Share

Bab 301

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-07-05 18:53:44

“Hah?" Nathan mengangkat alis kanannya. "Bukankah ini sudah menjadi aturan kalian? Hidup dan mati seseorang di atas arena, itu sudah menjadi hal biasa, kan? Lantas, saat kamu membuat Jeremy cacat tadi, apakah keluarganya juga mencarimu untuk membalas dendam?” timpalnya mencibir.

“Aku tidak peduli! Aku mau kamu mati!” William menatap erat pada Nathan dan energi menakutkan seketika menyelimuti Nathan.

Seluruh arena diselimuti oleh aura mengerikan yang menguar dari tubuh William, namun masih ada tanda-tanda kebocoran yang samar. Bisa membuat energinya keluar dari atas arena, sepertinya William sudah mengerahkan kekuatannya hingga ke tahapan paling tinggi.

Melihat adegan di depan matanya, Nicole dan Ryzen mulai mengkhawatirkan Nathan. Saat ini, Nathan yang masih diselimuti oleh aura kekuatan itu masih terlihat tenang, dan tatapannya menatap ke arah William dengan rasa jijik.

“Kalau kamu punya kemampuan, tunjukkan saja, akulah yang membunuh putramu, juga putrimu, dan aku juga akan meng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 302

    “Tidak disangka, kamu memang punya kemampuan!" William melihat Nathan yang tidak kenapa-kenapa tidak bisa menahan keterkejutannya. “Kalau kamu punya kemampuan, silahkan tunjukkan, mayat putramu masih terbaring disana, jangan sampai dia yang berada di neraka tingkat sembilan membenci ayahnya ini karena tidak bisa membalaskan dendamnya!” Nathan sengaja memprovokasi William, dia ingin William mengeluarkan seluruh energinya dan mengurasnya sampai habis. Dalam situasi seperti ini, Nathan juga tidak boleh langsung turun tangan dan menghisap William hingga menjadi mati kering kerontang. Jadi, dia hanya bisa menggunakan cara seperti ini, membuat William marah, lalu membuat dia mengeluarkan seluruh energi yang ada di dalam tubuhnya. ​​ Dan tentu saja ucapan Nathan membuat William sangat marah, dan dia tiba-tiba terbang ke udara. “Bocah, kamu terlalu sombong!” William yang berada di udara mengubah energi yang ada di sekitar tubuhnya menjadi kabut yang tebal. Satu detik kemudian, pisau yang

    Last Updated : 2024-07-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 303

    Tatapan William tiba-tiba mengarah pada pria bertopi yang ada di antara anggota Keluarga Zatulini lalu matanya seketika bersinar. “Nathan, kamu jangan berlagak, aku akan segera mencari seseorang untuk menghabisimu!” Setelah berkata, William langsung berkata dengan penuh hormat kepada pria bertopi itu. “Aku, William Zatulini, mengundang Tuan Georgy untuk turun tangan, membantu Keluarga Zatulini keluar dari krisis ini! Keluarga Zatulini pasti akan membalas Tuan Georgy! Dan, aku bersedia memberikan semua bahan obat untuk Tuan Georgy!” Saat ini, William hanya berharap dia bisa mempertahankan nyawanya dan mengenai obat yang diinginkannya, tidak lagi penting. Obat yang selama ini diinginkan oleh William adalah sebuah Pil Keabadian, Georgy mengetahui cara membuatnya. Kalau dia tidak bisa mempertahankan nyawanya sekarang, membuat Pil Keabadian juga tidak ada gunanya. Oleh karena itu, William berencana menggunakan seluruh bahan obat milik Keluarga Zatulini untuk memohon agar Georgy turun ta

    Last Updated : 2024-07-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 304

    “Bocah sialan!” dengus Georgy. “Meskipun kamu memiliki teknik yang tinggi, tapi melawan kekuatanku, kamu tidak akan bisa melewatinya!” timpalnya dengan bangga. Georgy mengeluarkan sebuah bidak catur yang membuat mereka berada dalam ilusi tingkat tinggi, menggunakan bidak catur itu, Georgy menghidupkan kembali mayat orang-orang jahat. Teknik rahasia ini biasa disebut Teknik Fujin. “Benarkah?” Nathan tersenyum sinis, dia tidak mengatakan apapun lagi, sepertinya hari ini Tuan Georgy akan menjadi sumber daya untuknya berkultivasi. “Astaga, a-apa ini …. inikah jurus para dewa?” “Pertarungan akan segera dimulai!” “Hebat sekali, kalau ini bukan jurus para dewa, lalu apa? Pria tua itu pasti dewa!” “Dia bukan dewa, orang tua itu pasti seorang kultivator! Ini hanyalah ilusinya saja.” “Dengar-dengar, di Negara tetangga, Celestial, banyak sekali para kultivator yang bisa membangkitkan mayat!” Orang yang mengerti mulai menjelaskan, kalau tidak mereka semua akan terkejut seolah tidak pernah

    Last Updated : 2024-07-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 305

    'Ini tudak bisa!' "Kabur!" Georgy berteriak, lalu dia tiba-tiba melompat ke belakang dan bergegas kabur. Georgy berteriak agar didengar oleh Keluarga Zatulini, bukan karena dia berbaik hati mengingatkan keluarga Zatulini. Hanya saja, dia berharap saat Keluarga Zatulini kabur, Nathan pasti akan mengejar Keluarga Zatulini dan dirinya bisa melarikan diri. Namun, tidak disangka, Nathan tidak memperdulikan Keluarga Zatulini, dan langsung mengejarnya. William melihat Georgy yang kabur segera membawa orang-orang dari Keluarga Zatulini dan bersiap kabur, bahkan tidak ada lagi yang peduli dengan mayat Henry. Namun, pada saat orang-orang dari Keluarga Zatulini hendak kabur, Alfred membawa bawahannya untuk mengepung orang-orang dari Keluarga Zatulini. “William, jangan harap satupun dari kalian bisa kabur!” Alfred berkata pada William. “Fredi, apa yang kamu lakukan? Keluarga Zatulini tidak punya dendam dengan Keluarga Maven, kenapa kamu menghalangiku?” William bertanya dengan marah pad

    Last Updated : 2024-07-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 306

    “Apa kau sedang mengancamku?” Nathan mengernyitkan keningnya. “Aku paling benci diancam oleh orang lain!” Bugh! Crack! Saat Georgy masih ingin berkata, Nathan tidak memberinya kesempatan lagi. Sebuah pukulan melayang ke arah wajah Georgy, kepalanya langsung hancur dan pria tua itu mati tepat di bawah kaki William. Nathan membungkukkan badannya dan mengambil ginseng ribuan tahun yang keluar dari dalam tubuh Georgy, dan senyuman kecil terlihat di wajahnya. Setelah Nathan menyimpan ginseng ribuan tahun itu, dia menjatuhkan tatapannya pada William. Brak! Merasakan tatapan haus akan membunuh dari Nathan, William langsung bersujud di lantai. Seorang kepala keluarga Keluarga Zatulini yang hebat di Kota Boulmer, salah satu dari empat pilar Martial Shrine, saat ini sedang berlutut di depan seorang pemuda berusia dua puluh tahunan, dengan penampilan yang begitu merendah. Semua orang menatap William dengan tatapan aneh, para ahli bela diri biasanya lebih memilih mati dibandingkan men

    Last Updated : 2024-07-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 307

    “Hahaha ….” Nathan tertawa saat melihat William yang merasa bangga. "Kenapa kamu begitu yakin?" Nathan berjalan menghampiri William dengan dingin, setiap langkah kakinya dipenuhi dengan niat membunuh. "A-apa yang akan kamu lakukan?!" William kembali merasakan aura yang mengintimidasi menguar dari dalam tubuh Nathan. "Apa yang akan aku lakukan? Hahaha …." Nathan menatapnya dengan dingin. "Tentu saja aku ingin membunuhmu!" Kemudian, Nathan memfokuskan energi spiritualnya di telapak tangannya. Sebuah cahaya emas kembali muncul melapisi tangannya. Dia mengangkat tangannya dengan kuat dan melayangkan kearah William. Plak! Crack! Terdengar suara tamparan yang nyaring dan keras, kepala William langsung hancur dan darah memuncrat kemana-mana. Melihat adegan itu semua orang langsung terdiam, dan Raj langsung merasa serba salah. Sekarang, William sudah mati, Keluarga Zatulini pasti akan diperebutkan dan dibagi, dan pada saatnya, kalau Levan benar-benar datang ke Kota Boulmer tak

    Last Updated : 2024-07-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 308

    “Nathan, yang aku katakan mungkin adalah kenyataan, kamu harus memperhatikan dirimu sendiri, kalau Levan sampai tahu, dia pasti tidak akan membiarkannya begitu saja!" Raj juga berkata dengan pasrah pada Nathan. “Semuanya sudah terjadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan!” Nathan tersenyum dengan santai. Raj yang melihat itu juga tidak mengatakan apapun lagi dan membawa orangnya pergi. Nathan membawa Nicole dan Ryzen menuju ke Keluarga Zatulini. Sekarang, William sudah mati, dan seluruh milik Keluarga Zatulini sudah menjadi milik Nathan. Para keluarga dari Kota Boulmer tidak akan berani berebut dengan Nathan. Ryzen menyetir dan Nathan duduk di kursi penumpang samping, sedangkan Sarah dan Beverly duduk di belakang. Lalu, ada beberapa mobil yang mengikuti dari belakang, itu adalah Nicole serta orang-orang dari Klan Kaiju. “Nathan, k-kamu …. tadi, apakah kamu memakan mayat-mayat itu, apa yang terjadi?” Dalam perjalanan, Sarah sudah tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya pada

    Last Updated : 2024-07-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 309

    Melihat anggota Klan Kaiju begitu panik, Nathan segera berdiri. “Apa yang terjadi?” “Aku juga tidak terlalu paham!” jawab orang dari Klan Kaiju itu. Nathan pergi bersama orang dari Klan Kaiju itu, Sarah dan Beverly yang penasaran juga ikut. Dan saat mereka tiba di area terpencil di belakang halaman vila, Nicole dan Ryzen sedang membawa orang untuk mengerumuni halaman belakang, dan tatapan mereka terlihat penuh kemarahan. “Nicole, ada apa?” Nathan bertanya kepada Nicole. “Tuan Nathan, Anda lihat saja sendiri!” Nicole menunjuk ke sebuah ruangan di halaman belakang. Nathan melihat ke dalam ruangan itu, dan menemukan ada belasan gadis yang terkurung di dalam. Pada saat para gadis ini melihat Nathan mereka semua langsung menunjukkan ketakutan, dan meringku bersama saling memeluk, jelas-jelas trauma mereka sangat berat. “Apa yang sebenarnya terjadi disini?” Nathan mengernyitkan keningnya dengan erat. “Tuan Nathan, aku sudah bertanya tadi, para gadis ini ditangkap oleh William.

    Last Updated : 2024-07-07

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status