Nicole yang melihat itu mengernyitkan keningnya, dia tidak menyangka kalau William masih menyimpan kekuatan seperti itu. “Jeremy, sekarang giliranku!” Swooossshhh! William berkata dan melesat bagaikan bayangan yang langsung menerjang kehadapan Jeremy. Bugh! "Uhuk!" Jeremy belum sempat bereaksi dan sudah dihantam oleh William tepat di dadanya. Pukulan itu sangat keras, bahkan menyebabkan angin yang berhembus, dan darah segar menyembur dari mulutnya. Bugh! Bugh! Bugh! Meskipun Jeremy sudah terhuyung-huyung di atas arena, tapi sepertinya William masih belum berencana melepaskannya. Dia tidak berhenti menghantamkan pukulan demi pukulan ke tubuh Jeremy, dan membuat Jeremy membelalakkan matanya dengan lebar. "Terima ini!" William meraung dengan keras, dia memusatkan seluruh energinya pada tinjunya. Sebuah kabut hitam tiba-tiba mengelilingi permukaan kulitnya. "Kirin Maho!" Kirin Maho merupakan kekuatan alami William, dia mampu memanipulasi udara disekitarnya menjadi sebuah kab
Melihat itu, Nicole tercengang, dan tidak tahu apa yang dimakan oleh William. Namun pada saat ini, energi di tubuh William mulai membumbung dengan cepat, dan energi mengerikan itu kembali menekan Nicole secara tiba-tiba. Nicole bergegas mengeluarkan energi dalam tubuhnya dan berusaha keras menahan energi menakutkan dari William. Namun, energi yang dikeluarkan oleh William memiliki kekuatan yang sangat kuat dan membuat Nicole tertekan hingga satu lututnya menyentuh tanah, dan raut wajahnya menjadi sangat muram. Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang termenung. Ryzen yang awalnya sudah berbahagia seketika menjadi panik. Nathan mengernyit dan berkata. “Nicole, kamu bukan tandingannya, cepat mundur!” Nicole yang mendengar suara Nathan seketika berdiri dan bergegas keluar dari arena. “Hmm, ingin kabur? Tidak semudah itu!” William mendengus dan melompat lalu mengarahkan tendangannya ke punggung Nicole. Bugh! "Uhuk!" Nicole yang terkena tendangan itu bagaikan layang-layang y
"Bocah sualan! Akulah lawanmu!" Henry melompat dan langsung mendarat di depan William, tatapannya menatap Nathan dengan keinginan membunuh.William menyimpan energinya dan berkata pada Henry. “Berhati-hatilah, kekuatan bocah ini tidak kecil!”“Tenang saja, hari ini aku akan membuatnya merasa lebih baik mati daripada hidup!” Henry menggertakkan giginya dan menatap erat pada Nathan, dia sudah ingin mencabik-cabik Nathan.William melompat turun dari panggung, menurut dirinya, walaupun Henry tidak bisa membunuh Nathan, dia juga tidak akan mendapat bahaya apapun.“Lebih baik kamu suruh saja orang tuamu yang maju, kamu tidak akan sanggup menahannya,” Nathan mengulurkan satu jarinya dan melambaikannya ke arah Henry, penuh dengan provokasi.“Sanggup atau tidak, bukan kamu yang memutuskan!” Henry berteriak marah, dan menerjang ke arah Nathan.Tinju Henry dibalut dengan kekuatan energinya, dan terlihat riak di udara, dan lapisan kabut tipis menyelimuti seluruh tubuh Henry.“Tidak disangka, tern
“Hah?" Nathan mengangkat alis kanannya. "Bukankah ini sudah menjadi aturan kalian? Hidup dan mati seseorang di atas arena, itu sudah menjadi hal biasa, kan? Lantas, saat kamu membuat Jeremy cacat tadi, apakah keluarganya juga mencarimu untuk membalas dendam?” timpalnya mencibir. “Aku tidak peduli! Aku mau kamu mati!” William menatap erat pada Nathan dan energi menakutkan seketika menyelimuti Nathan. Seluruh arena diselimuti oleh aura mengerikan yang menguar dari tubuh William, namun masih ada tanda-tanda kebocoran yang samar. Bisa membuat energinya keluar dari atas arena, sepertinya William sudah mengerahkan kekuatannya hingga ke tahapan paling tinggi. Melihat adegan di depan matanya, Nicole dan Ryzen mulai mengkhawatirkan Nathan. Saat ini, Nathan yang masih diselimuti oleh aura kekuatan itu masih terlihat tenang, dan tatapannya menatap ke arah William dengan rasa jijik. “Kalau kamu punya kemampuan, tunjukkan saja, akulah yang membunuh putramu, juga putrimu, dan aku juga akan meng
“Tidak disangka, kamu memang punya kemampuan!" William melihat Nathan yang tidak kenapa-kenapa tidak bisa menahan keterkejutannya. “Kalau kamu punya kemampuan, silahkan tunjukkan, mayat putramu masih terbaring disana, jangan sampai dia yang berada di neraka tingkat sembilan membenci ayahnya ini karena tidak bisa membalaskan dendamnya!” Nathan sengaja memprovokasi William, dia ingin William mengeluarkan seluruh energinya dan mengurasnya sampai habis. Dalam situasi seperti ini, Nathan juga tidak boleh langsung turun tangan dan menghisap William hingga menjadi mati kering kerontang. Jadi, dia hanya bisa menggunakan cara seperti ini, membuat William marah, lalu membuat dia mengeluarkan seluruh energi yang ada di dalam tubuhnya. Dan tentu saja ucapan Nathan membuat William sangat marah, dan dia tiba-tiba terbang ke udara. “Bocah, kamu terlalu sombong!” William yang berada di udara mengubah energi yang ada di sekitar tubuhnya menjadi kabut yang tebal. Satu detik kemudian, pisau yang
Tatapan William tiba-tiba mengarah pada pria bertopi yang ada di antara anggota Keluarga Zatulini lalu matanya seketika bersinar. “Nathan, kamu jangan berlagak, aku akan segera mencari seseorang untuk menghabisimu!” Setelah berkata, William langsung berkata dengan penuh hormat kepada pria bertopi itu. “Aku, William Zatulini, mengundang Tuan Georgy untuk turun tangan, membantu Keluarga Zatulini keluar dari krisis ini! Keluarga Zatulini pasti akan membalas Tuan Georgy! Dan, aku bersedia memberikan semua bahan obat untuk Tuan Georgy!” Saat ini, William hanya berharap dia bisa mempertahankan nyawanya dan mengenai obat yang diinginkannya, tidak lagi penting. Obat yang selama ini diinginkan oleh William adalah sebuah Pil Keabadian, Georgy mengetahui cara membuatnya. Kalau dia tidak bisa mempertahankan nyawanya sekarang, membuat Pil Keabadian juga tidak ada gunanya. Oleh karena itu, William berencana menggunakan seluruh bahan obat milik Keluarga Zatulini untuk memohon agar Georgy turun ta
“Bocah sialan!” dengus Georgy. “Meskipun kamu memiliki teknik yang tinggi, tapi melawan kekuatanku, kamu tidak akan bisa melewatinya!” timpalnya dengan bangga. Georgy mengeluarkan sebuah bidak catur yang membuat mereka berada dalam ilusi tingkat tinggi, menggunakan bidak catur itu, Georgy menghidupkan kembali mayat orang-orang jahat. Teknik rahasia ini biasa disebut Teknik Fujin. “Benarkah?” Nathan tersenyum sinis, dia tidak mengatakan apapun lagi, sepertinya hari ini Tuan Georgy akan menjadi sumber daya untuknya berkultivasi. “Astaga, a-apa ini …. inikah jurus para dewa?” “Pertarungan akan segera dimulai!” “Hebat sekali, kalau ini bukan jurus para dewa, lalu apa? Pria tua itu pasti dewa!” “Dia bukan dewa, orang tua itu pasti seorang kultivator! Ini hanyalah ilusinya saja.” “Dengar-dengar, di Negara tetangga, Celestial, banyak sekali para kultivator yang bisa membangkitkan mayat!” Orang yang mengerti mulai menjelaskan, kalau tidak mereka semua akan terkejut seolah tidak pernah
'Ini tudak bisa!' "Kabur!" Georgy berteriak, lalu dia tiba-tiba melompat ke belakang dan bergegas kabur. Georgy berteriak agar didengar oleh Keluarga Zatulini, bukan karena dia berbaik hati mengingatkan keluarga Zatulini. Hanya saja, dia berharap saat Keluarga Zatulini kabur, Nathan pasti akan mengejar Keluarga Zatulini dan dirinya bisa melarikan diri. Namun, tidak disangka, Nathan tidak memperdulikan Keluarga Zatulini, dan langsung mengejarnya. William melihat Georgy yang kabur segera membawa orang-orang dari Keluarga Zatulini dan bersiap kabur, bahkan tidak ada lagi yang peduli dengan mayat Henry. Namun, pada saat orang-orang dari Keluarga Zatulini hendak kabur, Alfred membawa bawahannya untuk mengepung orang-orang dari Keluarga Zatulini. “William, jangan harap satupun dari kalian bisa kabur!” Alfred berkata pada William. “Fredi, apa yang kamu lakukan? Keluarga Zatulini tidak punya dendam dengan Keluarga Maven, kenapa kamu menghalangiku?” William bertanya dengan marah pad
"Sialan!" Kaidar mengumpat, tangan yang menggenggam pedang mulai berkeringat.Di atas sana, tubuh Naga Yang bergetar sejenak, dan dalam satu hentakan, pedang Kaidar terlempar begitu saja dari tubuhnya. Seiring dengan itu, tekanan yang tak terbayangkan menyapu tempat itu, menekan semua yang ada di bawahnya.Langit dan bumi seolah melebur menjadi satu di bawah kekuatan Naga Yang.BAM! BAAM!Seperti boneka rapuh, Kaidar dan Ramos jatuh tersungkur ke tanah, tak mampu bergerak. Otot-otot mereka berteriak dalam penderitaan, seakan gravitasi dunia berlipat ganda menekan tubuh mereka hingga nyaris remuk.Di tengah kepanikan itu, Nathan mencoba bertahan. Aura emas melingkupi tubuhnya, berkedip-kedip seperti api kecil di tengah badai. Namun meski dia berjuang, perlahan-lahan cahaya itu meredup, lalu menghilang. Nathan tersungkur, lututnya menghantam tanah, dadanya naik turun dengan napas yang terengah-engah.Di dalam tubuhnya, batu mata naga dari Naga Yin bergetar hebat, seperti beresonansi den
Tak lama kemudian, Ramos berteriak. “Tuan Muda Kaidar, anak itu akan kabur!”Namun, Kaidar sudah selangkah lebih maju. Dengan cekatan, dia mengeluarkan sebuah jaring perak yang berkilauan. “Formasi sutra!” gumamnya, melemparkan senjata mistis itu ke udara. Dalam sekejap, jaring tersebut melebar, menyelimuti Nathan dengan keanggunan mematikan.Nathan terdiam, tak menyangka akan terjebak begitu saja. Di ujung kesadarannya, dia memunculkan pedang Aruna yang kini menyala dengan api biru membara. Dengan tekad yang tersisa, dia menebas jaring itu, tapi suara benturan keras, kilatan api, dan dentingan logam membuktikan keajaiban senjata Kaidar tak mudah ditaklukkan.Dalam beberapa detik yang mencekam, tubuh Nathan hampir sepenuhnya terbungkus. Setiap upayanya melawan keajaiban formasi sutra itu tampak sia-sia, meski dia meronta sekuat tenaga.“Tak perlu lagi berjuang, Nathan!” kata Kaidar dengan senyum puas. “Formasi sutra ini adalah senjata ajaib yang bahkan seorang Sovereign takkan mampu b
Kaidar menyipitkan mata, lalu menjawab dengan datar. “Kami sedang mencari keberadaan naga Yin. Setelah kamu menyerap esensi Batu Mata Naga dari naga Yang, seluruh pulau pun berubah. Naga Yin pun menghilang. Sekarang, kami ingin menemukannya dan merebut Batu Mata Naganya!”Nathan terdiam sejenak sebelum berkata. “Jadi, kamu memintaku datang ke sini untuk membantu menghadapi naga Yin? Padahal, Keluarga Winaya punya banyak ahli, kekuatan mereka jauh melampauiku.”Secara logika, untuk menghadapi naga Yin, tidak perlu melibatkan Nathan. Bahkan lelaki tua bungkuk yang selalu mengikut Kaidar saja sudah mencapai tahap Villain, jauh lebih kuat daripada Nathan. Nathan pun menyadari bahwa sebenarnya dia dijadikan umpan.“Kalian kira hanya mengandalkan kalian berdua sudah cukup untuk menghentikanku?” kata Nathan, suaranya mulai berubah saat aura kekuatannya meningkat.Kaidar tertawa terbahak-bahak dan menatap Ramos. “Lakukanlah!”Ramos mengangguk, lalu mulai melafalkan mantra dengan nada serius.
Tak lama setelah sambutan itu, sebuah vas kaca setinggi lebih dari seorang manusia dengan pola berbunga yang anggun dibawa ke panggung. Saat itu, mata Zayn langsung menyala. Dalam satu ronde pertarungan sengit di antara penawaran, Zayn berhasil memenangkan vas itu dengan harga mencapai 200 juta. Ronde demi ronde berlangsung, barang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai Zayn tak mampu menahan kegembiraannya dan mulai menawar dengan semangat seperti orang gila.Penawarannya yang agresif membuat mata Zayn bahkan mulai merah, dan suasana ruangan pun dipenuhi sorak-sorai kekaguman. Bahkan para hadirin kaya yang hadir pun terlihat terpesona, begitu pula Kaidar yang tampak terkejut.Sentinel yang duduk di baris depan tak bisa menyembunyikan tatapan tajam penuh perhitungan kepada Zayn.“Sungguh, kakek, sudah cukup! Berapa banyak yang telah kau habiskan? Uang yang Nathan berikan sudah lenyap semua,” ujar Beverly dengan segera sambil menarik sudut baju Zayn.Terpana oleh teguran Beverly, Zayn ter
Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se
“Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m
Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi
Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat
Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b