, dan kebetulan bertemu dengan Nona Jane yang mengalami bahaya di tengah perjalanan. Jadi, kami menyelamatkannya, karena Nona Jane pingsan, kami hanya bisa membawanya ke hotel, dan membiarkannya pergi setelah sadar!” “Aku tentu percaya pada perkataan Tuan Muda Stefano, aku sangat berterima kasih kepada kalian! Tuan Besar kami ingin bertemu dengan kalian, dan ingin membalas budi kalian kepada kalian!” ucap Fritz kepada Stefano. Stefano mana bisa mengambil keputusan, dia hanya bisa melirik Nathan diam-diam dan saat melihat Nathan mengangguk, dia baru menjawab sambil tersenyum. “Aku juga kebetulan ingin bertemu dengan Tuan Sebastian, dan membahas mengenai batu-batu giok!” “Tuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 402

    “Tenang saja, kami tidak akan meminta jalur tambang yang baru itu. Lagipula, kami hanya berdua, tidak mungkin bisa melawan tiga keluarga, aku hanya penasaran dan ingin melihat-lihat saja!” Nathan menjelaskan kepada Sebastian. Mendengar perkataan Nathan, Sebastian tidak merahasiakannya lagi dan berkata dengan sungguh-sungguh. “Baiklah, aku beritahu padamu, kali ini menjelajahi jalur tambang baru akan sangat berbahaya, dan mungkin hanya akan ada satu keluarga yang tersisa di Kota Antarka kedepannya. Kalau kalian ikut, aku tidak bisa menjamin keselamatan kalian!” “Tenang saja, kami bisa melindungi diri kami sendiri, kamu hanya perlu membawa kami kesana!” Nathan berkata dengan tenang. “Baiklah, kalau begitu, kita berangkat besok," Sebastian menghela nafas, bersender kemudian dia berkata. 'hanya saja, kalian bertanggung jawab atas hidup kalian sendiri. Dan karena kalian sudah menyelamatkan putriku, aku akan mengadakan perjamuan malam ini, untuk berterima kasih kepada kalian berdua. Mala

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 403

    Jane merapikan pakaiannya dan duduk di hadapan Nathan. “Apakah namamu Nathan?” Nathan tidak berbicara, hanya mengangguk. “Kenapa kamu tidak berani melihatku, apa kamu takut padaku?” Jane melihat Nathan tidak berani mengangkat kepalanya dan menatapnya jadi dia mengejeknya. “Takut padamu? Untuk apa takut padamu?” Nathan mengangkat kepalanya dan langsung menatap Jane. “Aku ini sudah punya istri!” “Begitu setia? Tidak banyak pria setia seperti dirimu!” Jane tertawa. Pada saat ini, Jane menjadi sangat tertarik pada Nathan. “Nona Muda, Tuan Muda Stefano, perjamuan sudah selesai, Anda bisa kesana,” seorang bawahan datang dan berkata. Jane menepuk pundak Nathan. “Ayo, aku bawa kamu pergi makan!” Nathan mengikuti Jane dari belakang, ruang makan dan dapur Keluarga Lynn memiliki bangunan khusus, seperti sebuah restoran yang memiliki lebih dari sepuluh koki. Kalau dibandingkan dengan kediaman Keluarga Lynn, villa Ascalon milik Nathan seketika menjadi tidak ada artinya, dunia orang kaya me

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 404

    “Perampok itu sudah mati, sekarang belum bisa dipastikan siapa yang melakukannya. Tapi, aku rasa pasti orang-orang dari Keluarga Caspian, atau Keluarga Mayo yang melakukannya!” Kata Sebastian dengan wajah murah. “Tuan Sebastian, Anda tenang saja, kami pasti akan membantu, kalau Keluarga Caspian dan Keluarga Mayo berani macam-macam, aku akan membuat mereka merasakan kekuatanku dan membalaskan dendam Nona Jane!” Tobi berkata dan tidak lupa dia melambaikan tinjunya dua kali dan menatap Jane dengan mata panas. “Hahaha! Aku mengandalkan kalian, Tuan Sams dan para ahli bela diri yang hadir disini! Hanya saja, aku dengar kalau Keluarga Caspian dan Keluarga Mayo juga telah mengundang banyak ahli bela diri. Jadi, kita harus berhati-hati, aku tidak akan merahasiakannya dari Samson, aku menggunakan koneksiku untuk membawa beberapa hal ini kemari!” Sebastian membentuk jarinya menyerupai bentuk pistol dan menunjukkannya pada Guru Samson. Sudut bibir Samson berkedut. “Tuan Sebastian, di mata kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 405

    “Ayah, besok aku juga ingin ikut bersama kalian!” Di tengah perjamuan, Jane tiba-tiba bersuara dan berkata pada Sebastian. “Sembarangan, untuk apa kamu pergi? Kami pergi ke sana bukan untuk bermain, ini bisa menjadi perjalanan hidup dan mati, kamu tetap tinggal di rumah!” Sebastian menegur Jane. “Aku mau pergi, tenang saja, ada Nathan yang melindungiku!” Jane sekarang sudah percaya pada kemampuan Nathan. Tepat saat Sebastian hendak membuka mulut, Samson berkata. “Tuan Sebastian, apakah dua anak muda ini juga akan ikut bersama?” “Iya!” Sebastian mengangguk. “Tuan Sebastian, bukankah itu sama saja membiarkan mereka mati? Sekelompok orang yang tidak berkepentingan juga ikut, bagaimana aku bisa punya energi yang cukup untuk melindungi semuanya?” Raut wajah Samson menjadi dingin. Sebastian seketika berkata dengan canggung. “Tuan Sam, dua orang ini bersedia pergi, aku sudah mengatakan ini pada mereka hidup dan mati ditanggung sendiri, kita tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan merek

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 952

    “Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 951

    Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 950

    “Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 949

    Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 948

    Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 947

    Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 946

    Kaidar tercengang, alisnya mengangkat dengan dingin. “Kenapa? Apakah kau pikir Ging dan yang lainnya tak berani membunuhmu?”“Bukan karena mereka tak berani, tapi mereka memang tak akan mampu membunuhku. Perhitunganmu sudah keliru!” balas Nathan dengan senyum sinis.Dengan lambaian tangannya, seberkas cahaya keemasan pun menyelimuti dirinya, menandakan bahwa kekuatan dan keberanian yang dimilikinya jauh melebihi bayangan yang pernah terpikirkan oleh lawan-lawannya.Nathan melompat ke dalam sungai bawah tanah tanpa ragu, tubuhnya menyatu dengan kegelapan aliran yang deras. Saat dia menjulurkan kepalanya, suara tegasnya menggema. "Sungai bawah tanah ini pasti mengalir ke luar. Aku tak perlu keluar lewat pintu masuk makam kuno. Meski mereka berusaha membunuhku, jalanku sudah kuatur!" Begitu kata-kata itu terucap, Nathan menyelam lebih dan hingga menghilang dari pandangan.Melihat sosoknya lenyap, mata Kaidar menyala dengan keserakahan. Tak disangka, Nathan telah merencanakan jalan keluar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 945

    “Nathan, semua ini merupakan benda-benda berharga!” kata Bachira, suaranya penuh kekaguman.“Kalau Tuan Bachira menyukainya, aku akan menghadiahkan satu padamu,” balas Nathan sambil memilih sebuah artefak batu giok dan menyerahkannya kepada Bachira.Bachira tercengang, kemudian tertawa lepas. “Hahaha …. Nathan, luar biasa! Aku akan menjalin pertemanan dengan orang sepertimu!”Tanpa ragu, Nathan juga memilih satu artefak lagi untuk diberikan kepada Abel. Di sela-sela pemberian itu, Kaidar, yang berdiri tak jauh, menatap dengan mata panas penuh perhitungan, namun memilih untuk diam.“Kak Nathan, apakah di dalam peti itu hanya ada artefak batu giok? Adakah harta karun lainnya?” tanya Abel dengan penuh rasa penasaran.Nathan kemudian mengeluarkan sebuah cincin berwarna gelap dan berkata. “Masih ada cincin ini. Aku tak tahu apa kegunaannya?”Meskipun tanpa energi spiritual, cincin itu terasa sangat aneh, mengingat seorang kaisar biasanya mengenakan cincin giok yang mewah, bukan cincin hita

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 944

    Sementara itu, di dalam gua, semua orang telah pergi kecuali Kaidar. Dia tetap berdiri di sana, tenang bagai patung, menanti sesuatu yang belum terungkap."Tuan Kaidar, semua telah berlalu, mengapa kau masih di sini?" tanya Bachira dengan nada heran. "Aku hanya penasaran dengan isi peti mati perunggu itu, ingin menyaksikan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya," jawab Kaidar dengan santai.Bachira tampak bingung. "Kini energi kita telah ditekan, tak seorang pun berani mendekati peti mati perunggu itu. Bagaimana kau bisa melihat isinya?" "Bukankah masih ada dia di sini?" seru Kaidar sambil menunjuk Nathan. "Dia pasti memiliki cara untuk membuka peti mati perunggu itu."Bachira mengarahkan pandangannya kepada Nathan dan bertanya. "Nathan, apakah kau berniat membuka peti mati perunggu itu?"Tanpa ragu, Nathan mengangguk, dia telah datang untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dalam peti mati perunggu tersebut."Tetapi kau harus berhati-hati. Terlalu banyak perangkap mengintai d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status